PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan ketentuan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36
Ayat (2) disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik. Kemudian disebutkan pada ayat (3) bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasioan pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasioanal pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Dalam menghadapi tantangan yang besar di tengah pandemi corona diseases-19
ini, maka pendidikan dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pelaksanaan
pembelajaran menjadi metode yang mengedepankan kompetensi di bidang teknologi dan
informasi serta peningkatan kreatifitas dalam memberikan pembelajaran yang bermakna
di tengah pandemi meskipun pembelajaran tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka.
Tantangan pendidikan di tengah pandemi ini bukan lagi hanya berbicara pada masalah
pemerataan dan pemenuhan akses, sarana prasarana pendidikan tapi juga berbicara mutu
lulusan yang mampu bersaing dengan tuntutan perkembangan. Berdasarkan hal tersebut
maka disusunlah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dapat
mengakomodasi prinsip-prinsip untuk memperkuat proses pembelajaran dengan
mengacu kepada Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No.
1
10/D/KR/ 2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar dan
Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
Dalam menentukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SLB Mutiara Hati
Kabupaten Indramayu digunakan analisis lingkungan yang dikenal dengan analisis
SWOT yaitu faktor kekuatan (strength), kelemahan (weaknes), kesempatan
(oportunities) dan ancaman (trength) yang ada di lingkungan SLB Mutiara Hati
Kabupaten Indramayu. Tujuan melaksanakan analisis tersebut adalah untuk
mempertahankan, meningkatkan, mendayagunakan, dan mengatasi faktor-faktor yang
dapat menjadi hambatan terhadap proses pendidikan. Mempertahankan, meningkatkan
dan mendayagunakan faktor kekuatan dan mengoptimalkan faktor kesempatan, serta
mengupayakan meminimalisir faktor kelemahan sehingga dapat tercipta suatu
kesempatan yang baik dalam perkembangan pendidikan di SLB Mutiara Hati Kabupaten
Indramayu. Adapun hasil dari analisis lingkungan tersebut yakni sebagai berikut:
1. Faktor Kekuatan
Kekuatan SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu diantaranya adalah seluruh tenaga
pendidik memiliki latar belakang pendidikan minimal S-1 dalam gelar sarjana
pendidikan dengan kualifikasi baik. Memiliki 13 orang Tenaga Kependidikan yang
meliputi tenaga administrasi kepegawaian, pengolah data, pengolah keuangan, pengelola
perpustakaan, pengelola UKS, pengelola sarana prasarana dan inventaris barang serta
caraka. SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu memiliki tanah dengan kepemilikan
gedung atas nama sendiri. Letak geografis SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu
berada di tengah wilayah kota dengan alat transportasi yang mudah dan posisi yang
strategis.
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan di SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu yaitu kurangnya tenaga
pendidik baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun Guru Tidak Tetap
(GTT), minimnya tenaga pendidik yang memiliki latar belakang sarjana pendidikan
khusus, luas sekolah yang hanya 357 m2 serta fasilitas ruang kelas yang belum memadai
sehingga menimbulkan ketidakseimbangan jumlah rombongan belajar. Berdasarkan
kelemahan-kelemahan tersebut, kami mengupayakan untuk terus-menerus menemukan
solusi sehingga kelemahan tersebut tidak menjadi penghambat tercapainya keberhasilan,
salah satu upaya mengatasi hal tersebut yaitu dengan menjalin komunikasi dan kerjasama
melalui berbagai pihak seperti wali murid, dinas terkait di Kabupaten dan dinas
pendidikan provinsi Jawa Barat.
2
3. Faktor Kesempatan
Merujuk pada kebijakan-kebijakan pemerintah provinsi Jawa Barat khususnya bagi
penyelenggaraan Pendidikan Khusus berdampak pada kesempatan yang dimiliki oleh
SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu diantaranya penerimaan bantuan untuk
pembangunan maupun rehabilitasi sarana prasarana, peningkatan kesejahteraan pendidik
dan tenaga kependidikan serta kesempatan-kesempatan lainnya seiring dengan peraturan
yang mengatur pengelolaan pendidikan SLB oleh Pemerintah Provinsi, hal itu
merupakan suatu kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Adapun kesempatan yang ada di lingkungan SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu
yang dekat dengan wilayah perkantoran merupakan sumber belajar yang sangat positif
sehingga mendorong peserta didik untuk belajar kewirausahaan, kreatifitas dan
kemandirian. Pada berbagai kesempatan SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu
diikutsertakan pada kegiatan-kegiatan peringatan hari besar dan sejenisnya yang dapat
meningkatkan perkembangan pendidikan di SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu.
4. Faktor Ancaman
Faktor ancaman yang sangat dominan sebagai penghambat perkembangan SLB
Mutiara Hati Kabupaten Indramayu adalah letak geografisnya yang sangat berdekatan
dengan 2 SLB lain yaitu berada dalam satu kelurahan yang sama, bahkan salah satu SLB
berada dalam satu rukun warga. Hal tersebut menimbulkan atmosfir yang kurang sehat
dalam perkembangan pendidikan di SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu. Untuk
meminimalisir faktor tersebut, maka kami berupaya untuk terus memberikan inovasi
dalam pembelajaran serta bekerja keras, sehingga kami dapat terus menjadi sekolah yang
memiliki keunggulan serta dapat memberikan pembelajaran yang bermakna serta
bermanfaat bagi kehidupan peserta didik di masyarakat.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SLB Mutiara Hati Kabupaten Indramayu
adalah apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik
sesuai dengan tujuan pendidikan serta dapat di evaluasi melalui pengukuran dengan
menggunakan tes dan non tes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan
melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik supaya dapat diterima untuk
kemandirian peserta didik, berpartisipasi dalam masyarakat sekitar dan masyarakat
global, serta siap untuk menghadapi perkembangan dunia global.
3
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Kemendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA
4. Peraturan Kemendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan;
5. Peraturan Kemendikbud Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
6. Peraturan Kemendikbud Nomor 63 Tahum 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
7. Peraturan Kemendikbud Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan
8. Peraturan Kemendikbid Nomor 79 Tahum 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum
2013
9. Peraturan Kemendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran
10. Peraturan Kemendikbud Nomor 51 Tahun 2014 tentang Buku Teks
11. Peraturan Kemendikbud Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta
Didik dari Satuan Pendidikan
12. Peraturan Kemendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum
2004 dan Kurikulum 2006
13. Peraturan Kemendikbud Nomor 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum
14. Peraturan Kemendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling
15. Peraturan Kemendikbud Nomor 158 Tahun 2014 tenttang penyelenggaraan SKS
16. Peraturan Kemendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentng Gerakan Pembudayaan
Karakter
17. Peraturan Kemendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian
18. Peraturan Kemendikbud Nomor 45 Tahun 2015 tentang Peran Guru TIK
19. Peraturan Kemendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
20. Peraturan Kemendikbud Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar
Isi
21. Peraturan Kemendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
22. Peraturan Kemendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan
23. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 tentang Penilaian Hail Belajar oleh Satuan Pendidikan dan oleh Pemerintah
24. Peraturan Kemendikbud Nomer 15/ 2018 tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah
dan Pengawas Sekolah
25. SE Kemendikbud Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013 perihal
implementasi kurikulum 2013
26. SE bersama Mendagri No. 420/176/SJ dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No.0258/MPK.A/2014 tanggal 9 Januari 2014 Perihal Implementasi Kurikulum
27. SE Kemendikbud Nomor 14/2019 tentang penyederhanaan RPP
4
28. Keputusan Kemendikbud Nomor 719/P/ 2020 Tentang Pelaksanaan Kurikulum dalam
kondisi Khusus
29. Pergub Jawa Barat Nomor : 69 Tahun 2013 Tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Dan Sastra Daerah Pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
30. SE Kadisdik Provinsi Jawa Barat No.423/2372/set/Disdik tentang Pembelajaran
Matan Lokal
31. Perda Provinsi Jawa Barat No.5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra,
dan Aksara Daerah
32. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis
Pemenuhan Guru dan Tenaga Kependidikan pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa
33. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 422/9965/-
Setdisdik, Tanggal 16 Mei 2019 tentang Kalender Pendidikan ProvinsiJawa Barat
Tahun Pelajaran 2019/2020
34. Surat Keputusan Kepala Sekolah SLB Mutiara Hati No. 080/SK/SLB.MH/VII/2022
Tahun 2022, tentang Pemberlakuan KTSP Dokumen I Tingkat Satuan Pendidikan
SDLB,SMPLB dan SMALB
C. Tujuan Penyusunan KTSP
Tujuan penyusunan Kurikulum SMPLB Tahun Pelajaran 2022 - 2023 sebagai berikut:
1. Menjadi acuan operasional bagi guru SMPLB dalam menyusun RPP, melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan menilai/mengevaluasi pembelajaran secara optimal di
sekolah;
2. Menjadikan kurikulum lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah, Satuan Pendidikan
dan Pengembangan Kegiatan Pembelajaran yang relevan sehingga dapat dilaksanakan
pada tingkat satuan pendidkan SMPLB (Tunarungu dan Autis)
3. Menjadi acuan operasional bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam
melakukan koordinasi dan supervisi penyusunan dan pengelolaan kurikulum di setiap
satuan pendidikan atau SLB di Provinsi Jawa Barat.
D. Mekanisme
a. Pengembangan KTSP
Kurikulum disusun di awal semester mengacu pada KTSP/Kurikulum 2013 dan
kalender pendidikan yang disesuaikan pada visi dan misi sekolah. Tahapan pertama
adalah mengadakan rapat pada tanggal 30 Mei 2022 koordinasi antara kepala sekolah
dengan wakil kepala sekolah seksi kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, dan
bendahara sekolah. Rencana agenda yang disusun adalah (1) Menentukan jadwal
pembuatan KTSP Dokumen I. (2) Membagi tugas dalam proses penyusunan KTSP
Dokumen I. (3) Menentukan biaya untuk penyusunan KTSP Dokumen I.
5
Tahapan kedua mengadakan rapat tanggal 06 Juni 2022 antara kepala sekolah, komite
sekolah, seluruh guru, dan orang tua peserta didik dengan agenda rapat adalah Menelaah
Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Tahapan ketiga adalah mengadakan sosialisasi KTSP Dokumen I tanggal 28-30 Juni
2022, dengan peserta kepala sekolah dan guru di lingkungan Gugus XXXI, dengan
narasumber Pengawas dan Kasi bidang PKLK Provinsi Jawa Barat. Dengan agenda
sosialisasi sebagai berikut:
1) Pembukaan acara oleh Pengawasan SLB Gugus XXXI Kabupaten Indramayu
2) Pembahasan tentang materi KTSP Dokumen I.
3) Pengenalan Implemantasi Kurikulum Merdeka.
4) Tanya jawab dan sharing
Mengadakan Revisi KTSP Dokumen I yang dilaksanakan tanggal 07 Juli 2022 bertempat
di SLB Mutiara Hati, dengan agenda sebagai berikut :
1) Pembukaan acara oleh kepala sekolah SLB Mutiara Hati.
2) Pembahasan tentang materi KTSP Dokumen I.
3) Penjelasan sistematika KTSP Dokumen I.
4) Tanya jawab
5) Revisi KTSP Dokumen I.
Finalisasi dan validasi KTSP Dokumen I oleh Pengawas SLB Kabupaten Indramayu,
tanggal 21 Juli 2022 yang bertempat di SLB Mutiara Hati dengan agenda kegiatan
sebagai berikut :
1) Pembukaan acara oleh Kepala Sekolah.
2) Finalisasi revisi KTSP Dokumen I.
3) Tanya jawab
4) Validasi KTSP Dokumen I dan penanda tanganan oleh Pengawas SLB Gugus XXXI
Kabupaten Indramayu.
b. Acuan Konseptual
Acuan konseptual dalam menyusun KTSP sebagai berikut:
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia, Iman, takwa, dan akhlak mulia
menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan
yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang
6
demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja,
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
3) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik. Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan
potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan
itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki
keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
5) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan
bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
6) Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
7) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pendidikan perlu
mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di
mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus
terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual.dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
7
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8) Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
8
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
14) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
15) Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar bahwa Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni
(IPTEKS) berkembang secaradinamis. Oleh karena itu semangat dan isdi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
16) Relevansi dengan Kebutuhan Kehidupan
Perkembangan kurikulum dibutuhkan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(Stokeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasukk didalamnya kehidupan sosial kemasyarakatan dunia usaha dan dunia kerja.
Oleh karena itu perkembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir,
keterampilan sosial, keterampilan skademik dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
17) Menyeluruh dan Kesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi yang mencakup
kognitif, afektif dan psikomotor, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secaraberkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
18) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
9
c. Prosedur Operasional
1) Analisis
a) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
b) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
c) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2) Penyusunan
a) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat
kelas;
d) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3) Penetapan
Penetapan KTSP dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan
guru/pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah.
4) Pengesahan
Pengesahan dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas Wilayah IX sesuai dengan
kewenangannya
5) Pelaksanaan
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan
pendidikan yakni kepala sekolah, guru/pendidik, dan tenaga kependidikan
(tenaga administrasi sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, tenaga laboratorium
sekolah, terapis, dan tenaga layanan khusus lainnya.
6) Daya Dukung
i. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan tanggung
jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat
mengembangkan dan melaksanakan KTSP diperlukan kebijakan satuan
pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan
komite sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
ii. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
10
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik merupakan
unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
Selain itu tenaga kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
iii. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana
satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang
diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga
dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur
penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.
d. Pihak yang Terlibat
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite SLB Mutiara Hati dibawah koordinasi dan supervisi
Dinas Pendidkan Provinsi Jawa Barat untuk pendidikan dasar dan menengah.
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA SEKOLAH SLB MUTIARA HATI
11
BAB II
VISI, INDIKATOR VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Visi Sekolah Luar Biasa Mutiara Hati
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan
tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab.“
Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan dituangkan pada
bagian “penjelasan” atas UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Visi
dan misi pendidikan nasional ini adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan
system pendidikan.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya system pendidikan sebagai
pranatasosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan kurikulum 2013 sangat
mendukung pada visi Pendidikan Nasional yang dapat mewujudkan peserta didik yang
mampu menyesuaikan setiap perubahan zaman sebab pada kurikulum 2013
menekankan peserta didik yang mempunyai karakter yang kuat dan sikap yang
dicerminkan kedalam Kompetensi Inti.
Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua, merupakan visi Provinsi Jawa Barat
yang tidak membedakan semua masyarakat mempunyai hak yang sama dalam
kehidupanya, begi tujuga kalau diimplementasikan pada dunia pendidikan maka
seluruh warga Jawa Barat mempunyai hak yang sama dalam mengenyam pendidikan
tidak ada pengecualian. Ini sejalan dengan prinsip pendidikan untuk semua anak, dan
sekolah menyelenggarakan pendidikan untuk semua anak tanpa pengecualian.
Terwujudnya Pendidikan Maju di Jawa Barat guna membentuk SDM yang
berkarakter, cerdas, mandiri, menguasai IPTEK dan berbasis budaya Jawa Barat. Itulah
visi provinsi Jawa Barat jika dilihat dari maknanya sangat sejalan dengan kurikulum
2013 yang menekankan pada manusia yang berkarakter, mandiri, cerdas, dapat
12
menyesuaikan dengan perkembangan zaman tidak hanya cerdas secara kognitif tetapi
lebih mengedepankan sikap yang dapa tdiaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan Visi Nasional dan Visi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat maka
SLB Mutiara Hati mempunyai Visi “Mewujudkan ABK Juara Yang Relijius,
Harmonis dan Berhasil guna”
B. Indikator Visi Sekolah Luar Biasa Mutiara Hati
a. Terwujudnya ABK Juara dalam Lomba Kreativitas Siswa tingkat gugus, Kabupaten,
Provinsi dan Nasional
b. Tercapainya nilai KKM
c. Berakhlaq mulia, generasi yang Qurani, menjalankan sholat wajib maupun sunah
d. Mampu menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik
e. Mampu bersosialisasi, mampu bersaing dalam dunia kerja, mempunyai keahlian
keterampilan vokasional secara professional
C. Misi Sekolah Luar Biasa Mutiara Hati
1. Mewujudkan Program Bidang PKLK SLB Juara
2. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program latihan bakat dan minat
peserta didik, untuk mencapai prestasi lomba kreativitas siswa, ditingkat gugus,
kabupaten, provinsi maupun nasional
3. Mengembangkan Pendidikan Karakter ( PPK ) sebagai fondasi utama dalam
pembangunan karakter bangsa, merupakan tranformasi penanaman nilai-nilai
pancasila secara berkelanjutan, melalui keteladanan Kepala Sekolah, Guru, Orang tua
dan seluruh figur penyelenggara pendidikan di SLB Mutiara Hati
4. Mengembangkan ahlakul qorimah di sekolah melalui pembiasaan , dan tauladan di
sekolah
5. Membiasakan sholat dhuha dan dhuhur berjamaah di sekolah
6. Pembiasaan menghapal surat – surat pendek Al Qur’an
7. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program keterampilan vokasional
secara sistematis, terpantau, dan terukur oleh instruktur yang ahli dibidangnya
D. Tujuan Satuan Pendidikan
1. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);
a. Mengeksplor potensi akademik
b. Memaksimalkan proses terapi, dan potensi
c. Keterampilan
13
2. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
a. Berperilaku relijius, beriman dan bertaqwa sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat
b. Hidup mandiri di sekolah, keluarga dan masyarakat, mempunyai kemahiran
keterampilan vokasional
c. Berprestasi dalam lomba-lomba kreativitas siswa yang diadakan ditingkat gugus,
kabupaten, provinsi dan nasional
3. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan
pendidikan dan Pemerintah;
a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
b. Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
c. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
4. Masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah;
14
BAB III
MUATAN KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
A. Muatan Kurikulum
1. Muatan Nasional
a. Struktur kurikulum
Pada struktur kurikulum jenjang pendidikan dasar berisi sejumlah mata pelajaran
yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan individu
sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap
peserta didik pada tiap satuan pendidikan, maka Struktur Kurikulum yang
diterapkan pada tingkat SMALB di Mutiara Hati Kabupeten Indramayu Tahun
Pelajaran 2019/2020, adalah sebagai berikut :
STRUKTUR KURIKULUM SMALB
KELAS DAN
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU
PERMINGGU
X XI XII
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 3 3 3
4 Matematika 3 3 3
5 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2*) 2*) 2*)
KELOMPOK B (WAJIB)
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
KELOMPOK C (PILIHAN KEMANDIRIAN)
10 Pilihan Kemandirian 1 **) 10 11 11
11 Pilihan Kemandirian 2 **) 10 11 11
KELOMPOK D (PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS)
12 Program Kebutuhan Khusus ***) ***) ***)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 42 44 44
15
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial, serta Bahasa Inggris.
b. Kelompok Mata Pelajaran B
Matapelajaran Kelompok B merupakan kelompok matapelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal. Mata pelajaran tersebut terdiri dari : Seni Budaya dan
Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan Lokal
(Bahasa Cirebon/Indramayu).
c. Kelompok Mata Pelajaran C
Matapelajaran khusus kelompok C berupa pilihan kemandirian. Peserta didik
memilih dua Pilihan Kemandirian :
Tata Boga
Tata Busana
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Satuan pendidikan dapat mengembangkan Pilihan Kemandirian sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing.
d. Kelompok Mata Peajaran D
Matapelajaran khusus kelompok D merupakan program kebutuhan khusus
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kekhususan siswa. Program khusus
SMALB di SLB Mutiara Hati adalah Pengembangan Komunikasi, Persepsi
Bunyi dan Irama.
c. Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan mencakup komponen program, bidang
layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan alokasi waktu layanan.
