Anda di halaman 1dari 5

1.

Malaysia
Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab,
Persia, Gujarat dan Malabar.Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz
dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah
kerjaan Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura.Setelah beliau
wafat diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa
Sultan Mansyur Syah (1414-1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan
kerajaan lain seperti Syam, Majapahit, dan Tiongkok. Kejayaan Malaka dapat dibina lagi
sedikit demi sedikit oleh Sultan Aludin Syah I, sebagai pengganti Muhammad
Syah.Kemudian pusat pemerintahannya dari Kampar ke Johor (Semenanjung
Malaka).Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama dan negeri Johor
makin nertambah ramai dengan datangnya para pedagang dan pendatang.Dalam sejarah
negeri Kedah Islam masuk di Malaysia dikatakan tahun 1501 M. pada suatu hari datanglah
seorang alim bangsa Arab Kedah yang bernama Syekh Abdullah Yamani Syekh Abdullah
ini mengislamkan raja dan pembesar serta anak negeri Kedah.1[5]
Cara pertama masuknya islam di Malaysia melalui jalur perdagangan dan ekonomi
yang melibatkan orang dari berbagai etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu dan
berinteraksi, serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan
keagamaan. Di tengah komunitas yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat mereka
berkumpul dan menghadiri kegiatan perdagangan termasuk dirancang strategi penyebaran
agama Islam mengikuti jaringan-jaringan emporium yang telah mereka bina sejak lama.
Seiring itu pola kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa dimana istana sebagai pusat
kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosial, dengan dukungan
ulama yang terlibat langsung dalam birokrasi pemerintahan, hukum Islam dirumuskan dan
diterapkan, kitab sejarah ditulis sebagai landasan legitimasi bagi penguasa Muslim.
Sisa-sisa peninggalan sejarah yang juga membuktikan perkembangan Islam di
Malaysia dapat dilihat sesudah abad ke sepuluh, pada abad ke-15 misalnya dan ketika itu
Brunei masih bergabung dengan malaysia, Salah satu sumber dari cina menyebutkan ada
enam masjid di Malaysia dan ditemukan batu nisan silsilah keturunan raja-raja Brunei.
Sultan Brunei ketika itu adalah Abdul Djalil Jabar tahun 1660, isterinya adalah putri sultan
Sukadana dari Sambas. Kemudian pada tahun 1852 ada masjid jami dibangun di daerah
Kucing, pada tahun 1917 dibangun madrasah di Malaysia yang disebut Madrasah Al-
Mursyidah. Fakta-fakta sejarah ini mengindikasikan bahwa Islam di Malaysia terus
mengalami perkembangan yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetauan dan
pendidikan Islam semakin mengalami kemajuan.
Dengan adanya proses islamisasi di Malaysia yang memainkan peranan penting dalam
mengembangkan ajaran Islam adalah ulama atau pedagang dari jazirah Arab yang pada
tahun 1980-an Islam di Malaysia mengalami perkembangan dan kebangkitan yang ditandai
dengan semaraknya kegiaan dakwah dan kajian Islam oleh kaum itelektual dan
menyelenggarakan kegiatan intenasional yaitu Musabaqah ilawatil Al-Qur’an yang selalu
diikuti qari qariah Indonesia. Selain tersebut perkembangan Islam di Malaysia makin
bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga
terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perkemabangan Islam di Malaysia, tidak banyak mengalami hambatan. Bahkan,
ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di
kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992.
Namun demikian Malaysia yang menganut agama resmi Islam tetap menjamin agama-
agama lain dan oleh pemerintah diupayakan menciptakan ketentraman, kedamaian bagi
masyarakat walaupun pemegang jabatan adalah pemimpin-pemimpin muslim, tidak berarti
Islam dapat dipaksakan oleh semua pihak, sebagai konsekwensi semua masyarakat
termasuk non muslim harus menghargai dan menjunjung tingi konstitusi negara
kebangsaan Malaysia.
Masyarakat Muslim di Malaysia sebagian besar berlatarbelakang pedesaan dan
mayoritas mereka bekerja sebagai petani. Mereka cenderung dalam kehidupan komunitas
masyarakat kampung. Warga perkampungan Malaysia menjalankan praktek-praktek
keagamaan, meyakini terhadap roh-roh suci, tempat suci, dan meyakini para wali yang
dikeramatkan baik di kalangan Muslim maupun non Muslim. Diantara warga Muslim dan
non Muslim dapat hidup rukun tanpa ada permusuhan sehingga masyarakat di sana tentram
dan damai.
Perkembangan Islam di Malaysia telah membawa peradaban-peradaban baru yang
diakui Dunia Islam. Sampai saat ini Muslim Malaysia dikenal sebagai Muslim yang taat
ibadahnya, kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan beragamanya yang damai
serta mencerminkan keIslaman agamanya baik di perkampungan maupun dalam
pemerintahan. Peranan seorang ulama di sana sangat penting baik dalam segi dakwah dan
dalam pengelolaan sekolah-sekolah. Mengenai hasil peradaban Islam di Malaysia ini juga
tidak kalah dengan negaranegara Islam yang lain, seperti:
a . Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala
Kancong.
b. Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam.
c. Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan Malaysia (hukum Islam di sana mendapat
kedudukan khusus karena dijadikan hukum negara).2[6]
3 . Singapura
Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi
politik maupun birokratis.Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ±
476.000 orang Islam.Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di
sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (majelis Ulama Islam Singapura) yang
mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan,
perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam. Singapura menjadi satu diantara
pusat Islam paling penting di Asia Tenggara.Hal tersebut diebabkan oleh keunggulannya
sebagai pintu masuk perdagangna Internasional. Posisinya yang strategis juga telah
memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah islam, baik pada
kesultanan Malaka, masa colonial sampai awal abad ke 20.3[7]
4. Brunai Darussalam
Agama Islam di Brunei dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-
hambatan.Bahkan, agama Islam di Brunei merupakan agama resmi negara.Untuk
pengembangan agama Islam lebih lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri,
termasuk dari Indonesia.Masjid-masjid banyak didirikan.Umat Islam di Brunei menikmati
kehidupan yang benar-benar sejahtrera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri yang
damai).Pendapatan perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia.Pendidikan dan
perawatan kesehatan diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah.Penduduk Brunei
Darussalam mayoritas beragama Islam.
Upaya mencapai kemerdekaan Brunei semakin menggelora setelah pada tahun
1952.Azahari kembali dari Indonesia dan kemudian aktif menjadi pemimpin dalam
memperjuangkan hasrat bangsa Brunei.Berbekal dukungan kuat masyarakat Brunei, pada
januari 1955 Azahari secara resmi mengumumkan pendirian Partai Rakyat Brunei (PRB).
Brunei baru mengumumkan kemerdekaannya pada 1 Januari 1984 (merupakan negara
termuda di Asia Tenggara), dengan menempuh perjuangan melalui jalur diplomasi pihak
kerajaan.Setelah Brunei merdeka, kerajaan berusaha menjadikan Islam sebagai landasan
undang- undangnya dalam falsafah Negara, yang disebut Melayu Islam Beraja (MIB).Jika
ditelusuri lebih lanjut, asas MIB telah digagas sejak sebelum lahirnya Pelembagaan Brunei
1959, yang mewadahi semangat dan aspirasi Sultan Haji Omar Ali Saifuddin dan Jawatan
Kuasa Penasehat Pelembagaan 1954.Pelembagaan Brunei 1959 memuat pasal-pasal yang
dapat dipahami sebagai identitas terpenting Negara itu, yaitu MIB.4[8]
Di masa sekarang ini, Kerajaan Brunei menggunakan asas syariat Islam dalam
penerapan hukum perundang-undangannya yang disebut sebagai hukum syarak.Hukum
syarak tersebut mencakup undang-undang jenayah Islam (hukum Islam), muammalah,
undang-undang keluarga, serta undang-undang keterangan acara. Penerapan hukum Islam
ini tak lain karena pengaruh kuat dari Sultan Sharif Ali yang kukuh ingin menjadikan
penduduk Brunei sebagai muslim sejati. Hal ini kemudian berimplikasi terhadap perilaku
penduduk Brunei yang senantiasa mendasarkan perilakunya sesuai dengan syariat Islam.
Hal yang paling menonjol terlihat dari busana wanita-wanita Brunei yang dikenal dengan
sebutan ”baju kurung” yang tak lain merupakan pengejawantahan syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Cara pengamalan Islam di Brunei didasarkan pada mazhab Syafi‘i dalam bidang fikih
dan ahlusunnah waljamaah di bidang akidah.Semenjak diproklamirkan sebagai negara
merdeka, Brunei menerapkan konsep "Melayu Islam Beraja" sebagai falsafah negara yang
kemudian menjadi pedoman hidup penduduk Brunei hingga kini.
Penduduk Brunei hanya berjumlah 370 ribu orang dengan pendapatan berkapita sekitar
23,600 dollar Amerika atau sekitar 225 juta rupiah, Penduduknya 67% beragama Islam,
Budha 13%, Kristen 10% dan kepercayaan lainnya sekitar 10%. Islam adalah agama resmi
kerajaan Brunei Darusalam yang dipimpin oleh Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin
Waddaulah (1967-kini).
5. Philiphina
Berdasarkan catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-
mula masuk pulau Mindanau (Filiphina) adalah Mubalig yang bernama Kebungsuan pada
abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau sulu ialah Sayid Abdul
Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga mengislamkan raja Malaka pertama
yang semula beragama Hindu, yakni Permaisura diganti dengan Muhammad
Syah.Kemudian yang disusun dengan mubalig Abu Bakar yang menyebarkan Islam ke
Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya.Muslim di Filipina adalah minoritas dan nasib
mereka sekarang sangat memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand, Kamboja,
Vietnam, Myanmar, di situ umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan pembasmian
dari pihak-pihak yang memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus berjuang untuk
memperoleh otonomi karena mereka selalu ditindas dan diperlakukan sebagai warga kelas
dua oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu, muslim Moro terus berjuang
mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai muslim.
Kaum muslimin Philipina tetap memegang teguh tradisi , karena bagi mereka agama
merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal pendidikan umum kaum muslim Filipina
ada yang mau menerima dan ada yang menolaknya.Mereka yang menerima pendidikan
sekuler biasanya mudah menyatu dengan Negara Filipina, sebaliknya mereka yang hanya
mendapatkan pendidikan agama secara tradisional tidak menghendaki integrasi dengan
pemerintah.5[9]
Muslim tersebar ke seluruh Filipina, ditandai dengan sebuah masjid kecil yang
sekarang dapat ditemui di setiap provinsi dan kota. Walaupun belum pernah dilakukan
sensus, diperkirakan lebih dari satu juta warga Muslim tinggal di luar Mindanao.Kelompok
terbesar berada di wilayah Metro Manila. Di sana para pedagang Muslim terlihat menonjol
dalam perdagangan mutiara dan DVD. Menyedihkannya, masyarakat ini menghadapi
prasangka anti-Muslim yang meningkat, dipicu oleh sikap pasca 11/9 yang mengaitkan
terorisme dengan Islam.
Kedua, sebagian warga Muslim yang cinta damai dan konservatif kembali ke agama
dan bergabung dengan kelompok-kelompok fundamentalis seperti Tabligh.Kegagalan
modernisasi dan globalisasi memperbaiki kehidupan membuat mereka berpaling ke ajaran-
ajaran dasar Islam sebagai bentuk pertahanan terhadap kekosongan moral yang dibopong
dunia modern dan prasangka anti-Muslim.
Kaum muda Muslim Filipina berlari kembali ke agama ketika menghadapi masa depan
yang semakin dipersulit oleh prasangka anti-Muslim dan ketidakadilan. Faktor-faktor ini,
digenapi oleh ketidakbecusan pemerintah menyediakan berbagai layanan masyarakat dan
peluang ekonomi (setelah satu dekade setelah penandatanganan perjanjian perdamaian
yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik), telah mendorong banyak kaum muda
Muslim bergabung dengan elemen-elemen radikal.
6. Thailand
Agama Islam masuk ke Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh).Ketika
Kerajaan Pasai ditaklukan Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam banyak
yang ditawan.Setelah mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari tawanan, dan
para tawanan tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetapa di Thailand, sehingga
mereka menyebarkan agama Islam. Ketika raja Thailand menekan Sultan Muzaffar Syah
(1424-1444) dari Malak agar tetap tuduk kepada Thailand dengan membayar upeti
sebanyak 40 tahil emas per tahun ditolaknya, kemudian Raja Pra Chan Wadi menyerang
Malaka, tetapi penyerangan tersebut gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah
(1444-1477) tentara Thailand di Pahang dapat dibersihkan.Wakil Raja Thailand yang
bernama Dewa Sure dapat ditahan, tetapi beliau diperlakukan dengan baik.Bahkan,
puterinya diambil istri oleh Mansyur Syah untuk menghilangkan permusuhan antara
Thailand dengan Malaka. Pada akhir-akhir ini, muslim Pattani cukup lama mendapat
tekanan dan penindasan dari rezim Bangkok yang memeluk Budha.6[10]
Dalam tatanan sosial, muslimin Thailand mendapatkan julukan yang kurang enak untuk
didengar.Yaitu Kheik atau khaek yang berarti orang luar, yang secara harfiah berarti
pendatang atau orang yang datang menumpang. Dalam bahasa Thai, istilah ini juga selama
berabad-abad sudah dikenal untuk menyebut kaum pendatang berkulit hitam dari daerah
Melayu dan Asia Selatan, orang-orang Thai-Islam menolak sebutan ini dan menyatakan
bahwa kedatangan mereka (khususnya di kawasan Thailand Selatan), jauh lebih awal
daripada kedatangan orang-orang Budha Thailand. Hingga istilah Thai-Islam dibuat pada
1940-an.
mengakhiri kekuasaan islam yang singkat di Kamboja. Nasib kaum muslim yang
berubah dengan cepat itu merupakan akibat dari serangan gencar yang dilakukan Eropa
yang kemudian mengakhiri dominasi kaum muslim di Asia Tenggara.7[11]
7. Vietnam
Masuknya Islam ke Vietnam, sejarahwan sepakat bahwa Islam telah sampai ke
Vietnam ini pada adab ke 10 dan 11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang
Arab, dan menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka di
daerah tengah Vietnam dan dikenal dengan nama kerajaan Champa.
Islam masuk ke vitnam melalui beberapa rute:
a) melalui perdagangan – perdagangan arab digaris pantai awal abad ke- 1 H atauabad
ke-7 M. Kemudian kelaut arakan dan keselatan.
b) pedagang melayu dan india yang aktif dalam penyebaran islam
c) melalui pedagang yunan pada abad ke- 19 yang menduduki bagian utara vitnam.
Islam telah disebarkan ke benua kecil india dan himalaya. Sehingga sampai ke gobidan
seterusnya kenegara bagian cina oleh pedagang arab. Semua ini berlaku dalam beberapa
tahun semasa kebangkitan khalifah islam dinegara arab.
Walau bagaimana pun, hanya kurun ke -13 masehi, barulah pedagang arab dan india
berlayar ketimur dimana mereka telah menyebarkan agama islam kepada orang melayu.
Dan pada kurun ke- 14 masehi, pasai dan beberapa kerajaan islam disumatra menjadi
menjadi pusat penyebaran islam sehingga Melaka menjadi pusat islam yang terbesar dalam
kurun ke- 15 sebelum jatuh ketangan pihak Portugis pada tahun 1511

Anda mungkin juga menyukai