Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 2

Makalah Kerajaan Samudera Pasai

Aisyah Salsabila Dwi Ananda


Devina R Suhendri
Juan Lucky Saputra
Sri Ayu Wulandari
Samudra Pasai
Samudra Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir
pantai utara Sumatra, Provinsi Aceh. Beberapa sejarawan
menelusuri keberadaan kerajaan ini melalui beberapa makam raja
dan penemuan koin berbahan emas dan perak yang bertuliskan
nama raja.
Kerajaan ini sudah menebarkan pengaruhnya di wilayah Asia
Tenggara sejak tahun 1927 M. Para peneliti menyepakati kerajaan
ini berdiri pada abad ke 13 M serta menempatkan Sultan Malik Al
Saleh sebagai pendirinya.
Kerajaan ini terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai
Pasangan (Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu
Samudra (yang letaknya agak jauh dari laut) dan Pasai (kota
pesisir).
Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam tersebut
disatukan oleh Meurah Silu yang masuk Islam berkat pertemuannya
dengan Syekh Ismail. Meurah Silu kemudian dinobatkan menjadi
sultan dengan gelar Sultan Malik Al Saleh.
Wilayah Kekuasaan
Samudra Pasai pada masa kejayaannya terletak di daerah
yang diapit oleh dua sungai besar di Pantai Utara Aceh, yaitu
Sungai Peusangan dan Sungai Pasai. Daerah tersebut termasuk
juga Aceh Utara, Meulaboh, Bireuen, Rimba Jreum dan Seumerlang
(Perlak). Menurut beberapa pendapat, wilayah kekuasaannya lebih
meluas lagi hingga muara Sungai Jambu Ayer.
Wilayah Kekuasaan
Perkembangan Kerajaan
Samudra Pasai mencapai kejayaannya saat abad ke 14 M.
Tokoh terkenal pada masa tersebut adalah masa pemerintahan
Sultan Malik At-Tahir II. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat
penyebaran agama Islam dan pusat perdagangan.
Kerajaan ini memiliki sifat terbuka dalam berhubungan dengan
negara lain. Sistem pemerintahannya sudah diatur dengan baik.
Hubungan dagang juga berjalan baik dengan pedagang dari luar
negeri maupun dari dalam negeri seperti pedagang dari Jawa.
Perkembangan Politik
Raja-raja yang terkenal
1. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Meurah Silu yang
bergelar Sultan Malik Al Saleh. Ia adalah raja pertama yang
memerintah pada tahun 1285-1297 M.
2. Setelah wafatnya Sultan Malik Al Saleh, pemerintahannya
digantikan oleh keturunannya, yaitu Sultan Muhammad yang bergelar
Sultan Malik Al Tahir (1297-1326 M).
3. Setelah itu digantikan oleh Sultan Ahmad yang bergelar
Sultan Malik Al Tahir II. Pada masa pemerintahannya lah kerajaan ini
berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan
kerajaan Islam di India.

Melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah, utusan dari New Delhi pada
tahun 1345, Samudra Pasai memiliki pelabuhan terpenting dan istana
raja telah disusun dan diatur secara indah berdasarkan pola budaya
Indonesia-Islam. Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya
antara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng Pa
Masa Kejayaan
Kerajaan Samudra Pasai mulai berkembang pesat dan
mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Ahmad yang bergelar Sultan Malik Al Tahir II.
Di masa keemasannya, Kerajaan ini menjelma menjadi pusat
perdagangan internasional. Kerajaan pelabuhan Islam itu begitu
ramai dikunjungi para pedagang dan saudagar dari berbagai benua
seperti, Asia, Afrika, Cina, dan Eropa. Wilayah di mana Kerajaan
Samudera dan Pasai berdiri, yakni di kawasan Selat Malaka,
memang merupakan bandar niaga yang sangat strategis.
Di samping sebagai pusat perdagangan, Kesultanan
Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama
Islam dan muncul sebagai pemerintahan pertama di Nusantara
yang menganut ajaran Islam.
Perkembangan Politik
Raja –raja yang pernah memerintah kerajaan :
1. Sultan Malik Al-Saleh 1267 - 1297M
2. Muhammad Malik Al-Zahir 1297-1326 M
3. Mahmud Malik Al-Zahir 1326-1345 M
4. Manshur Malik Al-Zahir 1345-1346 M
5. Ahmad Malik Al-Zahir 1346-1383 M
6. Zain Al-Abidin Malik AL-Zahir 1383-1405 M
7. Nahrasiyah 1405-1412 M
8. Abu Zaid Malik Al-Zahir 1412-1455 M
9. Mahmud Malik Al-Zahir 1455-1477 M
10. Zain Al-Abidin 1477-1500 M
11. Abdullah Malik Al-Zahir 1501-1513 M
12. Zain Al-Abidin 1513-1524 M
Perkembangan Perekonomian
Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai
komoditi andalannya. Dalam perdagangan Kesultanan Pasai
mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada
masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureham/ dirham yang
dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm,
mutu 17 karat.
Sementara itu masyarakat Pasai umumnya telah
menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta
memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah
penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat
menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu
kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya
dihamparkan tikar rotan atau pandan.[6]
Perkembangan Agama
Islam yang dianut Sultan Samudra Pasai sesuai dengan
Mahzab Syafi'I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam.
Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk
Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang
raja. Karena wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang cukup luas,
sehingga penyebaran agama Islam di wilayah Asia Tenggara
menjadi luas.
Kerajaan ini menyiarkan hingga ke Minangkabau, Malaka,
Jawa, hingga ke Thailand. Dari kerajaan ini lah dikirimnya utusan
kerajaan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah.
Perkembangan Sosial Budaya
Kehidupan sosial masyarakat kerajaan telah diatur
berdasarkan ajaran Islam atau hukum Islam, sehingga mendapat
julukan Serambi Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil
karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf
Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka
dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi
dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut
adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Selain itu juga berkembang ilmu
tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
Runtuhnya Kerajaan
• Serangan Patih Gadjah Mada dari Majapahit dikarenakan kerajaan
Samudra Pasai dianggap mampu menyebarkan ajaran Islam
keseluruh penjuru.
• Berdirinya bandar perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu
yang tempatnya jauh lebih strategis, sehingga para pedagang yang
datang lebih banyak kesana membuat merosotnya perekonomian
Pasai.
• Munculnya kerajaan Aceh Darussalam yang mana ia mulai merintis
sebagai kerajaan besar dan maju hingga menutupi terkenalnya
kerajaan Pasai.
Runtuhnya Kerajaan
Faktor-faktor runtuhnya kerajaan Samudra Pasai :
1. Tidak ada penguasa yang cakap seperti Sultan Malik At Tahir II
2. Terjadinya Perebutan Kekuasaan
3. Serangan dari Majapahit
4. Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis
5. Serangan Portugis
6. Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai,
terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang
saudara.
7. Samudra Pasai menjadi bagian Kerajaan Aceh
Peninggalan Kerajaan
1. Makam Sultan Malik As Saleh
Peninggalan Kerajaan
2. Mata Uang
Peninggalan Kerajaan
3. Stempel Kerajaan
Peninggalan Kerajaan
4. Hikayat Raja Pasai
Kesimpulan :
Kerajaan Samudra Pasai muncul pada abad ke 13 Masehi ketika
Kerajaan Sriwijaya hancur. Kota Kerajaan di sebut Pasai, sekarang ini
letaknya di Desa Beuringen Kec. Samudera Geudong Kab. Aceh Utara
Provinsi Aceh. Wilayah Kekuasaan Kesultanan Pase (Pasai) pada masa
kejayaannya sekitar abad ke 14 terletak di daerah yang diapit oleh dua
sungai besar di pantai Utara Aceh, yaitu sungai Peusangan dan sungai
Jambo Aye, jelasnya Kerajaan Samudra Pasai adalah daerah aliran sungai
yang hulunya berasal jauh ke pedalaman daratan tinggi Gayo Kab.
Aceh Tengah daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang
Islam adalah pesisir Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh
dan saudagar Islam yang datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para
saudagar ini banyak dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di
Barus yang terletak di pesisir Barat Sumatera, Lamuri di pesisir Timur
Sumatera dan di pesisir lainnya seperti di Perlak,yaitu sekitar tahun 674
Masehi.
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup
berarti di kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima
oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman malainkan juga
merambah lapisan masyarakat perkotaan.
Sekian, terimakasih♥

Anda mungkin juga menyukai