Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

KERAJAAN ISLAM DI DINDONESIA DAN PENGUASANYA

Disusun oleh :

TIKA ISMAWATI

Kelas : IX.D

Guru Pembimbing : Ely, S.Pd

SMP NEGERI MEGANG SAKTI


TAHUN AJARAN 2019/2020
Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Berikut ini adalah nama nama kerajaan Islam di Indonesia yang besar dan terkenal beserta
sejarah, tahun berdiri dan tahun runtuhnya, masa kejayaannya, pusat pemerintahannya, serta
nama-nama raja/sultan yang pernah berkuasa dan memerintah kesultanan.

Kerajaan Perlak

Kesultanan Perlak atau Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berpusat di wilayah
Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Kerajaan ini diklaim sebagai kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Perlak pertama berdiri antara tahun 840 M sampai runtuh sekitar tahun 1292 M.

Kerajaan ini sempat menjadi pelabuhan niaga yang maju karena letaknya yang strategis dan
dekat dengan jalur perdagangan di Selat Malaka. Perlak juga dikenal sebagai penghasil kayu
perlak, yang bagus untuk membuat kapal. Kebanyakan pedagang dari Arab dan Persia singgah
disini untuk berdagang.

Datangnya saudagar dari Timur Tengah juga membuat perkembangan agama Islam di daerah
Aceh Timur menjadi cukup pesat. Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai
yang saat itu berada di bawah masa pemerintahan sultan Samudera Pasai, Sultan Muhammad
Malik Al Zahir.

Daftar Sultan Kerajaan Perlak

1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840-864)


2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864-888)
3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913)
4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918)
5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928-932)
6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat (932-956)
7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956-983)
8. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986-1023)
9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023-1059)
10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059-1078)
11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078-1109)
12. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109-1135)
13. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135-1160)
14. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160-1173)
15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173-1200)
16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200-1230)
17. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-
1267)
18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267-1292)

Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara pulau
Sumatera. Pusatnya dekat dengan sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara di provinsi Aceh.
Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Pasai atau Samudera Darussalam. Kerajaan
ini menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Awalnya kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 M dan kemudian runtuh pada
tahun 1521 M akibat serangan dari Portugis yang masuk ke wilayah Sumatera. Raja pertama
Samudera Pasai adalah Sultan Malik as-Saleh, ama aslinya adalah Marah Silu.
Sejarah kerajaan Samudera Pasai dapat ditemukan bersumberkan dari hikayat raja-raja Pasai,
serta penemuan makam raja dan koin emas di era tersebut. Bukti keberadaan kerajaan ini juga
tertera pada kitab karya musafir Maroko bernama Abu Abdullah ibn Batuthah yang terkenal.

Daftar Sultan Kerajaan Samudera Pasai

1. Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) (1267-1297)


2. Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I (1297-1326)
3. Sultan Ahmad I (1326-1336)
4. Sultan Al-Malik azh-Zhahir II (1336-1349)
5. Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
6. Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)
7. Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
8. Sultan Shalahuddin (1438-1462)
9. Sultan Ahmad II (1462-1464)
10. Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
11. Sultan Ahmad IV (1466-1466)
12. Sultan Mahmud (1466-1468)
13. Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
14. Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
15. Sultan Al-Kamil (1495-1495)
16. Sultan Adlullah (1495-1506)
17. Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
18. Sultan Abdullah (1507-1509)
19. Sultan Ahmad V (1509-1514)
20. Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)

Kerajaan Aceh Darussalam

Kesultanan Aceh Darussalam atau Aceh saja, merupakan sebuah kerajaan Islam yang berpusat
di provinsi Aceh di ujung pulau Sumatera. Kerajaan ini didirikan pertama pada tahun 1496 M
sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1903 M. Sultan pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah.

Pusat pemerintahan Kesultanan Aceh Darussalam ada di kota Banda Aceh, dan sempat
berpindah ke kota Keumala sejak tahun 1873 M. Kerajaan ini dikenal memiliki ideologi untuk
menentang imperialisme bangsa Eropa yang di era itu mulai datang ke Indonesia.

Sistem pemerintahan pada Kesultanan Aceh Darussalam juga teratur dan sistematik, dengan
pengembangan pusat pengkajian ilmu pengetahuan, termasuk ilmu fiqih Islam. Kesultanan Aceh
akhirnya runtuh pada 1903 M setelah menyerah kepada pihak Belanda.

Daftar Sultan Kerajaan Aceh Darussalam

1. Sultan Ali Mughayat Syah bin Sultan Syamsu Syah (1496-1528)


2. Sultan ‘Adilullah bin Munawwar Syah (1528-1540)
3. Sultan ‘Ali Ri’ayah Syah bin Munawwar Syah (1540)
4. Sultan Salahuddin bin Ali Malik az Zahir (1530-1537)
5. Sultan Alauddin bin Ali Malik az Zahir (1537-1568)
6. Sultan Ali bin Alauddin Malik az Zahir (1568-1575)
7. Sultan Muda (1575)
8. Sultan Sri Alam (1575-1576)
9. Sultan Zainal Abidin ibn Abdullah (1576-1577)
10. Sultan Alauddin Mansur Syah ibn Ahmad (1577-1589)
11. Sultan Ali ibn Munawar Syah (1589-1596)
12. Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604)
13. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
14. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636)
15. Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah (1636-1641)
16. Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675)
17. Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam (1675-1678)
18. Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah (1678-1688)
19. Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah (1688-1699)
20. Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin (1699-1702)
21. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
22. Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (1703-1726)
23. Sultan Jauharul Alam Aminuddin (1726)
24. Sultan Syamsul Alam (1726-1727)
25. Sultan Alauddin Ahmad Syah (1727-1735)
26. Sultan Alauddin Johan Syah (1735-1760)
27. Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1760-1764)
28. Sultan Badruddin Johan Syah (1764-1765)
29. Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1765-1773)
30. Sultan Sulaiman Syah (1773)
31. Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1773-1781)
32. Alauddin Muhammad Syah (1781-1795)
33. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795-1823)
34. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1820)
35. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795-1823)
36. Sultan Muhammad Syah (1823-1838)
37. Sultan Sulaiman Ali Iskandar Syah (1838-1857)
38. Sultan Mansur Syah (1857-1870)
39. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
40. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)

Kerajaan Cirebon

Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam yang berada di provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini
berjaya pada abad 15 sampai 16 Masehi. Cirebon pertama berdiri pada tahun 1430 M dan
kemudian runtuh pada tahun 1677 M. Cirebon menjadi salah satu kerajaan Islam ternama yang
menjadi pelabuhan penting sebagai jalur perdagangan dan pelayaran di era tersebut.

Pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon ada di pantai utara Jawa yang menjadi perbatasan Jawa
Tengah dan Jawa Barat. Cirebon pun memadukan dua budaya, yakni kebudayaan Jawa dan
kebudayaan Sunda. Kesultanan Cirebon menjadi pusat kebudayaan di tanah Jawa sekaligus
penyebaran agama Islam.

Kesultanan Cirebon akhirnya runtuh pada tahun 1677 Masehi, karena terjadi pembagian menjadi
kesultanan Kasepuhan yang dipimpin Pangeran Martawijaya, kesultanan Kanoman yang
dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya, serta Panembahan Cirebon yang dipimpin Pangeran
Wangsakerta.

Daftar Sultan Kerajaan Cirebon

1. Sultan Cirebon I Pangeran Walangsungsang (1430-1479)


2. Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati (1479-1568)
3. Fatahillah (1568-1570)
4. Sultan Zainul Arifin / Panembahan Ratu I (1570-1649)
5. Sultan Abdul Karim / Panembahan Girilaya (1649-1677)
Kerajaan Demak

Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini juga menjadi kerajaan
Islam terbesar di wilayah pantai utara Jawa. Sebelumnya Demak merupakan kadipaten
peninggalan kerajaan Majapahit yang kemudian muncul menjadi kekuatan baru. Demak
berdiri sejak tahun 147 M sampai runtuh di tahun 1554 M.

Hadirnya kerajaan Demak menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa, dan bahkan
di Indonesia. Demak berdiri setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, ditandai dengan berdirinya
kota pelabuhan Demak yang sekarang menjadi kota Demak di provinsi Jawa Tengah.

Kerajaan Demak tidak bertahan lama dan mengalami kemunduran karena terjadi perebutan
kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Demak runtuh di tahun 1554 M dan menjadi bagian dari
Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, setelah ia menaklukkan Arya
Penangsang selaku raja Demak yang terakhir sebelum runtuh.

Daftar Sultan Kerajaan Demak

1. Raden Fatah (1475-1518)


2. Pati Unus (1518-1521)
3. Trenggana (1521-1546)
4. Sunan Prawata (1546-1547)
5. Arya Penangsang (1547-1554)

Kerajaan Banten

Kesultanan Banten adalah kerajaan Islam yang berpusat di Tatar Pasunda, provinsi Banten.
Banten pertama berdiri pada tahun 1526 M sebelum akhirnya runtuh di tahun 1813 M.
Berdirinya kesultanan Banten juga tak lepas dari munculnya kesultanan Cirebon dan kesultanan
Demak yang memperluas kekuatan dan pengaruhnya hingga ke pesisir barat pulau Jawa.

Kesultanan Banten menjadi kesultanan yang mandiri pada tahun 1552 setelah Maulana
Hasanuddin ditasbihkan oleh ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati sebagai Sultan di
Banten. Banten juga dikenal sebagai kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam
menopang perekonomiannya.

Kerajaan Banten mampu mempertahankan kejayaan selama hampir 3 abad, meski juga terus
digempur oleh bangsa Eropa. Masa kejayaan kesultanan Banten terjadi saat kekuasaan Sultan
Ageng Tirtayasa antara tahun 1651 sampai 1682 M. Namun akhirnya Banten runtuh pada tahun
1813 M akibat pengaruh kekuatan Hindia-Belanda

Daftar Sultan Kerajaan Banten

1. Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570)


2. Sultan Maulana Yusuf (1570-1585)
3. Sultan Maulana Muhammad (1585-1596)
4. Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir (1596-1647)
5. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647-1651)
6. Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683)
7. Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683-1687)
8. Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690)
9. Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin (1690-1733)
10. Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin (1733-1750)
11. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil2 (1750-1752)
12. Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi (1752-1753)
13. Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin (1753-1773)
14. Sultan Aliyuddin I (1773-1799)
15. Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799-1801)
16. Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1801-1802)
17. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)
18. Sultan Aliyuddin II (1803-1808)
19. Sultan Wakil Pangeran Suramenggala (1808-1809)
20. Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (1809-1813)

Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan Islam yang pusat pemerintahannya ada di provinsi Jawa
Tengah. Kesultanan ini merupakan kelanjutan dari kesultanan Demak. Pajang pertama berdiri
pada tahun 1568 M dan kemudian runtuh pada tahun 1586 M.

Kesultanan Pajang merupakan kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah
runtuhnya kerajaan Islam di daerah pantai utara pesisir. Pendiri sekaligus sultan pertama
Kerajaan Pajang adalah Jaka Tingkir yang kemudian dikenal dengan gelar Sultan Hadiwijaya.

Usai Hadiwijaya lengser, sempat terjadi perebutan kekuasaan antara anaknya dan menantunya.
Hal ini kemudian memicu serangkaian peristiwa sebelum Pajang runtuh di tahun 1587. Usai
runtuh, Pajang dijadikan sebagai bawahan dari kesultanan Mataram Islam.

Daftar Sultan Kerajaan Pajang

1. Sultan Hadiwijaya / Jaka Tingkir (1568-1583)


2. Sultan Ngawantiputra / Arya Pangiri (1583-1586)
3. Sultan Prabuwijaya / Pangeran Benawa (1586-1587)

Kerajaan Mataram Islam

Kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan bercorak Islam yang ada di pulau Jawa pada abad ke
17 M. Kerajaan ini awalnya hanya bernama Mataram, namun sering disebut sebagai Mataram
Islam atau Mataram Baru, untuk membedakan dengan Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak
Hindu.

Kerajaan ini dipimpin dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan. Asal-usulnya
adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang. Raja pertamanya adalah Sutawijaya
atau Panembahan Senapati, putra dari Ki Ageng Pemanahan.

Pada masa kejayaannya, kerajaan Mataram Islam pernah menyatukan tanah Jawa dan berperang
melawan VOC dari pihak Belanda. Mataram Islam kemudian runtuh akibat adanya
pemberontakan serta kekuasaan dan campur tangan dari pihak VOC.

Daftar Sultan Kerajaan Mataram Islam

1. Ki Ageng Pamanahan (1556-1584)


2. Panembahan Senapati (1584-1601)
3. Raden Mas Jolang (1601-1613)
4. Raden Mas Rangsang (1613-1646)
5. Amangkurat I (1646-1676)
6. Amangkurat II (1677-1703)
Kerajaan Ternate

Kesultanan Ternate merupakan slaah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Kerajaan ini
disebut juga sebagai Kerajaan Gapi. Ternate pertama didirikan pada tahun 1257 M sampai tahun
1950 M. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara.

Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi di abad 16, dimana wilayahnya dikenal sebagai pusat
perdagangan rempah-rempah di seluruh dunia. Selain itu kekuasaan Ternate juga meluas berkat
kekuatan militernya, hingga meluas sampai wilayah Sulawesi, Filipina dan kepulauan Marshall
di Pasifik.

Kerajaan Ternate kemudian sempat mengalami kemunduran hingga runtuh di awal abad 17.
Namun pengaruh Ternate masih cukup besar di wilayah Indonesia Timur, bahkan sampai
Indonesia merdeka. Kesultanan Ternate kemudian melebur dengan Indonesia, dan hingga kini
simbol budaya Kesultanan Ternate masih tetap ada.

Daftar Sultan Kerajaan Ternate

1. Baab Mashur Malamo (1257-1277)


2. Jamin Qadrat (1277-1284)
3. Komala Abu Said (1284-1298)
4. Bakuku (Kalabata) (1298-1304)
5. Ngara Malamo (Komala) (1304-1317)
6. Patsaranga Malamo (1317-1322)
7. Cili Aiya (Sidang Arif Malamo) (1322-1331)
8. Panji Malamo (1331-1332)
9. Syah Alam (1332-1343)
10. Tulu Malamo (1343-1347)
11. Kie Mabiji (Abu Hayat I) (1347-1350)
12. Ngolo Macahaya (1350-1357)
13. Momole (1357-1359)
14. Gapi Malamo I (1359-1372)
15. Gapi Baguna I (1372-1377)
16. Komala Pulu (1377-1432)
17. Marhum (Gapi Baguna II) (1432-1486)
18. Zainal Abidin (1486-1500)
19. Sultan Bayanullah (1500-1522)
20. Hidayatullah (1522-1529)
21. Abu Hayat II (1529-1533)
22. Tabariji (1533-1534)
23. Khairun Jamil (1535-1570)
24. Babullah Datu Syah (1570-1583)
25. Said Barakat Syah (1583-1606)
26. Mudaffar Syah I (1607-1627)
27. Hamzah (1627-1648)
28. Mandarsyah (1648-1650)
29. Manila (1650-1655)
30. Mandarsyah (1655-1675)
31. Sibori (1675-1689)
32. Said Fatahullah (1689-1714)
33. Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714-1751)
34. Ayan Syah (1751-1754)
35. Syah Mardan (1755-1763)
36. Jalaluddin (1763-1774)
37. Harunsyah (1774-1781)
38. Achral (1781-1796)
39. Muhammad Yasin (1796-1801)
40. Muhammad Ali (1807-1821)
41. Muhammad Sarmoli (1821-1823)
42. Muhammad Zain (1823-1859)
43. Muhammad Arsyad (1859-1876)
44. Ayanhar (1879-1900)
45. Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) (1900-1902)
46. Haji Muhammad Usman Syah (1902-1915)
47. Iskandar Muhammad Jabir Syah (1929-1950)

Kerajaan Tidore

Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Pusat
pemerintahannya ada di kota Tidore, Maluku Utara. Kerajaan Tidore ini pertama didirikan pada
1081 M sampai tahun 1950 M saat melebur ke wilayah Indonesia yang sudah merdeka.

Masa kejayaan kerajaan Tidore terjadi pada abad 16 sampai abad 18 M. Saat itu wilayah Tidore
terus meluas sampai wilayah pesisir Papua Barat. Tidore juga sempat berselisih dengan
Kesultanan Ternate yang juga kerajaan Islam di Maluku. Kedua kesultanan ini sempat mendapat
dukungan, masing-masing dari Spanyol dan Portugis.

Saat masa jajahan Belanda ke Indonesia, Tidore tetap menjadi kerajaan merdeka dan menolak
penguasaan VOC di tanah Maluku. Meski begitu VOC tetap mampu mengontrol perdagangan
rempah-rempah di wilayah Tidore sehingga menyebabkan kerugian bagi Tidore.

Daftar Sultan Kerajaan Tidore

1. Kolano Syahjati alias Muhammad Naqil bin Jaffar Assidiq


2. Kolano Bosamawange
3. Kolano Syuhud alias Subu
4. Kolano Balibunga
5. Kolano Duko adoya
6. Kolano Kie Matiti
7. Kolano Seli
8. Kolano Matagena
9. Kolano Nuruddin (1334-1372)
10. Kolano Hasan Syah (1372-1405)
11. Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
12. Sultan Al Mansur (1512-1526)
13. Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain (1526-1535)
14. Sultan Kiyai Mansur (1535-1569)
15. Sultan Iskandar Sani (1569-1586)
16. Sultan Gapi Baguna (1586-1600)
17. Sultan Mole Majimo alias Zainuddin (1600-1626)
18. Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah (1626-1631)
19. Sultan Gorontalo alias Saiduddin (1631-1642)
20. Sultan Saidi (1642-1653)
21. Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin (1653-1657)
22. Sultan Saifuddin alias Jou Kota (1657-1674)
23. Sultan Hamzah Fahruddin (1674-1705)
24. Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
25. Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-1728)
26. Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728-1757)
27. Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin (1757-1779)
28. Sultan Patra Alam (1780-1783)
29. Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
30. Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad (1797-1805)
31. Sultan Zainal Abidin (1805-1810)
32. Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810-1821)
33. Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821-1856)
34. Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856-1892)
35. Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892-1894)
36. Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias Shah Juan (1894-1906)
37. Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1950)

Kerajaan Gowa

Kesultanan Gowa atau ditulis Goa, merupakan salah satu kerajaan Islam di Sulawesi Selatan.
Gowa menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar dan tersukses di Sulawesi Selatan. Pusat
pemerintahannya ada di Gowa dan daerah di sekitarnya. Gowa berdiri sejak tahun 1300 M dan
kemudian runtuh pada tahun 1946 M.

Sebelumnya kerajaan Gowa merupakan bentuk penyatuan dari Kesultanan Gowa dan Tallo.
Kerajaan Gowa memiliki raja yang terkenal yakni Sultan Hasanuddin. Ia dikenal sebagai
pejuang yang gigih dan terlibat dalam Perang Makassar melawan VOC yang dibantu Kesultanan
Bone pimpinan Arung Palakka.

Puncak keemasan kesultanan Gowa terjadi pada abad ke 17 M. Namun kekuasaan Gowa mulai
menurun saat pihak Belanda masuk ke Indonesia. Usai Indonesia merdeka, Kerajaan Gowa pun
memutuskan melebur dan berubah menjadi daerah tingkat II Kabupaten Gowa.

Daftar Sultan Kerajaan Gowa

1. Tumanurung Bainea
2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. I Tuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
6. Tunatangka Lopi
7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri Gaukanna (1593-1639)
15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga (1639-
1653)
16. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin
Tuminanga (1653-1669)
17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu’ (1669-1681)
18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara (1674-1677)
19. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga 1677-
1709)
20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi (1735)
24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
26. Amas Madina Batara Gowa (1747-1795)
27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging (1770-
1778)
29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka (1816-
1825)
31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga (1826-
1893)
33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga (1893-1895)
34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang (1895-
1906)
35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur (1936-
1946)
36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin
(1946-1950)

Kerajaan Islam di Sumatera

 Kerajaan Jeumpa
 Kesultanan Peureulak
 Kesultanan Samudera Pasai
 Kesultanan Lamuri
 Kerajaan Pedir
 Kerajaan Daya
 Kerajaan Linge
 Kesultanan Aceh
 Kesultanan Indrapura
 Kerajaan Pagaruyung
 Kerajaan Siguntur
 Kerajaan Sungai Pagu
 Kerajaan Bungo Setangkai
 Kesultanan Jambi
 Kesultanan Serdang
 Kesultanan Asahan
 Kesultanan Deli

Kerajaan Islam di Jawa

 Kesultanan Cirebon
 Kesultanan Demak
 Kesultanan Banten
 Kesultanan Pajang
 Kesultanan Mataram Islam
 Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
 Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Kerajaan Islam di Kalimantan

 Kesultanan Pasir
 Kesultanan Banjar
 Kesultanan Kotawaringin
 Kerajaan Pagatan
 Kesultanan Sambas
 Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
 Kesultanan Berau
 Kesultanan Sambaliung
 Kesultanan Gunung Tabur
 Kesultanan Pontianak
 Kerajaan Tidung
 Kerajaan Tidung Kuno
 Kesultanan Bulungan

Kerajaan Islam di Sulawesi

 Kesultanan Gowa
 Kesultanan Buton
 Kesultanan Bone
 Kesultanan Tallo
 Kerajaan Banggai

Kerajaan Islam di Maluku

 Kesultanan Ternate
 Kesultanan Tidore
 Kesultanan Jailolo
 Kesultanan Bacan
 Kerajaan Tanah Hitu
 Kerajaan Iha
 Kerajaan Huamual

Anda mungkin juga menyukai