Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PROGRAM BANTUAN PENINGKATAN MUTU MADRASAH


MAN PROGRAM KEAGAMAAN MAN 2 MATARAM
TAHUN ANGGARAN 2020

KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN AGAMA RI


UNIT ESELON I : DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN ISLAM
UNIT ESELON II : KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA NTB
KANTOR KOTA : KEMENTERIAN AGAMA KOTA MATARAM
SATUAN KERJA : MANPK-MAN 2 MATARAM
KODE SATUAN KERJA : 419972
ALAMAT : JL PENDIDIKAN 25 MATARAM

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MATARAM
MAN PROGRAM KEAGAMAAN
TAHUN 2018
1. LATAR BELAKANG

Kementerian Agama memiliki peran penting dalam pembangunan


pendidikan, yaitu melalui penyelenggaraan pendidikan umum berciri khas agama,
pendidikan keagamaan, dan pendidikan agama pada satuan pendidikan umum.
Penyelenggaraan pendidikan tersebut dilaksanakan dalam jenjang pendidikan
anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Pelaksanaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan yang menjadi
wewenang Kementerian Agama diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
secara pribadi maupun melalui lembaga keagamaan.
Madrasah (RA, MI, MTs, dan MA) sebagaimana disebutkan dalam Undang -
undang RI Nomor Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak terpisahkan dari
sistem pendidikan nasional. Secara yuridis, kedudukan madrasah
setara dengan sekolah walaupun dalam beberapa hal Madrasah
memiliki keunikan tersendiri. Pembelajaran keagamaan yang lebih
intensif menjadi karakter tersendiri yang membedakan antara
madrasah dan sekolah.
Dalam rangka meningkatkan akses pendidikan madrasah, Kementerian
Agama melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK)
Madrasah telah melaksanakan berbagai upaya antara lain pemberian dana
bantuan operasional sekolah (BOS), penyaluran bantuan siswa miskin (BSM),
rehabilitasi ruang kelas rusak berat, pemberian bantuan ruang kelas baru (RKB),
dan pendirian unit sekolah baru (USB).
Selain itu, juga dilakukan upaya peningkatan kemitraan bersama
masyakarat untuk berperanserta dalam pelaksanaan pendidikan yaitu melalui
pendirian madrasah swasta. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan madrasah telah berlangsung sejak awal berdirinya madrasah dan telah
mendorong meningkatnya jumlah lembaga pendidikan madrasah. Pada tahun
2014 tercatat bahwa sebanyak 91,8% MI/MTs/MA merupakan madrasah yang
didirikan dan dikelola oleh masyarakat sebagaimana tergambar pada tabel
berikut.
Dalam upaya melahirkan lembaga pendidikan Madrasah yang bermutu
tinggi, yang dapat menampung dan mengembangkan berbagai potensi peserta
didik berwawasan lokal berdaya saing global dan dengan biaya yang terjangkau,
Kementerian Agama selain sedang melakukan desiminasi 3 MAN Insan Cendikia
yang telah ada (MAN IC Serpong, MAN IC Gorontalo dan MAN IC Jambi) di 20
provinsi di Indonesia, juga melakukan revitalisasi MAN Program Keagamaan di
10 propinsi antara lain 1) MANPK Koto Padang, 2) MANPK Ciamis 3) MANPK
Surakarta 4) MANPK Yogyakarta 5) MANPK Jombang 6) MANPK Jember 7)
MANPK Mataram 8) MANPK Makasar 9) MANPK Martapura 10) MANPK
Samarinda. MAN IC dan MAN PK merupakan 2 sekolah unggulan Kementerian
Agama dengan system berasrama yang keduanya memiliki karakteristik masing-
masing sehingga treathment pengelolaan dan pembinaannyapun berbeda. MAN
PK fokus pada pendalaman ilmu-ilmu keagamaan Islam yang bertujuan untuk
mencetak generasi muda muslim yang memiliki kemampuan dan pemahaman
yang mendalam dalam bidang ilmu-ilmu agama sehingga mampu tampil menjadi
ulama-ulama masa depan, sementara MAN IC bertujuan untuk mencetak ilmuan-
ilmuan muslim yang kuat basic ilmu-ilmu sains yang terintegrasi dengan
keilmuan agama.
Untuk mendukung upaya peningkatan mutu Madrasah baik MAN IC
maupun MANPK dan Madrasah-madrasah lainnya diseluruh Nusantara, maka
APBN pemerintah pusat merupakan salah satu Instrumen utama Pembiayaan
untuk Program bantuan peningkatan mutu sarana dan prasarana kepada
madrasah untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan/atau
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Selain itu juga diharapkan melalui proyek
pembiayaan SBSN (surat berharga syariah negara) ini dapat ditingkatkan peran
serta pemerintah daerah, swasta, BUMN, dunia usaha dan dunia industry (DUDI)
serta masyarakat dalam program peningkatan mutu madrasah dalam
mewujudkan Pembangunan Nasional di Bidang Pendidikan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP).
Mulai tahun 2017, Kementerian Agama telah melakukan revitalisasi 10
MANPK seluruh Indonesia, yang salah satunya MANPK Mataram yang berada
dan dikelola oleh MAN 2 MATARAM. Dalam proses peningkatan mutu MANPK
mataram, Kementerian Agama melakukan pemenuhan infrastruktur
madrasah berupa rehab Asrama siswa dan Ruang makan. Disamping itu,
proses peningkatan kualitas pembelajaran dan pembinaan siswa diberikan
dukungan dana operasional yang cukup memadai. Masing-masing MANPK
termasuk MANPK Mataram terus berbenah dan melakukan trobosan-
trobosan baru baik menyangkut akademik maupun non akademik guna
menjadi MAN PK sesuai yang diharapkan.
Karena program MANPK baru memasuki tahun kedua, maka tentu masih
sangat membutuhkan dana besar untuk kebutuhan sarana pendukung berupa
Pusat Pembelajaran Terpadu (meliputi pusat pelayanan siswa berupa Ruang
Administrasi, Ruang Tamu, Ruang Tahfidz Santri, Lab Bahasa, Lab Komputer,
Perpustakaan Santri, Klinik Kesehatan Santri, Ruang Pembina Asrama, Ruang
Pengasuh Asrama, dan Aula Utama MANPK.).
Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu dibutuhkan karena pelayanan
terhadap siswa harus maksimal dilakukan sehingga didalam gedung ini terdapat
ruang-ruang pelayanan siswa MANPK berupa Ruang Administrasi, Ruang Tamu,
Ruang Tahfidz Santri, Lab Bahasa, Lab Komputer, Perpustakaan Santri, Klinik
Kesehatan Santri, Ruang Pembina Asrama, Ruang Pengasuh Asrama, dan Aula
Utama (Ballroom) MANPK yang semuanya dibutuhkan guna mendukung proses
pembelajaran/pelayanan yang terintegrasi dalam satu gedung sehingga siswa
siswi MANPK akan lebih mudah terlayani kebutuhan pembelajaran dan
pembinaan di lingkungan asrama dan Madrasah.
Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana tersebut diharapkan
proses pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien karena MANPK
adalah bagian (salah satu unsur) pendidikan nasional yang memiliki peran
penting dalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana
peraturan perundang-undangan diatas, terutama dalam mewujudkan peserta
didik dan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlakul karimah, memiliki kemantapan aqidah, kedalaman
spiritual dan berilmu pengetahuan yang tinggi serta memiliki keahlian dibidang
ilmu pengetahuan agama Islam.
2. RELEVANSI RPJMN 2015 – 2019
Relevansi kegiatan ini secara umum sesuai dengan Agenda Pembangunan
Sub - Bidang Pendidikan RPJMN 2015 - 2019 yaitu dalam rangka Peningkatan
Akses pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, terutama bagi masyarakat
kurang mampu ; menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok
pendidikan dan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 39 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Agama tahun 2015 – 2019 terkait Skema
Pendanaan program dan kebijakan di lingkungan kementerian agama.
Secara lebih khusus ada keterkaitan yang merupakan implementasi dari
kebijakan Kementerian Agama dalam hal ruang lingkup kegiatan proyek
pembangunan Gedung Asrama Siswa Terpadu dan Gedung Laboratorium
Keagamaan Terpadu MANPK Mataram yang akan dibiayai oleh SBSN tahun 2019
ini dapat mendukung sasaran Rencana Kerja Tahunan MANPK MAN 2 MATARAM
tahun pelajaran 2018/2019 yang disyahkan bersama oleh Kepala Madrasah dan
Komite Madrasah serta telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Agama
yaitu pengadaan sarana dan prasarana yang representative dalam kegiatan
pembelajaran dalam rangka mewujudkan visi dan misi madrasah.
Selaras dengan Nawacita pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian
Agama tahun 2015 – 2019, program peningkatan sarana dan prasarana madrasah
diarahkan dalam rangka memenuhi Nawa Cita khususnya cita ke 5 dan 8 yang
dijabarkan sebagaimana berikut :
1) Nawa Cita ke 5, yaitu Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,
lebih spesifik pada sub agenda Pembangunan Pendidikan : Pelaksanaan
Program Bantuan Peningkatan mutu sarana prasarana madrasah yang ingin
dicapai melalui pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun pada RPJMN 2015-
2019, dengan sasaran :
a) Meningkatnya angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah;
b) Meningkatnya angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan
menurunnya angka putus sekolah dan meningkatnya angka melanjutkan;
c) Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar
kelompok masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk
miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara
wilayah perkotaan dan perdesaan, dan antardaerah;
d) Meningkatnya kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki
pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi;
e) Meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan, tersedianya
kurikulum yang andal, dan tersedianya sistem penilaian pendidikan yang
komprehensif;
f) Meningkatnya dan meratanya ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan sesuai dengan standar pelayanan minimal;
2) Nawa Cita ke 8, yaitu Melakukan revolusi karakter bangsa.
Dalam agenda melakukan revolusi karakter bangsa sasaran yang ingin
dicapai adalah:
a) meningkatnya kualitas pendidikan karakter untuk membina budi
pekerti, membangun watak, dan menyeimbangkan kepribadian peserta
didik;
b) meningkatnya wawasan kebangsaan di kalangan anak usia sekolah
yang berdampak pada menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta
tanah air sebagai cerminan warga negara yangbaik;
c) meningkatnya pemahaman mengenai pluralitas social dan
keberagaman budaya dalam masyarakat, yang berdampak padakesediaan
untuk membangun harmoni sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan
menjaga kesatuan dalam keanekaragaman;
d) meningkatnya budaya dan aktivitas riset serta
pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan
kebutuhan duniausaha dan dunia industri, serta mendukung pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi;
e) Meningkatnya lulusan-lulusan perguruan tinggi yang berkualitas,
menguasai teknologi, dan berketerampilan sehingga lebih cepat masuk ke
pasar kerja;
f) Meningkatnya budaya produksi sehingga lebih kuat dari
budayakonsumsi; dan meningkatnya budaya inovasi di masyarakat.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maksud Kegiatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu sarana dan
prasarana madrasah dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Minimal
(SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta peningkatan akses, mutu
dan daya saing pendidikan madrasah.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu madrasah yang meliputi :
a. Peningkatan standar sarana prasarana pendidikan MA Program
Keagamaan dalam rangka penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
b. Pembangunan Gedung Ruang Kelas Belajar dalam rangka penerapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
c. Pembangunan Asrama dalam rangka penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
d. Pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Terpadu Pendidikan dalam
rangka penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
e. Penyediaan alat peraga pendidikan dan peralatan lain termasuk
meubelair untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran dan
dalam rangka penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2 Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan pemanfaatan dana SBSN yang berkaitan dengan


peningkatan mutu madrasah difokuskan pada pembangunan Gedung Asrama
Siswa Terpadu dan Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu MANPK Mataram.
Selain tujuan di atas, juga diharapkan dapat ditingkatkan peran serta
pemerintah daerah, swasta, BUMN, dunia usaha dan dunia industry (DUDI)
serta masyarakat dalam program peningkatan mutu madrasah dalam
mewujudkan Pembangunan Nasional di Bidang Pendidikan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP).
Elemen-elemen indikator Output meliputi :
a. Bertambahnya sarana dan prasarana madrasah sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal dan Standar Nasional Pendidikan;
b. Bertambahnya gedung pendidikan yang nyaman dalam kegiatan
pembelajaran untuk mendukung program peningkatan mutu madrasah
serta memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
c. Bertambahnya alat peraga pendidikan dan peralatan lain termasuk
meubelair untuk mendukung program peningkatan mutu madrasah serta
memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
d. Kepercayaan masyarakat pada layanan pendidikan madrasah meningkat
secara signifikan dan menjadikan madrasah sebagai rujukan dalam
memberikan layanan pendidikan pada satuan jenjang pendidikan formal.
Elemen-elemen Indikator Outcome Program Peningkatan Mutu Madrasah
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan prestasi dan daya saing madrasah dalam keunggulan
nasional maupun regional.
b. Peningkatan sebaran wilayah dalam layanan pendidikan madrasah yang
berkualitas dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat dan tersebar di
seluruh propinsi dan kabupaten/kota.
c. Meningkatnya peran serta pemerintah daerah, swasta, dunia usaha dan
dunia industry serta masyarakat dalam pengelolaan layanan pendidikan
madrasah yang berkualitas.

4. RUANG LINGKUP
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah dan
satuan kerja Madrasah penerima program peningkatan mutu madrasah
merupakan institusi milik pemerintah, maka segala bentuk kegiatan yang
diusulkan mengikuti aturan dan arahan yang sesuai dengan petunjuk, arahan dan
standar yang berlaku di lingkungan pemerintahan. Secara lebih khusus dalam
kegiatan pengadaan barang jasa yang berkaitan dengan program bantuan
peningkatan mutu madrasah, akan mengikuti aturan teknis dan keuangan yang
berlaku dan yang sudah memiliki petunjuk pelaksanaannya.
Kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada program peningkatan mutu
Madrasah mencakup 5 komponen sebagai berikut :
1. Komponen 1 :
Pemenuhan sarana prasarana pendidikan madrasah MA Program Keagamaan
dalam rangka penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2. Komponen 2 :
Pembangunan Gedung Ruang Kelas Belajar dalam rangka penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
3. Komponen 3 :
Rehabilitasi Berat Gedung Pendidikan dalam rangka penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
4. Komponen 4 :
Rehabilitasi Ringan Gedung Pendidikan dalam rangka penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
5. Komponen 5 :
Pengadaan alat peraga pendidikan dan peralatan lain termasuk meubelair
untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajan dan dalam rangka
penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
5. INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM
Indikator pencapaian program dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Indikator Pencapaian Program Peningkatan Mutu Madrasah

Uraian Kriteria Keberhasilan Indikator Kinerja

Output Melaksanakan program Terlaksananya program Terwujudnya sarana dan


peningkatan mutu madrasah bantuan peningkatan mutu prasarana madrasah dalam
dan dalam rangka madrasah (MA Program memenuhi Standar
penerapan Standar Keagamaan). Pelayanan Minimal dan
Pelayanan Minimal dan Standar Nasional
memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
Pendidikan
Outcome Meningkatnya sarana dan 1. Pelayanan kepada siswa Jumlah peningkatan sarana
praasarana madrasah semakin prima dan praasarana madrasah
unggulan yang sesuai 2. Jumlah sarana dan prasarana unggulan yang sesuai
dengan SPM dan SNP baik madrasah unggulan yg dengan SPM dan SNP baik
dari segi jumlah maupun sesuai dengan SPM dan SNP dari segi jumlah maupun
kualitas serta sebaran meningkat baik jumlah, kualitas serta sebaran
wilayahnya. kualitas dan sebaran wilayahnya.
wilayahnya.
Impact 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya minat 1. Jumlah sarana dan
kepercayaan publik masyarakat melanjutkan studi prasarana madrasah
terhadap pelayanan ke Madrasah. yang sesuai dengan SPM
pendidikan pada 2. Meningkatnya tingkat dan SNP bertambah.
Madrasah kepuasan masyarakat 2. Jumlah sarana dan
2. Mencerdaskan kehidupan terhadap Madrasah. prasarana MAN
bangsa 3. Meningkatnya kepercayaan Program Keagamaan
3. Mencetak ulama yang Dunia Usaha dan Dunia yang sesuai dengan SPM
memiliki penguasaan ilmu Industri dalam membangun dan SNP bertambah.
agama yang memadai dan kemitraan strategis dengan
berwawasan keindonesian Kementerian Agama.
berlandaskan Al Qur’an
dan Hadist.
4. Membangun generasi yang
mandiri, kompetitif,
terampil dan amanah
dalam memasuki era emas
Indonesia.

6. LOKASI PELAKSANAAN
Adapun lokasi pelaksanaan program peningkatan mutu madrasah ini adalah pada
satuan kerja Madrasah MAN Program Keagamaan MAN 2 MATARAM Propinsi
NTB yang sebelah utara berbatasan dengan Universitas NU NTB, sebelah selatan
berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah timur berbatasan dengan kantor
Telkom Mataram, sebelah Barat berbatasan dengan MTs Negeri 1 Mataram.
Gambar Lokasi dan garis lintang ( S. 8*34’56.9208” ) (E116*5’48.5808)

7. PELAKSANA PROYEK, PENANGGUNG JAWAB DAN PEMBAGIAN KERJA


1) Manajemen Pengelolaan pada Pemrakarsa Proyek
a) Definisi, Tugas dan Fungsi
Merujuk pada ketentuan diatas Direktorat KSKK Madrasah sebagai
Excecuting Agency proyek SBSN untuk madrasah dari Kementerian
Agama sebagai pemrakarsa proyek membentuk Project Management
Unit sebagai Pelaksana kegiatan proyek dan dapat membentuk tim teknis
dan tim pendukung yang bertugas membantu PMU untuk mendukung
kelancaran tugas pokok dan fungsi nya. Tim dibentuk dan ditetapkan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia selaku pemrakarsa
proyek.
Tugas dan fungsi Tim Pendukung dan Tim Teknis adalah :
Mempunyai tugas, peran dan tanggungjawab secara umum kepada
pemrakrsa proyek (Ditjen Pendis Kementerian agama) dalam
pelaksanaan manajemen proyek sesuai peraturan pemerintah serta
bertanggung jawab dalam keberhasilan pelaksanaan program.
Organisasi pelaksana kegiatan paling sedikit meliputi sebagai berikut :
Struktur Organisasi PMU
1) Steering Comitte
1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
2. Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Islam
3. Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI
4. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian
Agama
Tugas dan fungsi Steering Comitte/Pengarah Proyek adalah :
Mempunyai tugas, peran dan fungsi memberikan masukan dan
arahan kepada pelaksana proyek (PMU) dalam pelaksanaan
manajemen proyek agar sesuai peraturan pemerintah serta rencana
strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama dan
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
2) Project Coordinator
Kualifikasi : Direktur KSKK Madrasah
Tugas dan Fungsi:
 Sebagai penanggung jawab keseluruhan program.
 Membuat laporan, baik teknis maupun akademis kepada
Kementerian Agama melalui Direktur Jenderal Pendidikan Islam
selaku pemrakarsa proyek.
 Mengkoordinir pertemuan tim pengarah (steeringCommitte) yang
melibatkan kementerian / intansi terkait antara lain Bappenas,
Kemenkeudan Satuan Kerja Madrasah penerima proyek.
3) Manager Proyek ( Project Manager )
Kualifikasi : Kepala Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Madrasah
Direktorat KSKK Madrasah.
Tugas dan fungsi :
 Sebagai pelaksana harian dari koordinator atau pimpinan
proyek
 Bertanggung jawab dalam kelancaran dan koordinasi dengan
PMU
 Menyusun rencana kerja dan program kegiatan pelaksanaan
proyek.
 Memimpin rapat koordinasi Tim pendukung dan tim teknis
secara berkala
 Melaksanakan koordinasi pelaksanaan proyek dari periode pra-
proyek, masa proyek dan pasca proyek
 Selaku Pembina dan penanggung jawab Manajer Proyek serta
Kuasa Pengguna Anggaran satker madrasah penerima proyek.
 Bertanggung jawab langsung di dalam mengelola pelaksanaan
proyek, mulai dari tahapan perencanaan hingga tahap akhir
proyek dengan mengacu pada prinsip tepat waktu, tepat sasaran
dan efisiensi biaya pelaksanaan dan tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Project Manager bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Proyek dan koordinator proyek dalam pengelolaan proyek.
 Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait proyek,
khususnya mengenai rencana detail / teknis pelaksanaan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing - masing, serta
kemajuan pelaksanaan kerja.
 Melakukan koordinasi dengan unit - unit kerja dibawahnya
berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan proyek.
 Melaksanakan tugas pengelolaan proyek sesuai ketentuan
perundang - undangan yang dibantu oleh tenaga ahli sipili atau
Konsultan Manajemen Proyek dan Pengawasan (PMS
Consultant).
4) Project Secretary (Sekretaris Proyek)
Kualifikasi : Pejabat atau staf di lingkungan Direktorat KSKK
Madrasah yang memiliki waktu penuh dan fokus dalam pelaksanaan
proyek. Diutamakan yang mempunyai kemampuan/pengalaman
dalam penanganan proyek APBN.
Tugas dan Fungsi :
 Mewakili manajer Proyek apabila sedang berhalangan
menjalankan tugas dan fungsinya.
 Melaksanakan tugas dan fungsi yang diserahkan oleh Manajer
Proyek
 Membantu Manajer proyek dalam penanganan pekerjaan yang
berkaitan dengan kesekretariatan Proyek
 Membantu Manajer Proyek dalam penanganan pekerjaan
administrasi dan tata usaha proyek.
 Membantu Manajer Proyek dalam penanganan pekerjaan
dokumentasi dan kearsipan proyek
5) Tim Pendukung
a) Bagian Administrasi
Kualifikasi : Sarjana administrasi / Ekonom / manajemen /
hukum / komputer minimal S1
Tugas dan fungsi :
 Bertanggung jawab dam surat menyurat proyek
 Bertanggung jawab dalam penyusunan dan penyimpanan arsip
 Menyususn pelaporan proyek
 Menyususn rencana kebutuhan perlengkapan proyek
 Membuat rencana kebutuhan tenaga pelaksana
b) Bagian Keuangan
Kualifikasi : Sarjana minimal S1 (diutamakan dalam bidang
ekonomi dan keuangan) / sarjana komputer / sarjana ilmu
administrasi negara. Diutamakan yang mempunyai
kemampuan/pengalaman dalam penanganan administrasi Proyek
APBN
Tugas dan Fungsi :
 Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana anggaran
proyek setiap tahun anggaran selama masa pelaksanaan
proyek (Usulan DIPA)
 Bertanggung ajawab dalam proyeksi anggaran proyek selama
masa kegiatan dan rencana penarikan anggaran proyek
dibantu oleh PMS Consultant
 Membantu Manager Proyek membuat laporan keuangan
kepada instansi terkait seperti Kemenag, Kemenkeu, BPKP,
KPPN, Bappennas, dll
 Membuat laporan anggaran ”ActionProgram” (pemantauan
Bappenas), setiap kwartal dibantu oleh PMS consultant
 Mengevaluasi dan menyetujui usulan tagihan (invoice) dari
pihak pelaksana (kontraktor, konsultan, supplier) dan
ditindaklanjuti kepada pihak Kementerian Keuangan dan
Kemenag RI.
6) Tim Teknis
Tim Teknis diangkat dan ditetapkan oleh Pimpinan Proyek
berdasarkan usulan dari Manajer Proyek dengan mengacu pada
ketentuan dalam Peraturan presiden nomor 4 Tahun 2015 tentang
perubahan keempat Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010, yang
mempunyai waktu penuh dalam pelaksanaan proyek dan
mempunyai kemampuan / pengalaman / keahlian dalam
pelaksanaan proyek.
Kualifikasi :
 Sarjana minimal S1 diutamakan dalam bidang Teknik
Arsitektur/Sipil
 Memiliki pengalaman dalam pekerjaan keproyekan
 Memiliki waktu penuh dalam menjalankan tugasnya
Tugas dan Fungsi :
 Memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaksana bidang teknis
 Membantu Manajer Proyek dalam merumuskan ;
1. Standar Rencana Anggaran Biaya Proyek
2. Standar Dokumen Spesifikasi Teknis, dan
3. Standar Dokumen Rancangan Kontrak
4. Standar Dokumen Pengadaan
 Menyusun rencana teknis pelaksanaan kerja bidang proyek yang
menjadi tanggungjawabnya
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan kerja bidang proyek yang
menjadi tanggungjawabnya
 Melakukan koordinasi dan membuat laporan secara rutin dengan
pimpro khususnya mengenai pelaknaan dan perkembangan
program kerja
2) Manajemen Pelaksanaan Pada Satuan Kerja Madrasah
b) Definisi, Tugas dan Fungsi
Organisasi pelaksana kegiatan proyek ini mengacu pada Peraturan
Presiden Nomor 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat peraturan
presiden nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah, antara lain sebagai berikut ;
1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
3) ULP / Pokja / Pejabat Pengadaan
4) P/P PHP
Pelaksana kegiatan proyek seperti tersebut diatas dapat membentuk tim
teknis dan tim pendukung yang bertugas membantu Pejabat Pembuat
KOmitmen (PPK) untuk mendukung kelancaran tugas pokok dan fungsi
nya. Tim dibentuk dan ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
satuan kerja Madrasah.
Tugas dan fungsi Tim Pendukung dan Tim Teknis adalah :
Mempunyai tugas, peran dan tanggungjawab secara umum kepada
pemrakarsa proyek (PMU) dalam pelaksanaan manajemen proyek sesuai
peraturan pemerintah serta bertanggung jawab dalam keberhasilan
pelaksanaan program.
7) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kualifikasi : Kepala Madrasah
Tugas dan Fungsi :
 Koordinasi dengan Project Manajemen Unit (PMU) Madrasah
Unggulan Direktorat KSKK Madrasah.
 Menyusun kebutuhan keseluruhan peralatan proyek dan sistem
operasional prosedur pelaksanaan kegiatan.
 Menetapkan tim pengelola teknis (PPK, Pokja dan PPHP serta tim
teknis/pendukung jika diperlukan)
 Melaksanakan pengendalian Anggaran pada satuan kerja
madrasah.
 Membuat laporaan kegiatan dan pelaksanaan proyek yang
dibiayai melalui penerbitan SBSN kemudia disampaikan kepada
Direktur KSKK Madrasah melalui PMU Madrasah Unggulan Dit.
KSKK Madrasah.
8) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kualifikasi : Kepala Urusan Tata Usaha atau ASN dilingkungan
Kementerian Agama RI yang memenuhi persyaratan sebagai berikut ;
 Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa yang
diterbitkan oleh LKPP
 Memiliki pengalaman dalam proses pengadaan barang jasa yang
bersumber dari proyek pembiayaan melalui penerbitan SBSN.
 Memiliki waktu penuh dan berdedikasi dalam menjalankan
tugasnya
Tugas dan Fungsi :
 Membantu Manajer Proyek (PMU) dalam pelaksanaan kontrak
proyek pembiayaan SBSN.
 Menyusun kebutuhan keseluruhan peralatan proyek termasuk
Harga Perkiraan sendiri (HPS), spesifikasi teknis, rancangan
kontrak.
 Menanda tangani kontrak pengadaan barang jasa pemerintah.
 Melaksanakan pengendalian kontrak yang telah di tanda tangani.
 Membuat laporan evaluasi kepada KPA hasil pelelangan pekerjaan
konsultan perencana/DED. MK/konsultan pengawasan, kontruksi
gedung, pengadaan peralatan dan furniture.
 Koordinasi dengan Project Manajemen Unit (PMU) Madrasah
Unggulan Direktorat KSKK Madrasah.
9) Bagian Pengadaan ( ULP / Pokja )
Kualifikasi :
 Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa yang
diterbitkan oleh LKPP
 Memiliki pengalaman dalam proses pengadaan barang jasa yang
bersumber dari proyek pembiayaan melalui penerbitan SBSN.
 Pegawai atau ASN di lingkungan kementerian agama Republik
Indonesia
 Memiliki waktu penuh dan berdedikasi dalam menjalankan
tugasnya
Tugas dan Fungsi :
 Membantu Manajer Proyek (PMU) dalam pelaksanaan pelelangan
(tender) proyek
 Menyusun kebutuhan keseluruhan peralatan proyek termasuk
spesifikasi teknis, jumlah peralatan, sistem pemasangan/intalasi,
serta perawatan
 Membuat sistem operasional prosedur pelaksanaan teknis
peralatan yang dibantu PMS Consultan dan Suplier yang ditunjuk
 Membuat hasil laporan evaluasi pelelangan pekerjaan kontruksi
gedung, pengadaan peralatan dan furniture yang meliputi:
Prakualifikasi, tender/bidding dan perjanjian kontrak
 Menyiapkan semua dokumen pelelangan untuk dimintakan
persetujuan manajer proyek.

10) Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan ( P/P PHP )


Kualifikasi :
 Memiliki pengalaman dalam proses pengadaan
 Pegawai atau staf di lingkungan satuan kerja penerima proyek
melalui penerbitan SBSN
 Memiliki waktu penuh dan berdedikasi dalam menjalankan
tugasnya

Tugas dan Fungsi :


 Membantu Manajer Proyek dalam penilaian terhadap pekerjaan /
pelaksanaan proyek sebelum Proyek tersebut diserah terimakan
 Melakukan penilaian dan pengecekan terhadap keseluruhan
proses pemilihan dan pelaksanaan kegiatan proyek sampai selesai
dan diserah terimakan kepada PPK
 Membuat hasil laporan evaluasi pelelangan pekerjaan kontruksi
gedung, pengadaan peralatan dan furniture yang meliputi:
Prakualifikasi, tender/bidding dan perjanjian kontrak
8. Jadwal Pelaksanaan Proyek
TABEL 1: JADWAL PELAKSANAAN PROYEK

Bulan
No. Kegiatan Nov 19 Des 19 Jan 20 Pebr 20 Maret 20 April 20 Mei 20 Juni 20 Juli 20 Ags 20 Sept 20 Okt 20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Persiapan
1) Menyusun Dokumen Teknis Lelang
2) Menyusun Roadness Criteria
3) Menetapkan Pokja Lelang
PPK dan PPHP
4) Input RUP pada aplikasi Sirup

B. Lelang
1) Jasa Konsultan Perencanaan
2) Jasa Konsultan Pengawasan
3) Konstruksi
4) Pengadaan Barang

C. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Perencanaan DED
2) Pekerjaan Pengawasan
3) Pekerjaan Konstuksi
4) Pengadaan Meubeleir/
Peralatan
9. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

TABEL 2: RENCANA ANGGARAN BIAYA


Sumber
No Kategori Kegiatan Jumlah (Rp)
Dana
1 KONSTRUKSI PUSAT PEMBELAJARAN
8,418,609,000.00
TERPADU
2 KONSULTAN PERENCANA 310,000,000.00
SBSN
3 KONSULTAN PENGAWAS 391,890,000.00
4 ADMINISTRASI PENGELOLAAN 185,136,000.00
5 PENGADAAN BARANG DAN MESIN 1,274,165,000.00
TOTAL 10,579.800.000

10. RENCANA PENARIKAN DANA


TABEL 3 : RENCANA PENARIKAN DANA
Penarikan Dana

Pagu TRI WULAN 1 TRI WULAN 2 TRI WULAN 3 TRI WULAN 4


No. Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

10,579,800,000.00
1 Jasa Konsultan Perencanaan 310,000,000.00 - - 263,500,000 46,500,000

2 Jasa Konsultan Pengawasan 391,890,000.00 - - 391,890,000

3 Konstruksi 8,418,609,000.00 - - 1,683,721,800 1,683,721,800 841,860,900 1,262,791,350 841,860,900 1,683,721,800 420,930,450

4 Pengadaan Barang 1,274,165,000.00 - - 254,833,000 1,019,332,000

5 Pengelolaan Kegiatan 185,136,000.00 - - 50,000,000 30,000,000 30,000,000 35,000,000 40,136,000

6 Dana Sisa Lelang -

JUMLAH 10,579,800,000.00 - - 313,500,000 30,000,000 1,683,721,800 1,713,721,800 841,860,900 1,262,791,350 1,096,693,900 1,718,721,800 1,878,652,450 40,136,000
- TOTAL 10,579,800,000

11. SKEMA PELAKSANAAN PROYEK (Informasi Implementasi Pertahun)


Skema pelaksanaan proyek ini dilaksanakan dengan berpedoman pada aturan
dan ketentuan yang berlaku diantaranya sebagai berikut :
1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara;
2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Usaha Jasa Kontruksi.
3) Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat
peraturan presiden nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek
Melaiui Penerbitan SBSN;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Peraturan Menteri Keuangan No.113
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pembiayaan Proyek Kegiatan Melalui
Penerbitan SBSN;
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pembiayaan Proyek / Kegiatan Melalui
Penerbitan SBSN.
7) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 25 / PMK.05 / 2016
tentang tata cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang dibiayai melalui
penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia nomor : 31 /prt/m/2015 tentang perubahan ketiga atas peraturan
menteri pekerjaan umum nomor 07/prt/m/2011 tentang standar dan
pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi
Dengan berpedoman pada ketentuan seperti tersebut diatas kegiatan
pelaksanaan proyek yang di danai dari SBSN ini akan dapat berjalan sesuai
dengan prosedur dan meminimalisasi adanya persoalan – persoalan hukum
yang dapat muncul pada saat perencanaan dan pelaksanaan proyek dan
kegiatan.
Secara garis besar skema pelaksanaan kegiatan meliputi :
a. Studi pendahuluan. Tahapan ini dilaksanakan dengan metode penelitian
dan analisa ilmiah dengan mempertimbangkan kondisi geografis,
sosiologis, ekonomis dan politis kesiapan satuan kerja madrasah dalam
melaksanakan program ini. Pengkajian diiarahkan juga untuk menganalisis
kondisi internal satuan kerja Madrasah melalui Feasibility Studies secara
cermat. Kesiapan SDM dalam mengelola program ini.
b. Pengajuan usulan anggaran yang dibiayai melalui penerbitan SBSN ke Biro
perencanaan sekretariat jenderal kementerian agama RI untuk
dialokasikan pada DIPA Kementerian Agama RI terkait program bantuan
peningkatan mutu sarana prasarana madrasah yang bersumber dari
proyek pembiayaan melalui penerbitan SBSN.
c. Pembentukan project Management Unit. Pembentukan unit ini dilakukan
untuk mempersiapkan tata kelola pelaksanaan proyek yang dibiayai
melalui penerbitan SBSN mulai dari perencanaan sampai dengan tahapan
menyusun laporan akhir dari pelaksanaan proyek.
d. Review usulan proposal satuan kerja madrasah dengan kondisi lapangan.
Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa usulan proposal telah
sesuai dengan kondisi nyata lapangan dengan mempertimbangkan unsur
teknis, estetis dan fungsionalis serta merupakan kebutuhan prioritas yang
harus dipenuhi.
e. Rapat kordinasi bersama dengan instansi terkait untuk membahas alokasi
anggaran yang dibutuhkan untuk program peningkatan mutu sarana dan
prasarana madrasah yang bersumber dari pembiayaan melalui penerbitan
SBSN.
f. Setelah alokasi pagu indikatif ditetapkan, PMU melakukan review proposal
untuk menetapkan lokasi satuan kerja madrasah yang layak menerima
proyek pembiayaan melalui penerbitan SBSN, kemudian PMU melalui
Direktur KSKK madrasah mengusulkan kepada Direktur Jenderal
Pendidikan Islam satuan kerja madrasah yang layak menerima proyek
pembiayaan melalui penerbitan SBSN.
g. PMU melaksanakan bimtek dan workshop dengan peserta satuan kerja
madrasah penerima SBSN dengan target memberikan pemahaman tentang
tata kelola program bantuan peningkatan mutu sarana dan prasarana
madrasah yang dibiayai melalui penerbitan SBSN.
h. Review Desain dan Dokumen Pengadaan sebelum dilaksanakan pelelangan
tahapan ini dilaksanakan untuk memastikan kesesuaian Dokumen
Pengadaan dengan usulan proposal satuan kerja madrasah penerima SBSN.
i. Melaksanakan proses pemilihan penyedia jasa konsutansi
perencanaan/DED, Manajemen kontruksi/konsultan pengawas dan
penyedia jasa kontruksi/pemborong, tahapan ini dilaksanakan dengan
melibatkan Pokja gabungan antara ULP Pusat dan Kantor Wilayah dengan
Asistensi dari APIP/Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI dan TP4
Kejaksaan Agung.
12. RENCANA LELANG
Setelah RKA KL ditetapkan oleh DPR KPA menyusun Rencana lelang dan kegiatan
pengadaan dengan tahapan sebagai berikut ;
a. Melakukan kaji ulang dokumen anggaran yang telah diterima
b. melakukan proses input pada aplikasi SiRUP LPSE sebagai prosedur awal yang
dilakukan dalam kegiatan pelelangan
c. KPA menetapkan para pihak yang terlibat dalam kegiatan pemilihan penyedia
atau lelang
d. PPK melakukan kaji ulang terhadap hasil RUP yang telah di umumkan oleh KPA
e. PPK mengusulkan kepada KPA untuk menetapkan tim teknis dan tim
pendukung yang membantu tugas PPK dalam melaksanakan proyek kegiatan.
f. PPK menetapkan ;
1) Harga Perkiraan Sendiri ( HPS )
2) Spesifikasi Teknis dan
3) Rancangan Kontrak
g. POKJA ULP menyusun dan menetapkan Dokumen Pengadaan yang mengatur
tentang tata kelola pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk paket pekerjaan
jasa konsultansi perencanaan/DED, Manajemen Kontruksi/Konsultan
Pengawasan dan KOntruksi.
h. POKJA melakukan proses pemilihan penyedia dengan menggunakan aplikasi
SPSE Ver. 4 dan memaksimalkan penggunaan aplikasi SiKAP untuk kegiatan
lelang cepat.
i. POKJA menetapkan penyedia untuk paket pekerjaan jasa konsultansi
perencanaan/DED, Manajemen Kontruksi/Konsultan Pengawasan, Kontruksi
dan pengadaan barang.
j. PPK menandatangani kontrak dengan pihak rekanan atau penyedia yang telah
ditetapkan oleh POKJA ULP.
k. PPK melaksanakan pengendalian kontrak dengan penyedia untuk paket
pekerjaan jasa konsultansi perencanaan/DED, Manajemen
Kontruksi/Konsultan Pengawasan, Kontruksi dan pengadaan barang.
l. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melaksanakan penilaian hasil
pekerjaan untuk paket pekerjaan jasa konsultansi perencanaan/DED,
Manajemen Kontruksi/Konsultan Pengawasan, Kontruksi dan pengadaan
barang sebelum ditanda tangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Oleh
PPK dan Penyedia.
m. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan menyampaikan Berita Acara hasil
penilaian pekerjaan untuk paket pekerjaan jasa konsultansi
perencanaan/DED, Manajemen Kontruksi/Konsultan Pengawasan, Kontruksi
dan pengadaan barang kepada PPK sebelum ditanda tangani Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan Oleh PPK dan Penyedia
n. PPK menandatangani berita Acara Serat Terima Pekerjaan (BAST) untuk
paket pekerjaan jasa konsultansi perencanaan/DED, Manajemen
Kontruksi/Konsultan Pengawasan, Kontruksi dan pengadaan barang.

13. MONITORING DAN EVALUASI


Penerapan sistem monitoring dan evaluasi dalam kegiatan pelaksanaan proyek
yang bersumber dari dana SBSN adalah sebagai berikut :
1. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mendukung
perencanaan :
 Penerapan sistem M&E yang disertai dengan pemilihan dan penggunaan
indikator akan memperjelas tujuan serta arah kegiatan untuk pencapaian
tujuan tersebut.
 Pemilihan indikator program yang melibatkan berbagai pihak secara
partisipatif tidak saja berguna untuk mendapatkan indikator yang tepat
tetapi juga akan mendorong pemilik proyek dan berbagai pihak yang
berkepentingan untuk mendukung suksesnya program.
2. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mengetahui
kemajuan program :
 Adanya sistem M&E yang berfungsi dengan baik memungkinkan
pelaksana program mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal
yang tidak diduga yang secara potensial dapat menghambat jalannya
program secara dini. Hal terakhir bermanfaat bagi pelaksana program
untuk melakukan tindakan secara tepat waktu dalam mengatasi masalah.
 Informasi hasil M&E dapat memberikan umpan balik kepada pelaksana
program tentang hasil capaian program, dalam arti sesuai atau tidak
sesuai dengan yang diharapkan
 Bilamana hasil program belum sesuai dengan harapan maka pelaksana
program dapat melakukan tindakan penyesuaian atau koreksi secara
tepat dan cepat sebelum program terlanjur berjalan tidak pada jalurnya.
Dengan demikian informasi hasil M&E bermanfaat dalam memperbaiki
jalannya implementasi program.
3. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat akuntabilitas program dan
advokasi :
 M&E tidak hanya memantau aktivitas program tetapi juga hasil dari
aktivitas tersebut. Informasi pemantauan terhadap luaran dan hasil
(output dan outcome) program yang dipublikasikan dan dapat diakses
oleh pemangku kepentingan akan meningkatkan akuntabilitas program.
 Informasi hasil M&E dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk
advokasi program kepada para pemangku kepentingan.
 Informasi tersebut akan memicu dialog dan pembelajaran serta memacu
keikutsertaan

Mataram, 21 Desember 2018


Kepala Madrasah

Drs. H. Lalu Syauki, MS. M.Pd.


NIP. 196812311995121043

Anda mungkin juga menyukai