Kerajaan Samudera Pasai mengalami puncak kejayaan pada abad ke-14 M yaitu masa
pemerintahan Sultan Ahmad Malik Zahir II (1346–1383 M) dan mengalami kemunduran pada masa
putranya bernama Sultan Zainal Abidin (1383-1403 M) serta berakhir pada tahun 1521 M, yang
disebabkan oleh kondisi sosial yang tidak menentu karena konflik-konflik intern serta kemerosotan
ekonomi yang dimanfaatkan oleh Portugis untuk melakukan penyerangan. Sejak Samudra Pasai
dikuasai oleh Portugis (1521-1524 M), kemudian pada tahun 1524 M dianeksasi oleh raja Aceh
bernama Ali Mughayat Syah (1511-1528 M), maka Kerajaan Samudera Pasai berada di bawah
pengaruh kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam.
Dari kerajaan Pasai, Islam masuk dan berkembang di Pariaman, Malaka, Tapanuli, Riau,
Minangkabau, Kerinci dan sebagian Sumatra Selatan. Tokoh-tokoh yang berjasa dalam penyebaran
Islam di Sumatra di antaranya: Syah Baharuddin ke Sumatra barat, Sunan Ampel dan Minak Kumala
Bumi/ Raja Lampung ke Sumatra Selatan. Peninggalan Pasai diantaranya: beberapa makam
bertuliskan Arab, lembaga-lembaga Islam seperti Masjid, Mushola dan buku-buku berisi sya’ir
ajaran Islam, hikayat para raja dan pahlawan yang menyebarkan agama Islam.
2. Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon didirikan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) abad ke 15-16
M, terletak di pantai utara pulau Jawa, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Cirebon menjadi
jembatan antara dua Kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta Kebudayaan Cirebon yang tidak
didominasi oleh Kebudayaan Sunda maupun Jawa. Awalnya, Cirebon merupakan daerah di bawah
kekuasaan Pakuan Pajajaran. Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam di Jawa
Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali/ Galuh, Sunda Kelapa dan Banten.
Awal mula nama Cirebon adalah Caruban (campuran), karena bercampurnya para pendatang
dari berbagai suku, bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan mata pencaharian. Cirebon didirikan
oleh Ki Gedeng Tapa, seorang saudagar di Pelabuhan Muarajati, pada tahun 1445 M. Kepala desa
pertamanya bernama Ki Gedeng Alang-alang dan wakilnya bernama Walangsungsang (Cakrabumi),
putra Prabu Siliwangi dan Nyi Mas Subanglarang (putri Ki Gedeng Tapa). Setelah Ki Gedeng
Alang-alang meninggal, Walangsungsang menjadi kepala desa dan bergelar Pangeran Cakrabuana.
Ia mendirikan istana Pakungwati. Setelah menunaikan ibadah haji, ia disebut Haji Abdullah Iman
dan tampil sebagai raja Cirebon yang memerintah di istana Pakungwati dan aktif menyebarkan
Islam. Pada tahun 1479 M, Cakrabuana digantikan keponakannya bernama Syarif Hidayatullah/
Sunan Gunung jati (1448 – 1568 M).
Mayoritas mata pencahariannya adalah nelayan yang menangkap ikan dan rebon (udang
kecil) juga membuat terasi, petis dan garam. Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat penyebaran
Islam di Jawa Barat. Dengan bantuan Fatahillah, Kesultanan Cirebon dapat meluaskan
kekuasaannya meliputi Jayakarta dan Pajajaran. Berbagai kemenangan yang diraih Fatahillah,
membuat Sunan Gunung Jati tertarik dan menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu.
Fatahillah adalah utusan Sultan Trenggono untuk menaklukkan Banten yang singgah di Cirebon
untuk menemui Sunan Gunung Jati dan bersama pasukan Cirebon, Fatahillah dapat menaklukkan
Banten dan Pajajaran pada tahun 1524/1525 M.
Ketika Sunan Gunung Jati menua, Cirebon diserahkan kepada putranya, Pangeran
Muhammad Arifin/ Panembahan Ratu I. Sepeninggal Panembahan Ratu I, Cirebon diserahkan
kepada Maulana Hasanuddin/ Panembahan Ratu II/ Panembahan Girilaya. Panembahan Girilaya
adalah menantu Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pangeran Girilaya memiliki tiga orang putra
bernama Martawijaya, Kartawijaya dan Wangsakerta. Pada abad ke-17, terjadi perselisihan
sehingga Kesultanan Cirebon terbagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Perubahan gelar
Panembahan menjadi Sultan kepada dua putra tertua Girilaya dilakukan di Banten oleh Sultan
Ageng Tirtayasa. Sebagai Sultan, mereka mempunyai wilayah kekuasaan, rakyat dan kraton
masing-masing. Sedangkan sebagai Panembahan tidak mempunyai wilayah kekuasaan, kraton
sendiri akan tetapi beerdiri sebagai keprabonan (paguron) yaitu tempat belajar ilmuwan keraton.
Setelah masa Sultan Anom IV (1798–1803 M), Kesultanan Cirebon bertambah satu yaitu
Kesultanan Kacirebonan karena salah seorang putranya, yaitu Pangeran Raja Kanoman, ingin
memisahkan diri karena ada dukungan Belanda (1807 M). Tahta Sultan kanoman V jatuh pada
Putra Sultan Anom IV bernama Sultan Abu Soleh Imamuddin (1803–1811 M). Belanda semakin
turut campur dalam mengatur Cirebon. Puncaknya terjadi pada tahun 1906-1926 M, Kesultanan
Cirebon secara resmi dihapus dengan pengesahan berdirinya Kota Cirebon.
3. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berdiri sejak lepas dari Kerajaan Demak masa pemerintahan Sultan
Hadiwijaya. Raja pertamanya Sultan Hasanuddin, putra Syarif Hidayatullah/ Sunan Gunung Jati
(1552 – 1570 M). Wilayah kekuasaannya meliputi wilayah sebelah barat pantai Jawa sampai ke
Lampung. Wilayah ini merupakan tetangga dari Kerajaan pajajaran bernama Wahanten Girang.
Awalnya, Syarif Hidayatullah datang ke Banten (1526 M) untuk menaklukkan Banten, Pajajaran
dan Pelabuhan Sunda Kelapa dan menjadikan Banten sebagai basis penyerangan. Penyerangan ini
dilakukan, karena Pajajaran menolak untuk penyebaran agama Islam dan mengakui bahwa
Kerajaan Pajajaran merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Demak.
Perekonomian masyarakat Kerajaan Banten didasarkan pada perdagangan, pertanian dan
perkebunan terutama budi daya lada. Kerajaan Banten menjadikan Pelabuhan Banten sebagai
pelabuhan alternatif setelah Pelabuhan Malaka dikuasai Portugis. Ramainya Pelabuhan Banten dan
Sunda Kelapa menyebabkan lahirnya perkampungan etnis dan profesi yang berkembang bebas
meskipun Banten menerapkan hukum adat berdasarkan ajaran Islam. Penduduk Kerajaan pajajaran
yang tidak mau masuk Islam, mengasingkan diri ke pedalaman Jawa Barat yang disebut Suku Baduy
dan menganut system kepercayaan Pasundan Kawitan/ Sunda Wiwitan artinya pasundan yang
pertama yaitu perpaduan agama Hindu dengan kepercayaan tradisional suku Sunda.Peninggalan
budaya Kerajaan Banten tidak banyak ditemukan, namun pengaruh Islam dalam seni bangunan
Banten dapat dilihat pada bangunan Masjid Agung Banten dan kompleks Makam Raja-Raja Banten
di Kenari.
Lalu ia digantikan Abu Mufakhir (1596–1651 M) yang berusia 5 tahun, dan roda
pemerintahan dipegang oleh badan perwalian, dengan ketuanya Jayanegara dan pengasuh pangeran,
Nyai Emban Rangkung. Saat itu, pedagang Belanda yang dipimpin oleh Cornelius De Houtman
datang ke Kerajaan Banten. Abu Mufakhir resmi berkuasa pada tahun 1606 M. pada tahun 1638 M,
ia mendapat gelar Sultan dari Khalifah Makkah dan tahun 1651 M ia wafat dan digantikan putranya,
bernama Sultan Abu Ma’ali Ahmad Rahmatullah.
Sultan Abu Ma’ali Ahmad Rahmatullah tidak lama berkuasa. Ia digantikan oleh Sultan
Ageng Tirtayasa yang mengalami masa keemasan. Peran Sultan Ageng Tirtayasa diantaranya: gigih
melawan penjajah dan mengusir VOC (armada dagang Belanda) dari Batavia meski belum berhasil.
Akhir pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa ditandai dengan munculnya persengketaan dengan
putranya Sultan Haji/ Abdul Qahar yang bersekongkol dengan VOC Belanda. Pada tahun 1683 M,
Belanda menangkap dan memenjarakan Sultan Ageng Tirtayasa di Batavia hingga wafat (1692 M),
akhirnya Kerajaan Banten menjadi kerajaan boneka Belanda.
Penguasa Kerajaan Banten :
a. Sunan Gunung Jati, Pendiri Kerajaan Banten
b. Sultan Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, Raja I (1552 – 1570 M)
c. Maulana Yusuf (1570 – 1580 M)
d. Maulana Muhammad bergelar kanjeng Ratu Banten (1580 – 1596 M)
e. Abu Mufakhir (diangkat 1596/ berkuasa resmi1606 – 1651 M)
f. Sultan Abu Ma’ali Ahmad Rahmatullah (1651M)
g. Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1682 M) mencapai masa keemasan Kerajaan Banten.
h. Sultan Haji (1683–1687 M), mengkhianati ayahnya dan bersekongkol dengan VOC.
D. Kerajaan Gowa-Tallo
Pada abad ke-16 M, di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan, yaitu Goa dan Tallo. Kedua kerajaan
itu Bersatu dengan nama Kerajaan Goa-Tallo dan dikenal dengan Kerajaan Makassar. Makassar adalah
ibu kota Kerajaan Gowa yang juga disebut Ujungpandang. Sebelum abad ke-16 M, raja-raja Makassar
belum memeluk Islam. Baru setelah datangnya Dato’ Ri Bandang, Mubaligh dari Sumatra, Makassar
berkembang menjadi Kerajaan Islam. Raja Goa, bernama Daeng Manrabia yang bergelar Sultan
Alauddin dan sebagai mangkubumi (Perdana Menteri)nya adalah Raja Tallo, bernama Daeng Matoaya
bergelar Sultan Abdullah yang pada masanya mencapai kejayaan. Gowa dikenal sebagai Serambi
Madinah karena Kerajaan ini menerapkan Syariat Islam.
Perekonomian Kerajaan Makassar didasarkan pada perdagangan dan hasil laut, karena letaknya yang
strategis di perairan timur Indonesia, di semenanjung barat daya Sulawesi, sehingga Kerajaan Makassar
menjadi kerajaan maritim. Para pelaut Makassar mengembangkan perahu layar jenis Pinisi, Lambo dan
Padelawang yang mampu berlayar sampai ke India dan China. Selain itu, Makassar dikenal sebagai
penghasil rempah-rempah karena letaknya berdekatan dengan Maluku, pusat penghasil rempah-rempah.
Kerajaan Makassar menjadi pelabuhan penyalur dan Gudang penyimpanan sehingga Makassar berniat
mengusir Belanda dari Maluku, awal abad ke-17 M.
Seperti kerajaan Islam lainnya, Kerajaan Makassar juga mengadopsi hukum dan ajaran Islam dalam
kehidupan bermasyarakat serta menjalin kerjasama antar-kerajaan Islam seperti Demak dan Malaka.
Demi mengatur perdagangan di wilayahnya, Makassar memiliki hukum perdagangan yang disebut Ade
Allopiloping Bicaranna Pabbahi’e yang bertujuan menata aktivitas perdagangan di wilayah kekuasaan
Kerajaan Makassar..Teknologi perkapalan Makassar menunjukkan salah satu kehidupan budaya
Makassar yang cukup tinggi.
Sultan Alauddin adalah Raja Makassar pertama yang memeluk Islam. Di bawah kepemimpinannya,
Makassar menjadi kerajaan maritim. Setelah Alauddin wafat, ia digantikan Muhammad Said, namun
catatan sejarah tentangnya tidak banyak ditemukan. Kemudian, ia digantikan oleh Sultan Hasanuddin
(1653–1669 M). Pada masa Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makassar mencapai puncak kejayaan melalui
kemajuan perdagangan dan ekspansi wilayah. Kerajaan Makassar berhasil menguasai kerajaan-kerajaan
kecil di Sulawesi Selatan seperti: Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone.
Hasanuddin berniat menjadikan Makassar sebagai penguasa tunggal di jalur perdagangan Indonesia
bagian timur dengan menghadapi kekuatan armada VOC Belanda sebelum menguasai Maluku karena
Maluku sudah dikuasai Belanda. Hasanuddin dijuluki Ayam Jantan dari Timur karena keberaniannya
menentang Belanda. Belanda berusaha keras menghentikan serangan Hasanuddin. Karena itu, ia
bersekutu dengan Raja Bone, yaitu Aru Palaka (Tuan Palaka). Aru Palaka bersedia membantu dengan
syarat Kerajaan Bone diberikan kemerdekaan. Dengan bantuan Bone, Belanda berhasil menekan
Makassar untuk menyetujui Perjanjian Bongaya yang berisi:
1. VOC mendapat hak monopoli dagang di Makassar;
2. Belanda dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makassar;
3. Makassar harus melepas daerah yang dikuasainya seperti Bone dan Soppeng serta mengakui Aru
Palaka sebagai Raja Bone.
Setelah Hasanuddin turun takhta (1669 M), putranya yang bernama Mapasomba meneruskan
perjuangan melawan Belanda. Meskipun akhirnya Pasukan Kerajaan Makassar dapat dipukul mundur
oleh Belanda sehingga Makassar dan jalur perdagangannya dikuasai oleh Belanda.
Perekonomian kerajaan Ternate dan Tidore, didasarkan pada perkebunan dan perdagangan rempah-
rempah. Abad ke-12 M, dengan meningkatnya permintaan rempah-rempah dari Eropa, maka dibukalah
perkebunan di daerah pulau Buru, Seram dan Ambon yang menghasilkan cengkeh dan pala. Para
pedagang dari Jawa Timur datang dengan membawa beras, garam dan kacang-kacangan untuk ditukar
dengan rempah-rempah. Karena kekayaan rempah-rempah ini, setiap kerajaan di Maluku ingin menjadi
penguasa tunggal dalam perdagangan. Demi mempersatukan kerajaan-kerajaan tersebut, Raja Ternate,
Kolano Sida Arif Malamo (1322 – 1331 M) mengundang raja-raja Maluku untuk membentuk
persekutuan yang dikenal dengan Persekutuan Moti/ Moti Verbond. sehingga terjadilah persekutuan
daerah antar-kerajaan seperti Uli Lima (Persekutuan Lima), yaitu persekutuan lima saudara yang
dipimpin Ternate meliputi Obi, Bacan, Seram dan Ambon serta Uli Siwa (Persekutuan Sembilan), yaitu
persekutuan antar sembilan bersaudara yang wilayahnya meliputi Tidore, makyan, Jailolo, Halmahera
dan pulau-pulau di daerah itu sampai Papua.
Kehidupan masyarakat Maluku dipengaruhi oleh kedatangan para pedagang asing dari Portugis dan
Belanda. Sebelumnya, masyarakat Maluku sudah mengenal budaya dan agama Islam. Pengaruh Islam
sangat terasa di pusat penyebarannya di Maluku Utara (Ternate dan Tidore). Perkembangan politik anti
imperialisme Sultan Babullah menyebabkan pengaruh budaya Portugis dan Belanda lebih terpusat di
luar Ternate dan Tidore, yaitu di Kepulauan Maluku bagian selatan seperti Ambon menjadi pusat
penyebaran Agama Katolik dan Protestan yang dibawa bangsa Portugis dan Belanda.
Kolano Marhum (1465–1486 M) raja Ternate ke-18, merupakan raja pertama yang memeluk Islam.
Ia digantikan putranya yang bernama Zainal Abidin (1486–1500 M). perannya: mengganti gelar Kolano
menjadi Sultan, menjadikan ulama figur penting dalam kerajaan dan mendirikan madrasah pertama di
Ternate. Ia berguru ke Sunan Giri di Pulau Jawa. Ia dikenal sebagai Sultan Bualawa (Sultan Cengkih).
Pada masa Sultan Bayanullah (1500–1521 M), Ternate semakin berkembang. Perannya mewajibkan
rakyatnya berpakaian islami dan memperkuat pasukan Ternate dengan mengembangkan teknik
pembuatan perahu dan senjata yang diperolehnya dari orang Arab dan Turki. Pada masa
pemerintahannya, para pedagang Eropa mulai berdatangan ke Maluku. Loedwijk de Bartomo/ Ludovico
Verthama adalah orang Eropa pertama yang datang ke Maluku tahun 1506 M. Pada tahun 1512 M,
Portugis datang ke Ternate di bawah pimpinan Fransisco Serrao dan pada tahun 1521 M, Spanyol
datang ke Tidore . Pada tahun 1522 M, atas persetujuan sultan, Portugis mendirikan Benteng Sao Paolo.
Menurut Portugis, benteng itu berguna untuk melindungi Kerajaan Ternate dari serangan Kerajaan
Tidore. Pernyatan ini hanya taktik Portugis agar dapat bertahan untuk berdagang & menguasai Ternate.
Pembangunan Benteng sao Paolo ditentang oleh Sultan Khairun (1559 – 1570 M) karena dianggap
menunjukkan adanya niat buruk Portugis atas Ternate juga Sultan Khairun tidak ingin perekonomian
dan pemerintahannya dikendalikan oleh bangsa lain. Pada tahun 1570 M, Sultan Khairun bersedia
berunding dengan Portugis di Benteng Sao Paolo namun perundingan ini, dimanfaatkan Portugis untuk
menahannya bahkan membunuhnya. Kematian Sultan Khairun, menyebabkan kebencian rakyat Maluku
kepada Portugis. Naiklah Sultan Babullah menjadi Raja Ternate berikutnya dan memimpin perang
melawan Portugis. Pada tahun 1575 M, ia berhasil memukul mundur Portugis dan meninggalkan
Bentengnya di Ternate. Portugis bergerak ke selatan menaklukkan Timor pada tahun 1578 M. sejak itu,
Portugis menguasai Timor sampai tahun 1976 M. sultan Babullah akhirnya meluaskan kekuasaannya
hingga ke Maluku, Sulawesi, Papua, Mindanao dan Bima. Keberhasilannya membuat Sultan Babullah
dijuluki Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau.
Penguasa Kesultanan Ternate dan Tidore
1. Kolano Marhum (1465 – 1486 M)
2. Sultan Zainal Abidin/ Sultan Bualawa (1486 – 1500 M)
3. Sultan Bayanullah (1500 – 1521 M)
4. Permaisuri Nukila
5. Pangeran Tarruwese, bersekongkol dengan Portugis
6. Pangeran Hidayat/ Sultan Dayalu
7. Pangeran Abu Hayat/ Sultan Abu Hayat II
8. Sultan Khairun (1534 – 1570 M)
9. Sultan Babullah/ Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau (1570–1583 M), mencapai puncak kejayaan
A. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap (Observasi/ Pengamatan)
Sikap yang dinilai: Jujur, Disiplin, Gigih, Tanggung Jawab
1) Manakah pernyataan berikut ini yang paling tepat berkaitan dengan kerajaan Samudera Pasai?
a. Didirikan oleh Meurah Khair/ Maharaja Mahmud Syah pada abad XIII
b. Kerajaan Samudera Pasai mampu menyaingi kebesaran Kerajaan Majapahit
c. Terletak di muara Sungai Pasangan Pesisir Timur Laut Aceh Lhokseumawe Aceh Utara
d. Memberlakukan hukum Adat dan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat & bernegara
e. Penguasa Kerajan Samudera Pasai dipegang oleh dua dinasti, yaitu dinasti pertama Meurah Silu
dan dinasti kedua Meurah Khair
2) Karena letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka sebagai jalur penghubung
antar berbagai Negara yang ramai dikunjungi para pedagang, maka perekonomiannya didasarkan
pada …
a. Hasil pertanian
b. Perdagangan dan hasil laut
c. Perdagangan rempah-rempah
d. Perdagangan, pertanian dan perkebunan
e. Perdagangan nasional dan internasional
4) Dari nama-nama raja Samudera Pasai berikut ini, manakah nama raja yang bukan dari Dinasti
Meurah Khair?
a. Maharaja Mahmud Syah
b. Maharaja Mansyur Syah
c. Maharaja Giyasuddin Syah
d. Sultan al-Malik as-Saleh
e. Tengku Samudra/ Sultan Nazimuddin al-kamil
5) Siapakah nama raja pertama kerajaan Samudera Pasai dari Dinasti Meurah Silu?
a. Sultan al-Malik as-Saleh
b. Sultan Muhammad Malik Zhahir
c. Sultan Ahmad/ Malik Zahir II
d. Sultan Zainal Abidin
e. Sultan Nazimuddin al-Kamil
6) Raja terakhir Samudera Pasai dari Dinasti Meurah Khair yang merupakan seorang Laksamana dari
Mesir yang ditugaskan untuk menaklukkan Gujarat ialah …
a. Meurah Khair/ Maharaja Mahmud Syah
b. Maharaja Mansyur Syah
c. Maharaja Giyasuddin Syah
d. Meurah Noe/ Maharaja Nuruddin Syah
e. Meurah Silu/ Sultan al-Malik as-Shaleh
7) Kerajaan Samudera Pasai mengalami puncak kejayaan pada abad ke-14 M, yaitu pada masa
pemerintahan …
a. Maharaja Mahmud Syah
b. Sultan Malik as-Saleh
c. Sultan Muhammad Malik Zhahir
d. Sultan Ahmad Malik Zahir II
e. Sultan Zainal Abidin
8) Masa Sultan Zainal Abidin, Samudera Pasai mengalami kemunduran terutama setelah ditaklukkan
Portugis selama tiga tahun, lalu dianeksasi oleh raja Aceh yang bernama …
a. Sultan Ali Mughayat Syah
b. Sultan Alauddin Ri’ayat Syah
c. Sultan Iskandar Muda
d. Sultan Iskandar Tsani
e. Sultanah Tajul Alam Syafiatuddin Syah
9) Berikut ini yang bukan menunjukkan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai adalah ...
a. Beberapa makam bertuliskan Arab
b. Buku-buku sya’ir tentang ajaran Islam
c. Hikayat kepahlawanan Laksamana Hang Tuah
d. Lembaga-lembaga Islam seperti masjid dan mushalla
e. Hikayat raja-raja dan para pahlawan yang mengembangkan Islam
10) Pendiri Kerajaan Islam Malaka sekaligus sebagai raja pertamanya bernama …
a. Meurah Khair/ Maharaja Mahmud Syah
b. Meurah Silu/ Sultan al-Malik as-Saleh
c. Paramesywara/ Sultan Iskandar Syah
d. Sultan Ibrahim/ Sultan Ali Mughayat Syah
e. Raden Patah/ Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panatagama
11) Manakah Pernyataan berikut ini yang tidak berkaitan dengan Kerajaan Islam Malaka?
a. Terletak di muara Sungai Pasangan pesisir Timur Laut Aceh Lhokseumawe
b. Dalam kesusasteraan, Memiliki Hikayat Kepahlawanan Laksamana Hang Tuah
c. Kehidupan masyarakat Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Islam
d. Dikenal sebagai Kerajaan Maritim dan masyarakatnya sebagai pedagang dan nelayan
e. Berpusat di Semenanjung Malaka dengan wilayah kekuasaannya Semenanjung Malaka dan Riau
12) Siapa Raja Malaka yang dikenal sebagai pembangun utama adat istiadat Melayu Islam?
a. Paramesywara/ Iskandar Syah
b. Sultan Muhammad Iskandar Syah
c. Sultan Muzaffar Syah
d. Sultan Mansyur Syah
e. Sultan Alauddin Syah
13) Masa Sultan Mahmud Syah, Kerajaan Malaka mengalami kemunduran terutama setelah armada
perang bangsa Portugis berhasil menaklukkannya (1511M) di bawah pimpinan …
a. Alfonso De Abulquerque
b. Cornelius De Houtman
c. Ludovico Verthama
d. Loedwijk Bartomo
e. Fransisco Serrao
14) Manakah pernyataan yang tidak berkaitan dengan kehidupan masyarakat Kerajaan Malaka yang
sangat dipengaruhi oleh Budaya Melayu dan Islam?
a. Kerajaan Malaka memiliki Hikayat Kepahlawanan Hang Tuah
b. Letak kerajaan berada di Semenanjung Malaya yang merupakan tempat asal rumpun bangsa
Melayu
c. Kerajaan Malaka mendapat dukungan dari para pedagang Islam yang menyebarkan Islam yang
berasal dari Arab
d. Kerajaan Malaka mendapat dukungan dari para pedagang Islam yang menyebarkan Islam yang
berasal dari Persia
e. Kerajaan Malaka mendapat dukungan dari para pedagang Islam yang menyebarkan Islam yang
berasal dari Gujarat
15) Pernyataan manakah yang tidak menunjukkan gambaran kondisi kerajaan Aceh Darussalam?
a. Kaum perempuan dihormati dan diperlakukan sederajat dengan kaum laki-laki
b. Adanya pertentangan antara aliran Syi’ah dengan aliran Ahlussunnah wal Jama’ah
c. Adanya perpaduan dua aturan bermasyarakat yang tidak dapat dipsiahkan yaitu adat istiadat
Kejawen dan ajaran Islam
d. Berdiri tahun 1511 M dan diilhami oleh berdirinya Kerajaan Samudera Pasai Wilayahnya
meliputi Pidie samapai Sumatera Timur
e. Terdapat dua struktur masyarakat yaitu Kaum Bangsawan/ Uleebalang (Teuku) dan Alim Ulama
(Tengku) yang saling berebut Pengaruh
17) Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Sani, terdapat dua sastrawan terkenal, yaitu …
a. Dato Ri Bandang dan Sunan Prapen
b. Syah Baharuddin dan Sidi Abdul Aziz
c. Sunan Ampel dan Minak Kumala Bumi
d. Nuruddin ar-Raniri dan Hamzah Fansuri
e. Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak
18) Nama Raja Aceh yang dikenal sebagai Peletak Dasar Kebesaran Aceh ialah …
a. Sultan Ali Mughayat Syah
b. Sultan Alauddin Riayat Syah
c. Sultan Iskandar Muda
d. Sultan Iskandar Sani
e. Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah
19) Manakah pernyataan yang tidak menunjukkan gambaran tentang Kerajaan Demak?
a. Perekonomian Kerajaan didasarkan pada hasil pertanian berupa bahan pangan
b. Didirikan oleh Raden Patah bersamaan dengan melemahnya Kerajaan Majapahit
c. Wilayah kekuasaan meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan sebagian Kalimantan
d. Pengaruh budaya dan ajaran Islam tersebar di kerajaan Demak berkat bantuan para wali
e. Perekonomian kerajaan didasarkan pada hasil perdagangan, pertanian dan perkebunan terutama
lada
20) Pada tahun 1513 M, Pasukan Demak melancarkan serangan ke Malaka di bawah pimpinan Pati
Unus, karenanya ia dikenal dengan sebutan …
a. Sultan Bualawa
b. Pangeran Sabrang Lor
c. Ayam Jantan dari Timur
d. Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau
e. Senopati Jimbun Ngabdurrahman Sayyidin Panatagama
21) Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa …
a. Raden Patah
b. Pati Unus
c. Sultan Trenggono
d. Arya Panangsang
e. Joko Tingkir/ Sultan Hadiwijaya
22) Siapakah nama Raja Demak yang memindahkan pusat kerajaan ke Pajang sekaligus sebagai raja
Pajang pertama?
a. Rade Patah
b. Pati Unus
c. Sultan Trenggono
d. Arya Panangsang
e. Joko Tingkir/ Sultan Hadiwijaya
23) Siapakah nama putra Ki Ageng Mataram/ Ki Gede Pamanahan yang berhasil membantu Pangeran
Benowo untuk merebut Kerajaan Pajang dari tangan Arya Pangiri?
a. Hadiwijaya
b. Sutawijaya
c. Sultan Agung Hanyokrokusumo
d. Amangkurat I
e. Amangkurat II
24) Berikut ini nama raja dari Kerajaan Mataram Islam yang menentang Belanda, kecuali:
a. Sutawijaya
b. Mas Jolang
c. Sultan Agung Hanyokrokusumo
d. Amangkurat I
e. Amangkurat II
25) Sepeninggal Amangkurat II, terjadi Perjanjian Giyanti yang menyebabkan Kerajaan Mataram terbagi
menjadi …
a. Kesultanan Yogyakarta dan Kasuhunan Surakarta
b. Kesultanan Yogyakarta dan Kerajaan Pakualaman
c. Kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta dan Kerajaan Mangkunegaran
d. Kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Pakualaman dan Kerajaan Mangkunegaran
e. Kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, Mangkunegaran dan Kerajaan Pakualaman
28) Nama raja Kerajaan Banten yang mencapai masa keemasan ialah …
a. Maulana Hasanuddin
b. Maulana Yusuf
c. Maulana Muhammad
d. Sultan Ageng Tirtayasa
e. Abdul Kahar/ Sultan Haji
29) Siapakah nama raja Banten yang mengkhianati ayahnya dan bersekongkol dengan Belanda?
a. Maulana Hasanuddin
b. Maulana Yusuf
c. Maulana Muhammad
d. Sultan Ageng Tirtayasa
e. Abdul Kahar/ Sultan Haji
30) Raja pertama kerajaan Islam Banjar di Kalimantan Selatan Bernama Pangeran Samudera yang
dikenal dengan...
a. Pangeran Suryanullah atau Suriansyah
b. Daeng Manrabia/ Sultan Alauddin
c. Daeng Matoaya/ Sultan Abdullah
d. Sultan hasanuddin
e. Raja Mahkota
31) Kerajaan Islam yang berada di Sulawesi Selatan yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan
Makassar adalah …
a. Kerajaan Ternate dan Tidore
b. Kerajaan Goa dan Tallo
c. Kerajaan Selaparang
d. Kesultanan Bima
e. Kerajaan Daha
32) Dari nama-nama penguasa kerajaan Makasar berikut ini, siapakah nama raja yang mencapai puncak
kejayaan?
a. Sultan Alauddin
b. Karaeng Ma’towaya Tumamenanga
c. Sultan Muhammad Said
d. Sultan Hasanuddin
e. Mapasomba
33) Sultan Hasanuddin sebagai raja Makassar, pada masa kepemimpinannya mampu menguasai
perdagangan dan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan
Bone, hingga beliau dijuluki Ayam Jantan dari Timur. Faktor apa yang melatar belakangi beliau
mendapat julukan tersebut?
a. Keberaniannya menentang Belanda
b. Bekerjasama dengan Portugis dan Spanyol
c. Keberaniannya menentang Portugis danSpanyol
d. Menguasai kerajaan- kerajaan kecil di Sulawesi Selatan
e. Menjadikan Sulawesi sebagai penguasa tunggal jalur perdagangan Indonesia bagian Timur
34) Dengan adanya Perjanjian Bongaya menunjukkan bahwa Belanda berhasil memukul mundur
pasukan kerajaan Makassar. Manakah pernyataan di bawah ini yang menjadi faktor keberhasilan
Belanda tersebut?
a. Lemahnya para penguasa Makasar
b. Adanya Benteng Rotterdam di Makassar
c. Kuatnya armada dagang VOC di Makasar
d. Sultan Hasanuddin mampu menguasai pasar dan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan
e. Adanya bantuan dari Raja Bone bernama Tuan Aru Palaka dengan syarat kerajaannya
dimerdekakan
35) Nama penguasa Kerajaan Ternate dan Tidore yang mencapai puncak kejayaan ialah …
a. Sultan Hairun
b. Sultan Babullah
c. Kolano Marhum
d. Sultan bayanullah
e. Sultan Bualawa/ Zainal Abidin
36) Sejak tahun 1570 M, Sultan Babullah menggantikan Sultan Hairun hingga berhasil menyingkirkan
bangsa Portugis. Pernyataan manakah yang tidak berkaitan dengan kepemimpinan Sultan Babullah?
a. Dijuluki Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau
b. Mencapai puncak kejayaan Kesultanan Ternate dan Tidore
c. Memukul mundur Portugis dan meninggalkan Benteng Sao Paolo
d. Membangun Benteng Sao Paolo untuk melindungi Kerajaan Ternate dan Tidore
e. Meluaskan kekuasaannya hingga ke Maluku, Sulawesi, Papua Mindanao dan Bima
38) Literatur sejarah Kesultanan Bima berupa Syair Kerajaan Bima yang dikarang oleh seorang khathib
bernama Lukman menceritakan 4 peristiwa yang terjadi di Kesultanan Bima kurun waktu 1815-1829
M. manakah peristiwa berikut yang tidak diceritakan pada syair tersebut?
a. Wafatnya sultan
b. Serangan perompak
c. Kedatangan bangsa Eropa
d. Meletusnya Gunung Tambora
e. Pengangkatan pengganti sultan
39) Manakah pernyataan yang tidak menunjukkan peranan kerajaan terhadap perkembangan Islam di
Indonesia?
a. Kegiatan politik dan ekonomi menjadi sarana dakwah Islam
b. Ketika raja masuk Islam maka diikuti oleh keluarga dan lapisan masyarakat
c. Dakwah Islam menjadi motivasi dan spirit dalam mengusir penjajah di Indonesia
d. Kerajaan Islam melestarikan budaya upeti dan pengabdian rakyat kepada kerajaan
e. Terciptanya tata kehidupan yang baru sesuai ajaran Islam yang lebih mengedepankan keadilan
dan persamaan derajat di sisi Allah Swt.
40) Manakah yang menunjukkan pasangan nama kerajaan Islam dengan nama raja pertamanya?
a. Kerajan Malaka, Paramesywara
b. Kerajaan Demak, Sultan Trenggono
c. Kerajaan Gowa-Tallo, Sultan Hasanuddin
d. Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Nazimuddin al-Kamil
e. Kerajaan Aceh Darussalam, Sultanah Tajul Alam Safiatuddin
Soal Essay
1) Tulislah nama-nama kerajaan Islam yang ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Nusa Tenggara lengkap dengan nam raja pertamanya!
2) Tulislah nama-nama raja Islam di Indonesia yang mencapai puncak kejayaan lengkap dengan nama
kerajaan dan peranannya yang kalian ketahui!
3) Apa latar belakang Aceh disebut Serambi Makkah dan Gowa disebut Serambi Madinah?
4) Jelaskan latar belakang Sultan Baabullah dijuluki “Tuan dari tujuh puluh dua pulau”!
5) Jelaskan peranan penting kerajaan Islam di Indonesia!
3. Penilaian Keterampilan (Portofolio)
1) Membuat tabel tentang kerajaan Islam di Indonesia mencakup: Nama Kerajaan, pusat pemerintahan/
Ibukota, masa berdirinya, nama-nama raja, puncak kejayaan, wilayah kekuasaan dan peranannya.
2) Membuat peta konsep tentang Kerajaan Islam di Indonesia