Anda di halaman 1dari 8

Nama :Rifki Alfarensyah

Kelas:XI IPS 3

Sumber Sejarah Kerajaan Maritim Islam

A.) kerajaan Samudra Pasai


Sumber Sejarah Kerajaan Samudra Pasai
1. Hikayat Raja-Raja Pasai
Hikayat ini merupakan sebuah karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu. Isinya
bercerita mengenai kerajaan Islam pertama di Nusantara yang terletak di Aceh, yaitu Samudra
pasai.

Berdasarkan hikayat ini, dapat kita ketahui pendiri kerajaan Samudra Pasai, yaitu Sultan Malik
As Saleh atau nama aslinya Marah Silu. Sebagian besar isi hikayat ini penuh dengan mitos dan
legenda, tapi hikayat ini telah membantu dalam mengungkap kebenaran kerajaan Samudra Pasai.

2. Kitab Rihlah ila I-Masyriq


Sumber sejarah kerajaan Samudra Pasai selanjutnya adalah sebuah kitab karya Abu Abdullah Ibn
Batutah. Ia merupakan musafir Maroko yang melakukan pengembaraan ke timur hingga singgah
ke wilayah Samudra Pasai pada tahun 1345.

Dalam kunjungannya ke Samudra Pasai, saat itu kesultanan dipimpin oleh Sultan Al-Malik Azh-
Zhahir II atau pada periode 133? hingga 1349 masehi. Ibnu Batutah sendiri pernah berkeliling ke
pelosok dunia pada Abad PertengahanMenurut Ibnu Batutah, Samudra Pasai adalah pusat studi
Islam. Saat berkunjung di kerajaan ini, ia dijemput oleh laksamana muda dari Pasai yaitu
bernama Bohuz. Ia pun selanjutnya diundang ke istana. Setelah singgah di Samudra Pasai, ia
kemudian melanjutkan perjalanan ke China.

3. Kronik China
Di dalam kronik China, Samudra Pasai dikenal dengan nama Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Disebutkan
bahwa armada kapal Cheng Ho dengan sekitar 200an kapal mengunjungi Samudra Pasai secara
berturut-turut pada tahun 1405, 1408 dan 1412.
Dalam catatan tersebut, dijelaskan bahwa jarak tempuh menuju Samudra Pasai sekitar 3 hari 3
malam. Pada kunjungannya tersebut, Cheng Ho memberikan hadiah dari Kaisar China yaitu
berupa Lonceng Cakra Donya.

Kemudian pada tahun 1434 Sultan Pasai mengirim saudaranya bernama Ha-li-zhi-han, namun ia
wafat di Beijing. Selanjutnya Kaisar Xuande (Dinasti Ming) mengutus utusannya bernama Wang
Hinhong untuk mengabarkan berita tersebut ke Samudra Pasai.

4. Lonceng Cakra Donya


Keberadaan lonceng pemberian kaisar China masih ada hingga sekarang dan menjadi bukti serta
sumber sejarah kerajaan Samudra Pasai. Lonceng ini berbentuk stupa, memiliki tinggi 125 cm,
lebar 75 cm. Di bagian luar lonceng terdapat hiasan-hiasan kombinasi aksara China dan Arab.

5. Naskah Surat Sultan Zainal Abidin


Sumber sejarah kerajaan Samudra Pasai selanjutnya berupa naskah surat yang ditulis oleh Sultan
Zainal Abidin, tepatnya pada tahun 1518 masehi. Surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.

6. Stempel Kerajaan Samudra Pasai


Berdasarkan hasil penelitian oleh Tim peneliti sejarah kerajaan Islam. Ditemukan bukti
bahwasanya stempel ini merupakan milik Sultan Muhammad Malikul Zhair. Stempel ini
ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudra, Kab. Aceh Utara. Namun saat ditemukan,
dibagian gagang stempel sudah rusak.

7. Makam Sultan Maslik Al Shaleh


Lokasi makam ini berada di Desa Beuringin, Kecamatan Samudra. Jaraknya kurang lebih 17 km
di sebelah timur kota Lhokseumawe.

8. Makam Sultan Muhammad Malik Al Zahir


Makam ini lokasinya bersebelahan dengan makam Sultan Malik Al Shaleh. Hal ini karena beliau
merupakan putranya yang juga pernah memimpin Kesultanan Samudra Pasai, tepatnya dari
tahun 1287 hingga 1326 masehi.

9. Makam Teungku Sidi Abdullah Tahul Nillah


Beliau merupakan salah satu pejabat di Kesultanan Samudra Pasai. Ia adalah cicit dari khalifah Al
Muntasir. Ia pernah menjabat sebagai menteri keuangan di kesultanan Samudra Pasai. Lokasi
makam ini berada di Gamping Kuta Krueng. Makam ini memiliki hiasan kaligrafi, sementara batu
nisannya terbuat dari marmer.

10. Makam Ratu Al Aqla (Nur Ilah)


Beliau merupakan puteri dari Sultan Muhammad Malikul Zhair. Lokasi makam ini berada di
Gampong Meunje Tujoh. Sama seperti makam sebelumnya, batu nisan pada makam ini memiliki
hiasan kaligrafi bahasa Arab dan Kawi.

11. Koin Emas Kerajaan Samudra Pasai


Sumber sejarah kerajaan Samudra Pasai terakhir adalah uang koin emas dan perak. Di dalam
uang tersebut tertera nama-nama raja/sultan Samudra Pasai.

B.)Kerajaan Aceh Darussalam


Sumber Sejarah Kerajaan Aceh

1. Masjid Raya Baiturrahman

Sumber Sejarah Kerajaan Aceh.Sumber sejarah kerajaan Aceh pertama yaitu Masjid Raya
Baiturrahman. Tempat ibadah bagi pemeluk agama islam ini dibangun pada masa Sultan Iskandar
Muda, tepatnya pada tahun 1612 Masehi. Lokasi Masjid ini berada di pusat kota Banda Aceh.
Keberadaan masjid merupakan salah satu peninggalan kerajaan Aceh. Selain digunakan sebagai
tempat ibadah, Masjid ini kerap digunakan sebagai obyek penelitian oleh orang-orang yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang sejarah Kesultanan Aceh.

2. Benteng Indrapatra

Benteng Indrapatra merupakan sebuah benteng yang memiliki nilai


historis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah kerajaan Aceh. Berdasarkan
sejarahnya, benteng ini dibangun pada masa kerajaan sebelumnya, yakni kerajaan Lamuri.
Benteng ini dibangun pada abad ke 7, jadi usianya cukup tua.

Pada masa kesultanan Aceh, benteng Indrapatra dimanfaatkan sebagai tempat untuk berlindung
saat terjadinya konflik dengan pihak Portugis. Saat itu, pihak Portugis melakukan serangan
terhadap Kesultanan Aceh dengan meriam. Di benteng inilah rakyat aceh berlindung dari
serangan tersebut.

Lokasi benteng Indrapatra berada di Desa Ladong Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh
Besar. Benteng ini masih kokoh berdiri, jadi jika kalian tertarik untuk mengetahui sejarah
kesultanan Aceh bisa langsung saja datang kesini. Selain sebagai sumber sejarah, peninggalan
sejarah ini dijadikan sebagai tempat wisata sejarah bagi penduduk Aceh, jadi tak heran jika
banyak yang mengunjunginya.

3. Makam Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda merupakan Sultan paling terkenal di Kesultanan Aceh, bahkan namanya
masih dikenang sampai saat ini berkat jasa-jasa menjadikan aceh maju. Seperti yang kita ketahui,
masa kejayaan kerajaan/kesultanan Aceh berlangsung pada masa Sultan Iskandar Muda.

Untuk mengetahui sejarah tentang raja-raja/sultan-sultan di Kesultanan Aceh maka makam


Sultan Iskandar Muda ini merupakan salah satu obyek yang dapat dijadikan sumber sejarah
Kerajaan Aceh. Makam ini terletak di Kelurahan Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda
Aceh.

Di makam tersebut terdapat pahatan kaligrafi pada batu nisannya, sehingga terlihat cukup indah
untuk dilihat. Keberadaan makam juga menjadi salah satu bukti sejarah masuknya Islam di
Indonesia.

4. Meriam Kesultanan Aceh


Sumber sejarah kerajaan Aceh selanjutnya adalah sebuah meriam. Fakta menarik yang perlu
kalian ketahui yaitu meriam ini merupakan senjata buatan sendiri dari kesultanan Aceh.
Kebenaran tentang asal usul meriam telah dilakukan penelitian oleh para ahli, bahwasanya benar
memang teknisi-teknisi kerajaan Aceh yang membuat senjata ini.

Darimana teknisi kesultanan Aceh memperoleh teknologi tersebut? Teknisi Aceh telah
mempelajari pembuatan meriam dari Kerajaan Turki Ustmaniah. Pada masa itu, meriam ini
digunakan untuk menenggelamkan kapal-kapal musuh yang hendak memasuki kesultanan Aceh.

5. Gunongan
Sumber sejarah kerajaan Aceh kelima yaitu gunongan atau sebuah taman lengkap dengan
keratonnya. Lokasi taman berada di dekat Masjid Raya Baiturrahman, tepatnya di Desa
Sukarami. Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Menurut sejarahnya, taman ini dibuat oleh Sultan Aceh untuk permaisuri yang sangat ia cintai.
Konon ceritanya, permaisuri tersebut adalah putri dari kerajaan Pahang yang telah ditawan
karena kerajaan tersebut mengalami kekalahan.

6. Uang Emas Kerajaan Aceh

Uang emas ini merupakan sumber sejarah kerajaan Aceh yang dapat
dimanfaatkan sebagai bukti kehidupan ekonomi kesultanan Aceh. Seperti yang kita ketahui,
kesultanan Aceh berada di lokasi yang strategis yakni di jalur perdagangan.

Oleh sebab itu berbagai komoditas dari berbagai penjuru dunia berkumpul di kesultanan Aceh.
Hal ini memicu dibuatnya mata uang sendiri. Mata uang logam ini dibuat dari bahan emas murni,
yakni sebesar 70%.

Di uang emas ini, terdapat nama-nama raja/sultan Aceh. Keberadaan koin merupakan salah satu
bukti kejayaan kerajaan Aceh pada masa itu. Sampai saat ini, banyak orang-orang yang masih
mencari keberadaan koin tersebut.

C.) Kerajaan Demak


Sumber Sejarah Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475. Bukti sejarah yang mengabarkan tentang
keberadaan kerajaan ini di masa lalu sudah cukup banyak didapatkan. Adapun beberapa
bukti lain yang berupa peninggalan bersejarah seperti bangunan atau benda-benda
tertentu juga masih terpelihara hingga sekarang. Beberapa bangunan atau benda
peninggalan kerajaan Demak yaitu sebagai berikut :

1. Masjid Agung Demak


Peninggalan Kerajaan Demak yang paling dikenal tentu adalah Masjid Agung Demak.
Bangunan yang didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479 ini masih berdiri kokoh hingga
saat ini meski sudah mengalami beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi salah satu
bukti bahwa kerajaan Demak pada masa silam telah menjadi pusat pengajaran dan
penyebaran Islam di Jawa. Jika Anda tertarik untuk melihat keunikan arsitektur dan
nilai-nilai filosofisnya , datanglah ke masjid ini. Letaknyaberada di Desa Kauman, Demak
– Jawa Tengah.

2. Pintu Bledek
Dalam bahasa Indonesia, Bledek berarti petir, oleh karena itu, pintu bledek bisa diartikan
sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi
pintu utama dari Masjid Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar, pintu ini
dinamai pintu bledek tak lain karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari petir yang
menyambar. Saat ini, pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Pintu
bledek dimuseumkan karena sudah mulai lapuk dan tua. Ia menjadi koleksi peninggalan
Kerajaan Demak dan kini disimpan di dalam Masjid Agung Demak.

3. Soko Tatal dan Soko Guru


Soko Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi sebagai penyangga tegak
kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada 4 buah soko guru yang digunakan masjid ini, dan
berdasarkan cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Sang Sunan
mendapat tugas untuk membuat semua tiang tersebut sendiri, hanya saja saat ia baru membuat 3
buah tiang setelah masjid siap berdiri. Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa kemudian
menyambungkan semua tatal atau potongan-potongan kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan
kekuatan spiritualnya dan mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru yang terbuat dari
tatal.

4. Bedug dan Kentongan


Bedug dan kentongan yang terdapat di Masjid Agung Demak juga merupakan
peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak boleh dilupakan. Kedua alat ini
digunakan pada masa silam sebagai alat untuk memanggil masyarakat sekitar mesjid agar
segera datang melaksanakan sholat 5 waktu setelah adzan dikumandangkan. Kentongan
berbentuk menyerupai tapal kuda memiliki filosofi bahwa jika kentongan tersebut
dipukul, maka warga sekitar harus segera datang untuk melaksanakan sholat 5 waktu
secepat orang naik kuda.

5. Situs Kolam Wudlu


Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid Demak. Situs ini dahulunya
digunakan sebagai tempat berwudlu para santri atau musyafir yang berkunjung ke Masjid untuk
melaksanakan sholat. Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk berwudlu
dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.

6. Maksurah Maksurah
adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan Masjid Demak. Maksurah
tersebut dibuat sekitar tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat menjabat
sebagai Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut bermakna tentang ke-Esa-an
Alloh.

7. Dampar Kencana
Dampar kencana adalah singgasana para Sultan yang kemudian dialih fungsikan sebagai mimbar
khutbah di Masjid Agung Demak. Peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini hingga kini masih
terawat rapi di dalam tempat penyimpanannya di Masjid Demak

.8. Piring Campa


Piring Camapa adalah piring pemberian seorang putri dari Campa yang tak lain adalah ibu dari
Raden Patah. Piring ini jumlahnya ada 65 buah. Sebagian dipasang sebagai hiasan di dinding
masjid, sedangkan sebagian lain dipasang di tempat imam.

D.)Kerajaan Makassar
Sumber sumber Sejarah Kerajaan makassar

Yang tertulis(Catatan perjalanan Tome pires)


Di dalam catatan Tome Pires, Pulau Sulawesi tidak dicatat. Tome Pires hanya mencatat
Pilipina, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Banda, Seram, Ambon, Maluku,
Kalimantan, Madura dan Malaka, (Armando Cortesao, 1967, hal: 132-289). Sulawesi dicatat
dengan istilah 'the islands of Macassar.

Yang berupa benda atau bangunan

Istana Balla Lompoa


Istana ini terletak di Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Istana
ini didirikan oleh Raja Gowa ke-35, I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonionompo Sultan
Muhammad Tahir Muhibuddin Tumenangari Sungguminasa.

Kala itu istana dengan 54 tiang, enam jendala di sisi kiri dan empat jendela di depan difungsikan
sebagai Museum Balla Lompoa yang menaruh benda-benda kerajaan.
Kompleks makan Raja Gowa Tallo
Berdasar sumber sejarah Kerajaan Makassar, makam raja-raja Tallo merupakan sebuah wilayah
makam kuno yang digunakan semenjak abad XVII hingga dengan abad XIX Masehi. Lokasinya di
RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya Ujungpandang.

Lokasi makam berlokasi di pinggir barat muara Sungai Tallo atau pada sudut timur laut dalam
kawasan benteng Tallo.

Masjid Katangka
Masjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Semenjak berdiri, Masjid Katangka sudah
mengalami beberapa kali pemugaran.

Pemugaran itu berturut-turut dijalankan oleh Sultan Mahmud (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji
Mansur Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962). Amat
susah mengidentifikasi komponen paling awal (orisinil) bangunan masjid tertua Kerajaan Gowa
ini.

Fort Rotterdam
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) merupakan sebuah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota
Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang
bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallonna.

Anda mungkin juga menyukai