Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH INDONESIA BARU 1

LAPORAN DISKUSI PERTEMUAN 3

Oleh :

Wiwi Fismariza (20046105)

Dosen :

Drs. Zul Asri, M.Hum

Firza, S.Pd,M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
SAMUDERA PASAI DAN MALAKA

A. Awal dan Perkembangannya

a. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Sumatera yang


did1yirikan sekitaran tahun 1267 dan terletak di Pesisir Pantai Utara,
Lhokseumawe, Aceh Utara Provinsi Aceh dengan raja pertamanya Meurah Silu
atau kita kenal sebagai Sultan Malik as Saleh. Bukti keberadaan kerajaan
Samudera pasai ini tertulis dalam kitab Rihlah ila I-Masyriq karya Ibnu Batutah
(seorang musafir Maroko yang singgah ke Indonesia sekitaran tahun 1345). Selain
itu, keberadaan kerajaan Samudera Pasai juga bersumber dari hikayat raja-raja
Pasai yang dikaitkan dengan makam raja dan penemuan koin berbahan emas.

Berdirinya kerajaan Samudera Pasai ini mendapat dukungan politik dari


kerajaan mameluk di Mesir yang ditandai dengan diutusnya Syekh Ismail ke
Samudera Pasai untuk menghadiri pelantikan. Sultan Malik as Saleh sebagai raja
pertama kerajaan Samudera Pasai melakukan beberapa usaha diantaranya yaitu :
a. membangun sistem pemerintahan, angkatan perang darat dan laut yang
terstruktur rapi, b. membuka pelabuhan Pasaai sehingga kemakmuran bisa
tercapai, c. memperkuat pengaruh di pantai timur Aceh dan berkembang menjadi
kerajaan perdagangan yang kuat di selat Malaka, d. menjalin hubungan dengan
kerajaan Perlak dengan jalan menikahi anak raja Perlak yaitu Putri Ganggang sari,
e. menerima faqir Muhammad, seorang mubaligh dari Mesir untuk berdakwah di
Samudera Pasai.

Sultam Malik as Saleh kemudian digantikan oleh anaknya Sultan Malik az


Zahir yang pada masa ini kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak keemasan
dengan di diperkenalkannya koin emas sebagai mata uang di Pasai. Selain itu,
pada masa Sultan Malik az Zahir ini kerajaan Perlak menjadi bagian dari
kedaulatan Pasai. Ibnu Batutah merekam masa kejayaan Samudera pasai yang
mencatat bahwa Pasai merupakan kota dagang yang mengandalkan lada sebagai
komoditi andalannya. Umumnya masyarakat Pasai menanam padi di ladang yang
dipanen dua kali setahun, memiliki sapi perah untuk menghasilkan keju, serta
menjalin hubungan perdagangan dengan pedagang-pedagang dari luar pulau jawa
pun begitu baik, dan menjalin kongsi dengan negara-negara dari luar Nusantara.
Para saudagar yang berasal dari luar pulau jawa tidak di pungut biaya.

b. Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara. Kerajaan


Malaka didirikan oleh Parameswara/Paramisora yang digelari Sultan Iskandar
Syah dan merupakan keturunan dari Raja Majapahit yang melarikan diri ke
Malaka karna adanya perang saudara di Majapahit. Kerajaan Malaka berdiri
sekitaran tahun 1396 M yang berlokasi di Semenanjung Malaka, wilayah
kekuasaan Semenanjung Malaka dan Riau. Kerajaan Malaka merupakan bandar
niaga terbesar di Asia Tenggara yang mencapai puncak kejayaannya pada abad
ke-15. Dari Malaka perdagangan dihubungkan dengan jalur yang membentang ke
Barat sampai di India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur, dan laut Tengah.
Sedangkan ke Utara sampai ke Siam, Pegu, dan ke Timur sampai ke Cina dan
Jepang.

Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paremeswara


menganut Islam di usia 71 tahun dengan gelar Sultan Iskandar Syah. Kemudian
Islam menjadi agama resmi di Malaka dan masyarakatnya banyak yang memeluk
Islam. Masa Kejayaan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur
Syah ( 1459-1477). Keberasan Malaka ini berjalan dengan seiringan
perkembangan agama islam. Untuk proses penyebaran agama islam menjadi cepat
maka diperlukanya perkawinan anatara keluarga.

B. Peranan dan Perluasan Islam Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Pesisir Pantai Utara, Lhokseumawe, Aceh


Utara Provinsi Aceh yang merupakan kawasan yang cukup kental dengan Islamnya.
Sebelem memeluk Islam budaya dan tradisi di Samudera Pasai di pengaruhi oleh
Hindu dan Budha. Jika kita kaitkan dengan masuknya Kerajaan Samudera Pasai ke
dalam agama Islam, bisa diperkirakan bahwa raja Samudera Pasai, Sultan Malik as
Saleh memeluk agama Islam melalui pernikahannya dengan puteri Sultan Perlak
(Polo, Le Livre de Marco Polo : 569). Samudera pasai berkembang pesat perdagangan
dan pusat studi Islam. Para pedagang yang datang dari berbagai bangsa itu bergaul
dengan penduduk setempat. Sehingga kesempatan itu digunakan oleh pedagang islam
dari Gujarat, persia dan Arab untuk menyebarkan Agama Islam.

C. Kemunduran Samudera Pasai dan Munculnya Malaka

Pada akhir pemerintahan kerajaan Samudera Pasai, sering terjadinya perang


saudara yang mana sultan Pasai meminta bantuan dari kesultanan Malaka guna
meredam pemberontakan. Ketika Zainal Abidin memerintah, usianya masih kecil dan
diperparah adanya serangan dari kerajaan Siam yang berhasil menawan zainal Abidin
dan baru bebas setelah ditebus. Tahun 1377 M Samudera Pasai diserang kerajaan
Majapahit, karena Hayam Wuruk merasa kemajuan perniagaan dan perkembangan
Islam. Pada abad ke 15 kerajaan Samudera Pasai kehilangan kekuasaan perdagangan
atas selat Malaka. Kerajaan Samudra Pasai runtuh setelah di taklukkan Portugal tahun
1591. Sebelumnya pada tahun 1511 Portugal telah menaklukan Malaka. Pada tahun
1524 wilayah Pasai menjadi bagian Kesultanan Aceh.

Runtuhnya kerajaan Samudara Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan


di luar Pasai, akan tetapi dititik beratkan kepada kesatuan zona Selat Malaka.
Samudera Pasai semakin melemah ketika Aceh berdiri satu lagi dari kerajaan yang
mulai berkembang menjadi sebuah peradaban yang besar dan maju. Kemudian
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara/Paramisora yang digelari Sultan
Iskandar Syah dan merupakan keturunan dari Raja Majapahit yang melarikan diri ke
Malaka karna adanya perang saudara di Majapahit. Kerajaan Malaka berdiri sekitaran
tahun 1396 M yang berlokasi di Semenanjung Malaka.

D. Peranan Malaka dalam Perdagangan

a. Internasional

Bagi dunia internasional, Malaka sendiri merupakan bandar perniagaan


terbesar di Asia Tenggara, serta menjadi pelabuhan internasional yang terbesar
dimana pelabuhan ini berhasil dalam perdagangan Internasional yang membatang
Cina dan Maluku di Timur sampai Afrika Timur dan Laut Tengah di Barat.
b. Indonesia (Nusantara)

Bagi Indonesia, Malaka merupakan rantai pelayaran penting yang membentuk


jaringan perdagangan di Nusantara. Selat Melaka itu sendiri menjadi gerbang
keluar masuk para pedagang untuk melakukan perokonomian dan juga merupakan
jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan antara pedagang dari Arab, india,
persia, dan cina sejak tahun 1403. Selat Malaka sangat penting bagi Nusantara
karena melalui Malaka Hasil bumi seperti Rempah rempah dari seluruh pelosok
Nusantara dibawa ke Cina dan India.

E. Peranan Malaka dalam Penyebaran Islam di Indonesia

Kesultanan Malaka tidak hanya berfungsi sebagai perdagangan di Asia


Tenggara, tetapi juga sebagai pusat penyebaran agama Islam pada abad ke-15 hingga
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
Penyebaran agama Islam mengikuti jalur perdagangan. Di Malaka para pedagang
Islam dari Arab, India, dan Persia tidak hanya melakukan aktivitas perdagangan saja
tetapi juga menyebarkan agama Islam (dikutip dari Ayang utriza Yakin, Sejarah
Hukum Islam Nusantara Abad XIV-XIX, Jakarta : Kencana, 2016) h.136). Karena
adanya kesamaan tradisi sosial budaya Kerajaan Samudera Pasai yang mirip dengan
Kerajaan Malaka, baik itu bahasa, upacara kelahiran, perkawinan, dan kematian.
Sehingga memudahkan penerimanaan Islam di Malaka dan dipererat oleh adanya
pernikahan antara Putri Pasai dengan Raja Malaka yang diceritakan dalam Salalatus
Salatin.

F. Runtuhnya Malaka

Kerajaan Malaka runtuh didahului oleh jatuhnya Konstatinopel ke Tangan


Turki Islam tahun 1453. Keruntuhan Kerajaan Malaka terjadi pada masa
pemerintahan Mahmud Syah pada tahun 1488-1511 M. Bangsa Portugal dibawah
Pimpinan Alfonso de Alquerque yang menyerang kerajaan Malaka pada 10 Agustus
1511 dan jatuh ketangan Portugis pada15 Agustus 1511. Setelah berhasil menduduki
kerajaan Makala, Alfonso de Alquerque melakukan hubungan persahabatan dengan
negara-negara tetangga. Dan Sultan Mahmud Syah kemudian Melarikan diri ke
Bintan, kepualuan Riau.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmano Hardjowidjono, KISAH RUNTUHNYA MALAKA (1511 )MENURUT


SUMBER SUMBER PORTUGIS ( HAL 50 ).
Gunawan, S. (2018). Perkembangan Islam di Indonesia (Suatu Diskursus Tentang Awal Mula
Islam Ke Nusantara). Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi, 4(1), 13-29.
Ida Ayu Wirasmini Sidemen, DINAMIKA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
DARI MASA KE MASA,( HAL 171-174 ).
Inawati, I. (2020). Perkembangan Kesultanan Malaka Tahun 1424-1511 (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Kusnan, K. (1993). Samudra Pasai masa Kesultanan Malik Al Saleh (Doctoral dissertation,
IAIN Sunan Ampel Surabaya).
Sulistiono, B. Menelusuri tinggalan arkeologi Kesultanan Samudera Pasai.
Syafrizal, A. (2015). Sejarah Islam Nusantara. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 2(2), 235-253.

Anda mungkin juga menyukai