Abstrak
Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis tentang Sejarah Kerajaan Perlak dan Samudra
Pasai. Yang akan mengaju kepada perkembangan Islam di Indonesia. Penelitian ini membahas
perkembangan Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai serta peran mereka dalam penyebaran
agama Islam di Indonesia. Sejarah kedua kerajaan, termasuk asal-usul dan perkembangannya.
sejarah Kerajaan Perlak, termasuk penguasa-penguasanya dan kontribusinya terhadap
perdagangan dan politik di wilayah tersebut. Mengupas sejarah Kerajaan Samudra Pasai, fokus
pada penguasa-penguasanya yang terkenal dan peranan mereka dalam menyebarkan agama
Islam di kepulauan Nusantara. Metodologi penulisan melibatkan pengumpulan data dari
sumber-sumber sejarah dan analisis kritis terhadap informasi yang ditemukan. Penelitian ini
juga menggali naskah-naskah kuno dan bukti arkeologis yang relevan. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai memiliki peran yang
signifikan dalam perkembangan Islam di Indonesia. Keduanya berperan sebagai pusat
perdagangan dan penyebaran agama Islam ke wilayah-wilayah sekitarnya. Selain itu, kedua
kerajaan ini juga memberikan kontribusi penting dalam pembentukan dan perkembangan
institusi keagamaan Islam di Indonesia. Dengan kata kunci seperti Kerajaan Perlak, Samudra
Pasai, Islam di Indonesia, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan
perkembangan agama Islam di wilayah ini.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang perkembangan Islam. Pada
abad ke-13, wilayah Indonesia menjadi tempat kedudukan kerajaan-kerajaan Islam yang lahir
di Nusantara. Dalam konteks itu, Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai berperan penting dalam
perkembangan Islam di Indonesia. Rangkuman ini membahas tentang sejarah, peran dan
pengaruh Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Kerajaan Perlak adalah salah satu kerajaan Islam awal di Indonesia, yang terletak antara
abad ke-13 dan ke-15. abad di wilayah Aceh. Sultan Malik al-Saleh mendirikan kerajaan ini
pada tahun 1267. Perlak menjadi pusat perdagangan dan pembelajaran Islam di wilayah
tersebut. Kerajaan Perlak juga memiliki hubungan dagang yang erat dengan negara tetangga
seperti India dan Arab. Perlak menjadi pusat penyebaran Islam ke daerah sekitarnya. Pada
saat yang sama, kerajaan Samudra Pasai juga berperan penting dalam perkembangan Islam di
Indonesia. Kerajaan ini terletak di Aceh dan berkembang antara abad ke-13 dan ke-16.
Samudra Pasai merupakan salah satu kerajaan maritim dengan angkatan laut yang kuat.
Melalui perdagangan maritim, kerajaan ini menjalin hubungan dengan daerah-daerah seperti
India, Cina, dan Arab. Samudra Pasai juga merupakan pusat studi agama Islam yang terkenal
saat itu. Banyak ulama terkemuka dari berbagai daerah datang ke Samudra Pasai untuk
memperdalam ilmu agamanya. Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai merupakan pusat
penyebaran Islam di Nusantara. Pedagang, pelaut, dan ulama dari India, Arab, dan Asia
Tenggara berinteraksi dengan penduduk setempat dan menyebarkan ajaran Islam. Melalui
perdagangan dan pertukaran budaya, Islam memperoleh pijakan yang kuat di Nusantara.
Perkembangan Islam di Indonesia tidak terbatas di wilayah Aceh saja. Agama ini juga
menjangkau beberapa wilayah Indonesia melalui jalur perdagangan dan hubungan
diplomatik. Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai menjadi model bagi kerajaan-kerajaan Islam
selanjutnya seperti Kesultanan Demak, Kesultanan Banten, dan Kesultanan Mataram yang
juga berperan dalam perkembangan Islam di Indonesia. Secara keseluruhan, Kerajaan Perlak
dan Samudra Pasai berperan penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Kedua
kerajaan ini menjadi pusat perdagangan, pembelajaran Islam dan penyebaran ajaran Islam di
Nusantara.
B. 1Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak adalah sebuah kerajaan Islam di Sumatera yang beribukota di Aceh
Timur. Kerajaan Perlak ada pada abad ke 8 dan 13, atau lebih tepatnya 840-1292 Masehi.
Didirikan oleh Sultan Aladdin Saeed Maulana Abdul Azis Shah, kerajaan ini dikenal sebagai
kerajaan Islam tertua di Nusantara bahkan di Asia Tenggara. Namun, banyak sarjana yang
skeptis karena bukti keberadaan kerajaan Pelak sangat terbatas. Dengan demikian,
Kesultanan Samudera Pasai sering dianggap sebagai nusantara muslim, karena banyak bukti
yang meyakinkan. Masa kejayaan kerajaan Perlak adalah pada masa pemerintahan Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II yang memerintah dari tahun 1230 hingga
1267 Masehi. Pada masa pemerintahannya, Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama
dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam.
1
Misri A. Muchsin. KESULTANAN PEUREULAK DAN DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN ISLAM NUSANTARA
(Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
12. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Johan Berdaulat (1109 – 1135 M)
13. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Johan Berdaulat (1135 – 1160 M)
14. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Johan Berdaulat (1160 – 1173 M)
15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Johan Berdaulat (1173 – 1200 M)
16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Johan Berdaulat (1200 – 1230 M)
17. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II Johan Berdaulat (1230– 1267 M)
18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 – 1292 M)
Peureulak adalah kerajaan Islam tertua yang diketahui dan diperintah oleh 20 atau setidaknya 19
raja atau sultan. Kerajaan atau Kesultanan Peureulak merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara
yang diproklamirkan pada 1 Muharram 225 H/840 M, dan sultan pertamanya adalah Sultan Alauddin
Sayyid Maulana Abdil Aziz Syah. Kesultanan Peureulak berakhir pada tahun 1292 pada masa
pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththâb 13-24 H/634-644 M. Persia ditaklukkan dan
penduduknya masuk Islam. Oleh karena itu, orang Arab dan Parsi yang berada di Peureulak saat itu
33
Misri A. Muchsin. KESULTANAN PEUREULAK DAN DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN ISLAM NUSANTARA
(Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
juga memeluk Islam. Bahkan ketika terjadi perang antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu'awiyah bin
Abi Shufyan yang terkenal dengan Pertempuran Shiffin, banyak pengikut Ali yang disebut 'Alawiyin
melarikan diri dari tanah Arab. Ada pengikut 'Ali yang mengungsi ke Kepulauan Peureulak, yaitu 'Ali
bin Muhammad bin Ja'far Shiddiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husein bin 'Aliibn
Abi Thali. Masyarakat Maharaja Syahir Nuwi dan Peureulak menyambut baik kedatangan keturunan
Ali bin Abi Thalib karena beliau adalah keturunan dua bangsawan yaitu 'Ali bin Abi Thalib dan
Fâthimah binti Rasulullah. Oleh karena itu Maharaja Syahir menikahkan Nuwi 'Ali bin Muhammad
dengan adik perempuannya Putri Makhdum Tansyur. 173 H/790 M atau I H/8. Abad ini, Khalifah
Daulah 'Abbasiyah' Khalifah Harun al-Rashid mengirimkan armada dakwah yang terdiri dari Arab,
Persia (sekarang Iran) dan India. Bandar Peureulak. Pengawal disebut sebagai kapten oleh khalifah.
Kehadiran kelompok dakwah tentu 4semakin mengukuhkan Islam dalam kehidupan hukum rusa. Ini
merupakan kelanjutan dari proses Islamisasi para ahli hukum kijang yang dilakukan sejak masa
Khalifah Umar bin Khaththâb. Karena pesatnya pengaruh Islam di masyarakat Perlak, Maharaja
Perlak secara resmi memproklamirkan Peureulak sebagai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara
pada Selasa, 1 Muharram 225 H/840 M. Raja pertama yang dimahkotai oleh menantunya adalah
Abdul 'Aziz bergelar Sultan 'Alaiddin Mualana' Abdul 'Aziz Syah. Pada Hari Peresmian, Bandar
Perlak berganti nama menjadi Bandar Khalifa, untuk mengenang dan penghormatan kepada
rombongan kapten yang berjasa dalam perkembangan Islam di Peureulak.
Bandar Khalifah terkenal di kalangan pedagang Arab dan non-Arab karena menjadi pelabuhan
penting dan persinggahan bagi mereka dalam perjalanan ke Cina atau kembali ke Asia Barat.
Peureulak menjadi kerajaan Islam pertama, kemudian menjadi pusat perdagangan Islam di
Nusantara. Padahal, Peureulak sudah berkembang sejak pertengahan abad ke-8, ketika Perlak
merupakan daerah yang paling maju dibandingkan daerah lain di Sumatera. Marco Polo
membuktikannya. Pada masa pemerintahan Sultan "Abdul" Aziz Shah (840-864 M), sistem
administrasi kerajaan Perlak tertata dengan baik. Secara historis, hal itu ditandai dengan sistem
pemerintahan Abbasiyah. Sultan Perlak sangat memperhatikan pendidikan. Hal ini dibuktikan
dengan berdirinya lembaga pendidikan Islam Zawiyah Buket Cibrek yang dibuka pada tahun 865.
Menurut sejarah, merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Asia Tenggara. Keberhasilan ini
dicapai pada masa pemerintahan Sultan 'Alaiddin Maulana' Abdur Rahim Syah yang memerintah
(864-888 M), Sultan kedua Kerajaan Islam Perlak. Sultan Sayyid Maulana `Abbas Syah memerintah
dari tahun 888 hingga 913 M, Sultan Perlak ketiga, yang kemudian memperoleh kejayaan dengan
mendirikan lembaga pendidikan lain, Zawiyah Cot Kala Perlak, yang dibuka pada tahun 899 M.
pendidikan menjadi “Mekkah Nusantara-Pendidikan Islam” dengan lembaga-lembaganya yang telah
ada sebelumnya, karena lembaga inilah yang melahirkan banyak mantan santri, kemudian mereka
berperan sebagai guru sekaligus pendakwah Nusantara, mempengaruhi penyebaran dan Islamisasi. Di
Asia Tenggara pada umumnya dan di Nusantara pada khususnya.
44
Misri A. Muchsin. KESULTANAN PEUREULAK DAN DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN ISLAM NUSANTARA
(Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
pemikiran Syafi dan berpandangan Sunni. Berkat ini, timbul perselisihan antara dua aliran pemikiran
dan Syiah, yang telah lama memerintah di Peureulak. Kejadian ini berlanjut hingga masa
pemerintahan Sultan Sayyid Maulana 'Ali Mughayat Syah. Untuk mengatasi masalah ini, wilayah
Perlak harus dipecah menjadi dua wilayah. Pertama, Perlak, bagian (utara) Baroh, di bawah kendali
Sayyid Maulana, dengan Bandar Khalifah sebagai ibukotanya. Kedua, Divisi Perlak Tunong (di
selatan), dipimpin oleh Makhdum Meurah 'Abdul Kadir Syah, dengan pusat pemerintahan di Bandar
Tualang. Pada masa itu kerajaan Islam Peureulak terbagi menjadi bagian utara dan selatan, yang
disebut Peureulak Kontinental dan Peureulak Pesisir, diperintah oleh dua dinasti, masing-masing
dinasti "Aziziyah" dan dinasti Makhdum yang didirikan oleh Meurah'Abdul Kadir Syah .
5
Pada masa pemerintahan Perlak VII Sultan Makhdum 'Abdul Malik Shah Johan Berdaulat 966-
973 M, kekacauan kembali terjadi. Namun ia mampu menyelesaikan kekacauan ini dengan sebuah
perjanjian damai yang disebut Perjanjian Alue Meuh pada tanggal 10 Muharram 353 H/963 M.
Perjanjian ini memiliki empat isi. Faktor lain yang menyebabkan jatuhnya kerajaan tersebut adalah
serangan Peureulak dari Kerajaan Sriwijaya, karena Sultan Peureulak menolak permintaan Sriwijaya
agar Kerajaan Peureulak tunduk pada kekuasaannya dan membayar upeti. Sultan 'Alaiddin Sayyid
Maulana Mahmud Syah Peureulak dari Baroh tewas dalam penyerangan pada hari Minggu Zulhijjah
377 H. Dengan itu, Kerajaan Peureulak sepenuhnya berada di bawah kendali Sultan Makhdum Malik
Ibrahim Syah Johan Berdaulat di Peureulak Tunong dan terus melawan Sriwijaya. Raja terakhir yang
memerintah Peureulak adalah Sultan Makhdum Malik 'Abdul 'Aziz Syah 662-692 H/1263-1292 M.
Meski terus bertahan, kondisinya semakin memburuk. Selain itu, Kerajaan Perlak dilebur menjadi
negara federal di bawah Kerajaan Samudera Pasai Geudong di Aceh Utara pada 7/13. abad Masehi
Dengan demikian, keberadaan dan ukuran Peureulak sebagai pusat pemerintahan utama berubah
menjadi Samudera Pasai, Geudong di Aceh Utara.
55
Misri A. Muchsin. KESULTANAN PEUREULAK DAN DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN ISLAM NUSANTARA
(Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
D. Kerajaan Samudra Pasai
77
Budi Sulistiono, Menelusuri Tinggalan Arkeologi Kerajaan Samudera Pasai (Lembaga Pentashihan & Mushal Al-
Quran, 2015)
8
Pemerintah Samudera Pasai menciptakan mata uang yang disebut dirham.
Keberhasilannya ditandai dengan adanya kota niaga.
2. Bidang sosial dan budaya
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil tulisan-tulisan yang baik, antara
lain tulisan-tulisannya adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Adapun bahasa Melayu yang
digunakan Syekh Abdurrauf al-Singkili untuk menulis buku-bukunya.
3. Bidang keagamaan
Dengan adanya pemberitaan Ibnu Battuh, kehadiran para pemuka agama Timur Tengah
semakin memudahkan perluasan wilayah Islam.
4. Bidang politik
Munculnya hubungan baik dengan Cina dan pada masa pemerintahan Sultan Mahmud
Malik az-zahir di negara-negara Timur Tengah. Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki
ikatan matrimonial dengan Malaka.
88
Budi Sulistiono, Menelusuri Tinggalan Arkeologi Kerajaan Samudera Pasai (Lembaga Pentashihan & Mushal Al-
Quran, 2015)
E. 9Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia Pada Masa Kerajaan Samudera
Pasai
99
Muhammad Al-Fatih1 Maulida Tri Puspita2 Tia Pratiwi3 Mardinal Tarigan4, Peradaban Islam Di Kerajaan
Samudera Pasai (Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,UIN Sumatera Utara, Medan,
2023)
Dakwah Pada Masa Kerajaan Samudera Pasai
10
Strategi dakwah yang digunakan Kesultanan Samudra Pasai untuk menyebarkan Islam dapat
menjadi barometer strategi dakwah kontemporer. Pertama-tama harus dipahami bahwa dakwah
membutuhkan modal finansial yang kuat. Para pendakwah Islam di Pasai adalah saudagar-saudagar
kaya dari Timur Tengah yang tidak hanya ahli bisnis tetapi juga menguasai berbagai bidang sosial.
Dimensi pertama adalah karakteristik sosial, khususnya situasi politik daerah yang dijadikan arena
penuntutan. Strategi lainnya adalah memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh situasi sosial politik
saat ini. Para pendakwah Samudra Pasai berusaha mengendalikan persoalan sosial dan politik yang
ada. Di Pasai pertama kali diketahui kekuasaan politik dikuasai oleh Maharaja Samudra Bakoy yang
mengajarkan Wahdatul Wujud atau Wujudiah. Sifat ajaran ini sangat halus dan mudah bagi orang
untuk salah paham dan tersesat. Pada bagian ini, para da'i menunjukkan kepiawaiannya dalam
berpolitik. Mereka mengangkat seorang pemuda yang diusir dari kerajaannya sendiri, Kerajaan
Salasar di Cot Girek, Aceh Utara, sebagai Sutan baru untuk mendirikan Kerajaan Pasai. Orang yang
ditunjuk adalah Meurah Seulu. Meurah Seoul dikaitkan dengan Kesultanan Peureulak dari dinasti
Aziziyah. Dia adalah seorang pemuda yang penuh pengalaman. Meurah Seoul melakukan perjalanan
lama ke negara-negara maju seperti Peusangan dan Samalanga. Pengalaman tersebut tentunya
membuatnya menerima berbagai ajaran hikmah yang ada di negeri perantauan tersebut. Meurah Seulu
juga memenuhi kriteria pemimpin yang menurut para misionaris Timur Tengah harus lahir dari
bangsa Quraisy. Ketika dinasti Aziziyah di Peureulak Tunong digantikan oleh dinasti Meurah dari
Peureulak Baroh, keturunan dinasti Aziziyah pindah ke Linge, mendirikan kerajaan Linge dan
kemudian kerajaan Salasar. Meurah Seoul sendiri merupakan keturunan kerajaan Salasar, diasingkan
karena adu kepemimpinan. Setelah melantik Meurah Seul dan mendapat gelar sultan Malikus Saleh,
raja baru tersebut menikah dengan seorang keturunan Kesultanan Peureulak yang menguasai
Samudrat. Dengan demikian Samudra dan Pasai bersatu. Strategi dakwah dan dakwah melalui
perkawinan merupakan cara lama yang sangat efektif. Beginilah model pendidikan agama Islam yang
dibawa para pedagang dari Timur Tengah menyebar.
Cara lain yang terkenal untuk menyebarkan agama adalah perang. Cara ini sangat tidak
diinginkan oleh pihak manapun, apalagi dalam posisi yang lemah. Tapi Pasai bukan lagi kerajaan
yang lemah saat itu. Selain wilayah yang sangat luas, Samudra Pasai juga memiliki fleksibilitas
finansial yang besar. Mereka sangat maju dalam bisnis. Penguasa Selat Malaka ini merupakan negara
terkaya di Asia Tenggara (Nusantara) dari dulu hingga sekarang. Dengan perencanaan yang sangat
matang, keadaan Meurah Mulia yang diperintah oleh Maharaja Bakoy kemudian diserang. Serangan
ini memiliki dua keunggulan utama. Yang pertama menyebarkan doktrin Wujudiah yang tidak disukai
oleh para pendakwah Timor Leste. Selain itu, sebagai negara besar, Samudra Pasai membutuhkan
hilir yang besar. Ketika Maharaja Bakoy menguasai wilayah tersebut, eksistensi Samudra Pasai
sebagai kerajaan terbesar di Selat Malaka tak tergoyahkan kala itu. Dengan stabilitas politik dan
ekonomi yang kuat, sains mudah untuk diajarkan. Bahkan Samudra Pasai menjadi pusat penyebaran
Islam di Nusantara saat itu. 24 sarjana dibawa dari Timur Tengah untuk mengajar studi Islam. Salah
satunya adalah kakek buyutnya Hamzah Fansuri. Sebuah lembaga pendidikan Islam bernama Dayah
Blang Pria juga didirikan. Saat itu, Dayah menjadi lembaga pendidikan Islam terbesar di Asia
Tenggara. Banyak ulama lahir di sana, yang kemudian menyebar ke Nusantara untuk mengajarkan
Islam. Beberapa Sunni Wali Songo juga belajar di sana.
1010
Muhammad Al-Fatih1 Maulida Tri Puspita2 Tia Pratiwi3 Mardinal Tarigan4, Peradaban Islam Di Kerajaan
Samudera Pasai (Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,UIN Sumatera Utara, Medan,
2023)
Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
11
Sepeninggal Sultan Malik as-Sholeh, kekuasaannya digantikan oleh penerusnya, yaitu Sultan
Muhammad Sultan Ahmad, disebut juga Sultan Malik adz-Dzahir I (1297-1326). Sultan
Muhammad digantikan oleh Sultan Ahmad yang juga disebut Sultan Malik adz-Dzahir II (1326-
1348). Pada masa itu, pemerintahan Samudera Pasai berkembang pesat dan terus menjalin
hubungan dengan pemerintahan Islam di Indonesia dan Arab. Menurut cerita Ibnu Battutahi,
perdagangan di Laut Pasai meningkat dan berkembang karena didukung armada laut yang kuat
sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman selama berbisnis di Laut Pasai. Barang
dagangan utama Samudra adalah lada, kapur barus dan emas. Kesultanan Samudera Pasai
memiliki pengaruh terhadap pelabuhan-pelabuhan penting di wilayah Pidi, Peureulak dan lainnya.
Samudera Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik adz-Dzahir II.
Kemajuan ekonomi mempengaruhi kehidupan sosial, rakyat kerajaan menjadi kaya. Dan selain
itu, menurut syariat Islam, kehidupan masyarakat diwarnai oleh rasa kebersamaan dan saling
menghargai. Kesultanan ini memiliki kabinet dan tentara. Di darat dan laut kekuatannya kuat.
Hubungan diplomatik juga lancar. Samudera Pasai pada puncaknya seperti kantor sendiri.
Sebagai pemerintahan yang berpengaruh, Pasai juga menjalin hubungan persahabatan dengan
para pemimpin negara lain seperti Champa, India, Cina, Majapahit dan Malaka. Hubungan antara
sultan dan masyarakat terjalin. Sultan dapat mengobrol dan bertukar pikiran dengan para ulama,
dan Sultan juga menghormati para tamu dan memberikan cinderamata. Sebagai kerajaan besar,
kesultanan ini juga mengembangkan kehidupan yang menghasilkan tulisan-tulisan bagus.
Beberapa minoritas kreatif berhasil menggunakan huruf Arab untuk menulis karya mereka dalam
bahasa Melayu. Itu disebut Jaw dan hurufnya disebut Jaw dalam bahasa Arab. Diantara tulisan
tersebut adalah Hikayat Raja Pasai. Akibatnya, ilmu tasawuf pun berkembang. Di antara buku-
buku Tasawuf, Durru al-Manzul, karya Maulana Abu Ishaq, diterjemahkan. Pada masa
selanjutnya, sedikit yang diketahui tentang masa pemerintahan Samudera Pasai, karena masa
pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik adz-Dzahir III tidak begitu
jelas. Menurut sejarah Melayu, kerajaan Thailand menyerang kerajaan Samudera Pasai. Oleh
karena itu, karena tidak adanya data yang jelas, runtuhnya Laut Pasai tidak diketahui dengan
jelas. Samudera pasai mewujudkan esensi keterbukaan dan kebersamaan. Namun sekitar tahun
1511 M, Samudera Pasai merupakan kerajaan kecil di Aceh dan pesisir timur Sumatera, seperti
Peureulak (Aceh Timur), Pedir (Pidies), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (Sumatera Utara)
sudah pada masa penjajahan Portugis. peraturan Samudera Pasai ditaklukkan Portugis pada tahun
1521 dan diduduki selama tiga tahun. Pada tahun 1524, Sultan Ali Mughayyat Syahil berhasil
menyelamatkan dan merebut Pasai dari Portugis. Terlepas dari keadaan yang tercatat dalam
sejarah, Samudera Pasai merupakan pusat penyebaran Islam ke berbagai daerah.
11
Muhammad Al-Fatih1 Maulida Tri Puspita2 Tia Pratiwi3 Mardinal Tarigan4, Peradaban Islam Di Kerajaan
Samudera Pasai (Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,UIN Sumatera Utara, Medan,
2023)
DAFTAR PUSTAKA
Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media. 12
Ismail, M. G. (1997). Pasai Dalam Perjalanan Sejarah Abad ke-13 Sampai Abad ke-16. Jakarta:
CV.Putra Sejati Raya.
Muhammad Al-Fatih, D. (2023). Peradaban Islam Di Kerajaan Samudera Pasai. 2.
12