Komponen program meliputi layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan
individual, layanan responsif, dan dukungan sistem, sedangkan bidang layanan
terdiri atas bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program tahunan
dan semesteran dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi dan alokasi
waktu layanan, baik di dalam maupun di luar kelas.
Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil
analisis kebutuhan peserta didik/konseli dan struktur program dengan
16
menggunakan sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan misi, deskripsi
kebutuhan, komponen program, bidang layanan, rencana operasional,
pengembangan tema/topik, pengembangan RPLBK, evaluasi-pelaporan-tindak
lanjut, dan anggaran biaya.
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang
layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.
1) Bimbingan dan konseling pribadi, merupakan suatu proses pemberian bantuan
dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli
untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan
keselamatan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan memahami
kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2)
mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3)
menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (4) mencapai
keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa, (5) mencapai
kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya
sesuai nilai-nilai luhur, dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan
potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi meliputi
pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri, pengentasan kelemahan diri,
keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa, kematangan/kedewasaan cipta-
rasa-karsa, dan aktualiasi diri secara bertanggung jawab. Materi bimbingan
dan konseling pribadi tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis
kebutuhan pengembangan diri peserta didik, kebijakan pendidikan yang
diberlakukan, dan kajian pustaka.
2) Bimbingan dan konseling sosial, merupakan suatu proses pemberian bantuan
dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya
17
dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi
sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan
sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam
kehidupannya.
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2)
memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai
orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara
bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.
Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial meliputi
pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma sosial, sikap sosial
positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama), keterampilan
penyelesaian konflik secara produktif, dan keterampilan hubungan sosial yang
efektif.
3) Bimbingan dan konseling belajar, merupakan proses pemberian bantuan
konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli
dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan
belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi
ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara
optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan
dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk (1)
menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki
motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan
belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada satuan
pendidikan dan sepanjang kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan
18
pendidikan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non
akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.
4) Bimbingan dan konseling karir, merupakan Proses pemberian bantuan
konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli
untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan
realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di
lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidup
peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik akan (1) memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir
yang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai
pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan
yang menjadi cita-cita karirnya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk
membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan,
persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan
masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh
peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan
sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk
mengambil keputusan karir.
Ruang lingkup bimbingan karir terdiri atas pengembangan sikap positif
terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan menempuh masa transisi
secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja, pengembangan kesadaran
terhadap berbagai pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan sekolah dan
pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan beragam tujuan hidup dengan nilai,
bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masing-masing. Untuk itu secara
berurutan dan berkesinambungan, kompetensi karir peserta didik difasilitasi
bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
19
Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai
berikut.
1) Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi
kegiatan mencakup komponen, strategi dan bidang layanan selama satu tahun
ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2) Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester merupakan jabaran kegiatan lebih rinci
dari program tahunan.
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh
tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan
klasikal) dan di luar kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas dan
di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam layanan profesional bidang
bimbingan dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan
antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram
berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala
prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta
didik harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara terencana,
teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 (dua) jam
pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal. Layanan bimbingan
dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata pelajaran bidang studi,
namun terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan untuk melakukan asesmen
kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan memberikan layanan yang
bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau
pengembangan.
Pengaturan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen program
Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dalam Kurikulum 2013 diatur
dalam Tabel dibawah ini. Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap
jenjang satuan pendidikan didasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta
didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa
20
berbeda-beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena
sangat tergantung hasil asesmen kebutuhan.
ALOKASI WAKTU
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Program SMA/MA
Layanan Dasar 25 - 35 %
Layanan Permintaan dan Perencanaan Individual 25 - 35 %
Layanan Responsif 15 - 25 %
Dukungan Sistem 10 – 15 %
Pengaturan waktu bekerja bagi konselor atau guru Bimbingan dan Konseling di
dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan
mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur pada Tabel diatas. Alokasi jam kerja
pada setiap layanan Bimbingan dan Konseling bergantung pada besaran
persentase dari setiap layanan.
CONTOH PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pembagian Waktu Layanan
Program
(24 – 40 Jam Kerja)
25 % x (24 – 40 jam kerja) = 6 – 10
Layanan Dasar
jam kerja
Layanan Permintaan dan Perencanaan 30 % x (24 – 40 jam kerja) = 7 – 12
Individual jam kerja
20 % x (24 – 40 jam kerja) = 5 – 8
Layanan Responsif
jam kerja
10 % x (24 – 40 jam kerja) = 2 – 4
Dukungan Sistem
jam kerja
Penetapan persentase pada setiap satuan pendidikan didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan pada setiap satuan pendidikan, sehingga angka persentase bisa berbeda
antara satuan pendidikan satu dengan satuan lainnya.
21
d. Ekstrakurikuler Kepramukaan
Secara konseptual dan programatik, Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib dapat digambarkan sebagai berikut.
TUJUAN
DIKNAS
TUJUAN
GERAKAN GUGUS
PRAMUKA DEPAN
GERAKAN
PRAMUK SATDIK
A
KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN
Pendidikan
Kepramukaan
sbg kegiatan
ekstra kurikuler
UU No. 20/2003 wajib
UU No. 12/2010
22
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam
konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan
penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-
1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten
dan koheren dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi
proses saling interaktif dan saling menguatkan (mutually interactive and
reinforcing.)
Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.
No. Nama Model Sifat Pegorganisasian Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun sekali, Kolaboratif
berlaku bagi seluruh Bersifat intramural atau
peserta didik, terjadwal, ekstramural (di luar
penilaian umum dan/atau didalam
lingkungan satuan
pendidikan)
2. Model Wajib, rutin, terjadwal, Pembina Pramuka
Aktualisasi berlaku untuk seluruh Bersifat intramural
peserta didik dalam (dalam lingkungan satuan
setiap kelas, pendidikan)
penjadwalan, dan
penilaian formal
3. Reguler di Gugus Sukarela, berbasis minat Sepenuhnya dikelola oleh
Depan Gugus Depan Pramuka
pada satuan pendidikan.
23
Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1) Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.
Diikuti oleh seluruh siswa.
Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
Untuk kelas X diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS).
Untuk SMALB dilaksanakan selama 36 Jam.
Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu
Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
2) Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
Diikuti oleh seluruh siswa.
Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
3) Model Reguler.
Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di
dalam Gugus Depan.
Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.
24
AKTUALISASI NILAI-NILAI KURIKULUM 2013 DALAM PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN
SMALB KELAS X - XII (PENEGAK)
GOL
o PELAJA N N
TAN KECAKAP KEGIATAN KEGIATAN
RAN (KI 1, KI2, dan
AN
KI4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P. KD Syukur,Jujur, Keimanan Upacara Berbaris Media
PENEGAK
AGAM Turu hormat, empati, kepada pembukaan Memimpin Penilaian:
A nan ikhlas, sabar, Tuhan dan Berdoa Logboo
KI 1 pemaaf, amanah, YME penutupan Janji k
KD istiqomah, Ketakwaa Memberi Portofol
Turu semangat n kepada hormat io
nan menghargai ilmu, Tuhan Pengarahan Tanda-
KI 2 dan meneladani YME tanda
Refleksi
KD tokoh Kecintaan pencapa
Keterampilan Dinamika
Turu pada alam Kepramukaan ian
kelompok
nan Kecintaan (Scouting kecakap
Permainan
KI 4 kepada Skill) an atau
Menghargai
PPKN KD Syukur,Jujur,men sesama perilaku
Pioneering teman
Turu gamalkan ajaran manusia baik
Mounteneri Berkomunika
nan agamanya , Kecintaan Teknik
ng si
KI 1 hormat, kepada Penilaian:
Orientering Menolong
KD kebangsaan, tanah air Observa
Camping Berempati
Turu toleran, Indonesia si
demokrasi, Wirausaha Bersikap adil
nan Kecintaan Ketera
budaya, Belanegara Cakap mpilan
KI 2 kepada
musyawarah bangsa Teknologi berbicara Kepram
KD
Turu mufakat, Indonesia Komunikasi Cakap ukaan
nan perdamaian Kedisiplin motorik Partisip
KI 4 dunia, teliti, an Catatan: Kepemimpin asi
berfikir ilmiah, Disesuaika an
Keberania
tertib, n dengan Konsentrasi
n
B. KD Syukur, Jujur, kondisi di Sportivitas
Kesetiaan
INDO Turu mengamalkan sekolah Praktik
Tolong
NESIA nan ajaran masing- Langsung
menolong
KI 1 agamanya , masing Perjalanan
Bertanggu
KD tanggung jawab, ngjawab Diskusi
Turu peduli,responsif, Dapat Produktif
nan santun, cakap dipercaya Lagu
KI 2 berbahasa Gerak
Jernih
KD Indonesia, social, Widya
dalam
Turu informative, Wisata
berpikir
nan komunikatif,
Jernih Simulasi
KI 4 dalam Napak Tilas
MATE KD Syukur, Jujur, berkata Simpul dan
MATI Turu mengamalkan Jernih ikatan, tanda
KA nan ajaran agamanya, dalam jejak, sandi
KI 1 motivator, berbuat dan isyarat,
KD bekerjasama, Hemat jelajah, peta,
Turu konsisten, Cermat kompas,
nan disiplin, memasak,ten
Bersahaja
KI 2 percayadiri, da, PPGD,
Rajin
KD toleransi, teliti, KIM,
analisis, tangguh, Terampil
Turu menaksir,
nan kritis,disiplin, halang
KI 4 bertanggungjawa rintang,
b, cinta TTG, bakti,
lingkungan, lomba,
mencintai ilmu hastakarya
SEJAR KD Syukur, Jujur,
AH Turu mengamalkan
INDO nan ajaran agamanya,
NESIA KI 1 meneladani para
KD tokoh, Persatuan
25
KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
SIKAP DAN
NILAI-
N MATA KETERAMPILA PENILAIA
MUA NILAI DAN POLA RINCIAN
GOL
o PELAJA N N
TAN KECAKAP KEGIATAN KEGIATAN
RAN (KI 1, KI2, dan
AN
KI4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Turu dan perjuangan
nan bangsa, tanggung
KI 2 jawab, peduli
KD budaya,cinta
Turu damai,
nan responsive, pro
KI 4 aktif, diakronik,
sinkronik,
informative,
komunikatif,
analitis, kritis,
BAHA KD Syukur, Jujur,
SA Turu mengamalkan
INGG nan ajaran agamanya,
RIS KI 1 Santun, cakap
KD berbahasa
Turu Inggris, disiplin,
nan percaya diri, dan
KI 2 bertanggung
KD jawab,
Turu Komunikatif
nan transaksional,
KI 4 peduli,
kerjasama, cinta
damai,
responsive,
Jatidiri, Sosial.
SENIB KD Syukur, Jujur,
UDAY Turu mengamalkan
A nan ajaran agamanya,
KI 1 kerjasama,
KD bertanggung
Turu jawab, toleran,
nan disiplin, cinta
KI 2 karya kesenian,
KD santun, cinta
Turu damai, responsif,
nan proaktif, cinta
KI 4 lingkungan,
berkarya dan
berkreasi
kesenian
PJOK KD Syukur, Sportif,
Turu bertanggungjawa
nan b, peduli sesame,
KI 1 cinta tanah air,
KD cinta lingkungan,
Turu toleran,
nan kerjasama,
KI 2 disiplin, kreatif
KD factual. Hidup
Turu sehat,
nan
KI 4
PRAK KD Syukur. motivasi
ARYA Turu internal, peduli
nan lingkungan,
KI 1 sportif,
KD informative,
Turu keberagaman,
nan jujur, percaya
KI 2 diri, cinta tanah
KD air, mandiri,
Turu kerjasama,
26
KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
SIKAP DAN
NILAI-
N MATA KETERAMPILA PENILAIA
MUA NILAI DAN POLA RINCIAN
GOL
o PELAJA N N
TAN KECAKAP KEGIATAN KEGIATAN
RAN (KI 1, KI2, dan
AN
KI4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
nan gotong royong,
KI 4 toleransi,
disiplin,
tanggung jawab,
kreatif,
inovatif,jiwa
wirausaha,
identifikasi,
selektif,
produktif
WAKTU
MATA
LAN KECAKAPAN KEGIAT
PELAJAR URAIAN KEGIATAN PENILAIAN
KURIKULU PENDIDIKAN AN
AN
M 2013 KEPRAMUKA
AN
Pend. Syukur, yakin, Keimanan Upacara 1. Kerapihan setiap 20 Media Penilaian:
Agama jujur, disiplin, kepada Pembuka anggota ambalan. ’ Logbook
PPKn tanggungjawa Tuhan YME an 2. Sangga Kerja Portofolio
Bahasa b, santun, Ketakwaan Latihan menyiapkan Tanda-tanda
Indones peduli, dan kepada perlengkapan pencapaian
ia percaya diri Tuhan YME upacara kecakapan atau
Matema tertib, Kecintaan 3. Pradana perilaku baik
tika semangat, pada alam mengumpulkan Teknik Penilaian:
Sejarah peduli, Kecintaan anggota ambalan Observasi
Indones kebersamaan, kepada dalam bentuk KeterampilanKepra
ia cermat, teliti, sesama barisan bersaf. mukaan
Bahasa syukur, manusia 4. Laporan Pemimpin Partisipasi
Inggris terampil, Kecintaan Sangga kepada
sportif, bugar, kepada tanah Pradana.
Seni
dan bersih air Indonesia 5. Pada waktu
Budaya
Kecintaan Pemimpin Sangga
PJOK
kepada meninggalkan
Prakary tempat, Wakil
a bangsa
Indonesia Pemimpin Sangga
Peminat pindah ke tempat
an Kedisiplinan
Pemimpin Sangga.
Keberanian
6. Para Pemimpin
Kesetiaan Sangga sesudah
Tolong laporan mengambil
menolong tempat di sebelah
Bertanggungj kanan barisan.
awab 7. Pradana
Dapat menjemput
dipercaya Pembina dan
Jernih dalam mengantarnya ke
berpikir sebelah kanan para
Jernih dalam pemimpin
berkata Sangga.S
Jernih dalam 8. Pradana
berbuat mengambil tempat
Hemat di depan barisan,
Cermat sesuai dengan adat
Bersahaja ambalan yang
Rajin berlaku.
27
SIKAP DAN NILAI-NILAI
KETERAMPI DAN
WAKTU
MATA
LAN KECAKAPAN KEGIAT
PELAJAR URAIAN KEGIATAN PENILAIAN
KURIKULU PENDIDIKAN AN
AN
M 2013 KEPRAMUKA
AN
Terampil Petugas bendera
mengibarkan Sang
Merah Putih,
Pradana
memimpin
penghormatannya.
9. Pembacaan
Dasaidarma oleh
petugas.
10. Pembina Penegak
atau Pembina
Upacara membaca
Pancasila diikuti
oleh anggota
ambalan.
11. Pengumuman dari
Pradana/Pembina.
12. Pradana
memimpin doa
sesuai dengan
agama dan
kepercayaan
masing-masing.
13. Barisan
dibubarkan oleh
Pradana
dilanjutkan dengan
acara latihan.
Latihan Kegiatan Awal 85
ber 1. Pembina ’
dasarkan mengawali
SKU latihan
Point 22 dengan
melalui membaca
permaina basmalah
n 2. Pembina
menginstruks
ikan
pemimpin
sangga untuk
mengisi
daftar hadir
dan
membayar
uang kas
3. Pembina
menyiapkan
perlengkapan
dalam latihan
:
a. Kertas
HVS
bertulis
kan :
- Penyakit Infeksi
- Penyakit
Degeneratif
- Penyakit
Perilaku Tidak
Sehat
- Tetanus
- Mencret
- Influenza
- Rabies
- diabetes melitus
28
SIKAP DAN NILAI-NILAI
KETERAMPI DAN
WAKTU
MATA
LAN KECAKAPAN KEGIAT
PELAJAR URAIAN KEGIATAN PENILAIAN
KURIKULU PENDIDIKAN AN
AN
M 2013 KEPRAMUKA
AN
- stroke
- obesitas
- hipertensi
- Raja Singa
(Sifilis)
- HIV /AIDS
- Pencegahan
- Agama
- Mematikan
virus
b. Kertas
karton
yang
digulun
g (alat
pemuk
ul)
Kegiatan Inti
1. Pembina
membagi
siswa
menjadi 2
kelompok
besar
(Kelompok
A dan
Kelompok
B)
2. Masing-
masing
kelompok
berjumlah 16
orang
3. Kelompok A
diberikan
kertas HVS
yang
memiliki
tulisan
tersebut.
4. Kelompok B
diberikan
Kertas karton
sebagai alat
pemukul
5. Pembina
memisahkan
kelompok A
dan
kelompok B
(bersebranga
n)
6. Kelompok A
dan
kelompok B
berbaris
bersaf
sehingga
berpasangan
namun
dengan jarak
yang jauh.
7. Pembina
menginstruks
29
SIKAP DAN NILAI-NILAI
KETERAMPI DAN
WAKTU
MATA
LAN KECAKAPAN KEGIAT
PELAJAR URAIAN KEGIATAN PENILAIAN
KURIKULU PENDIDIKAN AN
AN
M 2013 KEPRAMUKA
AN
ikan kepada
kelompok A
untuk
menyimpan
kertas hvs di
dada dengan
posisi yang
memiliki
tulisan
menghadap
ke badan.
8. Kelompok B
diinstruksika
n untuk :
- Menyusun
nama- nama di
kertas HVS
sesuai kategori
- Memukul
penyakit yang
disebabkan oleh
perilaku tidak
sehat
9. Untuk
kelompok A
harus
mengikuti
instruksi
kelompok B
10. Kelompok
B
memberik
an
pernyataan
mengenai
penyusuna
n kategori
11. Kegiatan
tersebutDi
lakukan
secara
bergantian
.
