Anda di halaman 1dari 43

Kerajaan

Bercorak Islam
VANIA VIDELLA
Samudra Pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama
di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.
Kehidupan Politik
Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh
Majapahit sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345
4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)
9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)
10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca. 1477)
11.Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)
12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (ca.1501-1513)
13.Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524
3
Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja
pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297. Pada masa pemerintahannya, datang seorang musafir
dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah
maka dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat,
maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan
Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga
bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348). Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai
berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun
Arab. Melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat
diketahui Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur
secara India dan patihnya bergelar Amir. Pada masa selanjutnya pemerintahan Samudra Pasai tidak
banyak diketahui karena pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik al-
Tahir III kurang begitu jelas. Menurut sejarah Melayu, kerajaan Samudra Pasai diserang oleh
kerajaan Siam. Dengan demikian karena tidak adanya data sejarah yang lengkap, maka runtuhnya
Samudra Pasai tidak diketahui secara jelas.

4
Kehidupan Ekonomi
Dengan letaknya yang strategis, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan
Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan
peranan Sriwijaya di Selat Malaka.
Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-
pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra Pasai berkembang
pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini juga sesuai dengan
keterangan Ibnu Batulah.
Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan
emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar
yaitu uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham).

5
Masa Kejayaan
Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1345). Pasai mencapai masa kejayaan dibawah
pemerintahannya. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai
dikunjungi para pedagang asing. Berikut faktor pendorongnya :
- Lokasi strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dunia
- Persebaran Islam sehingga banyak saudagar Muslim dari India, Persia dan Arab
yang berlabuh
- Melemahnya pengaruh Sriwijaya
- Letak pusat pemerintahan yang strategis, semenanjung Malaka, yang menjadi
pusat perdagangan
- Pusat pengembangan ilmu pengetahuan, terutama keagamaan- Sifat kota
syahbandar yang kosmpolit dan terbuka

6
Masa Keruntuhan
Kerajaan Samudra Pasai mulai mengalami kemunduran setelah dikuasai Portugis
(1521) selama tiga tahun. Selanjutnya, Samudra Pasai pun berhasil dikuasai Kerajaan
Aceh Darusalam (1524). Sejak saat itu, riwayat Kerajaan Samudra Pasai berakhir.
Berikut faktor pendorong runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai:
- Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara, yaitu pada tahun 1339
patih Majapahit Gajah Mada menyerang Samudera Pasai tetapi belum berhasil.
- Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis.
- Setelah Sultan Malik ath-Thahir meninggal, tidak ada penggantinya yang cakap
dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh Kerajaan
Aceh.

7
Peninggalan
Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini
adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di
kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini
terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat
kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan
Samudera, sekitar 17 km sebelah timur
Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut,
terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai
pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah
Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan
Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang
29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai
merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan
Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.
8
Kerajaan Aceh
merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan
Aceh terletak di utara pulau Sumatra dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan
pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil awal
913 H atau pada tanggal 8 September 1507. 
Kehidupan Politik
1). Sultan Ali Mughayat Syah adalah sultan pertama dari Kerajaan Aceh. Ia memegang tampuk kekuasaan
dari tahun 1514-1528 M. Di bawah kuasanya, Kerajaan ini memiliki wilayah mencakup Banda Aceh- Aceh
Besar. Selain itu, Kerajaan Aceh juga melakukan perluasan ke beberapa wilayah di Sumatera Utara, yaitu
daerah Daya dan Pasai. Sultan Ali juga melakukan serangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka dan
juga menaklukkan Kerajaan Aru.
2). Salahuddin merupakan anak dari Sultan Ali Mughayat Syah. Setelah meninggalnya Sultan Ali Mughayat
Syah, pemerintahan dilanjutkan oleh putranya tersebut. Sultan Salahuddin memerintah dari tahun 1528-1537
M. Sayangnya, Sultan Salahudin kurang memperhatikan Kerajaannya saat berkuasa. Maka dari itu, Kerajaan
ini sempat mengalami kemunduran. Akhirnya di tahun 1537 M, tampuk kekuasaan pindah ke tangan
saudaranya, Sultan Alaudin Riayat Syah.
3). Sultan Alaudin Riayat Syah berkuasa  dari tahun 1537-1568 M.  Di bawah kekuasaannya, Kerajaan ini
berkembang pesat menjadi Bandar utama di Asia bagi pedagang Muslim mancanegara. Lokasi Kerajaan
Aceh yang strategis menjadi peluang untuk menjadikannya sebagai tempat transit bagi rempah-rempah 
Maluku. Dampaknya, Kerajaan Aceh saat itu terus menghadapi Portugis. Kerajaan Aceh dibawah
kepemimpinan Alaudin Riayat Syah juga memperkuat angkatan laut. Selain itu, Kerajaan ini juga membina
hubungan diplomatik dengan Kerajaan Turki Usmani.
10
Kehidupan Politik
4). Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan ini mengalami puncak kejayaannya.
Iskandar Muda memimpin dari tahun 1606 – 1636 M. Sultan Iskandar Muda melanjutkan
kepemimpinan dari sultan Alauddin Riayat Syah. Iskandar Muda memberikan terobosan baru untuk
Kerajaan. Beliau mengangkat pimpinan adat untuk setiap suku serta menyusun tata negara (qanun)
yang menjadi pedoman penyelenggaraan aturan Kerajaan.  Saat itu, Kerajaan Aceh menduduki 5 besar
Kerajaan Islam terbesar di dunia setelah Kerajaan  Maroko, Isfahan, Persia dan Agra. Kerajaan ini
berhasil merebut pelabuhan penting dalam perdagangan (pesisir barat dan timur Sumatera, dan Pesisir
barat Semenanjung Melayu). Selain itu, Kerajaan Aceh juga membina hubungan diplomatik dengan
Inggris dan Belanda untuk memperlemah serangan Portugis.
5). Sultan Iskandar Tahani memerintah dari tahun 1626-1641 M. Berbeda dengan sultan-sultan
sebelumnya yang mementingkan ekspansi, Iskandar Thani memperhatikan pembangunan dalam
negeri. Selain itu, sektor pendidikan agama Islam mulai bangkit di masa kepemimpinannya. Terbukti
dari lahirnya buku Bustanus salatin yang dibuat oleh Ulama Nuruddin Ar-Raniry.  Meskipun Iskandar
Thani hanya memerintah selama 4 tahun, Aceh berada dalam suasana damai. Syariat Islam sebagai
landasan hukum mulai ditegakkan. Hubungan dengan wilayah yang ditaklukkan dijalan dengan
suasana liberal, bukan tekanan politik atau militer.
11
Kehidupan Ekonomi
Komoditas yang diperdagangkan Aceh:
- Minyak tanah - Sutra
-Belerang - Emas
- Kapur - Kapur barus
Selain itu di ibu kota juga banyak terdapat pandai emas, tembaga, dan suasa yang mengolah
barang mentah menjadi barang jadi. Sedang Pidie merupakan lumbung beras bagi
kesultanan.[16] Namun di antara semua yang menjadi komoditas unggulan untuk diekspor
adalah lada. Produksi terbesar terjadi pada tahun 1820. Menurut perkiraan Penang, nilai
ekspor Aceh mencapai 1,9 juta dollar Spanyol. Dari jumlah ini $400.000 dibawa ke Penang,
senilai $1 juta diangkut oleh pedagang Amerika dari wilayah lada di pantai barat. Sisanya
diangkut kapal dagang India, Prancis, dan Arab. Pusat lada terletak di pantai Barat yaitu
Rigas, Teunom, dan Meulaboh.
12
Masa Kejayaan
Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan ini mengalami puncak
kejayaannya. Iskandar Muda memimpin dari tahun 1606 – 1636 M. Sultan Iskandar
Muda melanjutkan kepemimpinan dari sultan Alauddin Riayat Syah. Iskandar Muda
memberikan terobosan baru untuk Kerajaan. Beliau mengangkat pimpinan adat
untuk setiap suku serta menyusun tata negara (qanun) yang menjadi pedoman
penyelenggaraan aturan Kerajaan.  Saat itu, Kerajaan Aceh menduduki 5 besar
Kerajaan Islam terbesar di dunia setelah Kerajaan  Maroko, Isfahan, Persia dan Agra.
Kerajaan ini berhasil merebut pelabuhan penting dalam perdagangan (pesisir barat
dan timur Sumatera, dan Pesisir barat Semenanjung Melayu). Selain itu, Kerajaan
Aceh juga membina hubungan diplomatik dengan Inggris dan Belanda untuk
memperlemah serangan Portugis.

