DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DINA YUSRINA
ELLY VERAWATI AMIN
RAOHUL ILHAMI
RODIATUL JANNAH
YUSFIKA FITRIANI
WILASTRI HURUNIN
(E1M013006)
(E1M013008)
(E1M013042)
(E1M013045)
(E1M013060)
(E1M013058)
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerahnya, makalah kimia bahan makanan tentang bahan pangan endemik NTB telah
diselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengajar yang telah membimbing kami
dalam proses pembelajaran kimia bahan maknan. Kami menyadari sepenuhnya masih banyak
kekurangan dalam penyajian dan referensi yang digunakan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, terutama
dosen pengampu mata kuliah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak, khususnya program studi
pendidikan kimia.
Penulis
DAFTAR ISI
2
COVER .............................................................................................................................
ii
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kacang Gude
1. Sejarah.....................................................................................................
2. Bahan penyusun......................................................................................
3. Teknik analisa kandungan gizi................................................................
4. Reaksi atau perubahan karakteristik.......................................................
5. Potensi pemanfaatan secara luas di masyarakat......................................
6. Pengolahan bahan....................................................................................
B. Jantung Pisang
1. Sejarah...................................................................................................
2. Bahan penyusun....................................................................................
3. Teknik analisa kandungan gizi..............................................................
4. Reaksi atau perubahan karakteristik.....................................................
5. Potensi pemanfaatan secara luas di masyarakat....................................
6. Pengolahan bahan..................................................................................
3
3
4
7
8
9
11
12
14
17
17
21
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
28
28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lombok merupakan sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara
yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur
dari Sumbawa. Lombok terkenal dengan tempat wisatanya yang indah, wisata kuliner khas
3
yang tak kalah enak dengan pulau lain yang ada di Indonesia. Beberapa makanan khas daerah
Lombok yaitu sayur lebui dan jantung pisang.
Sayur lebui merupakan sayur yang dibuat dari kacang gude racikan resep khas
Lombok. Lebui merupakan sebutan kacang gude (Cajanus cajan) di Lombok. Kacang gude
(Cajanus cajan) adalah sejenis tanaman kacang-kacangan yang bersifat tahunan (perenial).
Bijinya dapat dimakan dan menjadi sumber pangan alternatif. Tanaman ini relatif tahan panas
dan kering sehingga cocok sebagai tanaman penghijauan kawasan kering. Kandungan utama
dari kacang gude yaitu karbohidrat, protein dan vitamin A yang tinggi sehingga manfaatnya
tidak hanya diolah sebagai makanan, namun bisa dimanfaatkan untuk kesehatan pula.
Sedangkan jantung pisang merupakan bagian dari pisang yang dapat diolah menjadi
bahan makanan yang lezat. Contoh pengolahan jantung pisang yang khas di Lombok adalah
jejeruk. Selain diolah menjadi makanan, jantung pisang juga memiliki beberapa manfaat
lainnya, yaitu mencegah stroke, mencegah kolesterol, menyehatkan perut dan sebagainya.
Jantung pisang banyak mengandung karbohidrat, protein dan vitamin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kacang gude dan jantung pisang?
2. Apa saja bahan penyusun yang terkandung dalam kacang gude dan jantung pisang?
3. Bagaimana teknik analisa kandungan gizi pada kacang gude dan jantung pisang?
4. Bagaimana reaksi atau perubahan karakteristik yang terjadi pada kacang gude dan
jantung pisang?
5. Bagaimana potensi pemanfaatan kacang gude dan jantung pisang di masyarakat?
6. Bagaimana cara pengolahan kacang gude dan jantung pisang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah kacang gude dan jantung pisang
2. Untuk mengetahui bahan penyusun yang terkandung dalam kacang gude dan jantung
pisang
3. Untuk mengetahui teknik analisa kandungan gizi pada kacang gude dan jantung pisang
4. Untuk mengetahui reaksi atau perubahan karakteristik yang terajdi pada kacang gude dan
jantung pisang
5. Untuk mengetahui potensi pemanfaatan kacang gude dan jantung pisang di masyarakat
6. Untuk mengetahui cara pengolahan kacang gude dan jantung pisang
BAB II
PEMBAHASAN
A. KacangGude
1. Sejarah Kacang Gude (Cajanus cajan)
Menurut Setijati Sastrapradja dkk. (1981), gude ditemukan di Afrika. Pusat
keanekaragamannya yang kedua adalah berada di India. Sekarang, tumbuhan ini acapkali
bisa ditemui di wilayah-wilayah tropis dan subtropis. Menurut catatan Prosea, gude berasal
dari India, dan menyebar hingga Asia Tenggara. Gude sampai ke Afrika pada tahun 2000
SM atau lebih awal daripada itu, dan mencapai Amerika lewat jalan perdagangan budakbudak Afrika dan sejumlah penaklukan di sana, dan datangnya gude ini diperkirakan
melalui Atlantik dan Pasifik. Ia kini tumbuh di seluruh wilayah tropis, termasuk Anak
benua India dan Afrika Selatan, kemungkinan abad ke-17 Masehi.
Catatan-catatan lain menunjukkan bahwa kemungkinan ia memang datang dari India.
Pusat persebarannya adalah bagian timur semenanjung India, termasuk wilayah Odisha,
yang di sana ada kerabat liarnya (Mansi) yang dapat ditemui di hutan tropis. Penemuan
arkeologis terhadap kacang bali didapati dalam dua situs Neolitik di Odisha, Gopalpur dan
Golbai Sassan yang bertanggal sekitar 3.400 dan 3.000 tahun lalu, dan sebuah situs di India
Selatan, Sanganakallu dan Tuljapur Garhi, yang juga bertanggal 3,400 tahun lalu. Dari
India, ia sampai ke Afrika Timur dan Afrika Barat. Saat kacang ini didapati oleh orang
Eropa, maka dari situlah kacang gude diberi nama Congo Pea (Kacang Kongo).
Di Indonesia, gude paling tidak sudah dibudiayakan di Pulau Jawa sejak abad ke-6
Masehi. Budidaya gude secara luas belum pernah dilakukan, tapi kacang gude umumnya
ditanam di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Terutama di Jawa
bagian timur, banyak ditemukan di huma-huma maupun kebun-kebun hingga pada
ketinggian 2000 mdpl. Heyne mengatakan tumbuhan ini ditanam 1650 mdpl. Dia bisa
dibudidayakan baik di negara-negara beriklim tropis maupun subtropis. Dahulu, di wilayah
Sunda, tumbuhan ini ditanam baik di lahan kering ataupun tanggul untuk mengairi sawah.
Di Jawa, gude ditanam sebagai tanaman pangan atau sebagai pupuk hijau. Dapat tumbuh
dari dataran rendah hingga pada ketinggian 2000 mdpl. Pertumbuhannya membutuhkan
banyak cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembab.
Jumlah
20,7
1,4
62,0
125,0
275,0
4,0
150,0
0,47
5,0
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga
akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia
yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan
secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok
digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang
sedikit dan waktu analisa yang pendek.
Prinsip kerja dari metode Kjeldahl adalah protein dan komponen organic dalam
sampel didestruksi dengan menggunakan asam sulfat dan katalis. Hasil destruksi
dinetralkan dengan menggunakan larutan alkali dan melalui destilasi. Destilat ditampung
dalam larutan asam borat. Selanjutnya ion- ion borat yang terbentuk dititrasi dengan
menggunakan larutan HCl. Berikut perincian analisis protein pada kacang gude:
a. Destruksi
1. Menumbuk kacang gude sebanyak 2 gram sampai halus.
2. Menimbang sampel dan garam kjeldahl dan memasukkannya ke dalam labu
destruksi.
3. Memasukkan H2SO4 pekat 20 ml dan batu didih ke dalam labu destruksi.
4. Melakukan proses destruksi sampai warna larutan dalam labu menjadi biru bening.
5. Mendinginkan dan mengencerkan larutan sampai 100 ml.
b. Destilasi
1. Menyiapkan alat destilasi.
2. Memasukkan 50 ml larutan ke dalam alat destilasi kemudian menambahkan 50 ml
NaOH 30 % ke dalam alat destilasi tersebut.
3. Mendestilasi larutan selama 10 menit kemudian menambahkan 25 ml larutan
borat 4 % yang telah dicampur dengan indikator Mengsel.
c. Titrasi
1. Memasukkan HCl 0,1 N dalam buret.
2. Melakukan titrasi terhadap destilat dengan menggunakan HCl.
3. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari larutan menjadi merah
muda.
protein=
a. Persiapan sampel
1. Dilakukan penjernihan pada sampel untuk menghilangkan zat pengotornya.
2. Sampel ditumbuk sampai halus untuk memperbesar luas permukaan dan
mempermudah pengekstrasian
3. Diambil 1 gram sampel yang telah ditumbuk kemudian ditambahkan aquades 75
ml yang berfungsi untuk melarutkan air dan menekstrak sampel.
4. Diaduk selama 15 menit dengan tujuan untuk menghomogenkan larutan dan
memaksimalkan pelarutan.
5. Ditambahkan CaCO3 yang berguna untuk mencegah senyawa organik lain dan
diaduk selama 10 menit.
6. Panaskan selama 20 menit yang berguna untuk melarutkan asam organik
kemudian dinginkan agar tidak merusak kertas saring pada saat disarinng.
7. Lakukan penyaringan lalu tambahkan 3,5 BaOH dan ZnSO4 yang berguna untuk
mengendapkan senyawa non gula reduksi.
8. saring dan encerkan sampai 100 ml untuk mempermudah pembacaan
spektrofotometri.
b. Pembuatan larutan dan kurva standar
1. 1,8 gram glukosa ditimbang pada neraca analitik.
2. Glukosa dilarutkan dengan aquades kemudian diencerkan sampai 100 ml.
3. Larutan glukosa yang telah diencerkan diambil sebanyak 0ml ; 0,025 ml ; 0,05
ml ; 0,1 ml ; 0,125 ml ; dan 0,15 ml.
4. Pada masing-masing sampel dimasukkan dalam tabung reaksi dan dilarutkan
dengan larutan somogy masing-masing 1 ml kemudian dipanaskan selama 20
menit.
5. Dinginkan larutan dan tambahkan arsenomolibdat 1 ml dan encerkan sampai 100
ml.
6. Divortex untuk menghomogenkan seluruh larutan kemudian diukur nilai
absorbannya dan buat kurva standar.
c. Analisa karbohidrat
1. Masing-masing sampel diambil sebanyak 0,2 ml ; 0,3 ml ; 0,4 ml kemudian
dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
2. Ditambahkan nelson somogy 1 ml yang berguna untuk mereduksi larutan
kuprioksida dengan gula reduksi menjadi kuprooksida kemudian panaskan
sampai 10 menit untuk mempercepat reaksi.
3. Ditambahkan arsenomolibdat 1 ml yang berguna untuk mereduksi endapan
kuprooksida menjadi molubidine blue dan diencerkan sampai 10ml kemudian
divortex untuk menghomogenkan larutannya.
4. Setelah itu diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 570 nm.
3.3 Teknik analisa vitamin A
Informasi komposisi vitamin makanan diperlukan untuk menentukan intake guna
mengetahui kecukupan dan perbaikan status gizi manusia. Metode pengujian yang
8
tambahkan 2 ml air.
Ekstraksi dengan 7 ml heksan-dieteleter (85:15) dan ulangi ekstraksi sebanyak
3.
4.
2 kali.
Masukkan sampel terekstrak ke dalam tabung volumetrik 25 ml.
Tambahkan 1 ml heksadekan (heksadekan (1) + hexan (100)) dan encerkan
5.
6.
7.
Ast
Wt
= berat sampel
= berat sampel
DF
= faktor pengenceran
pH
9
Aktivitas air
Keberadaan enzim
Perubahan karakteristik pada pangan ada yang diinginkan atau menguntungkan. Namun
ada pula yang tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan pangan.
Kacang gude selama proses pengolahan dan penyimpanannya dapat
mengalami kerusakan mikrobiologi yaitu kerusakan pangan yang disebabkan oleh mikroba
seperti kapang atau khamir. Misalnya penyimpanan tempe kacang gude yang terlalu lama
akan menimbulkan bercak hitam pada tempe akibat pertumbuhan mikroba. Selain itu
terbentuknya bau asam dan bau apek dari karbohidrat karena kegiatan mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroba tersebut dipengaruhi oleh; aktifitas air Aw, suhu penyimpanan,
ketersediaan O2, pH dan kandungan gizi bahan pangan. Kondisi pertumbuhan yang disukai
kapang dan khamir adalah pH <4.5 (berasam tinggi) dan menyukai karbohidrat serta gula
dalam bahan pangan, sedangkan bakteri lebih menyukai pangan berpH >4.5 (berasam
rendah) dan menyukai kandungan protein dalam pangan. Kerusakan mikrobiologis sering
disertai produksi racun yang berbahaya bagi manusia.
Kacang gude juga dapat mengalami kerusakan fisik yaitu kerusakan pangan
yang disebabkan oleh insekta atau rodentia, kondisi lingkungan seperti suhu, sinar
matahari. Kerusakan fisik yang terjadi yaitu biji kacang gude yang sudah kering jika
disimpan pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai akan berlubang, kisut dan keropos
yang dapat menurunkan mutu pangan gude.
Selain perubahan karakteristik diatas, kacang gude dapat mengalami reaksi
pencoklatan non enzimatis. Pembentukan warna coklat dikarenakan reaksi non enzimatis
pada pangan disebut reaksi mailard. Reaksi ini terjadi bila bahan pangan mengandung gula
pereduksi (gula aldosa) dan senyawa amin (asam amino, protein). Seperti yang kita ketahui
kacang gude memiliki kandungan protein sehingga jika dilakukan pemanasan pada suhu
tinggi seperti penggorengan atau perebusan maka kacang gude akan mengalami perubahan
warna menjadi kecoklatan. Contohnya yaitu pada pembuatan sayur lebui dimana sebelum
perebusan biji lebui atau kacang gude berwarna hitam dan setelah perebusan biji lebui
berubah warna menjadi agak kecolatan seperti yang ditunjukkan gambar berikut.
10
11
Tempe
6. Pengolahan Bahan
a. Kacang gude sebagai obat memar
Tumbuk biji kacang gude sampai halus.
Tambahkan air secukupnya.
Oleskan biji kacang gude yang telah halus pada bagian yang memar.
b. Kacang gude sebagai bahan pembuatan tempe
Alat dan bahan
Kompor
Panci
Rangseng
Tampah
Kipas
Pembungkus
Kacang gude
Ragi tempe
Tepung tapioka
Air
Cara Kerja
Bersihkan kacang gude dari sampah dan batu, kemudian cuci dengan air.
12
Simpan dalam panci, tuangkan air mendidih sehingga semua biji kacang gude
terlihat empuk. Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
Tambahkan tepung tapioka 1 sendok makan untuk 1 kg kacang gude dan aduk
sampai rata.
Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 derajat Celcius
Taburkan serbuk ragi tempe (rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 gr
Panci
13
Talenan
Wajan
Sendok sayur
Sutil
Pisau
Cara kerja:
Menyiapkan semua bahan
Rebus air bersama lebui hingga matang
Panaskan minyak secukupnya untuk menumis bawah putih, cabai hijau, cara merah,
didihkan
Tuangkan santan bersama gula pasir dan garam lalu masak sampa matang
Ketika hampir matang masukkan daun kemangi, aduk rata dan angkat
Sayur santan siap disajikan
d. Onde-onde isi lebui (makanan khas Bayan)
Bahan Isi onde-onde
Lebui sebanyak 250 gram. Buang kulitnya dan kemudian rendam di air yang dingin
Selanjutnya masukkan perisa vanilla, garam dan juga gula. Aduk terus menerus.
14
Masukkan air matang secara bertahap sambil diaduk hingga kacang hijau empuk
dan terlihat mengering.
Campurkan tepung beras dan juga tepung ketan di dalam sebuah wadah. Masukkan
juga bahan lain seperti vanilla bubuk dan garam. Aduk hingga semuanya tercampur
dengan sempurna.
Selanjutnya masukkan air hangat tadi sedikit-sedikit hingga campuran bahan pada
langkah pertama menjadi sebuah adonan. Aduk-aduk hingga adonan menjadi kalis.
Selanjutnya uleni adonan tadi hingga merata dan diamkan selama kurang lebih 1
jam.
Setelah itu, ambil adonan tadi dan bentuk pipih bulat. Ambil bagian isian dan
masukkan pada bagian tengah adonan yang pipuh tadi. Bentuk bulat merata.
Wijen putih ditaruh di dalam wadah, dan onde-onde yang dibulatkan tadi
digulingkan di atas wijen hingga menutupi semua badan onde-onde.
Selanjutnya, panaskan minyak goreng di atas api sedang dan masukkan onde-onde.
Setelah berwarna keemasan, angkat dan tiriskan.
B. JANTUNG PISANG
1. Sejarah Jantung Pisang
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah tropis yang
mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola. Pisang telah menjadi komoditas ekspor
dan impor di pasar internasional. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara yang kemudian
menyebar luas ke benua Afrika dan Amerika. Habitatnya adalah daerah tropis yang
beriklim basah, dan dapat tumbuh subur di dataran rendah maupun tinggi. Pada tahun 327
SM, Alexander Agung dan pasukannya menemukan pisang dalam ekspedisi mereka ke
wilayah Laut Tengah. Kemudian, kemuaduan para pemeluk agama islam membawa pisang
sampai ke Madagaskar dan Palestina. Selanjutnya, melalui pelaut Portugis pisang dibawa
ke Eropa dari Afrika bagian barat sekitar abad ke-15. Pada tahun 1482, pisang dibawa oleh
para penjelajah Portugis ke Canary Island dan Hindia Barat. Penjelajah Portugis dan
Spanyol juga menyebarkan pisang ke kawasan Karibia dan Amerika.
Bunga pisang atau yang lebih dikenal dengan jantung pisang (Musa paradisiaca)
bagi masyarakat pedesaan merupakan salah satu bahan masakan yang dimaksud. Ternyata
jantung pisang ditangan ibu-ibu yang terampil bisa diolah menjadi sayur, bahkan dibuat
15
dendeng jantung pisang (denjapi). Tidak terlalu sulit untuk mendapatkan jantung pisang,
karena selain dipasar tradisional, jantung pisang ini sudah merambah ke pasar modern
(super market). Di pasar tradisional jantung pisang biasa dijajakan bersama jenis sayursayuran lainnya, namun jantung pisang di supermarket dikemas dalam plastik bening
ditempatkan di lemari pendingin, tentu harganya pun tiga kali lipat dibandingkan di pasar
tradisional. Oleh masyarakat, sisa bunga pisang yang tidak lagi bisa menghasilkan buah
dikenal sebagai jantung pisang. Berbeda dengan buahnya yang berasa manis, jantung
pisang tidak begitu enak sehingga nilai ekonominya rendah. Namun karena memiliki nilai
gizi dan khasiat yang penting untuk kesehatan, jantung pisang banyak disukai orang. Untuk
meningkatkan daya terima masyarakat luas, jantung pisang harus diolah menjadi berbagai
produk seperti dibuat sayur lodeh, abon, bakso, dan dendeng.
Jenis jantung pisang yang umumnya dijual dipasaran berasal dari jenis pisang
kepok, klutuk/batu, dan pisang siam. Yang paling enak adalah jenis pisang batu/klutuk
bahkan bisa di makan mentah sebagai lalapan. Jantung Pisang banyak dipakai ibu-ibu
sebagai salah bahan masakan berupa sayur jantung pisang yang cukup lezat dan enak.
Jantung pisang juga banyak dijual dipasar tradisional dengan harga yang cukup murah.
Jantung Pisang ini adalah bunga majemuk bakal buah pisangyang warnanya kemerahan
dan biasanya dipangkas oleh pemilik pisang supaya pisangnya besar.
2. Kandungan Gizi Jantung Pisang
Jantung Pisang segar adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Jantung pisang yang dianggap limbah dan dibuang begitu saja
menyebabkan banyak orang yang tidak tahu akan kandungan dan manfaat pada jantung
pisang, sehingga menyebabkan nilai ekonomi jantung pisang rendah. Padahal jantung
pisang kaya akan zat-zat yang di perlukan oleh tubuh manusia.
a. Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada 100 gram Jantung Pisang :
Komposisi
Energi
Jumlah
31
Protein
Lemak
Kkal
1,26 gr
0.35 gr
Karbohidr
8,31 gr
at
Kalsium
Fosfor
Vitamin A
6 mg
50 mg
140 SI
16
Vitamin
0,06
B1
Vitamin C
Zatbesi
mg
9 mg
0.4 m g
Pisang kepok
1,26
0,35
8,31
6
0,4
50
140
0,06
9
Pisang raja
1,38
0,43
8,56
4
0,2
60
160
0,04
8
Pisang susu
1,32
0,32
7,72
4
0,3
40
150
0,05
10
Pisang klutuk
2,10
0,46
6,24
8
0,7
60
170
0,03
7
Pisang lilin
1,02
0,38
7,50
3
0,1
30
165
0,04
8
Menurut Prof. Dr. Made Astawan, ahli Teknologi Pangan dan Gizi dari IPB selain
karbohidrat, jantung pisang juga mengandung protein, mineral (terutama fosfor, kalsium,
dan zat besi), serta sejumlah vitamin A, B1 dan C. Komponen penting lainnya yang
terdapat pada jantung pisang adalah serat pangan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Beberapa penelitian menunjukkan, serat pangan sangat bermanfaat untuk 1) memperlambat
kecepatan pencernaan dalam usus, sehingga aliran energi ke dalam tubuh menjadi tetap, 2)
memberikan perasaan kenyang yang lebih lama, 3) memperlambat kemunculan gula darah
(glukosa), sehingga insulin yang dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi energi
17
protein=
Ast
Wt
V
DF
22
Pengolahan sayur
Merebus sayur,kemudian diangkat setelah matang
Memotong sayur yang sudah direbus
Menyajikan di di atas piring dengan lontong kemudian lumuri dengan saus
di atasnya.
b. Pemanfaatan jantung pisang (Musa paradisiaca) dengan penambahan daging ikan
layang (Decapterus sp.) pada pembuatan abon.
Bahan dan Alat :
Bahan yang digunakan adalah jantung pisang berumur 8 minggu dan Ikan
Layang. Adapun bahan tambahan untuk pembuatan abon yaitu : santan kelapa,
bawang merah, bawang putih, minyak kelapa, sereh, gula merah, cabe dan garam
diperoleh dari supermarket terdekat. Sedangkan alat yang dibutuhkan pada
pembuatan abon ini yaitu penggorengan,pisau,nampan,cobek,kompor dan panic.
Pembuatan abon (Modifikasi Santosa) :
Jantung pisang dibersihkan dengan mengeluarkan bagian yang tidak bisa
dimakan kemudian dicuci, diiris-iris halus dan direbus sampai matang. Ikan
disiangi kemudian dicuci bersih dengan air dan dikukus sampai matang. Ikan yang
sudah matang, kemudian disuwir-suwir dagingnya sampai menjadi serat-serat.
Jantung pisang dan daging ikan dicampur sampai homogen, kemudian ditumis
dengan santan dan bumbu (untuk 100gr jantung pisang: santan kelapa 50ml,
bawang merah 3 gr, bawang putih 5gr, sereh 1 batang, gula merah 20gr, cabe 3gr)
yang telah dihaluskan dan digoreng sampai matang. Abon yang telah matang
kemudian dipres untuk mengeluarkan kandungan minyak pada saat digoreng.
Abon siap disajikan.
c. AbonJantungpisang
Bahan-bahan :
1 liter air
Bumbu Halus :
Garam, secukupnya
Didihkan air dan kaldu sapi bubuk, kemudian masukkan jantung pisang, di
rebus hingga lunak, angkat dan tiriskan.
Masukkan jantung pisang, aduk rata, masak hingga bumbu meresap dan
kering, kemudian angkat.
Kemudian dipres atau diperas abon hingga minyaknya tiris, dan siap di
sajikan.
Isi :
Cara membuat :
28
Kulit jantung pisang dikupas hingga terlihat bagian yang berwarna putih atau
merah muda.
Kemudian direbus dalam air mendidih selama 15 menit, angkat dan tiriskan.
Setelah dingin, iris kasar
Panaskan minyak goreng, kemudian tumis bawang putih dan ebi sampai
harum, sisihkan di pinggir wajan
Masukkan kecap manis, kecap asin, minyak wijen, lada halus, gula pasir dan
garam, masak hingga semua bahan rata dengan bumbu, dan angkat
Ambil selembar kulit lumpia, beri 2 sendok makan isi, lipat dan gulung,
rekatkan ujungnya dengan putih telur
Cara Membuat
Pilih empat buah jantung pisang yang masih segar dan mulus, buang kelopak
bagian luar hingga tampak kelopak bagian dalam yang berwarna putih
kemerah-merahan, dicuci hingga bersih.
Haluskan bumbu (ketumbar, ikan teri, bawang merah, bawang putih) dan
masak dalam wajan.
Masukkan jantung pisang yang telah ditumbuk ke dalam wajan berisi bumbu,
dan diaduk-aduk hingga semunya merata, kemudian tambahkan gula merah
sebagai penambah cita rasa, diris gula merah agar mudah tercampur.
Minyak secukupnya
Cara membuat
Buang lapisan kulit jantung pisang yang berwarna merah muda, kemudian
potong potong isi jantung pisang sesuai selera, jangan dicuci karena akan
menimbulkan rasa pahit.
Panaskan minyak dan tumis bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri
hingga harum, masukan jantung pisang aduk-aduk merata.
Kemudian bumbui dengan garam dan gula, masak hingga matang, kemudian
angkat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
31
Kacang Gude atau Lebui mengandung protein tinggi, karbohidrat dan vitamin A.
Kandungan gizi kacang gude dapat dianalisis dengan metode Kjeldahl untuk analisa
protein, teknik analisa karbohidrat, dan teknik analisa vitamin A. Perubahan karakteristik
yang sering terjadi pada kacang gude yaitu kerusakan mikrobiologi, kerusakan fisik,
maupun kerusakan kimiawi akibat reaksi enzimatis. Pemanfaatan biji kacang gude yaitu
sebagai sumber pangan potensial yang dapat diolah menjadi sayur lebui, maupun ondeonde lebui.
Jantung pisang memiliki banyak kandungan nutrisi yang bermanfaat serta memiliki
komponen penting lainnya yaitu serat pangan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan gizi jantung pisang dapat dianalisa dengan metode yang sama seperti metode
analisa pada kacang gude. Perubahan karakteristik yang terjadi pada jantung pisang yaitu
reaksi browning (pencoklatan) enzimatis. Potensila pemanfaatan jantung pisang yaitu dapat
diolah menjadi berbagai macam obat serta dapat diolah menjadi berbagai makanan yang
sehat dan enak
2. Saran
Penulis mengharapkan untuk para pembaca menkritik dan menambahkan kekurangan
dari makalah ini, sehingga makalah-makalah selanjutnya akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aida, Yuannita, et all. 2014. Pemanfaatan Jantung Pisang (Musa paradisiaca) dengan
Penambahan Daging Ikan Layang ( Decapterus sp.) pada Pembuatan Abon. Gorontalo:
Ilmu dan Teknologi Pangan. Jurnal volume 8 no. 2.
Anonim. 2015. Kacang Gude. Diakses pada tanggal 26 Maret 2016 di website
http://wdedek08.wordpress.com.
32
Anoim. 2013. Pengujian Kadar Air. Diakses pada tanggal 26 Maret 2016 di website
http://thamus23mg.blogspot.co.id.
Anonim. 2013. Peningkatan Ketahanan Pangan. Diakses pada tanggal 26 Maret 2016 di
website http://historyblogger12.blogspot.com.
Anaonim. 2013. Jantung Pisang Si Limbah Bergizi. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016 di
website http://culinaryword2013.blogspot.co.id.
Dewi, Intan W. R. 2010. Karakteristik Sensoris, Nilai Gizi dan Aktivitas Antioksidan Tempe
Kacang Gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) dan Tempe Kacang Tunggak (Vigna
unguiculata (L.) Walp.) dengan Berbagai Variasi Waktu Fermentasi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Riani. 2013. Penentuan Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl. Diakses pada tanggal 26
Maret 2016 di website http://rianitusaya.blogspot.com.
33