Anda di halaman 1dari 12

Profil PP Darul Munawarah Kuta Krueng Pidie Jaya

1. Pendahuluan Sepanjang berdirinya, paling tidak ada dua atribut sosiologis yang dapat disandangkan pada lembaga pesantren; yaitu ia sebagai instansi moral masyarakat dan ia sebagai institusi pendidikan kader-kader agamawan. Sebagai instansi moral, pesantren dianggap memanggul tanggungjawab yang lebih bagi pembinaan dan pengawalan normatif-normatif moral religius yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya, tumpuan pemuas dahaga spiritualitas masyarakat berada di tangan pesantren. Sebagai institusi pendidikan kader, pesantren memproyeksikan kader-kadernya sebagai pengujar ajaran-ajaran agama dan pembimbing praksis imperatif-imperatif syari`ah. Tradisi keilmuan pesantren sesungguhnya lebih bertitik tekan pada transmisi linier dengan menghasilkan output praktisi ajaran agama yang involved dalam problem-problem kemasyarakatan, bukan intelektual-pengamat yang hidup di menara gading. Sebagaimana cikal bakal pesantren pada umumnya di bumi Nanggrou Aceh Darussalam, Pondok Pesantren Darul Munawarah Kuta Krueng berawal dari sebuah langgar (surau) sebagai pusat pengajaran agama Islam di wilayah Kuta Krueng Pidie Jaya kurang lebih 1964 masehi. Di langgar tersebut dibangun beberapa kamar sederhana untuk menginap para santri. Tapi dari langgar yang sederhana inilah tumbuh sebuah pesantren yang kini umurnya telah dua abad lebih. Lazimnya pesantren di Nanggrou Aceh Darussalam yang dikenal sebagai basis persemaian ajaran Islam ala Ahlussunnah wal jama`ah, pesantren Darul Munawarah Kuta Krueng berdiri kokoh sebagai penerus dan pembela gigih tegaknya ajaran Islam ala Ahlussunnah wal jama`ah. Ciri dominan dari posisi yang diambil pesantren Salafiyah ini di antaranya adalah segala pengajaran yang dikembangkan di pesantren ini menganut fiqh madzhab Syafi, meski tidak menutup kemungkinan adanya kajian-kajian lintas madzhab sebagai upaya pengkayaan pemikiran para santri. Selain itu, pesantren Salafiyah mengembangkan pengajaran kepada para santri akan pentingnya moral religius dalam berpikir, bersikap dan bertindak sebagai satu-satunya way of life dalam bermasyarakat dan bernegara. Penanaman moralitas ini dilakukan baik dengan cara tutur maupun teladan, juga dengan cara olah batin (riyadlah) lewat pelaksanaan ibadah dan pembacaan berbagai awrad (wirid-wirid) secara berjama`ah. Sehingga dengan cara demikian, antara fiqh dan tasawuf bisa diterapkan secara bersama tanpa saling menafikan. 2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi

Melahirkan Ulama dan intelektual yang dilandasi oleh panca jiwa yang menjadi ruhul Ma`had yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhwah Islamiyah dan kebebasan. b. Misi 1. Memberikan pendidikan yang berlandaskan aqidah ahlussunnah wal jamaah dan ibadah berdasarkan fiqh syafiiyyah. 2. Mendidik dan membina keshalihan santri dan umat melalui iman, ilmu, amal dan dakwah bil hikmah wal mauidhatil hasanah. 3. Menguatkan serta memelihara dan menjaga nilai-nilai Islam sesuai dengan pemahaman para ulama salafus shalih. 4. Mencetak generasi umat yang mandiri dan mampu berkarya dalam bingkai Islam, Iman dan Ihsan. c. Tujuan Pendidikan dan pengajaran di PP Darul Munawarah Kuta Krueng ditujukan ke arah pembentukan Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia, berbadan sehat, berpengetahuan luas, beramal ikhlas guna mengabdi di Masyarakat. Peserta didik diharapkan tumbuh menjadi manusia yang berwawasan keagamaan yang Universal dan kosmopolitan, dan mempunyai kemampuan yang tinggi menghadapi kehidupan masyarakat modern dan menghindari pengaruh budaya westernisasi dan menyiram kesegaran bathin generasi muda yang menjadi korban sekulerisme budaya asing. Demikian juga pendidikan dan pengajarannya senantiasa diarahkan untuk berperan aktif membina keteguhan, keimanan dan berjihad di jalan Allah, berpegang taguh pada Al-Quran, Sunnah Rasul, Ijma` Ulama, serta Qiyas yang berwawasan Ahlus Sunnah. 3. Sejarah singkat Berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Darul Munawwarah di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, bertujuan membentuk dan mempersiapkan kader-kader penyebar Islam. Dayah ini sekaligus bertujuan menjadi benteng ketahanan keimanan dan ketaqwaan umat. Darul Munawwarah, sebagai lembaga, hingga hari ini masih memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat karena kokoh di jalur sistem pengajaran kedayahan, di tengah kuatnya arus sistem sekuler dewasa ini. Pondok Pesantren ini didirikan pada tahun 1964. Pendiri sekaligus pemimpin pertamanya adalah Tgk H Usman Bin Ali, akrab di kalangan masyarakat dengan sebutan Abu Kuta Krueng. Adalah tokoh yang lahir di Desa Kuta Krueng, pada November 1937. Abu Kuta Krueng ini ternyata lulusan

Bustanul Muhaqqiqin pada Mahadalah Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga- Bireuen, pada 1963. Banjir besar pada 1974, memporak porandakan sebahagian bangunan fisik semi permanen Dayah Darul Munawwarah. Sehingga, pasca bencana itu gedung belajar dan asrama santri dipindahkan kesebelah selatan Desa Kuta Krueng. Akan tetapi, dibalik musibah itu pun membuat pimpinan dayah dan dewan guru makin erat. Kemudian, mereka saling memikirkan dan berbuat untuk menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang makin nyata dihadapi lambaga. Hasil kerja keras tanpa berhitung lelah, dan seiring zaman berkembang, pada tahun 1979 Dayah Darul Munawwarah pun membuka asrama baru bagi santri putri. Sebelumnya, tampat belajar santriwati yang datang ke dayah menggunakan rumah pimpinan yang disulap menjadi ruang belajar. Sekarang, lembaga pendidikan ini terus berbenah diri dalam segala hal. Tafaquh fiddin merupakan modal dasar maupun skil bagi perkembangan semua lini di dayah, dan sikap itu ditanamkam juga ke anak didik. Penerapan prinsip ini. tidak terlepas dari dukungan semua pihak, termasuk masyarakat sekitar yang umumnya memiliki sifat-sifat kekeluargaan. Dayah ini pun telah banyak menghasilkan alumni-alumni, yang sebahagian dari mereka melanjutkan studi masing-masing. Mereka ada yang lanjut ke perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Namun, juga di antaranya ada yang langsung bekerja di berbagai kantor, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan ada juga yang kemudian berkarya mendirikan Pondok Pesantren baru di tempat-tempat lain. Santri pada saat ini di Dayah Salafiyah Darul Munawwarah berjumlah 821 orang. Dengan rincian 476 santriwan dan 345 santriwati. Program Pendidikan yang dibuka meliputi ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah. Tenaga pengajar did ayah ini pun terus mengalami perkembangan, dengan jumlah 84 orang, 25 di antaranya guru perempuan. Dalam dayah ini, pembentukan karakter bagi kader-kader pelanjut dawah lebih diarahkan ke dasar syariah; yaitu AI Quran dan sunnah. Karena, dalam

kaitan itu juga yang dihadapkan adalah.pencetakan Ulama yang mampu berdakwah, mengajar, membela dan memelihara ajaran dan budaya agama Islam dimanapun mereka berada. Tantangan budaya modern yang berkembang sejak zaman penjajahan di Aceh, merupakan bagian yang selalu memperoleh perhatian dan pengupayaan antisipasi di dayah ini. Disadari atau tidak, Dayah Salafiyah Darul Munawwarah memandang bahwa sistem pendidikan sekuler telah mengikis kepribadian masyarakat terutama genersi muda. Darul Munawwarah, sebagai dayah ingin berupaya menyirami kegersangan bathin generasi muda agar tak menjadi korban sekulerisme. 4. Organisasi kelembagaan PP Darul Munawarah Kuta Krueng dipimpin oleh seorang Mudir yang dibantu oleh III (tiga) orang Wadir Putra dan II (Dua) orang Wadir Putri dan sejumlah kepala bagian masing-masing. 1. Wadir putra a. Wadir I Mengawasi bidang: 1. Pendidikan 2. Ibadah 3. Ketenaga Kerjaan 4. Humas dan Hankam 5. Bahsul Masail 6. TPA b. Wadir II Mengawasi Bidang: 1. Sekretariat 2. Keuangan 3. Pemeliharaan dan Pengembangan Aset 4. Perdagangan 5. Pembangunan 6. Asrama

