Kelas :X IIS 3
Materi:
● Kerajaan samudera pasai
● Kerajaan Aceh Darussalam
SILSILAH
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345
4. Sultan Malik Az-Zahir (? - 1346)
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang mengerjakan (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)
9. Sultan yang kesembilan adalah Abu Zaid Malik Az-Zahir (? -1455)
10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir , memerintah (ca.1455-ca. 1477)
11. Sultan Zain Al-'Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)
12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang mengikat (ca.1501-1513)
13. Sultan Zain Al'Abidin, yang berhasil tahun 1513-1524 PERIODE
PEMERINTAHAN
Rentang masa kekuasan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, dari
abad ke-13 hingga 16 M.
WILAYAH KEKUASAAN
Wilayah kekuasaan Pasai mengatur wilayah Aceh kompilasi itu.
STRUKTUR PEMERINTAHAN
Pimpinan Tertinggi kerajaan di tangan sultan yang bergantung pada temurun.
Disamping ada seorang sultan sebagai pimpinan kerajaan, ada pula beberapa
jabatan lain, seperti Menteri Besar (Perdana Menteri atau Orang Kaya Besar),
seorang Bendahara, seorang Komandan Militer atau Panglima Angkatan laut
yang lebih dikenal dengan sebutan Laksamana, Sekretaris Menteri, seorang
Kepala Pengadilan Agama yang dinamakan Qadi, dan beberapa orang
Syahbandar yang mengepalai dan memfasilitasi pedagang-pedagang di
kota-kota, pelabuhan yang berada di bawah pengaruh itu. Khusus para
Syahbandar ini juga berhak sebagai penghubung antara sultan dan
pedagang-pedagang asing.
Selain itu menurut catatan M. Yunus Jamil, yang mewakili pejabat Kerajaan
Islam Samudera Pasai terdiri dari orang-orang alim dan bijaksana. Berikut
nama-nama dan jabatan-jabatan mereka sebagai berikut:
1. Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin, sebagai Perdana Menteri.
2. Saiyid Ali bin Ali Al Makaarani, sebagai Syaikhul Islam.
3. Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari, sebagai Menteri Luar Negeri
KEHIDUPAN POLITIK
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik
al-Saleh, sebagai raja pertama yang disetujui tahun 1285 - 1297. Pada masa
pemerintahannya, datanglah seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292
yang berbatasan dengan Marcopolo, melalui catatan penelusuran
Marcopololah dapat dilihat itulah raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah
Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh
pemerintahannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I
(1297 - 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang
juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 - 1348). Pada masa ini, pemerintahan
Samudra Pasai berkembang dan terus menjalin hubungan dengan
kerajaan-Islam di India atau Arab. Catatan harian Ibnu Batutah yang diundang
dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai merupakan
pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur oleh India dan
patihnya bergelar Amir. Pada masa pemerintahan selanjutnya Samudra Pasai
tidak memiliki pemerintahan masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang
juga bergelar Sultan Malik al-Tahir III kurang begitu jelas. Menurut sejarah
Melayu, kerajaan Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Siam. Dengan
demikian karena tidak ada data sejarah yang lengkap, maka runtuhnya
Samudra Pasai tidak lengkap. Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah
paham? Kalau sudah paham simak uraian materi berikutnya. Pada masa
pemerintahan selanjutnya Samudra Pasai tidak memiliki pemerintahan masa
pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir III
kurang begitu jelas. Menurut sejarah Melayu, kerajaan Samudra Pasai diserang
oleh kerajaan Siam. Dengan demikian karena tidak ada data sejarah yang
lengkap, maka runtuhnya Samudra Pasai tidak lengkap. Dari penjelasan di
atas, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak uraian materi
berikutnya. Pada masa pemerintahan selanjutnya Samudra Pasai tidak memiliki
pemerintahan masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar
Sultan Malik al-Tahir III kurang begitu jelas. Menurut sejarah Melayu, kerajaan
Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Siam. Dengan demikian karena tidak
ada data sejarah yang lengkap, maka runtuhnya Samudra Pasai tidak lengkap.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak
uraian materi berikutnya. apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham
simak uraian materi berikutnya. apakah Anda sudah paham? Kalau sudah
paham simak uraian materi berikutnya.
KEHIDUPAN EKONOMI
Dengan strategis yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai
kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai
melaksanakan peran Sriwijaya di Selat Malaka.
Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) di atas
pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra Pasai
berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini
juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah.
Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus
dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan telah diketahui sebagai alat
pertukaran uang yang dinamakan Deureuham (dirham).
Sejalan dengan itu, juga mengembangkan ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya
Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu
oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. Informasi di atas
diambil sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudera Pasai dalam
posisinya sebagai pusat tamadun Islam di Asia Tenggara pada masa itu.
Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Aceh berkembang pesat. Aceh berkuasa atas Selat Malaka yang
merupakan jalur dagang internasional, menyebabkan bertambahnya badan
ekspor penting. Barang-barang ekspor yang diekspor seperti beras, lada,
timah, emas, perak, dan rempah-rempah. Sedangkan barang impornya seperti
kain dari India, porselin dari sutera, dan minyak wangi dari Eropa dan Timur
Tengah. Kapal-kapal Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai Laut
Merah.
Kehidupan Sosial
Meningkatnya kemakmuran telah menyebabkan berkembangnya sistem
feodalisme dan ajaran agama Islam di Aceh. Kaum bangsawan yang
memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipiln disebut golongan Teuku,
sedang kaum ulama yang memegang peranan penting dalam agama disebut
golongan Teungku. Namun kedua golongan masyarakat itu sering terjadi
persaingan yang menyebabkan melemahkan Aceh.
Seni Bangunan
Salah satu masjid peninggalan dari kerajaan Aceh adalah Masjid
Baiturrahman. Masjid Baiturrahman dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada
tahun 1022 Hijriah bersamaan dengan tahun 1612 Miladiyah.
Pada dasarnya masjid ini memiliki ciri-ciri antara lain, berbentuk simetris, atap
masjid berbentuk limas, bagian tengah ruang sholat berbentuk bujur sangkar
dan diperkokoh dengan penyangga atau tiang, dan terdapat menara untuk
menyerukan adzan.
Dari waktu ke waktu masjid ini mengalami perubahan. Sekarang masjid ini
memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Di cat berwarna putih dan
beratap hitam, dan bagian ruang sholatnya diperkokoh dengan 8 penyangga
kubah, serta masing-masing kubah terdapat jendela.