Anda di halaman 1dari 5

Kerajaan Samudera Pasai

1.1 Latar Belakang

Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar abad ke-7 dan
8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim dalam pelayarannya ke
negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Berdasarkan berita Cina zaman T’ang, pada abad-
abad tersebut diduga masyarakat Muslim telah ada, baik di Kanton maupun di daerah Sumatera.

Di Sumatera, daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah pesisir
Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan saudagar Islam yang datang dari Arab,
Mesir, Persia dan Gujarat. Para saudagar ini banyak dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera
yaitu di Barus yang terletak di pesisir Barat Sumatera, Lamuri di pesisir Timur Sumatera dan di
pesisir lainnya seperti di Perlak,yaitu sekitar tahun 674 Masehi.

Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di kalangan
masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat pedesaan atau
pedalaman malainkan juga merambah lapisan masyarakat perkotaan. Dalam perkembangan
selanjutnya, berdirilah kerajaan Samudera Pasai.

1.2 Pembahasan

1. Kehidupan Politik

Raja pertama samudra pasai sekaligus pendiri kerajaan adalah Marah silu bergelar sultan Malik al
Saleh, dan memerintah antara tahun 1285-1297. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh,
kerajaan tersebut telah memiliki lembaga Negara yang teratur dengan angkatan perang laut dan
darat yang kuat, meskipun demikian, secara politik kerajaan Samudra Pasai masih berada dibawah
kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1295, Sulthan malik al saleh menunjuk anaknya sebagai raja,
yang kemudian dikenal dengan Sultan Malik Al Zahir I (1297-1326), Pada masa pemerintahannya
samudra pasai berhasail menaklukkan kerajaan islam Perlak. Pada masa pemerintahan Sultan Malik
as-Shalih juga telah terjalin hubungan baik dengan Cin Diberitakan bahwa Cina telah meminta agar Raja
Pasai untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan duta untuk Cina yang bernama Sulaeman dan Snams-
ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan Samudra Pasai juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri
Timur Tengah. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai dari berbagai
negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang bernama Qadi Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-
Din dari Isfahan. Hubungan persahatan Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan
mengikat hubungan perkawinan.

Setelah sultan Malik Al Zahir I mangkat, Pimpinan kerajaan diserahkan kepada Sultan ahmad
laikudzahir yang bergelar Sulthan Malik Al Zahir II (1326-1348)

2. Kehidupan Ekonomi

Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun
langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan
untuk :
 Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
 Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan
 Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
 Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia

Dalam segi ekonomi perkembangan kerajaan Samudra Pasa mencapai kejayaannyai dengan ditandai
adanya mata uang yang diciptakan sendiri untuk alat pembayaran yang terbuat dari emas, uang ini
dinamakan Dirham. Selain itu, ditandai juga dengan berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai menjadi
pusat perdagangan internasional pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, dengan lada sebagai
salah satu komoditas ekspor utama.

Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa itu juga merupakan
masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung
dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman Kerajaan Siam yang
daerahnya meliputi Jazirah Malaka.

Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu
menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai
dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.

3. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan okum
– okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial
masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.

1.3 Penutup

1. Faktor Interen Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai

a. Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir

Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan
Samudra Pasai dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.

b. Terjadi Perebutan kekuasaan

Pada tahun 1349 Sultan Ahmad Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia dan digantikan
putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana
pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-
14 Samudra Pasai banyak diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan,
sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya
kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang yang ingin
memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai. Karena pemberontakan ini,
menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai untuk memperebutkan kekuasaan.
Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia.

2. Faktor Eksteren kemunduran Kerajaan Samudra Pasai

a. Serangan dari Majapahit Tahun 1339

Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami ancaman dari Kerajaan Majapahit
dengan Gajah Mada sebagai mahapatih. Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan pada
periode 1319-1321 Masehi oleh Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331,
Gajah Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu Tribuana
Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih Majapahit inilah keluar
ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa, yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati
buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Mahapatih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran
Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan
Kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana
penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan
tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai
santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. .

Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga karena
faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan
Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu.
Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan
berulangkali dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya
perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.

Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat mempertahankan
peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan luar negeri. Para ahli
sejarah yang menumpahkan minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan
Samudera Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang internasional di
nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.

Namun, kemudian peranan Kerajaan Samudera Pasai yang sebelumnya sangat penting
dalam arus perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia mengalami kemerosotan dengan
munculnya bandar perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu Bandar Malaka segera menjadi
primadona dalam bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama setelah
Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri perantau-perantau dari Jawa.

Akibat kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan peranan Kerajaan
Samudera Pasai kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh kegiatan perniagaannya menjadi
kendor dan akhirnya benar-benar patah di tangan Malaka sejak tahun 1450. Apalagi ditambah
kedatangan Portugis yang berambisi menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-
orang Portugis yang pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera Pasai.

b. Berdirinya Bandar malaka yang lebih strategis

Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu
kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat
perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama

Namun Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan
dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka
perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding
bandar-bandar di Samudra Pasai.

c. Serangan Portugis

Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah) dengan
menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya
memang orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan yang
sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.

Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat
Malaka.Kedatangan orang-orang Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka
atas perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa-
penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin
perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi semboyan orang-orang Portugis untuk
meluaskan daerah pengaruhnya tidak hanya bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama motif
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai