Kelas:XI IPS 3
Berdasarkan hikayat ini, dapat kita ketahui pendiri kerajaan Samudra Pasai, yaitu Sultan Malik
As Saleh atau nama aslinya Marah Silu. Sebagian besar isi hikayat ini penuh dengan mitos dan
legenda, tapi hikayat ini telah membantu dalam mengungkap kebenaran kerajaan Samudra Pasai.
Dalam kunjungannya ke Samudra Pasai, saat itu kesultanan dipimpin oleh Sultan Al-Malik Azh-
Zhahir II atau pada periode 133? hingga 1349 masehi. Ibnu Batutah sendiri pernah berkeliling ke
pelosok dunia pada Abad PertengahanMenurut Ibnu Batutah, Samudra Pasai adalah pusat studi
Islam. Saat berkunjung di kerajaan ini, ia dijemput oleh laksamana muda dari Pasai yaitu
bernama Bohuz. Ia pun selanjutnya diundang ke istana. Setelah singgah di Samudra Pasai, ia
kemudian melanjutkan perjalanan ke China.
3. Kronik China
Di dalam kronik China, Samudra Pasai dikenal dengan nama Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Disebutkan
bahwa armada kapal Cheng Ho dengan sekitar 200an kapal mengunjungi Samudra Pasai secara
berturut-turut pada tahun 1405, 1408 dan 1412.
Dalam catatan tersebut, dijelaskan bahwa jarak tempuh menuju Samudra Pasai sekitar 3 hari 3
malam. Pada kunjungannya tersebut, Cheng Ho memberikan hadiah dari Kaisar China yaitu
berupa Lonceng Cakra Donya.
Kemudian pada tahun 1434 Sultan Pasai mengirim saudaranya bernama Ha-li-zhi-han, namun ia
wafat di Beijing. Selanjutnya Kaisar Xuande (Dinasti Ming) mengutus utusannya bernama Wang
Hinhong untuk mengabarkan berita tersebut ke Samudra Pasai.
Sumber Sejarah Kerajaan Aceh.Sumber sejarah kerajaan Aceh pertama yaitu Masjid Raya
Baiturrahman. Tempat ibadah bagi pemeluk agama islam ini dibangun pada masa Sultan Iskandar
Muda, tepatnya pada tahun 1612 Masehi. Lokasi Masjid ini berada di pusat kota Banda Aceh.
Keberadaan masjid merupakan salah satu peninggalan kerajaan Aceh. Selain digunakan sebagai
tempat ibadah, Masjid ini kerap digunakan sebagai obyek penelitian oleh orang-orang yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang sejarah Kesultanan Aceh.
2. Benteng Indrapatra
Pada masa kesultanan Aceh, benteng Indrapatra dimanfaatkan sebagai tempat untuk berlindung
saat terjadinya konflik dengan pihak Portugis. Saat itu, pihak Portugis melakukan serangan
terhadap Kesultanan Aceh dengan meriam. Di benteng inilah rakyat aceh berlindung dari
serangan tersebut.
Lokasi benteng Indrapatra berada di Desa Ladong Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh
Besar. Benteng ini masih kokoh berdiri, jadi jika kalian tertarik untuk mengetahui sejarah
kesultanan Aceh bisa langsung saja datang kesini. Selain sebagai sumber sejarah, peninggalan
sejarah ini dijadikan sebagai tempat wisata sejarah bagi penduduk Aceh, jadi tak heran jika
banyak yang mengunjunginya.
Sultan Iskandar Muda merupakan Sultan paling terkenal di Kesultanan Aceh, bahkan namanya
masih dikenang sampai saat ini berkat jasa-jasa menjadikan aceh maju. Seperti yang kita ketahui,
masa kejayaan kerajaan/kesultanan Aceh berlangsung pada masa Sultan Iskandar Muda.
Di makam tersebut terdapat pahatan kaligrafi pada batu nisannya, sehingga terlihat cukup indah
untuk dilihat. Keberadaan makam juga menjadi salah satu bukti sejarah masuknya Islam di
Indonesia.
Darimana teknisi kesultanan Aceh memperoleh teknologi tersebut? Teknisi Aceh telah
mempelajari pembuatan meriam dari Kerajaan Turki Ustmaniah. Pada masa itu, meriam ini
digunakan untuk menenggelamkan kapal-kapal musuh yang hendak memasuki kesultanan Aceh.
5. Gunongan
Sumber sejarah kerajaan Aceh kelima yaitu gunongan atau sebuah taman lengkap dengan
keratonnya. Lokasi taman berada di dekat Masjid Raya Baiturrahman, tepatnya di Desa
Sukarami. Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Menurut sejarahnya, taman ini dibuat oleh Sultan Aceh untuk permaisuri yang sangat ia cintai.
Konon ceritanya, permaisuri tersebut adalah putri dari kerajaan Pahang yang telah ditawan
karena kerajaan tersebut mengalami kekalahan.
Uang emas ini merupakan sumber sejarah kerajaan Aceh yang dapat
dimanfaatkan sebagai bukti kehidupan ekonomi kesultanan Aceh. Seperti yang kita ketahui,
kesultanan Aceh berada di lokasi yang strategis yakni di jalur perdagangan.
Oleh sebab itu berbagai komoditas dari berbagai penjuru dunia berkumpul di kesultanan Aceh.
Hal ini memicu dibuatnya mata uang sendiri. Mata uang logam ini dibuat dari bahan emas murni,
yakni sebesar 70%.
Di uang emas ini, terdapat nama-nama raja/sultan Aceh. Keberadaan koin merupakan salah satu
bukti kejayaan kerajaan Aceh pada masa itu. Sampai saat ini, banyak orang-orang yang masih
mencari keberadaan koin tersebut.
2. Pintu Bledek
Dalam bahasa Indonesia, Bledek berarti petir, oleh karena itu, pintu bledek bisa diartikan
sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi
pintu utama dari Masjid Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar, pintu ini
dinamai pintu bledek tak lain karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari petir yang
menyambar. Saat ini, pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Pintu
bledek dimuseumkan karena sudah mulai lapuk dan tua. Ia menjadi koleksi peninggalan
Kerajaan Demak dan kini disimpan di dalam Masjid Agung Demak.
6. Maksurah Maksurah
adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan Masjid Demak. Maksurah
tersebut dibuat sekitar tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat menjabat
sebagai Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut bermakna tentang ke-Esa-an
Alloh.
7. Dampar Kencana
Dampar kencana adalah singgasana para Sultan yang kemudian dialih fungsikan sebagai mimbar
khutbah di Masjid Agung Demak. Peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini hingga kini masih
terawat rapi di dalam tempat penyimpanannya di Masjid Demak
D.)Kerajaan Makassar
Sumber sumber Sejarah Kerajaan makassar
Kala itu istana dengan 54 tiang, enam jendala di sisi kiri dan empat jendela di depan difungsikan
sebagai Museum Balla Lompoa yang menaruh benda-benda kerajaan.
Kompleks makan Raja Gowa Tallo
Berdasar sumber sejarah Kerajaan Makassar, makam raja-raja Tallo merupakan sebuah wilayah
makam kuno yang digunakan semenjak abad XVII hingga dengan abad XIX Masehi. Lokasinya di
RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya Ujungpandang.
Lokasi makam berlokasi di pinggir barat muara Sungai Tallo atau pada sudut timur laut dalam
kawasan benteng Tallo.
Masjid Katangka
Masjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Semenjak berdiri, Masjid Katangka sudah
mengalami beberapa kali pemugaran.
Pemugaran itu berturut-turut dijalankan oleh Sultan Mahmud (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji
Mansur Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962). Amat
susah mengidentifikasi komponen paling awal (orisinil) bangunan masjid tertua Kerajaan Gowa
ini.
Fort Rotterdam
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) merupakan sebuah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota
Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang
bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallonna.