Anda di halaman 1dari 6

URGENSI KEBUTUHAN PROGRAN

A. Analisis Kebutuhan Program


Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Cilegon merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang tengah memperbaiki diri khususnya di bidang manajemen
dan penimgkatan mutu akademik, dengan mengusung tiga peran madrasah yaitu
memaksimalkan peran sebagai lembaga pendalaman agama, lembaga kependidikan,
dan lembaga sosial kemasyarakatan. Untuk menunjang peran yang sangat vital
dalam mempersiapkan generasi milenial tersebut, diperlukan lembaga pendidikan
yang memiliki kualitas mumpuni di tinjau dari sisi, penyelenggaraan pendidikan
bagi para siswanya.
Menurut prinsip - prinsip dalam pendidikan, penyelenggaraan pendidikan
yang intensif secara kontinyu dengan menerapkan pembiasaan terhadap seluruh
siswa dalam rangka penanaman karakter, merupakan proses pendidikan yang
paripurna. Untuk mencapai tingkat paripurna tentunya diperlukan managemen
pengelolaan, strategi, dan komitmen dari seluruh penyelenggara pendidikan tanpa
terkecuali adalah peran pemerintah maupun swasta. Di antara peran pemerintah
yang memiliki dampak strategis adalah penyediaan sarana dan prasarana
penunjang untuk berlangsungnya penyeleggaraan pendidikan yang bermutu.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
mengamanatkan bahwa standar sarana dan prasarana pendidikan sebagai
penunjang proses pembelajaran yang harus dimiliki oleh satuan pendidikan antara
lain adalah ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
ibadah, tempat bermain, dan tempat berekreasi. Peraturan Menteri Agama RI nomor
18 thun 2014 juga mengamanatkan bahwa satuan pendidikan muadalah harus
memiliki prasarana pendidikan meliputi lahan, ruang kelas, ruan pimpinan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang laboratorium serta prasarana lain yang
diperlukan untuk penunjang penyelenggaraan pendidikan. Beberapa hal tersebut
merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik maupun pelaku pendidik
itu sendiri.
1
MAN 2 Kota Cilegon mulai tahun 2021 menerapkan model pendidikan
pesantren modern (boarding school). Siswa/siswi yang menempuh pendidikan
pada lembaga ini dibekali dengan dua kemampuan secara bersamaan, yaitu
memiliki pengetahuan dan penguasaan ilmu agama yang memadai melalui
pendalaman kitab - kitab klasik maupun modern sehingga memungkinkan untuk
menggali ilmu ilmu agama melalui sumber aslinya serta mengimplentasikannya
pada kehidupan yang modern. Selain dibekali dengan ilmu agama yang mumpuni,
siswa juga dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengaji serta
menggali ilmu pengetahuan yang dimaksud melaluai kurikulum yang persiapkan
oleh Kementerian Agama maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sehingga penyelenggaraan pendidikan di MAN 2 Kota Cilegon diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang paripurna yang mampu menjawab tantangan masa
depan yang menuntut kompetensi global, berdaya saing tinggi, dan memiliki
keunggulan serta berjiwa interprenur.

B. Keterkaitan Program dengan Pemrakarsa Proyek


Peningkatan dan pemerataan akses pendidikan madrasah merupakan upaya
memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas pedidikan madrasah pada
setiap jenjang pendidikannya sehingga dapat diakses dan diikuti oleh sebanyak
mungkin masyarakat dari berbagai latar belakang. Peningkatan akses dan
kualitas pendidikan madrasah telah menunjukkan hasil yang cukup baik, yang
antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi pada berbagai jenjang
pendidikan madrasah. Angka Partisipasi Kasar(APK)RA/BA mengalami
peningkatan menjadi 8,35 persen(tahun2013/2014) dari sebesar7,51 persen
(2009/2010). Adapun APKMI meningkat dari 11,36 persen (2009/2010) menjadi
22,48 persen (2016/2017). APK MTs meningkat dari 19.50 persen
(2009/2010) menjadi 20,77 persen (2016/2017). Sedangkan APKMA meningkat
dari 7,28 persen (2009/2010) menjadi 28,16 persen (2016/2017).
Meningkatnya akses pendidikan madrasah juga ditunjukkan dengan
pertumbuhan jumlah lembaga pendidikan madrasah. Berdasarkan data EMIS
Pendidikan Islam, jumlah raudlatulathfal/RA dan bustanul athfal/BA pada
2
2014 adalah sebanyak 28.627 lembaga dari 23.007 lembaga pada tahun 2010,
atau meningkat sekitar 24,43 persen. Adapun jumlah lembaga pendidikan dasar
(madrasah ibtidaiyah/MI dan madrasah tsanawiyah/MTs),dan pendidikan
menengah (madrasah aliyah) mengalami peningkatan yang cukup signifikan
menjadi 48.098 madrasah (2014) dari 42.158 madrasah (2010), atau meningkat
sekitar 14,09 persen.

Dalam rangka meningkatkan akses pendidikan madrasah, Kementerian Agama


melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK)
Madrasah telah melaksanakan berbagai upaya antara lain pemberian dana
bantuan operasional sekolah (BOS), penyaluran bantuan siswa miskin (BSM),
rehabilitasi ruang kelas rusak berat, pemberian bantuan ruang kelas baru (RKB),
dan pendirian unit sekolah baru (USB).

C. Tujuan Program
Pelaksanaan program melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) memiliki
tujuan strategis dalam mempersiapkan generasi mendatang yang memiliki
kompetensi keagamaan dan mengembangkan potensi, bakat para siswa. Asrama
menjadi sarana efektif dalam melakukan proses pembentukan karakter siswa. Hal
ini menjadi sangat wajar karena sarana yang dibangun memberikan dampak yang
signifikan dalam kaitannya dengan pelaksanaan Rencana Program Jangka Menengah
Nasional (RPJMN). Namun dalam pelaksanaan pogram jangka pendek akan
memberikan dampak langsung. Hal ini dikarenakan :
1. Memberikan fasilitas para siswa agar dapat hidup dan tinggal ditempat yang
layak dan semestinya.
2. Memberikan ketersediaan dan kecukupan tempat tinggal siswa, agar lebih
tenang dan lebih berkonsertasi dalam belajar di kelas maupun di asrama
3. Menyediakan prasarana untuk berkumpulnya siswa, agar proses
pembimbingan dan pengawasan terhadap siswa lebih efektif dan efisien.

3
D. Ruang Lingkup Program
Program pengelolaan dan pembinaan pendidikan madrasah pada dasarnya meliputi
berbagai pendekatan dan yang menjadi perhatian dari Pemerintah adalah dengan
pemenuhan berbagai fasilitas untuk menunjang peningkatan akselerasi
pembelajaran di meliputi pembangunan asrama terpadu, pembagunan mes guru,
pemenuhan bangunan ruang kelas, sarana keterampilan.

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Cilegon menempatkan diri sebagai madrasah


unggulan berasrama. Sasaran pengguna asrama adalah para siswa MAN 2 Kota
Cilegon yang tinggal dan belajar dengan sistem boarding (asrama) serta pendidik
yang bertugas sebagai pembimbing atau pengasuh siswa yan tinggal di asrama.
Dengan penyediaan prasarana perumahan rusunawa, diharapkan masalah
pemenuhan kebutuhan tempat tinggal bagi siswaa dapat dipenuhi.

E. Indikasi Lokasi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Cilegon, yang berkedudukan di Kp.
Bujangadung Kel. Rawaarum Kec. Grogol Kota Cilegon merupakan salah satu
lembaga pendidikan nasional bernafaskan Islam berdiri di atas lahan seluas
± 15.000 m2 yang terdiri dari lahan untuk bangunan madrasah seluas ± 6.000 m2
sisanya merupakan lahan taman dan halaman. Bangunan Asrama menempati lahan
± 5.000 m2 Sedangkan untuk rencana pembangunan Workshop dan mes guru
terdapat lahan kosong milik madrasah seluas ± 4.000 m2.

Berdasarkan data hasil verifikasi terhadap lokasi tempat tinggal, sebagian besar
siswa MAN 2 Kota Cilegon berjarak tempat tinggal lebih dari 10 kilometer yaitu
sebanyak 58 % . Sementara sisanya yaitu 31 % siswa berjarak tempat tinggal
kurang dari 5 kilometer dan 11 % siswa berjarak tempat tinggal antara 5 - 9
kilometer.

Dengan alasan jarak tempuh yang cukup jauh tersebut perlu sekali dibangun asrama
sebagai tempat tinggal bagi siswa dilokasi madrasah. Dibangunnya asrama di
4
madrasah dapat menjadi solusi terhadap masalah peningkatan disiplin dan
optimalisasi peanaman akhlakul karimah di kalangan siswa madrasah.

F. Indikasi Biaya dan Potensi Pemanfaatan.


Di antara program - program yang bermuara pada peningkatan kualitas maka
pemenuhan kebutuhan sarana bagi madrasah merupakan program yang
memberikan konsekuensi memerlukan biaya yang sangat besar. Sehingga
memerlukan sumber pembiayaan yang menjamin kesinambungan terhadap
program yang di jalankan. Peluang Pemerntah yang paling besar adalah dengan
melalui pemanfatan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pemanfaatan SBSN
memiliki potensi yang sangat besar sehingga program tersebut memberikan
harapan bagi madrasah untuk dapat memenuhi kebutuhan sarana penunjang
pembalajaran.

G. Indikasi Manfaat dan Dampak Ekonomi/Sosial


Pembangunan Gedung Workshop dan Mess Guru sebagai prasarana pendidikan
merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia, sebab dalam
kenyataanya, pendidikan telah mampu membawa manusia ke arah kehidupan yang
lebih baik dan beradab. Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama
bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang berkembang. Pembangunan hanya dapat
dilakukan serta dipersiapkan melalui pendidikan, agar sumber daya manusia dapat
diarahkan tepat guna, tepat sasaran, dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat.

Proyek pembangunan Gedung Workshop dan Mess untuk Guru MAN 2 Kota Cilegon
tentunya searah dengan tujuan pendidikan nasional, memiliki kewajiban untuk
memikul tanggung jawab mencerdaskan bangsa, maka peran itu akan lebih
maksimal apabila standar pendidikan diantaranya sarana prasarana sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan memiliki kelengkapan akademik.

5
Keberadaan banunan tersebut memberikan dampak positif terhadap perekonomian
di sekitar lokasi satuan kerja madrasah penerima program, sehingga kelayakan
terhadap perekonomian menjadi unsur utama dalam perekonomian ini. Disamping
itu dengan penambahan sarana dan prasarana madrasah yang memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat pada layanan pendidikan di madrasah,
dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat secara tidak langsung lokasi
disekitar satuan kerja madrasah penerima program ini perekonomian di daerah
tersebut akan mengalami meningkatan.

H. Indikasi Jadwal Implementasi


Pemanfaatan dalam jangka pendek mengupayakan bagaimana proses pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, tertib, aman, dan nyaman sehingga proses KBM
dengan menggunakan fasilitas yang memadai menumbuhkan motivasi belajar lebih
semangat dan bergairah. Kemudian dalam program jangka panjang sarana
prasarana dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, dan manfaatnya lebih
dirasakan oleh anak didik tentunya membutuhkan pengelolaan dan manajemen
yang terukur yakni dituntut memiliki kemandirian mengatur dan mengurus sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan di madrasah hal sesuai dengan PP
nomor 19 tahun 2005 tentang standar sarana prasarana Bab VII Pasal 42.
Kemampuan manajemen untuk mengatur dan mengelola infrastruktur harus
diaplikasikan dalam setiap bidang yang berhubungan langsung maupun tidak
langsung dengan kebutuhan dan aspirasi warga madrasah agar semua warga
madrasah memiliki kewajiban untuk menjaga dan memelihara semua fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai