Anda di halaman 1dari 11

KERAJAAN - KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA

( Di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran PAIBP )


Guru pengampu : Imam Solikhun

isusunoleh

Novita Dwi Indah Lestari (20)


Mala l a amini a (
Andini Sifa Salsabila (05)
Afna Wulan Jani (02)

Ujud Mawadah (28)

Setia Agustin ()

SMP NEGERI 1 GUMELAR


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KERAJAAN – KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA

1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI


Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Kerajaan ini
didirikan oleh Sultan Malik Al-Saleh atau dikenal dengan Meurah Silu pada 1267. Kerajaan
Samudera Pasai berada di wilayah yang strategis yaitu di pesisir utara Sumatera di wilayah
Aceh tepatnya di dekat kota Lhokseumawe, berada di selat Malaka yang merupakan wilayah
jalur perdagangan rempah-rempah pada masanya. Hal ini menyebabkan samudera pasai
menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai mengalami
kemunduran setelah mendapatkan serangan dari Majapahit yang memiliki ambisi untuk
menyatukan Nusantara.

• Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai


1. Makam Sultan Malik Al-Saleh

Samudera Pasai meninggalkan jejak berupa beberapa makam dengan batu nisan yang
indah bentuknya. Salah satunya adalah makam Sultan Malik Al-Saleh atau Meurah Silu,
pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Makam dengan angka 1297 M ini
diklaim sebagai batu nisan tertua yang ditemukan.
2. Lonceng Cakra Donya

Lonceng Cakra Donya adalah peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan
dibuat pada 1409 M. Lonceng setinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi
berbentuk stupa. Lonceng Cakra Donya diduga sebagai hadiah dari kekaisaran China kepada
Sultan Samudera Pasai.
3. Makam Sultanah Nahrasiyah

Makam Sultanah Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan


Samudera. Pada batu nisan ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai ini, terdapat kaligrafi yang
berisi kutipan Surat Yasin dan Ayat Kursi. Nisan Sultanah Nahrasiyah yang sangat megah
didatangkan langsung dari Kamboja.
4. Dirham peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Samudera Pasai merupakan kerajaan makmur yang telah mengeluarkan mata uang sebagai
alat pembayaran, yaitu uang dirham yang terbuat dari emas. Dirham Kerajaan Samudera Pasai
pertama kali dikeluarkan pada periode pemerintahan raja keduanya, yaitu Sultan Muhammad
Malik Al Zahir.
5. Hikayat Raja - Raja Pasai

Hikayat Raja - Raja Pasai adalah karya dalam Bahasa Melayu yang diperkirakan ditulis pada
abad ke-14. Isi karya sastra ini menceritakan tentang Kerajaan Samudera Pasai, termasuk
mimpi Marah Silu yang bertemu Nabi Muhammad kemudian mengislamkannya.
2. KERAJAAN ACEH
Kedudukan kerajaan Aceh terletak strategis yang berada di Selat Malaka. Sultan pertama
yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat
syah. Masa kejayaan Kerajaan Aceh dicapai pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Kerajaan Aceh mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah Kerajaan Aceh mengalami kekalahan dengan perang melawan Portugis di Malaka yang
memakan banyak korban jiwa dan harta benda.

• Peninggalan Kerajaan Aceh


1. Masjid Baiturrahman

Pendirian Masjid Baiturrahman disebut terjadi pada tahun 1612 atau masa kekuasaan
Sultan Iskandar Muda. Akan tetapi, sumber lain mengatakan bahwa pembangunan dilakukan
oleh Sultan Alaudin Mahmudsyah pada 1291. Masjid ini tetap berdiri kokoh ketika diterjang
tsunami yang dahsyat pada 2004.
2. Benteng Indra Patra

Benteng Indra Patra digunakan untuk menahan serangan Portugis yang ingin menguasai
Aceh kala itu. Benteng ini didirikan oleh Kerajaan Lamuri yang merupakan kerajaan Hindu
pertama di Aceh.
3. Taman Sari Gunongan

Taman Sari Gunongan dipenuh bunga, bangunannya terbuat dari batu pualam warna-
warni, sementara tiangnya berbalut tembaga yang berukir. Tempat ini biasa digunakan oleh
Putri Pahang (permaisuri Sultan Iskandar Muda) untuk bersenang-senang.
4. Makam Sultan Iskandar Muda

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda terjadi pada tahun 1607-1636. Di bawah
pemerintahan sang sultan pula Aceh berhasil meraih puncak kejayaan. Letak makam berada
di kawasan Krueng Daroy, berdampingan dengan Museum Aceh. Jejak makan pernah
dihilangkan oleh Belanda ketika Perang Aceh. Namun, pada 19 Desember 1952 lokasi jejak
makan dapat ditemukan kembali.

5. Meriam Kesultanan Aceh

Meriam peninggalan Kerajaan Aceh ada tiga buah dan terletak di Aceh Barat atau daerah
Gampong Drien Rampak, Kecamatan Arongan Lambek. Fungsi meriam adalah untuk
mempertahakan wilayah dari serangan para penjajah.

6. Uang Emas Kerajaan Aceh

Dahulu Kerajaan Aceh memakai dirham emas untuk alat pembayaran. Di Kecamatan
Kutaraja, Banda Aceh, pernah ditemukan 300 keping dirham emas dari masa Kesultanan Aceh
Darussalam.
3. KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada
1478 saat Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan dipimpin oleh Raden Patah. Selain
pertama di Pulau Jawa, kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan terbesar di Pulau Jawa.
Raja-raja dari Kerajaan Demak yang paling tersohor adalah Raden Patah, Pati Unus, Sultan
Trenggono, Sunan Prawoto, dan Arya Penangsang. Kerajaan Demak akhirnya runtuh karena
adanya perang saudara yang dilakukan oleh Sultan Trenggono dan Pangeran Surowiyoto.
Akhirnya, kerajaan ini benar-benar runtuh setelah pemberontakan Jaka Tingkir.
• Peninggalan Kerajaan Demak
1. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak adalah masjid kuno yang dibangun oleh Raden Patah dari Kerajaan
Demak. Pembangunan masjid dibantu oleh Wali Songo pada abad ke-15 Masehi. Menurut
cerita, masjid tertua di Indonesia ini adalah tempat berkumpulnya Wali Songo yang
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Masjid Demak menggunakan arsitektur tradisional
Indonesia yang khas dan sarat makna.
2. Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah salah satu dari sembilan Wali Songo. Makam
Sunan Kalijaga terletak di Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Wilayah Kadilangu
merupakan wilayah yang dihadiahkan khusus kepada Sunan Kalijaga oleh Raden Sultan Fattah
sebagai raja Kerajaan Demak.
3. Soko Guru

Soko Guru adalah empat buah tiang penyangga yang terbuat dari kayu utuh dengan
diameter satu meter. Soko Guru merupakan hasil budaya yang diturunkan Kerajaan Demak
yang terdapat di Masjid Agung Demak. Soko Guru untuk menyangga kerangka serta atap
masjid.
4. Pintu Bledeg

Pintu Bledeg merupakan pintu yang terdapat di Masjid Agung Demak. Pintu Bledeg atau
lawang bledeg (bahasa Jawa) atau pintu petir merupakan pintu yang dipahat oleh Ki Ageng
Selo pada tahun 1466 Masehi.
5. Dampar kencana (tempat duduk raja)

Dampar kencana merupakan singgasana para raja biasa digunakan untuk ceramah di
masjid agung Demak.
6. Surya Majapahit

Surya Majapahit merupakan dekorasi yang berbentuk segi delapan yang dahulu terkenal di
era Majapahit. Menurut sejarawan, Surya Majaphit ditemukan ketika bangunan kerajaan itu
runtuh. Surya Majapahit dinyatakan sebagai peninggalan Kerajaan Demak yang terletak di
Masjid Agung Demak. Surya Majapahit dibuat pada tahun 1479 M.
7. Situs kolam wudhu

Situs kolam wudhu merupakan salah satu peninggalan kerajaan demak yang digunakan
untuk berwudhu para Wali Songo. Kolam wudhu itu pernah dijadikan sebagai tempat
sayembara untuk menentukan sultan ke 4 kesultanan Demak Bintoro.

4. KERAJAAN PAJANG
Kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 dan diperkirakan terletak di Desa Pajang, Kota
Surakarta dan Desa Makam haji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Kerajaan Pajang didirikan
oleh Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Sultan Hadiwijaya mampu
membawa Pajang mencapai puncak kejayaan. Dengan letaknya yang berada di daerah
pedalaman, Pajang menerapkan sistem agraris berupa pertanian sebagai mata pencaharian
utama di Kerajaan Pajang. Setelah 21 tahun berdiri, Pajang mengalami kemunduran hingga
runtuh pada tahun 1587.

• Peninggalan Kerajaan Pajang


1. Masjid Laweyan
Masjid ini terletak di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Masjid ini
didirikan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1546 Masehi sebagai pusat penyebaran agama Islam
di daerah Pajang. Masjid ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir Sunan Kalijaga dan
beberapa tokoh lainnya.
2. Makam Ki Ageng Henis

Makam ini terletak di Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.


Makam ini merupakan makam dari Ki Ageng Henis, ayah angkat Sultan Hadiwijaya yang juga
merupakan guru spiritualnya. Ki Ageng Henis dikenal sebagai salah satu wali yang
menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah.
3. Makam Sultan Hadiwijaya

Makam ini terletak di Desa Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Makam ini
merupakan makam dari Sultan Hadiwijaya, pendiri dan raja pertama Kerajaan Pajang. Makam
ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir Sultan Awantipura dan Sultan Prabuwijaya.
4. Keris Kyai Setan Kober

Keris ini merupakan keris pusaka Kerajaan Pajang yang diberikan oleh Sunan Kalijaga
kepada Sultan Hadiwijaya. Keris ini digunakan oleh Sultan Hadiwijaya untuk membunuh Arya
Penangsang dan mengakhiri perebutan kekuasaan di Demak. Keris ini kemudian diserahkan
kepada Sutawijaya sebagai tanda penyerahan kekuasaan dari Pajang ke Mataram.
5. KERAJAAN MATARAM ISLAM
Kerajaan yang didirikan oleh Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya pada akhir
abad ke 16. Pusat pemerintahan Mataram Islam terletak di sekitar Yogyakarta dan sempat
mengalami perpindahan ke Surakarta. Karena berdiri pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, Mataram Islam tidak luput dari konflik dan pengaruh Belanda. Pada masa penjajahan
VOC, di Keraton terjadi campurtangan pihak VOC yang berakibat pada terpecahnya Mataram
Islam menjadi dua yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada tahun 1755.

• Peninggalan Kerajaan Mataram Islam


1. Keraton Kesultanan Yogyakarta

Keraton Yogyakarta atau Keraton Kesultanan Yogyakarta dibangun pada tahun 1755
Masehi. Pada bagian utara keraton terdapat alun-alun utara dan Masjid Agung di bagian
sebelah barat. Sedangkan di bagian selatan keraton, terdapat alun-alun selatan dengan
ukuran lebih kecil dibandingkan alun-alun utara.

2. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning

Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning terletak di Desa Minomartani, Kecamatan


Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Pendiri masjid ini, yaitu Kiai Musodo yang juga merupakan
keponakan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Ploso Kuning merupakan nama yang diambil dari
pohon Ploso yang tumbuh di sekitar masjid.
3. Kompleks Makam Imogiri

Kompleks Makam Imogiri terletak di Dusun Pajimatan, Girirejo, Kapanewon Imogiri, Bantul,
Yogyakarta. Pendiri kompleks makam raja-raja Mataram Islam ini adalah Sultan Agung pada
tahun 1632. Lokasi kompleks makam berada di bukit Merak yang dinamai Pajimatan Imogiri.
Dusun Pajimatan yang terletak di bawah gunung tersebut merupakan pemukiman abdi dalem
yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Kompleks Makam Imogiri dan upacara yang
diadakan di makam tersebut.
4. Masjid Al Fatih Kepatihan

Masjid Al Fatih terletak di daerah Kepatihan, Jebres, Surakarta. Pembangunan masjid


tersebut atas perintah Sri Susuhunan Paku Buwono X. Pembangunan masjid dilakukan oleh
Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV yang merupaka Pepatih Dalem.
5. Masjid Agung Gedhe Kauman

Masjid Agung Gedhe Kauman terletak di sebelah barat Alun-alun Utara, Yogyakarta.
Tepatnya lokasi masjid di Kampung Kauman, Kecamatan Gondomanan. Peninggalan
Kesultanan Mataram dibangun pada tahun 1773, dalam masa pemerintahan Sri Sultan
Hamengkubuwono I. Bangunan masjid memiliki satu gendung induk sebagai tempat shalat
dan maksura sebagai pengamanan raja ketika akan shalat. Di halaman masjid terdapat
pagongan yang digunakan untuk meletakkan gong saat acara Sekaten.

Anda mungkin juga menyukai