c. Wadir III Mengawasi Bidang: 1. Ketrampilan 2. Sarana 3. PHBI 4. Pusat Kesehatan Pesantren 5. Bahasa 6. Organisasi dan Lembaga dakwah 2. Wadir putri a. Wadir I Mengawasi Bidang: 1. Pendidikan 2. Ibadah 3. Humas dan Hankam 4. Ketenaga Kerjaan

b. Wadir II Mengawasi Bidang: 1. Sekretariat 2. Keuangan 3. Perlengkapan 4. Ketrampilan 5. Pusat Kesehatan Pesantren 6. Sarana
7. Asrama

5. Fasilitas dan Sarana Sarana yang dimiliki oleh PP Darul Munawarah Kuta Krueng dalam rangka menunjang penidikan adalah: a. Lokasi komplek yang luas b. Kamar penginapan

c. Air bersih dan sanitasi d. Dapur bersama e. Lokal belajar f. Mesjid bagi santri laki-laki g. Musalla bagi santri perempuan h. Laboratorium computer i. Laboratorium bahasa j. Perpustakaan k. Jaringan internet l. Lapangan olah raga m. Kopentren n. Rabithah alumni 6. Kurikulum dan jenjang pendidikan Metode pengajaran dan pendidikan di lembaga dayah ini terdiri dari tiga tingkat : 1. Tajhizi (Matrikulasi) 1 tahun 2. `Aliyah 3 tahun 3. Takhassus (Makhad Ali) 4 tahun Kurikulum Pendidikan : a. Tajhizi / I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Fiqih (Safinatunnaja & Matan Taghrib) Nahu (Awamel & Jarumiyah) Sharaf (Dhammon & Matan Bina) Tasauf (Taisirul Khallaq) Tauhid (`Aqidah Islamiyah) Tajwid (Hidayatul Mustafid) Al-Qu`an Khat / Imlak Bahasa Indonesia

10. Bahasa Inggris 11. Bahasa Arab

b. Aliyah / I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Fiqih (Al-Bajuri) Nahu (Matammimah) Sharaf (Kailani) Hadits (Hadits Matan Arba`in) Tasauf (Ta`Lim Muta`allim) Tauhid (Khamsatun Mutun) Tarekh (Khulasah Jilid I) Al-Qur`An Khat / Imlak

10. Bahasa Indonesia 11. Bahasa Inggris 12. Bahasa Arab 13. Matematika 14. Komputer 15. Ketrampilan c. Aliyah / II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Fiqih (I`Anatut Thalibin (1&2)) Nahu (Syekh Al-Khalid) Tauhid (Kifayatul `Awam) Sharaf (Kailani) Hadits (Tangkihul Qaulil Hadits) Ushul (Waraqat) Manteq (Matan Sulam) Tasauf (Daqaiqul Akhbar) Tarekh (Khulasah Jilid II)

10. Al-Qur`an 11. Khat / Imlak 12. Bahasa Indonesia 13. Bahasa Inggris 14. Bahasa Arab

15. Matematika 16. Komputer 17. Ketrampilan d. Aliyah / III 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tauhid (Hudhudi) Fiqih ( I`anatut Tahlibin (3&4)) Nahu (Alfiyah) Sharaf (Salsul Madkhal) Tasauf (Muraqi `Ubudiah) Manteq ( Idhahul Mubham) Ushul Fiqh (Lathaiful Isyarah) Bayan (Sawi Dardir) Hadits (Majalisuts Tsaniah)

10. Tarekh (Khulasah Jilid III) 11. Al-Qur`an 12. Khat / Imlak 13. Bahasa Indonesia 14. Bahasa Inggris 15. Bahasa Arab 16. Matematika 17. Komputer 18. Ketrampilan e. Takhassus / I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tauhid (Dusuqi) Fiqih (Mahalli & Tahrir/Syarkawi) Nahu (Alfiah / Ibnu 'Aqil) Sharaf (Mathlub) Tasauf (Sirajuthalibin) Manteq (Sabban Al-Malawy) Ushul Fiqh ( Ghayatul Ushul) Bayan (Jauhar Maknun)

9.

Ma`Ani (Jauhar Maknun)

10. Tafsir / Al-Qur`An (Tafsir Jalalain) 11. Hadits (Majalisuts Tsaniah) 12. Mustalah Hadits (Baiquni) 13. Tarekh (Nurul Yaqin) 14. Imlak 15. Ulumul Quran 16. Bahasa Indonesia 17. Bahasa Inggris 18. Bahasa Arab 19. Matematika 20. Komputer f. Takhassus / II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tauhid (Dusuqi) Fiqih (Mahalli & Tahrir/Syarkawi) Nahu (Alfiah / Ibnu 'Aqil) Sharaf (Mathlub) Tasauf (Sirajutthalibin ) Manteq (Sabban Al-Malawy) Ushul Fiqh (Ghayatul Ushul) Bayan (Jauhar Maknun) Ma`ani (Jauhar Maknun)

10. Tafsir Al-Qur`an (Tafsir Jalalain) 11. Hadits (Majalisuts Tsaniah) 12. Musthalah Hadits (Baiquni) 13. Tarekh ( Nurul Yaqin) 14. Tafsir Ahkam 15. Fikh Muqarran 16. Khat / Imlak 17. Bahasa Indonesia 18. Bahasa Inggris

19. Bahasa Arab 20. Komputer g. Takhassus / III 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tauhid (Dusuqi) Fiqh (Mahalli, Tuhfah Muhtaj & Fathul Wahab) Nahu (Alfiah / Ibnu 'Aqil) Saraf (Mathlub) Tasauf (Sirajutthalibin & Ihya) Manteq (Shabban Al-Malawy) Ushul Fiqh (Ghayatul Ushul & Jam`ul Jawami`) Bayan (Jauhar Maknun) Ma`ani (Jauhar Maknun)

10. Tafsir / Al-Qur`an (Tafsir Jalalain) 11. Hadits (Majalisuts Tsaniah) 12. Musthalah Hadits (Baiquni) 13. Tarekh (Nurul Yaqin) 14. Hadits Ahkam 15. Qawaid Fiqhiyah 16. Khat/ Imlak 17. Bahasa Inggris 18. Bahasa Arab 19. Ilmu Tarekat / Sulok 20. Ilmu Falaq h. Takhassus / IV 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tarikh Tasyrik Qowaid Fiqhiyah Masail Fiqhiyyah Hadisah Filsafat Umum Pengantar Ilmu-ilmu Sosial Metodelogi Penelitian Manajemen Pendidikan

8. 9.

Pengantar Ilmu Hukum Ilmu Komunikasi

10. Hukum Perdata 11. Hukum Pidana 12. Hukum Adat 13. Hukum Acara Perdata/Pidana 14. Al-Irsadi (Penelitian)

7. Kegiatan harian santri Kegiatan dan aktifitas harian pendidikan dan pengajaran di PP Darul Munawarah Kuta Krueng dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Bagian pendidikan - Belajar - Ujian / Evaluasi - Ujian Kenaikan Kelas b. Bagian ibadah - Kegiatan Amaliah Wajib - Kegiatan Amaliah Sunnah c. Bagian gotong royong - Kegiatan Kebersihan Asrama - Kegiatan Kebersihan Lingkungan d. Bagian humas - Kegiatan Fardhu Kifayah - Kegiatan Hari Maulid - Kegiatan Pendanaan - Kegiatan Sosial - Kegiatan Jum`atan - Kegiatan di Bidang Badan Dakwah e. Bagian keamanan - Kegiatan Kedisplinan Santri

- Kegiatan Pencegahan kriminalitas - Kegiatan Ketertiban Lembaga dan lingkungan 8.

Anda mungkin juga menyukai