Disusun oleh :
TIKA ISMAWATI
Kelas : IX.D
Kerajaan Perlak
Kesultanan Perlak atau Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berpusat di wilayah
Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Kerajaan ini diklaim sebagai kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Perlak pertama berdiri antara tahun 840 M sampai runtuh sekitar tahun 1292 M.
Kerajaan ini sempat menjadi pelabuhan niaga yang maju karena letaknya yang strategis dan
dekat dengan jalur perdagangan di Selat Malaka. Perlak juga dikenal sebagai penghasil kayu
perlak, yang bagus untuk membuat kapal. Kebanyakan pedagang dari Arab dan Persia singgah
disini untuk berdagang.
Datangnya saudagar dari Timur Tengah juga membuat perkembangan agama Islam di daerah
Aceh Timur menjadi cukup pesat. Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai
yang saat itu berada di bawah masa pemerintahan sultan Samudera Pasai, Sultan Muhammad
Malik Al Zahir.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara pulau
Sumatera. Pusatnya dekat dengan sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara di provinsi Aceh.
Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Pasai atau Samudera Darussalam. Kerajaan
ini menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Awalnya kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 M dan kemudian runtuh pada
tahun 1521 M akibat serangan dari Portugis yang masuk ke wilayah Sumatera. Raja pertama
Samudera Pasai adalah Sultan Malik as-Saleh, ama aslinya adalah Marah Silu.
Sejarah kerajaan Samudera Pasai dapat ditemukan bersumberkan dari hikayat raja-raja Pasai,
serta penemuan makam raja dan koin emas di era tersebut. Bukti keberadaan kerajaan ini juga
tertera pada kitab karya musafir Maroko bernama Abu Abdullah ibn Batuthah yang terkenal.
Kesultanan Aceh Darussalam atau Aceh saja, merupakan sebuah kerajaan Islam yang berpusat
di provinsi Aceh di ujung pulau Sumatera. Kerajaan ini didirikan pertama pada tahun 1496 M
sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1903 M. Sultan pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah.
Pusat pemerintahan Kesultanan Aceh Darussalam ada di kota Banda Aceh, dan sempat
berpindah ke kota Keumala sejak tahun 1873 M. Kerajaan ini dikenal memiliki ideologi untuk
menentang imperialisme bangsa Eropa yang di era itu mulai datang ke Indonesia.
Sistem pemerintahan pada Kesultanan Aceh Darussalam juga teratur dan sistematik, dengan
pengembangan pusat pengkajian ilmu pengetahuan, termasuk ilmu fiqih Islam. Kesultanan Aceh
akhirnya runtuh pada 1903 M setelah menyerah kepada pihak Belanda.
Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam yang berada di provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini
berjaya pada abad 15 sampai 16 Masehi. Cirebon pertama berdiri pada tahun 1430 M dan
kemudian runtuh pada tahun 1677 M. Cirebon menjadi salah satu kerajaan Islam ternama yang
menjadi pelabuhan penting sebagai jalur perdagangan dan pelayaran di era tersebut.
Pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon ada di pantai utara Jawa yang menjadi perbatasan Jawa
Tengah dan Jawa Barat. Cirebon pun memadukan dua budaya, yakni kebudayaan Jawa dan
kebudayaan Sunda. Kesultanan Cirebon menjadi pusat kebudayaan di tanah Jawa sekaligus
penyebaran agama Islam.
Kesultanan Cirebon akhirnya runtuh pada tahun 1677 Masehi, karena terjadi pembagian menjadi
kesultanan Kasepuhan yang dipimpin Pangeran Martawijaya, kesultanan Kanoman yang
dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya, serta Panembahan Cirebon yang dipimpin Pangeran
Wangsakerta.
Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini juga menjadi kerajaan
Islam terbesar di wilayah pantai utara Jawa. Sebelumnya Demak merupakan kadipaten
peninggalan kerajaan Majapahit yang kemudian muncul menjadi kekuatan baru. Demak
berdiri sejak tahun 147 M sampai runtuh di tahun 1554 M.
Hadirnya kerajaan Demak menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa, dan bahkan
di Indonesia. Demak berdiri setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, ditandai dengan berdirinya
kota pelabuhan Demak yang sekarang menjadi kota Demak di provinsi Jawa Tengah.
Kerajaan Demak tidak bertahan lama dan mengalami kemunduran karena terjadi perebutan
kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Demak runtuh di tahun 1554 M dan menjadi bagian dari
Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, setelah ia menaklukkan Arya
Penangsang selaku raja Demak yang terakhir sebelum runtuh.
Kerajaan Banten
Kesultanan Banten adalah kerajaan Islam yang berpusat di Tatar Pasunda, provinsi Banten.
Banten pertama berdiri pada tahun 1526 M sebelum akhirnya runtuh di tahun 1813 M.
Berdirinya kesultanan Banten juga tak lepas dari munculnya kesultanan Cirebon dan kesultanan
Demak yang memperluas kekuatan dan pengaruhnya hingga ke pesisir barat pulau Jawa.
Kesultanan Banten menjadi kesultanan yang mandiri pada tahun 1552 setelah Maulana
Hasanuddin ditasbihkan oleh ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati sebagai Sultan di
Banten. Banten juga dikenal sebagai kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam
menopang perekonomiannya.
Kerajaan Banten mampu mempertahankan kejayaan selama hampir 3 abad, meski juga terus
digempur oleh bangsa Eropa. Masa kejayaan kesultanan Banten terjadi saat kekuasaan Sultan
Ageng Tirtayasa antara tahun 1651 sampai 1682 M. Namun akhirnya Banten runtuh pada tahun
1813 M akibat pengaruh kekuatan Hindia-Belanda
Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan Islam yang pusat pemerintahannya ada di provinsi Jawa
Tengah. Kesultanan ini merupakan kelanjutan dari kesultanan Demak. Pajang pertama berdiri
pada tahun 1568 M dan kemudian runtuh pada tahun 1586 M.
Kesultanan Pajang merupakan kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah
runtuhnya kerajaan Islam di daerah pantai utara pesisir. Pendiri sekaligus sultan pertama
Kerajaan Pajang adalah Jaka Tingkir yang kemudian dikenal dengan gelar Sultan Hadiwijaya.
Usai Hadiwijaya lengser, sempat terjadi perebutan kekuasaan antara anaknya dan menantunya.
Hal ini kemudian memicu serangkaian peristiwa sebelum Pajang runtuh di tahun 1587. Usai
runtuh, Pajang dijadikan sebagai bawahan dari kesultanan Mataram Islam.
Kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan bercorak Islam yang ada di pulau Jawa pada abad ke
17 M. Kerajaan ini awalnya hanya bernama Mataram, namun sering disebut sebagai Mataram
Islam atau Mataram Baru, untuk membedakan dengan Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak
Hindu.
Kerajaan ini dipimpin dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan. Asal-usulnya
adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang. Raja pertamanya adalah Sutawijaya
atau Panembahan Senapati, putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Pada masa kejayaannya, kerajaan Mataram Islam pernah menyatukan tanah Jawa dan berperang
melawan VOC dari pihak Belanda. Mataram Islam kemudian runtuh akibat adanya
pemberontakan serta kekuasaan dan campur tangan dari pihak VOC.
Kesultanan Ternate merupakan slaah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Kerajaan ini
disebut juga sebagai Kerajaan Gapi. Ternate pertama didirikan pada tahun 1257 M sampai tahun
1950 M. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara.
Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi di abad 16, dimana wilayahnya dikenal sebagai pusat
perdagangan rempah-rempah di seluruh dunia. Selain itu kekuasaan Ternate juga meluas berkat
kekuatan militernya, hingga meluas sampai wilayah Sulawesi, Filipina dan kepulauan Marshall
di Pasifik.
Kerajaan Ternate kemudian sempat mengalami kemunduran hingga runtuh di awal abad 17.
Namun pengaruh Ternate masih cukup besar di wilayah Indonesia Timur, bahkan sampai
Indonesia merdeka. Kesultanan Ternate kemudian melebur dengan Indonesia, dan hingga kini
simbol budaya Kesultanan Ternate masih tetap ada.
Kerajaan Tidore
Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Pusat
pemerintahannya ada di kota Tidore, Maluku Utara. Kerajaan Tidore ini pertama didirikan pada
1081 M sampai tahun 1950 M saat melebur ke wilayah Indonesia yang sudah merdeka.
Masa kejayaan kerajaan Tidore terjadi pada abad 16 sampai abad 18 M. Saat itu wilayah Tidore
terus meluas sampai wilayah pesisir Papua Barat. Tidore juga sempat berselisih dengan
Kesultanan Ternate yang juga kerajaan Islam di Maluku. Kedua kesultanan ini sempat mendapat
dukungan, masing-masing dari Spanyol dan Portugis.
Saat masa jajahan Belanda ke Indonesia, Tidore tetap menjadi kerajaan merdeka dan menolak
penguasaan VOC di tanah Maluku. Meski begitu VOC tetap mampu mengontrol perdagangan
rempah-rempah di wilayah Tidore sehingga menyebabkan kerugian bagi Tidore.
Kerajaan Gowa
Kesultanan Gowa atau ditulis Goa, merupakan salah satu kerajaan Islam di Sulawesi Selatan.
Gowa menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar dan tersukses di Sulawesi Selatan. Pusat
pemerintahannya ada di Gowa dan daerah di sekitarnya. Gowa berdiri sejak tahun 1300 M dan
kemudian runtuh pada tahun 1946 M.
Sebelumnya kerajaan Gowa merupakan bentuk penyatuan dari Kesultanan Gowa dan Tallo.
Kerajaan Gowa memiliki raja yang terkenal yakni Sultan Hasanuddin. Ia dikenal sebagai
pejuang yang gigih dan terlibat dalam Perang Makassar melawan VOC yang dibantu Kesultanan
Bone pimpinan Arung Palakka.
Puncak keemasan kesultanan Gowa terjadi pada abad ke 17 M. Namun kekuasaan Gowa mulai
menurun saat pihak Belanda masuk ke Indonesia. Usai Indonesia merdeka, Kerajaan Gowa pun
memutuskan melebur dan berubah menjadi daerah tingkat II Kabupaten Gowa.
1. Tumanurung Bainea
2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. I Tuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
6. Tunatangka Lopi
7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri Gaukanna (1593-1639)
15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga (1639-
1653)
16. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin
Tuminanga (1653-1669)
17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu’ (1669-1681)
18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara (1674-1677)
19. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga 1677-
1709)
20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi (1735)
24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
26. Amas Madina Batara Gowa (1747-1795)
27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging (1770-
1778)
29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka (1816-
1825)
31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga (1826-
1893)
33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga (1893-1895)
34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang (1895-
1906)
35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur (1936-
1946)
36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin
(1946-1950)
Kerajaan Jeumpa
Kesultanan Peureulak
Kesultanan Samudera Pasai
Kesultanan Lamuri
Kerajaan Pedir
Kerajaan Daya
Kerajaan Linge
Kesultanan Aceh
Kesultanan Indrapura
Kerajaan Pagaruyung
Kerajaan Siguntur
Kerajaan Sungai Pagu
Kerajaan Bungo Setangkai
Kesultanan Jambi
Kesultanan Serdang
Kesultanan Asahan
Kesultanan Deli
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Demak
Kesultanan Banten
Kesultanan Pajang
Kesultanan Mataram Islam
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Kesultanan Pasir
Kesultanan Banjar
Kesultanan Kotawaringin
Kerajaan Pagatan
Kesultanan Sambas
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
Kesultanan Berau
Kesultanan Sambaliung
Kesultanan Gunung Tabur
Kesultanan Pontianak
Kerajaan Tidung
Kerajaan Tidung Kuno
Kesultanan Bulungan
Kesultanan Gowa
Kesultanan Buton
Kesultanan Bone
Kesultanan Tallo
Kerajaan Banggai
Kesultanan Ternate
Kesultanan Tidore
Kesultanan Jailolo
Kesultanan Bacan
Kerajaan Tanah Hitu
Kerajaan Iha
Kerajaan Huamual