13
Masa Keruntuhan
Kemunduran Kesultanan Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah makin menguatnya
kekuasaan Belanda di pulau Sumatra dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau,
Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus (1840) serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan
Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran sejak meninggalnya sultan Iskandar Thani. Hal itu
dikarenakan tidak ada lagi generasi yang mampu mengatur daerah milik Kerajaan Aceh yang begitu luas.
Akibatnya, banyak daerah taklukan yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang, dan Minangkabau.
Selain itu, terjadi pertikaian terus menerus antara golongan ulama (Teungku) dan bangsawan (Teuku).
Pertikaian ini dipicu oleh perbedaan aliran keagamaan (aliran Sunnah wal Jama’ah dan Syiah). Meskipun
begitu, Kerajaan Aceh tetap berdiri sampai abad ke 20. Kerajaan Aceh juga sempat dipimpin beberapa
Sultanah (Ratu). Ratu yang pernah memimpin Kerajaan Aceh yaitu  Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam
(1641-1675 dan Sri Ratu Naqiatuddin Nur Alam (1675-1678).
Sayangnya, pertikaian yang terjadi terus menerus serta wilayah Kerajaan Aceh yang terus berkurang
membuat Kerajaan Aceh runtuh di awal abad 20 dan dikuasai oleh Belanda.

14
Peninggalan
Masjid raya Baiturrahman ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada
tahun 1612 Masehi. Letaknya tepat di tengah  pusat Kota Banda Aceh. Mesjid
ini pernah dibakar saat Agresi Militer II dan akhirnya dibangun kembali oleh
pihak Belanda. Ketika Tsunami 2004 Melanda Aceh, Mesjid ini tetap kokoh
berdiri melindungi warga yang berlindung di dalamnya. Sampai saat ini,
masjid ini terus dikembangkan.

Gunongan ini merupakan bangunan yang juga dibangun oleh Sultan


Iskandar Muda. Bangunan ini dibangun atas dasar cinta Sultan
Iskandar Muda pada seorang Putri dari Pahang. Karena cintanya yang
sangat besar, Sultan Iskandar Muda memenuhi keinginan Putroe
Phaang untuk membangun sebuah taman sari yang indah yang
dilengkapi dengan Gunongan. Saat ini, Taman Sari dan Gunongan
menjadi tempat yang terpisah menjadi taman sari, taman putro
phaang dan Gunongan. Letak tiga tempat itu hampir berdekatan
dengan Masjid raya Baiturrahman
15
Kerajaan Demak
kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa,
Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai
kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kehidupan Politik
1). Raden Fatah merupakan pendiri Kerajaan Demak dan menjadi raja pertama di kesultanan
Demak. Pada masa pemerintahan Raden Fatah, Demak mengalami perkembangan yang begitu
pesat. Hal ini tidak terlepas atas restu dan dukungan oleh para wali yang menyebarkan agama
Islam di Tanah Jawa. Raden Fatah Mendapat gelar Sultan Alam akbar al fatah atas
keberhasilannya memimpin Kerajaan Demak selama 18 tahun, yakni pada tahun 1500 hingga 1518
M. Raden Fatah wafat pada tahun 1518 M. Yang kemudian kepemimpinannya diteruskan oleh
putranya sendiri, yakni Pati Unus.
2). Setelah wafatnya Raden Fatah pada tahun 1518 secara otomatis kekuasaannya diturunkan
kepada putranya sendiri yaitu Pati Unus. Pati unus ini dikenal sebagai panglima perang yang
gagah dan berani. Pati unus hanya memerintah Kerajaan Demak selama 3 Tahun. Yaitu pada
tahun 1518 hingga 1521. Pati Unus wafat dalam pertempuran di Malaka pada tahun 1521 pada usia
41 Tahun.

17
Kehidupan Politik
3). Pada saat Pati Unus wafat, beliau tidak memiliki seorang putra. Sehingga tahta kerajaan
digantikan oleh Raden Trenggono, yaitu adik dari Pati Unus. Di bawah kepemimpinan Sultan
Trenggono inilah, Kerajaan Demak mencapai pada masa puncak kejayaannya. Raden Trenggono
dikenal sebagai raja yang gagah berani dan sangat bijaksana. Bahkan berkat keberaniannya,
Raden Trenggono mampu memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Demak hingga ke Jawa Barat
dan Jawa Timur. Sultan Trenggono bercita-cita untuk bisa menyatukan seluruh kawasan di Pulau
Jawa di bawah kesultanan Demak. Dalam upaya memperluas wilayah kekuasaan kesultanan
Demak, Sultan Trenggono melakukan serangan ke berbagai daerah seperti penyerangan ke
Pasuruan dan Jawa Barat. Penyerangan ke Pasuruan, tepatnya ke Kerajaan Hindu Supit Urang.
Penyerangan ke Pasuruan ini tidak membawakan hasil dikarenakan Sultan Trenggono wafat.
Sementara penyerangan ke Jawa Barat seperti ke Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon yang
dipimpin oleh Fatahillah telah berhasil. Selain melakukan beberapa penyerangan, Sultan
Trenggono juga melakukan perjodohan atau perkawinan politik.

18
Kehidupan Ekonomi
Karena lokasi kerajaan yang strategis dengan diapit dua pelabuhan penting yakni pelabuhan
Mataram dan Jepara membuat Demak menjadi salah satu pusat perdagangan. Demak berperan
menjadi salah satu daerah penghasil rempah-rempah di bagian Indonesia Timur dan penghasil
rempah-rempah untuk Indonesia bagian Barat.
Dengan begitu, Demak berkembang semakin pesat. Bahkan daerah kekuasaan Demak pun
berkembang pesat terlebih di pesisir utara Jawa. Untuk perkembangan daerah di pedalaman, Demak
memperhatikan sektor pertaniannya dan menjadi salah satu komoditi dagang. Dari hasil
perdagangan tersebut, Demak memperoleh keuntungan dari sektor ekonomi. Posisi kerajaan demak
sangat strategis dalam perdagangan laut, pelabuhannya sering dipakai transit kapal2 dagang dari
wilayah barat yang hendak ke Selat Malaka, begitu pun sebaliknya. keinginan untuk menjadi
kerajaan maritim dilakukan dengan usaha menaklukan Malaka dari Portugis. Usaha ini gagal, walau
demikian tidak meruntuhkan perekonomian Demak karena didukung oleh hasil pertanian dan
memperoleh keuntungan ekonomi yang besar. kesadaran pentingnya memanfaatkan ekonomi
pertanian, Demak melakukan perluasan wilayah ke daerah-daerah disekitarnya termasuk ke jawa
barat
19
Masa Kejayaan
Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu
pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas
kekuasaannya dengan menundukkan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di Nusantara.
Di bawahTrenggana
Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak
mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta
menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), juga menaklukkan hampir seluruh
Pasundan/Jawa Barat (1528 - 1540) serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti
Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527 - 1529), Kediri (1529),
Malang (1529 - 1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1529 -
1546). Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan,
dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah seorang panglima perang Demak waktu itu
adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai(Sumatra), yang juga menjadi menantu raja Trenggana.
Sementara Maulana Hasanuddin putra Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk
menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin
menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid
Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus
20
Masa Keruntuhan
Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara P. Surowiyoto (Pangeran
Sekar) dan Trenggana yang berlanjut dengan di bunuhnya P. Surowiyoto oleh Sunan Prawoto (anak Trenggana),
peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat Surowiyoto pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa
itu Surowiyoto (Sekar) dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada
tahun 1546 Trenggana wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh Sunan Prawoto, anak Trenggana, sebagai raja
Demak keempat, akan tetapi pada tahun 1547 Sunan Prawoto dan isterinya dibunuh oleh pengikut P. Arya
Penangsang, putra Pangeran Surowiyoto (Sekar). P. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa takhta Demak
sebagai raja Demak kelima. Pengikut Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri,penguasa Jepara /
Kalinyamat (Suami Ratu Kalinyamat). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi P. Arya
Penangsang, salah satunya adalah Adipati Pajang Jaka Tingkir (Hadiwijaya).
Pada tahun 1554 terjadilah pemberontakan dilakukan oleh Adipati Pajang Jaka Tingkir (Hadiwijaya) untuk
merebut kekuasaan Demak dari Arya Penangsang. Dalam peristiwa ini Arya Penangsang dibunuh
oleh Sutawijaya, anak angkat Jaka Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya Penangsang sebagai raja Demak kelima,
maka berakhirlah era Kesultanan Demak. Jaka Tingkir (Hadiwijaya) memindahkan pusat pemerintahan ke
Pajang dan mendirikan Kesultanan Pajang.

21
Seiring didirikannya masjid Agung Demak juga Peninggalan
dibangun sebuah situs kolam wudlu. Situs ini
dahulunya digunakan oleh para santri untuk
melakukan wudhu sebelum melaksanakan sholat dan
membaca Alquran.
Namun saat ini situs wudlu ini sudah tidak digunakan
lagi dan di pagar menjadi salah satu benda bersejarah
agar tetap terjaga keasliannya. Sedangkan tempat
wudhunya sudah dibuatkan sesuai dengan kebutuhan
pengunjung masjid Demak yang cukup memadai. Dan
situs tersebut hanya bisa dilihat. Peninggalan sejarah tentang adanya Kerajaan Demak yang
masih bisa dinikmati hingga sekarang adalah adanya
masjid Agung Demak. Masjid ini didirikan pada masa
Walisongo sekitar tahun 1479 M. Bangunan ini menjadi
salah satu bukti bahwa Kerajaan Demak kala itu
merupakan pusat kegiatan pengajaran dan keagamaan.
Bangunan induk memiliki saka guru yaitu terdiri dari 4
tiang  utama penyangga. Konon, salah satu tiang yang
dipakai saat itu merupakan serpihan kayu sehingga
dikenal pula istilah saka tatal. Desain atap dari Masjid
agung Demak ini berbentuk limas yang disangga oleh 8
tiang yang disebut saka Majapahit.
22
Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram Islam yang dapat juga disebut sebagai kesultanan Mataram merupakan salah
satu dari beberapa kerajaan islam di tanah jawa yang berdiri di sekitar abad ke-16.
Kehidupan Politik
1). Ki Ageng Pamanahan merupakan raja sekaligus pendiri dari Kerjaan Mataram Islam dari desa
Mataram pada tahun 1556. Desa Mataram itulah yang menjadi wilayah kerajaan Mataram pertama
yang dipimpin oleh anaknya bernama Sutawijaya. Ki Ageng Pamanahan wafat di tahun 1584  serta
dimakamkan di Kota Gede atau sekarang disebut dengan Jogjakarta.
2). Setelah wafatnya Ki Ageng Pamanahan  di tahun 1584, kekuasaan kerajaan jatuh kepada putranya
yang bernama Sutawijaya. Kerajaan Mataram Islam mulai bangkit kembali di bawah pemerintahan
Panembahan Senapati. Dimasa kepemimpinannya mampu memperluan wilayah kekuasaan kerajaan
dari Pajang, Demak, Tuban, Madiun, Pasuruan dan sebagian besar wilayah di Surabaya. Namun pada
tahun 1523, Panempahan Senapati wafat lalu posisinya digantikan oleh putranya yang bernama Mas
Jolang.
3). Raden Mas Jolang adalah pewaris kedua dari kerajaan Mataram Islam. Ia memimpin kerajaan dari
tahun 1606 hingga 1613 atau selama 12 tahun. Pada masa pemerintahan Raden Mas Jolang banyak
terjadi peperangan yang tak dapat dielakan. Peperangan disebabkan adanya penaklukan wilayah dan
juga mempertahankan wilayah kerajaan. Raden Mas Jolang wafat di tahun 1613 di desa Krapyak lalu
kemudian dimakamkan di bawah makan ayahnya di daerah makam Pasar gede.
24
Kehidupan Politik
4). Raden Mas Rangsang merupakan raja ke 3 dari Kerajaan Mataram Islam serta merupakan putra dari
Raden Mas Jolang. Raden Mas Rangsang memerintah sejak tahun 1613 hingga 1645. Dimasa
pemerintahannya lah Kerajaan Mataram Islam mengalami puncak kejayaan. Menguasai hampir
seluruh wilayah Tanah Jawa seperti Jateng, Jatim dan sbgn Jabar. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng,
Kerajaan Mataram Islam berkembang menjadi suatu Kerajaan Agraris. Sultan Ageng wafat di tahun 1645
dserta di makamkan di Imogiri.
2). Amangkurat I atau Sultan Amangkurat merupakan putra dari Sultan Ageng. Di bawah
pemerintahannya, beliau memindahkan pusat kerajinan dari kota Gede ke kraton Plered di tahun 1647.
Amangkurat I memerintah dari tahun 1638  hinga tahun 1647. Dan dimasa pemerintahannya kerajaan
mengalami perpecahan. Karena sultan Amangkurat I menjadi teman pihak VOC. Sultan Amangkurat I
wafat pada tanggal 10 Juli 1677 dimakamkan di Telagawangi, Tegal. Sebelum ia meninggal, ia sempat
mengutus Sunan Mataram atua Amangkurat II untuk dijadikan penerusnya.
3). Raden Mas Rahmat atau Amangkurat II merupakan raja sekaligus pendiri dari Kasunanan Kartasura.
Amangkurat II merupakan raja pertama yang mengenakan pakaian eropa sebagai pakaian dinas, oleh
sebab itu masyarakat mataram menyebutnya sebagai Sunan Amral (Admiral)
25
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Mataram Islam berada di pedalaman tanah Jawa, sehingga kondisi perekonomian waktu itu
banyak mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utamanya.
Basis utama pertanian tersebut berada di Jawa bagian tengah dengan komoditas utamanya yang berupa
beras. Dan pada abad ke-17, Kerajaan Mataram mampu menjadi pengeskpor beras terbesar yang ada di
Nusantara.
Selain betumpu pada sektor pertanian, Kerajaan Mataram Islam juga sukses dalam sektor perdagangan
dengan komoditas utama berupa palawija dan juga beras.
Terdapat ciri kehidupan dari kerajaan Mataram islam yaitu menganut sistem feodal yang berdasar atas
sistem agraris.
Saat itu, para pejabat dan bangsawan diberikan imbalan yang berupa tanah lungguh dengan tujuan untuk
dijadikan sebagai sumber utama ekonomi.
Kemudian, tanah lungguh tersebut digarap oleh masyarakat sekitar yang berniat untuk menyerahkan
sebagian hasil dari pertaniannya kepada penguasa sebagai sebuah imbalan.
Adapun ikatan yang terjadi antara rakyat dan juga bangsawan yang disebut sebagai sistem patron-klien.

26
Masa Kejayaan
Kerajaan Mataram Islam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Agung Hanyokrokusumo dari tahun 1613 hingga 1646.

Pada masa kekuasannya, wilayah kekuasaan kerajaan mencangkup Pulau Jawa


(kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, serta daerah Sukadana di Kalimantan
Barat. Pada saat itu, wilayah Batavia dikuasai oleh pihak VOC (Vereenigde Oost
Indische Compagnie ) Belanda. Sehingga, kekuatan militer kerajaan mataram
membesar karena memiliki rasa anti kolonialisme
.
Dan pada tahun 1628 dan 1629 kerajaan mataram menyerang VOC di Batavia.
Menurut pendapat dari Moejanto,  seperti yang telah dikutip oleh Purwadi pada
tahun 2007. Sultan Agung memakai konsep politik keagungbinataran yang memiliki
arti bahwa kerajaan Mataram harus berupa ketunggalan, utuh, bulat, tidak
tersaingi, serta tidak terbagi-bagi.
27
Masa Keruntuhan
Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam dimulai pada saat kekalahan Sultan Agung
dalam misi merebut Batavia serta menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Kemudian
setelah kekalahan tersebut, kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan dilalaikan
sebab masyarakat sebagian besarnya dikerahkan untuk menghadapi perang.
Rasa dendam dan juga permusuhan dari Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus
menerus berlanjut hingga Wangsa Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai
periode pemerinatahannya di Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang untuk
menyerangnya. Pertempuran tak dapat dielakan dan terjadi di daerah Anjukladang
yang sekarang dikenal dengan Nganjuk, Jawa Timur, dan kemudian pertempuran
tersebut dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok.

28
Peninggalan
- Kalang Obong, yaitu tradisi kematian orang kalang - Pakaian Kiai Gundil atau lebih dikenal sebagai
dengan cara membakar beberapa peninggalan Kiai Antakusuma
orang yang telah meninggal - Masjid Agung Negara yang dibangun pada tahun
- Kue kipo adalah makanan khas masyarakat kota gede, 1763 oleh PB III.
makanan ini konon katanya telah ada sejak jaman
kerajaan mataram islam

29
Kerajaan Banten
kerajaan Islam yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, Provinsi Banten, Indonesia. Berawal
sekitar tahun 1526, ketika kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak memperluas
pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa.
Kehidupan Politik
Setelah Banten muncul sebagai kerajaan yang mandiri, penguasanya menggunakan gelar Sultan,
sementara dalam lingkaran istana terdapat gelar Pangeran Ratu, Pangeran Adipati, Pangeran
Gusti, dan Pangeran Anom yang disandang oleh para pewaris. Pada pemerintahan Banten
terdapat seseorang dengan gelar Mangkubumi, Kadi, Patih serta Syahbandar yang memiliki peran
dalam administrasi pemerintahan. Sementara pada masyarakat Banten terdapat
kelompok bangsawan yang digelari dengan tubagus (Ratu Bagus), ratu atau sayyid, dan golongan
khusus lainnya yang mendapat kedudukan istimewa adalah terdiri atas kaum ulama, pamong
praja, serta kaum jawara.
Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci Banten dan Ci Karangantu.
Di kawasan tersebut dahulunya juga didirikan pasar, alun-alun dan Istana Surosowan yang
dikelilingi oleh tembok beserta parit, sementara di sebelah utara dari istana dibangun Masjid
Agung Banten dengan menara berbentuk mercusuar yang kemungkinan dahulunya juga
berfungsi sebagai menara pengawas untuk melihat kedatangan kapal di Banten.

31
Kehidupan Politik
Berdasarkan Sejarah Banten, lokasi pasar utama di Banten berada antara Masjid Agung
Banten dan Ci Banten, yang dikenal dengan nama Kapalembangan. Sementara pada
kawasan alun-alun terdapat paseban yang digunakan oleh Sultan Banten sebagai tempat
untuk menyampaikan maklumat kepada rakyatnya. Secara keseluruhan rancangan kota
Banten berbentuk segi empat yang dipengaruhi oleh konsep Hindu-Buddha atau
representasi yang dikenal dengan nama mandala. Selain itu pada kawasan kota terdapat
beberapa kampung yang mewakili etnis tertentu, seperti Kampung Pekojan (Persia) dan
Kampung Pecinan.
Kesultanan Banten telah menerapkan cukai atas kapal-kapal yang singgah ke Banten,
pemungutan cukai ini dilakukan oleh Syahbandar yang berada di kawasan yang
dinamakan Pabean. Salah seorang syahbandar yang terkenal pada masa Sultan Ageng
bernama Syahbandar Kaytsu.

32
Kehidupan Ekonomi
Selain di bidang perdagangan untuk daerah pesisir, pada kawasan pedalaman
pembukaan sawah mulai diperkenalkan. Asumsi ini berkembang karena pada waktu itu di
beberapa kawasan pedalaman seperti Lebak, perekonomian masyarakatnya ditopang oleh
kegiatan perladangan.
Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar dilakukan untuk
mengembangkan pertanian. Antara 30 dan 40 km kanal baru dibangun dengan menggunakan
tenaga sebanyak 16.000 orang. Di sepanjang kanal tersebut, antara 30 dan 40.000 ribu hektare
sawah baru dan ribuan hektare perkebunan kelapa ditanam. 30 000-an petani ditempatkan di atas
tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar. Perkebunan tebu, yang
didatangkan saudagar Tiongkok pada tahun 1620-an, dikembangkan. Di bawah Sultan Ageng,
perkembangan penduduk Banten meningkat signifikan.
Tak dapat dimungkiri sampai pada tahun 1678, Banten telah menjadi kota metropolitan, dengan
jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya menjadikan Banten sebagai salah satu kota
terbesar di dunia pada masa tersebut.
33
Masa Kejayaan
Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan
mengandalkan perdagangan dalam menopang
perekonomiannya. Monopoli atas perdagangan lada di Lampung,
menempatkan penguasa Banten sekaligus
sebagai pedagang perantara dan Kesultanan Banten berkembang
pesat, menjadi salah satu pusat niaga yang penting pada masa
itu. Perdagangan laut berkembang ke seluruh Nusantara, Banten
menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu
orang Inggris, Denmark dan Tionghoa, Banten berdagang
dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Tiongkok dan Jepang.

34
Masa Keruntuhan
Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai mencengkeramkan pengaruhnya di
Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para Sultan Banten mesti mendapat persetujuan
dari Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat
mengantikan Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan oleh
saudaranya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan
kemudian dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun ing Nagari Banten.
Perang saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa
berikutnya. Konfik antara keturunan penguasa Banten maupun gejolak ketidakpuasan masyarakat
Banten, atas ikut campurnya VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak
pada masa akhir pemerintahan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di antaranya
perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang berkepanjangan Sultan Banten
kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa perlawanan rakyatnya sehingga
sejak 1752 Banten telah menjadi vasal dari VOC.

35
Peninggalan
Keris Naga Sasra yang
digunakan oleh Pangeran
Kornel (Pangeran
Kusumahdinata IX) saat
bersalaman menggunakan Reruntuhan Keraton Sultan
tangan kiri (pertanda pada tahun 1859 (gambar
adanya perlawanan oleh C. Buddingh
terhadap kebijakan dari Geschiedenis van
Belanda dalam Nederlandsch Indië atau
pembangunan Jalan Raya "Sejarah Hindia Belanda")
Pos dengan Gubernur
Jenderal Herman Willem
Daendels pada peristiwa
Cadas Pangeran Reruntuhan Keraton
Kaibon, bekas istana
kediaman Ibu Suri Sultan
Banten, pada tahun 1933

36
Kerajaan Ternate
salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam
tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan
Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad
ke-19.
Kehidupan Politik
Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli
Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara.
Ketika bangsa portugis masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal ini
dikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat.  Bagaimanapun kehadiran para pedaganag
Portugis di Ternate dirasakan kerajaan Ternate merugikan karena monopoli perdagangan sehingga
kerap menimbulkan pemberontakan terhadap kedudukan Portugis di Ternate, terlebbih pada masa
Antonio Galvao menjadi Gubernur Portugis di Maluku (1536-1540).
1). Sultan Khairun
Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng yang di beri nama
Benteng Santo Paulo. Namun tindakan portugis semakin lama di benci oleh rakyat dan para
penjabat kerajaan ternate. Oleh karena itu Sultan Khairun secara terang-terangan menentang
politik monopoli dari bangsa portugis. Pada tahun 1565 Sultan Khairun dengan rakyatnya
mengadakan penyerangan-penyerangan terhadap Portugis karena hampir terdesak pihak Portugis
melakukan penipuan dengan dalih untuk mengadakan perundingan tetapi tternyata Sultan Khairun
dibunuh tahun 1570 yang menebabkakn makin marahnya rakyat Ternate. 4
38
Kehidupan Politik
2). Sultan Baabullah
Sultan Baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang portugis. Tahun 1577 M Portugis
dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng, menyingkir ke pulau dekat Tahulu tidak jauh
dari Tidore, tetapi tetap diganggu oleh Ternate agar menyingkir dari tempat itu. Sultan
Baabullah menyatakan dirinya sebagai penguasa seluruh Maluku bahkan mendapat
pengakuan kekuasaannya samapai ke berbagai daerah Mindanao, Manado, Sangihe, dan
daerah-daerah Nusa Tenggara. Sultan Baabullah wafat pada tahun1583, orang-orang Spanyol
menyerang Ternate dan berhasil merebut benteng Gamulamu di Ternate tahun 1606.
3). Sahid Barkat
Sultan Ternate pada waktu itu Sahid Barkat ditangkap dan diminta agar menyerahkan semua
benteng-benteng yang ada kepada sekutu, agar tawanan orang-orang Kristen dibebaskan,
kemudian raja Ternate diasingkan dengan putra-putranya serta kaicil-kaicil dibawah Manila.
muncullah VOC Belanda.
39
Kehidupan Ekonomi
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang
banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda
banyak menghasilkan pala. Pada abad XIV, kerajaan Ternate mulai maju
karena berkembangnya perdagangan rempah-rempah.1  Pesatnya
perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan
terbentuknya persekutuan.2

40
Masa Kejayaan
Dibawah pimpinan Sultan Baabullah, Ternate mencapai
puncak kejayaan, wilayah kekuasaan dan pengaruhnya membentang
dari Sulawesi Utara, tengah dan timur di bagian barat hingga kepulauan
Marshall dibagian timur, dari Filipina (Selatan) di bagian utara hingga
sejauh kepulauan Kai dan Nusa Tenggara dibagian selatan.
Berikut Faktor Kejayaan Kerajaan Ternate :
- Wilayah kekuasaan Ternate sangat luas
- Memiliki 100 kapal kora-kora untuk menjaga keamanan wilayahnya
- Adanya pembangunan armada laut yang cukup kuat sehingga mampu
melindungi wilayahnya yang cukup luas

41
Masa Keruntuhan
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan
Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan
untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan
Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis
dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan
Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan
lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-
rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja
yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

42
Peninggalan

Peta terawal Kepulauan Maluku


Utara karya
seorang kartografer Belanda, Willem
Janszoon Blaeu, pada tahun 1630. Arah
utara berada di sebelah kanan,
dengan Pulau Ternate terletak di ujung
kanan, diikuti oleh Pulau Tidore, Mare,
Moti dan Kepulauan Makian.
Pada bagian bawah
adalah Gilolo (Jailolo atau Halmahera).
Inset yang berada di atas
Majid Sultan Ternate menunjukkan Pulau Bacan. Istana Sultan Ternate

43

Anda mungkin juga menyukai