Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Sumatera yang
did1yirikan sekitaran tahun 1267 dan terletak di Pesisir Pantai Utara, Lhokseumawe, Aceh Utara Provinsi Aceh dengan raja pertamanya Meurah Silu atau kita kenal sebagai Sultan Malik as Saleh. Bukti keberadaan kerajaan Samudera pasai ini tertulis dalam kitab Rihlah ila I-Masyriq karya Ibnu Batutah (seorang musafir Maroko yang singgah ke Indonesia sekitaran tahun 1345). Selain itu, keberadaan kerajaan Samudera Pasai juga bersumber dari hikayat raja-raja Pasai yang dikaitkan dengan makam raja dan penemuan koin berbahan emas.
Berdirinya kerajaan Samudera Pasai ini mendapat dukungan politik dari
kerajaan mameluk di Mesir yang ditandai dengan diutusnya Syekh Ismail ke Samudera Pasai untuk menghadiri pelantikan. Sultan Malik as Saleh sebagai raja pertama kerajaan Samudera Pasai melakukan beberapa usaha diantaranya yaitu : a. membangun sistem pemerintahan, angkatan perang darat dan laut yang terstruktur rapi, b. membuka pelabuhan Pasaai sehingga kemakmuran bisa tercapai, c. memperkuat pengaruh di pantai timur Aceh dan berkembang menjadi kerajaan perdagangan yang kuat di selat Malaka, d. menjalin hubungan dengan kerajaan Perlak dengan jalan menikahi anak raja Perlak yaitu Putri Ganggang sari, e. menerima faqir Muhammad, seorang mubaligh dari Mesir untuk berdakwah di Samudera Pasai.
Sultam Malik as Saleh kemudian digantikan oleh anaknya Sultan Malik az
Zahir yang pada masa ini kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak keemasan dengan di diperkenalkannya koin emas sebagai mata uang di Pasai. Selain itu, pada masa Sultan Malik az Zahir ini kerajaan Perlak menjadi bagian dari kedaulatan Pasai. Ibnu Batutah merekam masa kejayaan Samudera pasai yang mencatat bahwa Pasai merupakan kota dagang yang mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya. Umumnya masyarakat Pasai menanam padi di ladang yang dipanen dua kali setahun, memiliki sapi perah untuk menghasilkan keju, serta menjalin hubungan perdagangan dengan pedagang-pedagang dari luar pulau jawa pun begitu baik, dan menjalin kongsi dengan negara-negara dari luar Nusantara. Para saudagar yang berasal dari luar pulau jawa tidak di pungut biaya.
b. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara. Kerajaan
Malaka didirikan oleh Parameswara/Paramisora yang digelari Sultan Iskandar Syah dan merupakan keturunan dari Raja Majapahit yang melarikan diri ke Malaka karna adanya perang saudara di Majapahit. Kerajaan Malaka berdiri sekitaran tahun 1396 M yang berlokasi di Semenanjung Malaka, wilayah kekuasaan Semenanjung Malaka dan Riau. Kerajaan Malaka merupakan bandar niaga terbesar di Asia Tenggara yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-15. Dari Malaka perdagangan dihubungkan dengan jalur yang membentang ke Barat sampai di India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur, dan laut Tengah. Sedangkan ke Utara sampai ke Siam, Pegu, dan ke Timur sampai ke Cina dan Jepang.
Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paremeswara
menganut Islam di usia 71 tahun dengan gelar Sultan Iskandar Syah. Kemudian Islam menjadi agama resmi di Malaka dan masyarakatnya banyak yang memeluk Islam. Masa Kejayaan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah ( 1459-1477). Keberasan Malaka ini berjalan dengan seiringan perkembangan agama islam. Untuk proses penyebaran agama islam menjadi cepat maka diperlukanya perkawinan anatara keluarga.
B. Peranan dan Perluasan Islam Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Pesisir Pantai Utara, Lhokseumawe, Aceh
Utara Provinsi Aceh yang merupakan kawasan yang cukup kental dengan Islamnya. Sebelem memeluk Islam budaya dan tradisi di Samudera Pasai di pengaruhi oleh Hindu dan Budha. Jika kita kaitkan dengan masuknya Kerajaan Samudera Pasai ke dalam agama Islam, bisa diperkirakan bahwa raja Samudera Pasai, Sultan Malik as Saleh memeluk agama Islam melalui pernikahannya dengan puteri Sultan Perlak (Polo, Le Livre de Marco Polo : 569). Samudera pasai berkembang pesat perdagangan dan pusat studi Islam. Para pedagang yang datang dari berbagai bangsa itu bergaul dengan penduduk setempat. Sehingga kesempatan itu digunakan oleh pedagang islam dari Gujarat, persia dan Arab untuk menyebarkan Agama Islam.
C. Kemunduran Samudera Pasai dan Munculnya Malaka
Pada akhir pemerintahan kerajaan Samudera Pasai, sering terjadinya perang
saudara yang mana sultan Pasai meminta bantuan dari kesultanan Malaka guna meredam pemberontakan. Ketika Zainal Abidin memerintah, usianya masih kecil dan diperparah adanya serangan dari kerajaan Siam yang berhasil menawan zainal Abidin dan baru bebas setelah ditebus. Tahun 1377 M Samudera Pasai diserang kerajaan Majapahit, karena Hayam Wuruk merasa kemajuan perniagaan dan perkembangan Islam. Pada abad ke 15 kerajaan Samudera Pasai kehilangan kekuasaan perdagangan atas selat Malaka. Kerajaan Samudra Pasai runtuh setelah di taklukkan Portugal tahun 1591. Sebelumnya pada tahun 1511 Portugal telah menaklukan Malaka. Pada tahun 1524 wilayah Pasai menjadi bagian Kesultanan Aceh.
Runtuhnya kerajaan Samudara Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan
di luar Pasai, akan tetapi dititik beratkan kepada kesatuan zona Selat Malaka. Samudera Pasai semakin melemah ketika Aceh berdiri satu lagi dari kerajaan yang mulai berkembang menjadi sebuah peradaban yang besar dan maju. Kemudian Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara/Paramisora yang digelari Sultan Iskandar Syah dan merupakan keturunan dari Raja Majapahit yang melarikan diri ke Malaka karna adanya perang saudara di Majapahit. Kerajaan Malaka berdiri sekitaran tahun 1396 M yang berlokasi di Semenanjung Malaka.
D. Peranan Malaka dalam Perdagangan
a. Internasional
Bagi dunia internasional, Malaka sendiri merupakan bandar perniagaan
terbesar di Asia Tenggara, serta menjadi pelabuhan internasional yang terbesar dimana pelabuhan ini berhasil dalam perdagangan Internasional yang membatang Cina dan Maluku di Timur sampai Afrika Timur dan Laut Tengah di Barat. b. Indonesia (Nusantara)
Bagi Indonesia, Malaka merupakan rantai pelayaran penting yang membentuk
jaringan perdagangan di Nusantara. Selat Melaka itu sendiri menjadi gerbang keluar masuk para pedagang untuk melakukan perokonomian dan juga merupakan jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan antara pedagang dari Arab, india, persia, dan cina sejak tahun 1403. Selat Malaka sangat penting bagi Nusantara karena melalui Malaka Hasil bumi seperti Rempah rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India.
E. Peranan Malaka dalam Penyebaran Islam di Indonesia
Kesultanan Malaka tidak hanya berfungsi sebagai perdagangan di Asia
Tenggara, tetapi juga sebagai pusat penyebaran agama Islam pada abad ke-15 hingga mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah. Penyebaran agama Islam mengikuti jalur perdagangan. Di Malaka para pedagang Islam dari Arab, India, dan Persia tidak hanya melakukan aktivitas perdagangan saja tetapi juga menyebarkan agama Islam (dikutip dari Ayang utriza Yakin, Sejarah Hukum Islam Nusantara Abad XIV-XIX, Jakarta : Kencana, 2016) h.136). Karena adanya kesamaan tradisi sosial budaya Kerajaan Samudera Pasai yang mirip dengan Kerajaan Malaka, baik itu bahasa, upacara kelahiran, perkawinan, dan kematian. Sehingga memudahkan penerimanaan Islam di Malaka dan dipererat oleh adanya pernikahan antara Putri Pasai dengan Raja Malaka yang diceritakan dalam Salalatus Salatin.
F. Runtuhnya Malaka
Kerajaan Malaka runtuh didahului oleh jatuhnya Konstatinopel ke Tangan
Turki Islam tahun 1453. Keruntuhan Kerajaan Malaka terjadi pada masa pemerintahan Mahmud Syah pada tahun 1488-1511 M. Bangsa Portugal dibawah Pimpinan Alfonso de Alquerque yang menyerang kerajaan Malaka pada 10 Agustus 1511 dan jatuh ketangan Portugis pada15 Agustus 1511. Setelah berhasil menduduki kerajaan Makala, Alfonso de Alquerque melakukan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga. Dan Sultan Mahmud Syah kemudian Melarikan diri ke Bintan, kepualuan Riau. DAFTAR PUSTAKA
SUMBER SUMBER PORTUGIS ( HAL 50 ). Gunawan, S. (2018). Perkembangan Islam di Indonesia (Suatu Diskursus Tentang Awal Mula Islam Ke Nusantara). Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi, 4(1), 13-29. Ida Ayu Wirasmini Sidemen, DINAMIKA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA DARI MASA KE MASA,( HAL 171-174 ). Inawati, I. (2020). Perkembangan Kesultanan Malaka Tahun 1424-1511 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar). Kusnan, K. (1993). Samudra Pasai masa Kesultanan Malik Al Saleh (Doctoral dissertation, IAIN Sunan Ampel Surabaya). Sulistiono, B. Menelusuri tinggalan arkeologi Kesultanan Samudera Pasai. Syafrizal, A. (2015). Sejarah Islam Nusantara. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 2(2), 235-253.