Jenis Penyakit :
# Penyakit Infeksi
a. Tetanus
b. Mencret
c. Influenza
d. Rabies
# Penyakit Degeneratif
a. diabetes
melitus
b. stroke
c. obesitas
d. hipertensi
# Penyakit Perilaku
tidak sehat
a. Raja Singa
(Sifilis)
b. HIV /AIDS
Kegiatan Penutup
1. Pembina
bersama
30
SIKAP DAN NILAI-NILAI
KETERAMPI DAN
WAKTU
MATA
LAN KECAKAPAN KEGIAT
PELAJAR URAIAN KEGIATAN PENILAIAN
KURIKULU PENDIDIKAN AN
AN
M 2013 KEPRAMUKA
AN
peserta didik
menyimpulk
an bersama
2. Pembina
memberikan
hikmah
3. Pembina
mengucapka
n hamdalah
4. Persiapan
upacara
penutupan
Upacara 1. Kerapihan setiap 15
Penutupa anggota ’
n Latihan ambalan.
2. Pradana
mengumpulkan
anggota ambalan
dalam bentuk
barisan bersaf.
3. Pemimpin
Sangga
mengambil
tempat di
sebelah kanan
barisan.
4. Wakil Pemimpin
Sangga pindah
ke tempat
Pemimpin
Sangga.
5. Pradana
menjemput
Pembina
Penegak dan
mengantarkanny
a ke sebelah
kanan barisan.
6. Pradana
mengambil
tempat di depan
barisan sesuai
dengan adat
ambalan yang
berlaku.
7. Petugas bendera
menurunkan
Sang Merah
Putih untuk
disimpan.
8. Pembacaan
renungan atau
sandi ambalan
oleh petugas.
9. Pengumuman
tentang sangga
kerja untuk
latihan yang
akan datang, dan
lain-lain.Pradana
memimpin
berdoa sesuai
agama dan
kepercayaan
masing-masing.
31
SIKAP DAN NILAI-NILAI
KETERAMPI DAN
WAKTU
MATA
LAN KECAKAPAN KEGIAT
PELAJAR URAIAN KEGIATAN PENILAIAN
KURIKULU PENDIDIKAN AN
AN
M 2013 KEPRAMUKA
AN
10. Laporan Pradana
kepada Pembina
Penegak.
11. Pradana
membubarkan
barisan.
STRUKTUR ORGANISASI PRAMUKA
SLB MUTIARA HATI KABUPATEN INDRAMAYU
KAMABIGUS
SEKRETARIS BENDAHARA
PELATIH/PEMBINA
KAGUDEP PUTRA KAGUDEP PUTRI
Sriyadi Baharudin N., S.Pd
Hery Sujati, S.Pd Dewi Sulastri, S.Pd.Si
Ria Komalasari, S.Pd
32
Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan
untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
b. Komponen literasi
1) Literasi Bahasa dan Sastra
Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik berkaitan erat
dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada
kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif.
Untuk itu, pendidikan harus menyiapkan strategi yang mendukung
kemampuan literasi tersebut .Kurikulum 2013 tentang bahasa menjadi
salah satu sarana dalam pencapaian literasi melalui proses
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan memberikan sudut
pandang (viewing).
Literasi baca tulis mengantarkan misi pedagogis dalam mewujudkan
insan Indonesia yang berahlak mulia, berbudi pekerti luhur,
berkarakter, cerdas, dan terampil sehingga mampu bersaing dan
mampu menyelesaikan persoalanpersoalan kehidupan yang
dihadapinya. Dengan demikian, memiliki peran penting dalam
berbagai aspek kehidupan.
Adapun misi pedagogis literasi baca tulis adalah sebagai berikut: (1)
sarana berpikir, (2) pemersatu bangsa, (3) penghela ilmu pengetahuan,
(4) penghalus budi pekerti, (5) pelestari budaya bangsa, dan (6) bahasa
pengantar dalam pendidikan.
33
Aspek Kelas 1-3 Kelas 4-6 Kelas 7-9 Kelas 10-12
(level 1) (level 2) (level 3) (level 4)
2) Literasi Numerasi
Literasi numerasi merupakan bagian dari literasi dasar yang
diperlukan dalam mendukung pencapaian Kecakapan Abad 21.
Karakteristik pembelajaran Abad 21 menggambarkan proses menuju
tercapainya kompetensikompetensi inti seperti keterampilan berpikir
kritis (critical thinking), pemecahan masalah (problem solving),
kreativitas (creativity), komunikasi dan kerjasama (communication
34
and teamwork) yang sangat melekat dengan pelajaran matematika
yang menjadi domain utama literasi numerasi. Dengan belajar
matematika yang terintegrasi dai dalamnya literasi numerasi, maka
pengembangan sikap positif siswa seperti rasa ingin tahu (curiosity),
inisiatif (initiative), gigih (persistence), kemampuan beradaptasi
(adaptability), kepemimpinan (leadership) dan kepedulian sosial dan
budaya (social and cultural awareness).
Dengan demikian, literasi numerasi adalah pengetahuan dan
kecakapan untuk:
a) Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang
terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah
praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari,
b) Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk
(grafik, tabel, bagan, dsb) dan menggunakan interpretasi hasil
analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
35
c) Menggunakan uang,
d) Menginterpretasikan penalaran proporsional,
e) Menerapkan penalaran proporsional
3) Literasi Sains
Literasi Sains (Scientiic Literacy) adalah kemampuan
mengidentiikasi memahami dan memaknai isu terkait sains yang
diperlukan seseorang untuk mengambil keputusan berdasarkan bukti-
bukti saintifik. Literasi sains merupakan tujuan utama dari pendidikan
sains (Wenning, 2006).
Literasi Sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman
terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih dari itu. Melalui literasi
sains, siswa dapat menanya, menemukan, dan menentukan keputusan
yang dikembangkan dari rasa keingintahuannya berkaitan dengan
pengalaman hidupnya sehari-hari untuk dapat dimaknai. Pemahaman
dan pemaknaan terhadap karakteristik sains merupakan ciri seseorang
yang melek sains. Pemahaman dan pemaknaan tersebut meliputi
penyelidikan ilmiah, kesadaran akan sains dan teknologi yang
membentuk lingkungan material, intelektual dan budaya, serta
keinginan untuk terlibat dalam isu-isu terkait sains.
Membangun Literasi Sains tidak terlepas dari tujuan utama yakni
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap memasuki
Abad 21.
Oleh karena itu, tujuan operasional dari literasi sains adalah:
a) Mengenali dan menghubungkan konsep sains yang mencakup
makhluk hidup dan kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan
perubahannya, bumi dan antariksa, serta sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat;
36
b) Menggambarkan konsep sains berdasarkan pengetahuan tentang
sains;
c) Mengembangkan pengetahuan dari skema konseptual dan
merelasikannya dengan pengetahuan umum yang berhubungan
dengan sains;
d) Mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
mengenai proses penemuan dalam sains serta model teknologi
yang tercakup ke dalamnya;
e) Mengembangkan pemahaman sains lebih jauh mencakup dimensi
lain seperti filosofis, sejarah, aspek sosial dari sains;
f) Mengapresiasi sains sebagai bagian penting yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari;
g) Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
lingkungan berkaitan dengan penggunaan produk-produk sains;
dan
h) Mengusulkan/mengomunikasikan solusi kritis, kreatif, dan
inovatif terkait permasalahan/ide sains dalam kehidupan sehari-
hari sebagai dampak penerapan sains di masyarakat.
4) Literasi Digital
Literasi Digital adalah istilah yang terkait dengan istilah digital divide
yang telah muncul sebelumnya. Digital divide adalah kesenjangan/
ketidaksetaraan ekonomi, sosial dan politik yang timbul sebagai akibat
ketidaksetaraan kemampuan mengakses, memilah dan mengolah
informasi yang tersebar secara global dan digital. Ketidaksetaraan ini
dapat berlaku di tingkat negara, kelompok masyarakat, maupun
individu. Literasi Digital berarti kemampuan dalam mengetahui
sumber informasi, mengakses/me-retrieve, memilah, mengolah,
memaknai dan memanfaatkan informasi digital baik yang offline
maupun online untuk mencapai keunggulan ekonomi, sosial dan
politik. Literasi digital mencakup literasi TIK dan literasi informasi.
Literasi digital secara substansi adalah sebagaimana didefinisikan di
atas.
37
Namun, dunia digital telah meningkatkan kompleksitas dimensi dunia
non digital sebelumnya. Dampak-dampak yang tidak dapat dipisahkan
dari literasi digital tersebut antara lain:
a) Terbentuknya masyarakat digital (digital citizenship) yaitu
kelompok masyarakat yang anggotanya tersebar di seluruh
pelosok dunia, namun saling terhubung dan informasi terkirim
dari satu anggota ke anggota lain tanpa adanya kendala ruang dan
waktu. Informasi yang mengalir di dalamnya bersifat muldimedia.
Dampak positifnya adalah penyebaran informasi yang cepat dan
masif (viral). Dampak negatif dari kecepatan dan masifnya
informasi yang beredar adalah terkendalanya proses penyaringan
informasi.
b) Perlunya penekanan dalam etika berkomunikasi lebih dari
sebelumnya untuk menghindari kesalahpahaman akan substansi
informasi yang dikirimkan. Penulisan berita yang salah,
meragukan atau tidak didukung data yang akurat mengenai suatu
pihak lain dapat merugikan pihak tersebut.
c) Perlunya perhatian yang lebih akan aspek legal dunia digital
khususnya penghargaan akan HaKI. Dunia digital mengakibatkan
menjadi begitu rentannya penghargaan ini karena segala sesuatu
sangat mudah diakses Karya-karya intelektual dan seni digital
seperti gambar-gambar, beritaberita, perangkat lunak begitu
mudah tersalin dari satu tempat ke tempat lain.
tujuan operasional dari literasi digital adalah:
a) Mengetahui dan peduli pentingnya informasi dan TIK dalam
kehidupan sehari-hari;
b) Memiliki pengalaman merasakan bahwa informasi sebagai
komponen penting untuk pemecahan masalah dengan
melibatkan sarana TIK untuk mencarinya;
c) Menggunakan informasi dan TIK dengan pola berulang dalam
aktivitas sehari-hari;
38
d) Memiliki standar penguasaan dan pemahaman terhadap
informasi dan TIK yang diperlukan, serta menggunakan
standar tersebut sebagai acuan aktivitas sehari-hari secara
konsisten;
e) Meningkatkan kinerja aktivitas sehari-hari secara signifikan
dan terukur melalui pemanfaatan informasi dan TIK; dan
5) Literasi Keuangan
Menurut Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK), literasi keuangan
adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan, keyakinan dan keterampilan konsumen dan masyarakat
luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik.
Literasi keuangan mencakup pemahaman mengenai prinsip dan
konsep keuangan seperti perencanaan keuangan, bunga berbunga,
pengelolaan hutang, teknik penghematan yang menguntungkan dan
nilai waktu dari uang.
Berdasarkan definisi- definisi di atas, literasi keuangan mencakup (1)
kemampuan baca-tulis atau kemelekwacanaan mengenai keuangan;
(2) kemampuan mengintegrasikan antara menyimak, berbicara,
membaca, menulis dan berpikir tentang keuangan; (3) kemampuan
yang siap digunakan dalam menguasai gagasan baru atau cara
mempelajarinya terkait permasalahan keuangan; (4) piranti
kemampuan sebagai penunjang keberhasilannya dalam pengelolaan
keuangan; (5) kemampuan performansi membaca dan menulis yang
selalu diperlukan terkait dengan permasalahan keuangan; (6)
kompetensi seorang akademisi dalam memahami wacana keuangan
secara profesional.
Pendekatan yang dilakukan untuk Literasi Keuangan adalah melalui
empat (4) aspek berikut.
a) Uang dan penggunaanya
b) Perencanaan dan pengelolaan uang
c) Resiko dan keuntungan menabung.
d) Lanskap keuangan.
39
6) Literasi Budaya dan Kewarganegaraan
Literasi Budaya dan Kewargaan adalah kecerdasan warga negara
untuk memilah dan memilih nilai-nilai budaya luhur bangsa yang
relevan untuk dijadikan dasar dalam bersikap, bertindak, dan
berperilaku di tengah keragaman guna terimplementasikannya nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam bingkai NKRI.
40
kompetensi publik dan kompetensi privat warganegara yang
baik dan cerdas (good and smart citizen)
c) Memaknai mewujudkan warga negara yang mentaati hak,
kewajiban, dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,serta melestarikan
kekayaan dan keragaman budaya bangsa Indonesia untuk
saling memahami berbagai kearifan lokal dan keragaman
budaya untuk mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam
bingkai NKRI.
41
2) Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi
buku pengayaan
3) Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran:
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua
mata pelajaran
b) Lingkungan fisik
42
2) Kepala sekolah mengenali peserta didik bila masuk ruang kelas
(bukan hanya peserta didik yang berprestasi atau dianggap
bermasalah)
3) Kepala sekolah terlibat aktif dalam berliterasi
4) Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi,
misalnya merayakan Hari Kartini dengan membaca surat-
suratnya
5) Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan staf dengan
mengakui kepakaran masing-masing (tidak saling menjatuhkan)
6) Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi
menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaannya
7) Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengembalian keputusan,
terutama dalam menjalankan program literasi.
d) Lingkungan akademik
1) Terdapat Tim Literasi Sekolah yang bertugas melakukan
asesmen dan perencanaan. Bila diperlukan ada pendampingan
dari pihak eksternal
2) Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran
dan pembiasaan literasi: membaca dalamhati (sustained silent
reading), membacakan buku dengan nyaring (reading aloud),
membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided
reading) diskusi buku, bedah buku, presentasi (show-and-tell
presentation)
3) Waktu kegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan ntuk
kepentingan lain yang dianggap tidak perlu
4) Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah membahas
pelaksanaan literasi sekolah
5) Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah membahas
pelaksanaan gerakan literasi sekolah.
6) Ada kesempatan pengembangan profesional tentang literasi
yang diberikan untuk staf, melalui kerja sama dengan institusi
43
terkait (perguruan tinggi, dinas pendidikan, dins perpustakaan,
atau berbagi pengalaman dengan sekolah lain)
7) Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi,
dengan tujuan membangun organisasi sekolah yang suka belajar.
e) Program literasi di SLB Mutiara Hati
1) Disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kondisi peserta didik
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah.
2) Terdokumentasikan dan tersosialisasikan dengan baik sehingga
menjadi acuan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan
eksternal,
3) Memiliki target minimal yang jelas sehingga indikator kunci
keberhasilan program mudah dievaluasi.
f) Implementasi GLS pada anak tunarungu
44
2. Guru mengajarkan 10. Guru mengajarkan menyimak
keterampilan berbicara keterampilan berbicara 15. Guru
3. Guru mengajarkan baca 11. Guru mengajarkan baca mengajarkan
tulis tulis keterampilan
4. Guru bercerita / 12. Guru bercerita / berbicara
membacakan cerita, membacakan cerita, 16. Guru
5. Guru memperdengarkan 13. Guru memperdengarkan mengajarkan baca
rekaman cerita, rekaman cerita, tulis
6. Siswa membaca 14. Siswa membaca 17. Guru bercerita /
naskah/cerita fiksi dengan naskah/cerita fiksi dengan membacakan
bimbingan guru, bimbingan guru, cerita,
7. Guru membimbing siswa 15. Guru membimbing siswa 18. Guru
untuk berdiskusi ringan untuk berdiskusi ringan memperdengarkan
mengenai karakter tokoh mengenai karakter tokoh rekaman cerita,
dari cerita dengan teman dari cerita dengan teman 19. Siswa membaca
sekelas sekelas naskah/cerita fiksi
8. Guru secara rutin mengajak 16. Guru secara rutin mengajak dengan bimbingan
siswa mengunjungi dan siswa mengunjungi dan guru,
membaca buku di membaca buku di 20. Guru
perpustakaan. perpustakaan. membimbing
siswa untuk
berdiskusi ringan
mengenai karakter
tokoh dari cerita
dengan teman
sekelas
21. Guru secara rutin
mengajak siswa
mengunjungi dan
membaca buku di
perpustakaan.
45
a. Pengertian PPK
Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah Program
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati , olah karsa, olah pikir, dan olah raga dengan
dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah , keluarga ,dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM).
b. Manfaat dan Implikasi Program PPK
1. Manfaat Program PPK:
Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa
dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi Pembelajaran dilakukan terintegrasi di
sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru Revitalisasi
peran Kepala Sekolah sebagai manager dan Guru sebagai inspirator
PPKRevitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong
sekolah dan partisipasi masyarakat Penguatan peran keluarga melalui
kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari Kolaborasi antar K/L, Pemda,
lembaga masyarakat, penggiat pendidikan dan sumber-sumber belajar
lainnya
2. Aspek Penguatan:
Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui Broad Based
Education (BBE) Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra
kurikuler, dan non kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengankegiatan
komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, serta
keagamaan Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala
Sekolah/Guru Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan
buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui
pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik Implementasi
bertahap dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan
keberagaman kultural daerah/wilayah Pengorganisasian dan sistem
rentang kendali pelibatan publik yang transparan dan akuntabel.
46
c. Pelaksanaan Pengembangan Pendidikan Karakter di SLB Mutiara
Hati di Kabupaten Indramayu
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
47
e) Menghapal surat pendek Al Quran
f) Melaksanakan peringatan hari besar agama Islam
g) Zakat fitrah
h) Dan lain-lain
2) Mengajarkan nilai-nilai mandiri, kerja keras dan gotong royong.
Sikap percaya pada kemampuan, kekuatan, bakat dalam diri sendiri,
tidak tergantung pada orang lain, Sub Nilai Karakter diantaranya
yaitu, Kemandirian,Kerja keras (etos kerja), Kreatif dan inovatif,
Disiplin, Tahan banting, dan Pembelajar sepanjang hayat
Kemampuan bekerjasama untuk memperjuangkan kebaikan bersama
bagi masyarakat luas, terutama yang sangat membutuhkan, marginal,
dan terabaikan di dalam masyarakat. Sub Nilai Karakter Gotong
Royong, Kerjasama, Solidaritas, Kekeluargaan, Aktif dalam gerakan
komunitas, Berorientasi pada kemaslahatan bersama
a) Kegiatan pramuka tingkat sekolah, kwaran, gugus SLB, dan
provinsi Jawa Barat
b) Kerja bakti di sekolah, lingkungan sekitar, desa dan lain-lain
c) Mengikuti program keterampilan vokasional, menjahit, tata boga,
hantaran dan lain-lain
d) Mengikuti lomba FLS2N, O2SN, LKSN dan AKA-PDBK di
tingkat sekolah, gugus, provinsi, dan nasional
3) Persatuan Indonesia dengan mencintai dan menghormati
keberagaman budaya di Indonesia.
Mengapresiasi, menjaga, mengembangkan kekayaan budaya bangsa
sendiri (kebijaksanaan, keutamaan, tradisi, nilai-nilai, pola pikir,
mentalitas, karya budaya) dan mampu mengapresi kekayaan budaya
bangsa lain sehingga semakin memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
Sub Nilai Karakter Nasionalisme diantaranya Cinta tanah air,
Semangat kebangsaan,Menghargai kebhinnekaan,Rela berkorban dan
Taat hukum
Implementasinya sebagai berikut :
1. Menari tarian daerah
48
2. Memakai pakaian daerah
3. Bermain musik daerah
4. Tataboga makanan daerah
5. Permainan anak-anak daerah
4) Aktualisasi nilai-nilai nasionalisme
a) Upacara hari Senin
b) Upacara 17 Agustus
c) Upacara hari besar Nasional lainnya
d) Latihan baris berbaris
e) Menyanyikan lagu wajib sebelum pelajaran dimulai perkelas
maupun bersama-sama
5) Integritas
Menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan yang
merepresentasikan perilaku bermoral yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
Sub Nilai Karakter Integritas adalah Kejujuran,Keteladanan,
Tanggungjawab ,Antikorupsi, Komitmen moral,dan Cinta pada
kebenaran
Implementasinya di sekolah diantaranya sebagai berikut :
a) Warung kejujuran
b) Menengok teman yang sakit
c) Memberi santunan kepada kaum duafa
10. Kompetensi/Skill Abad 21 Critical Thinking, Creative, Comunicative,
Colaboratition(4Cs)/(4K) Komunikasi, Kreatifitas dan Inovasi, dan
Kolaborasi (4K)
Keterampilan abad ke-21 atau diistilahkan dengan 4C
(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving,
dan Creativity and Innovation) merupakan kemampuan sesungguhnya ingin
dituju dengan Kurikulum 2013.
Berikut penjelasan 4C.
1. Communication (komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi
baik secara lisan maupun tulisan.Namun, tidak semua orang mampu
melakukan komunikasi dengan baik.Terkadang ada orang yang mampu
49
menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan
ataupun sebaliknya.
Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya.Oleh karena itu, komunikasi merupakan salah satu hal yang
terpenting dalam peradaban manusia.Tujuan utama komunikasi adalah
mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar dapat dimengerti
oleh penerima pesan. Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan)
yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama
oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif dibutuhkan
teknik berkomunikasi yang tepat. Teknik komunikasi adalah suatu cara
yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke
komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan
setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain
dan secara tepat menggunakannya.
Beberapa teknik dalam komunikasi :
a. Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda dan utuh.
b. Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
c. Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan,
pahami pikiran lawan bicara.
d. Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka.
e. Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.
f. Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima
informasi
g. Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
h. Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan Saudara sebagai model
langsung.
i. Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat
sadardan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
j. Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan
informasi Saudara diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh
mengulanginya.
50
2. Collaborative (kolaborasi)
Adalah kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama, saling bersinergi,
beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya;
menghormati perspektif berbeda. Kolaborasi juga memiliki arti mampu
menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada
tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai
standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain;
memaklumi kerancuan.
3. Critical thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan
pemecahan masalah).
Adalah kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya
muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu
permasalahan. Critical thinking dimaknai juga kemampuan menalar,
memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi
antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan
menyelesaikan masalah.
4. Creativity and Innovation (Kreativitas dan inovasi)
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka
dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.Kreativitas juga
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menciptakan
penggabungan baru. Kreativitas akan sangat tergantung kepada
pemikiran kreatif seseorang, yakni proses akal budi seseorang dalam
menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan
penemuan-penemuan baru (dan biasanya bernilai secara ekonomis)
sering disebut sebagai inovasi.
51
Alice Thomas dan Glenda menyatakan bahwa berpikir tingkat
tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi daripada sekedar
menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis
seperti sesuatu itu diceritakan kepada kita.Pada saat seseorang
menghafalkan dan menyampaikan kembali informasi tersebut tanpa harus
memikirkannya, disebut memori hafalan (rote memory).
Orang tersebut tak berbeda dengan robot, bahkan ia melakukan
apapun yang diprogram dilakukannya, sehingga ia juga tidak dapat
berpikir untuk dirinya sendiri. Berpikir tingkat tinggi secara singkat dapat
dikatakan sebagai pencapaian berpikir kepada pemikiran tingkat tinggi
dari sekedar pengulangan fakta-fakta.Berpikir tingkat tinggi
mengharuskan kita melakukan sesuatu atas fakta-fakta. Kita harus
memahamnya, menghubungkan satu sama lainnya, mengkategorikan,
memanipulasi, menempatkannya bersama-sama dengan cara-cara baru,
dan menerapkannya dalam mencari solusi baru terhadap persoalan-
persoalan baru.
Dari definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa berpikir tingkat
tinggi membutuhkan berbagai langkah-langkah pembelajaran dan
pengajaran yang berbeda dengan hanya sekedar mempelajari fakta dan
konsep semata.Dalam berpikir tingkat tinggi meliputi aktivitas
pembelajaran terhadap keterampilan dalam memutuskan hal-hal yang
bersifat kompleks semisal berpikir kritis dan berpikir dalam memecahkan
masalah.Meski memang berpikir tingkat tinggi sulit untuk dipelajari dan
diajarkan, namun kegunaannya sudah tidak diragukan lagi.
Menurut Taksonomi Bloom, kemampuan berpikir manusia itu
dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu :
1) mengingat : menghafal dan mengingat kembali informasi
2) memahami : menjelaskan ide atau konsep
3) mengaplikasikan : menerapkan informasi dalam situasi baru
4) menganalisis : menganalisis data menjadi komponen-komponen
untukmemahami dengan organisasi struktur dan hubungan
antarkomponen
52
5) mengevaluasi : membuat penilaian berdasarkan kriteria tertentu
6) menciptakan : menyatukan elemen untuk membentuk ide atau struktur
baru. Atau dalam singkatannya dikenal dengan C1, C2 C3, C4, C5 dan
C6.
b. Pembelajaran dan Penilaian HOTS dan LOTS
Penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan
diharapkan juga mampu mengubah iklim pembelajaran menjadi lebih
aktif, kolaboratif, dan partisipatif, serta mampu merangsang mampu
merangsang kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa, bahkan sampai
membuat siswa menghasilkan sebuah karya. Dengan kata lain,
pembelajaran diharapkan berada pada level yang lebih tinggi baik pada
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran
berbasis proyek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning), pembelajaran dengan pendekatan penyelesaian
masalah (problem solving), menemukan (discovery/ inquiry) menjadi
peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level
HOTS (Higher Order Thinking Skill). Tinggal bergantung kepada
kemampuan guru dalam merencang dan mengimplementasikannya pada
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pun diharapkan didesain secara kolaboratif
untuk melatih kerjasama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berargumentasi, serta kemampuan mengendalikan emosi.Dengan
demikian, disamping belajar materi pelajaran, siswa pun diberikan
penanaman pendidikan karakter dan literasi sebagaimana yang saat ini
diamanatkan oleh Kemdikbud dimana kedua hal tersebut harus
diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran.
Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang
mudah dilaksanakan oleh guru.Disamping guru harus benar-benar
menguasai materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada
tantangan dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya.Kadang
53
guru sudah merasa berbuat maksimal agar kegiatan pembelajaran
menarik, tetapi respon para siswa tetap saja dingin, dan relatif pasif.
Kegiatan pembelajaran masih berkutat pada duduk, dengar, catat, dan
hafal (DDCH).
Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya
perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran
yang pada awalnya berpusat pada para guru (teacher centered) berubah
menjadi berpusat pada siswa (student centered). Guru diharapkan lebih
kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran.
Ketiga kecerdasan dan cara berpikir (analitic, kreatif dan praktis)
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataannya kita terpaku
terhadap salah satu cara berpikir saja. Dalam kondisi dan keadaan
tertentu, kita lebih banyak menggunakan cara berpikir analitis ketimbang
lainnya. Dalam kondisi lainnya berpikir kreatif lebih dituntur oleh kita,
sedangkan dalam kondisi tertentu pula kita lebih memilih untuk berpikir
secara praktis.
Kita dapat meningkatkan kemampuan berpikir dengan cara
memahami proses-proses yang melibatkan kegiatan berpikir. Dengan
membiasakan diri dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan aktivitas
berpikir, otak kita akan terdidik dan terbiasa untuk berpikir. Dengan
kebiasaan ini, maka akan menghasilkan peningkatan kemampuan kita
dalam berpikir. Orang yang lebih cenderung menggunakan otot
ketimbang otak, tentu peningkatan kemampuan berpikirnya akan lambat
disbanding mereka yang kehidupan sehari-harinya selalu membutuhkan
proses berpikir.
Berpikir metakognisi merupakan bagian dari berpikir tingkat
tinggi.Metakognisi didefinisikan “cognition about cognition” atau
“knowing about knowing”. Dalam kata lain, meta cognition dapat
diartikan “learning about learning” (belajar tentang belajar). Metakognisi
dapat terdiri dari banyak bentuk, tetapi juga mencakup pengetahuan
tentang kapan dan bagaimana menggunakan strategi-strategi khusus
untuk belajar atau untuk pemecahan masalah. Selain metakognisi
54
terdapat istilah lain yang hamper sama, yaitu metamemory yang
didefinisikan sebagai “knowing about memory” dan “memoric strategy”,
ia merupakan bentuk penting dari metakognisi.
c. Penilaian HOTS dan LOTS
Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang penulisan soal
HOTS.Guru diharapkan mampu menyusun soal-soal HOTS agar siswa
tidak hanya menjawab pada level C-1 (mengetahui), C-2 (memahami),
dan C-3 (menerapkan), tetapi juga pada level C-4 (sintesis/ analisis), C-5
(evaluasi), dan C-6 (berkreasi). Untuk mewujudkan hal tersebut, pada
penyegaran tim pengembang K-13 pun disampaikan atau disampaikan
materi tentang soal-soal HOTS. Tujuannya disamping untuk
meningkatkan kualitas soal, juga untuk membiasakan siswa mengerjakan
soal standar olimpiade internasional.
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan
untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan
berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali
(restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal
HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu
konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3)
mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah
ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang
berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dalam membuat soal kita sering tidak mempedulikan dan mungkin
sebagian pendidik kita tidak memahami bagaimana membuat soal HOTS
itu.
Soal-soal HOTS bukan berarti soal yang sulit, redaksinya panjang
dan berbelit-belit sehingga banyak membuang banyak waktu
membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal tersebut
disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur Indikator
Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki kedalaman
sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab bukan hanya
55
“menghitung kancing” atau menjawab secara asal-asalan. Jawaban soal
uraian disamping tertutup juga dapat bersifat terbuka agar siswa mampu
mengonstruksi jawabannya dengan bebas
Membangun kemampuan berpikir kreatif, inovatif, kritis, dan
toleran serta kemampuan pemecahan masalah merupakan kompetensi
esensial yang dapat dilatih berbasis pembelajaran dan penilaian
kelas.Peran soal HOTS lainnya dalam penilaian adalah meningkatkan
mutu penilaian, membangun rasa cinta dan peduli peserta didik terhadap
kemajuan daerahnya, serta dapat memotivasi siswa belajar sebagai bekal
terjun ke masyarakat.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur
dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual,
konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan
kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda,
menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih
strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru,
berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana
yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri
atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-
C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal
HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi
(creating-C6).Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk
merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada
pengelompokkan KKO.Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada
Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan
soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5
(mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan
proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu
peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata
56
kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan
menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi,
ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses
berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat
menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan
masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia
saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang
angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
berbagai aspek kehidupan.Dalam pengertian tersebut termasuk pula
bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate),
menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply) dan
mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di
kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata.
Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang
disingkat REACT.
1) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
2) Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian
(exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).
3) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan
konteks masalah.
5) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam
situasi atau konteks baru.
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik,
adalah sebagai berikut.
57
a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar
memilih jawaban yang tersedia;
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia
nyata;
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban
58
NO KELAS BEBAN KETERANGAN
BELAJAR/MINGG
U
1 SMALB KELAS 44 JP 11 Mata Pelajaran
X
2 SMALB KELAS 46 JP 11 Mata Pelajaran
XI
3 SMALB KELAS 46 JP 11 Mata Pelajaran
XII
7 Semua kelas 2 JP 1 Mata Pelajaran
Mulok
a. Beban belajar di kelas X, XI dan XII dalam satu semester paling sedikit
18 minggu/minggu efektif
b. Beban belajar di kelas X pada semester ganjil paling sedikit 19
minggu/minggu efektif
c. Beban belajar di kelas X pada semester genap paling sedikit 18
minggu/minggu efektif
C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Definisi KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu
pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan.
2. Rambu-rambu penyusunan KKM
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
b. KKM dibuat oleh wali kelas/guru mapel dan ditetapkan oleh Satuan
Pendidikan
c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 –
100
d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100
e. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta
didik
f. Aspek perhitungan KKM meliputi 3 Aspek
59
1) Karakteritik Peserta Didik
2) Karakteristik Mata Pelajaran
3) Kondisi Satuan Pendidikan
3. Mekanisme penetapan KKM
a) Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya
secara bersama-sama kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan
lainnya. KKM dicantumkan dalam Dokumen I KTSP dan bersifat
dinamis, artinya memungkinkan
b) Penentuan KKM muatan pelajaran merupakan kewenangan pendidik
yang disetujui di tingkat Satuan Pendidikan melalui rapat dewan guru.
4. Cara penghitungan KKM
a. Rumus penghitungan KKM
KPD + KMP + KSP X100 = KKM
300
b. Rentang nilai KKM
1) Karakteristik Peserta Didik (KPD)
Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80
Rendah = 50-64
Skor :
Sangat baik = 4 = Lebih dari 87 sd 100
Baik = 3 = Lebih dari 73 sd 87
Cukup = 2 = 60-73
Kurang = 1 = Kurang dari 60
2) Karakteristik Mata Pelajaran (KMP)
Tinggi = 50-64
Sedang = 65-80
Rendah = 81-100
Skor :
Sangat Mudah = 4 = Lebih dari 87 sd 100
Mudah = 3 = Lebih dari 73 sd 87
Sedang = 2 = 60-73
60
Sukar= 1 = Kurang dari 60
3) Kondisi Satuan Pendidikan (KSD)
Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80
Rendah = 50-64
Skor :
Sangat Lengkap/Sangat Baik = 4 =Lebih dari 87 sd 100
Lengkap/Baik = 3 = Lebih dari 73 sd 87
Cukup Lengkap/Cukup = 2 = 60-73
Kurang Lengkap/Kurang= 1 = Kurang dari 60
5. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
Nama Sekolah : SLB Mutiara Hati
Satuan Pendidikan : SMALB
Jenis Kehususan : Tunarungu dan Autis+
Kelas :XB
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
61
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
62
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
3.7 75 75 75 75 4.7 75 75 75 75
3.8 75 75 75 75 4.8 75 75 75 75
3.9 75 75 75 75 4.9 75 75 75 75
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
63
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
64
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.8 70 70 70 70 4.8 70 70 70 70
65
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
66
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
Kelas : XI B
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
67
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
68
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
3.7 75 75 75 75 4.7 75 75 75 75
3.8 75 75 75 75 4.8 75 75 75 75
3.9 75 75 75 75 4.9 75 75 75 75
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
69
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
71
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.8 70 70 70 70 4.8 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
72
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
73
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
74
Jenis Kehususan : Autis
Kelas : X Q
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
76
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
77
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.8 70 70 70 70 4.8 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
78
KKM : 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.8 70 70 70 70 4.8 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
79
KKM : 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
Kelas : XI Q
80
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
81
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
82
KKM : 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
83
3.5 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
84
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.8 70 70 70 70 4.8 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
85
Mata Pelajaran : Muatan Lokal (Bahasa Indramayu)
KKM : 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
86
Kelas : XII Q
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
87
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
KKM : 75
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.1 75 75 75 75 4.1 75 75 75 75
3.2 75 75 75 75 4.2 75 75 75 75
3.3 75 75 75 75 4.3 75 75 75 75
3.4 75 75 75 75 4.4 75 75 75 75
3.5 75 75 75 75 4.5 75 75 75 75
3.6 75 75 75 75 4.6 75 75 75 75
88
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
KKM : 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
89
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
90
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
3.8 70 70 70 70 4.8 70 70 70 70
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
3.7 70 70 70 70 4.7 70 70 70 70
91
Mata Pelajaran : Muatan Lokal (Bahasa Indramayu)
KKM : 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 70 70 70 70 4.1 70 70 70 70
3.2 70 70 70 70 4.2 70 70 70 70
3.3 70 70 70 70 4.3 70 70 70 70
3.4 70 70 70 70 4.4 70 70 70 70
3.5 70 70 70 70 4.5 70 70 70 70
3.6 70 70 70 70 4.6 70 70 70 70
92
Hasil rekap KKM Tingkat Satuan Pendidikan SMALB Kelas X-XII SLB Mutiara
Hati
NO MATA PELAJARAN KKM/KELAS
X XI XII
S S P K S S P K S S P K
P O P O P O
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti C C 75 75 C C 75 75 C C 75 75
2 Pendidikan Pancasila dan C C 75 75 C C 75 75 C C 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4 Matematika 75 75 75 75 75 75
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 70 70 70 70
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 70 70 70 70
5 Seni Budaya 70 70 70 70 70 70
6 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 70 70 70 70 70
Kesehatan
7 Prakarya 70 70 70 70 70 70
8 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70
9 Muatan Lokal 70 70 70 70 70 70
93
Penilaian akhir semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil.
Cakupan PAS meliputi seluruh KD pada semester ganjil.
Penilaian akhir tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap.
Cakupan PAT meliputi seluruh KD pada semester genap.
Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik di dalam dan di luar
pembelajaran.
1) Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku
antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan
negara.
3. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan
Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1) Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
94
3) Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
4) Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum
yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil
yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan
masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang
akan datang.
5) Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi
pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket A, memiliki kompetensi pada dimensi
sikap sebagai berikut:
DIMENSI SIKAP DIMENSI DIMENSI
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Memiliki perilaku yang Memiliki pengetahuan Memiliki keterampilan
mencerminkan sikap: faktual, konseptual, berpikir dan bertindak:
a. beriman dan prosedural, dan 1. kreatif,
bertakwa kepada metakognitif pada 2. produktif,
Tuhan YME, tingkat dasar berkenaan 3. kritis,
b. berkarakter, jujur, dengan: 4. mandiri,
dan peduli, 1. ilmu pengetahuan, 5. kolaboratif, dan
c. bertanggungjawab, 2. teknologi, 6. komunikatif
d. pembelajar sejati 3. seni, dan melalui pendekatan
sepanjang hayat, dan 4. budaya. ilmiah sesuai dengan
e. sehat jasmani dan tahap perkembangan
rohani sesuai dengan Mampu mengaitkan anak yang relevan
perkembangan anak pengetahuan di atas dengan tugas yang
di lingkungan dalam konteks diri diberikan
keluarga, sekolah, sendiri, keluarga,
masyarakat dan sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam lingkungan alam sekitar,
sekitar, bangsa, dan bangsa, dan negara.
negara.
95
6) Kriteria Kenaikan Kelas dan Lulusan SMALB
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria
kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai
dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
96
F. Kalender Pendidikan
97
98
BAB IV PENUTUP
99
LAMPIRAN
100