Anda di halaman 1dari 13

PENGOLAHAN SUMBER

DAYA ALAM
ARADHANA GHINACITTA INANTYA

IPS
[COMPANY NAME] | [COMPANY ADDRESS]
Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)

Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)

Pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, dikelola oleh beberapa pihak, baik dari pihak
Pemerintah maupun Swasta. Kedua pihak saling mendukung satu sama lain dalam membuat
regulasi (peraturan) SDA, menjadi operator pengelolaan SDA, dan saling mengontrol dalam
pengelolaan SDA. Pemanfaatan SDA, harus mengutamakan dua prinsip, yaitu optimal dan
lestari. Hal ini disebabkan karena sumber daya alam yang tersedia saat ini tidak hanya
diperuntukkan untuk generasi ini saja, tetapi juga akan digunakan untuk generasi yang akan
datang. Sekarang mari kita pelajari lebih lanjut tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan
sumber daya alam dan sistem kelembagaan yang ada dalam pemanfaatan SDA.

A. Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam


UUD 1945 pasal 33 ayat 3, menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi dari pengelolaan sumber daya
alam mutlak harus dilakukan.
Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa pemanfaatan sumber daya alam dengan cara
mengambil kekayaan alam secara menyeluruh dengan memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan resiko kerugian, demi kepentingan negara dan rakyat, tetapi tetap
memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam tersebut dikemudian hari. Optimalisasi
pengambilan sumber daya alam ini, tidak serta merta mengizinkan untuk mengambil seluruh
kekayaan alam tanpa batas dan tanpa perencanaan yang matang, melainkan dilakukan secara
arif dan bijaksana, dengan menerapkan asas pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi


kebutuhan masa kini, tentu saja tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi
masa mendatang. Artinya, dalam eksploitasi kekayaan alam yang ada, dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi mendatang. Dengan demikian, anak cucu kita sebagai generasi yang akan
datang juga dapat merasakan dan menikmati kekayaan alam negara yang saat ini kita rasakan.
Belakangan ini, sedang hangat dibicarakan tentang cadangan minyak bumi dunia, terutama
Indonesia, yang semakin menipis. Pemerintah telah mengadakan beberapa langkah
pencegahan, diantaranya adalah dengan mengeluarkkan kebijakan konversi minyak tanah ke
gas. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian para ahli, ketersediaan sumber daya alam
gas bumi masih sangat melimpah di Indonesia. Hal tersebut merupakan contoh pemanfaatan
sumber daya alam secara maksimal, namun tidak mengorbankan kebutuhan generasi
mendatang. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang masih melimpah ruah dan
menghemat sumber daya alam yang semakin menipis dengan tetap memperhatikan
keuntungan yang maksimal, namun kerugiannya minimal.

Berbagai pihak telah berdaya upaya untuk melakukan penghematan, dengan menggunakan
energi alternatif. Sumber energi alternatif, akan dapat mengurangi penggunaan sumber energi
tidak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Penggunaan sumber energi alternatif
juga akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan efek negatif pada SDA, seperti: air,
udara, hutan, dan lain-lain.

B. Prinsip Lestari Pengelolaan Sumber Daya Alam


Sumber daya alam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, dengan tetap
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Lestari yang dimaksud disini adalah
upaya pengelolaan sumber daya alam beserta ekosistemnya dengan tujuan mempertahankan
sifat dan bentuknya. Jadi, prinsip lestari adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk
menjaga sumber daya alam yang ada, tetap ada, baik dilihat dari sifatnya maupun dari
bentuknya.

Dengan demikian, sumber daya alam harus senantiasa dikelola secara seimbang untuk
menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan
yang berkelanjutan diseluruh sektor dan wilayah, menjadi prasyarat utama untuk
diinternalisasikan kedalam kebijakan dan peraturan perundangan, terutama dalam mendorong
investasi pembangunan jangka menengah. Prinsip-prinsip tersebut, saling bersinergis dan
melengkapi dengan pengembangan tata pemerintahan yang baik berdasarkan pada asas
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Contoh konsep lestari dalam pengelolaan SDA:

1) Menggunakan pupuk alami atau organik


Penggunaan pupuk alami atau pupuk organik dalam pertanian merupakan pilihan yang sangat
tepat, karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral serta zat-zat didalam
pupuk organik, sangat cocok untuk menyuburkan tanah, dan zat-zat tersebut tidak
mengandung bahan kimiawi, sehingga sangat ramah lingkungan. Oleh karenanya, kesuburan
tanah yang dipupuk dengan pupuk organik, tidak akan mudah hilang, karena selalu
mengalami regenerasi oleh jasad hidup yang terkandung didalam pupuk organik. Berbeda
dengan pupuk kimia, tidak semua dapat diuraikan oleh jasad renik didalam tanah, sehingga
dalam jangka waktu yang lama akan mengendap dan akan merusak tanah.

2) Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan


Dalam industri pertanian, penggunaan pestisida merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk
mencegah serangan hama penyakit. Namun, untuk mendukung kelestarian sumber daya alam,
pestisida yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, agar residu yang dihasilkan tidak
begitu banyak dan mengendap. Sebab, jika residu yang mengendap sudah terlalu banyak pada
tempat yang sama, dapat mempengaruhi kesuburan tanah serta kualitas tanamannya sendiri,
karena terlalu banyak mengandung bahan kimia.

3) Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring / perbukitan)


Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam pohon
atau penghijauan kembali (reboisasi), terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang miring posisi tanahnya, perlu dibangun terasering atau
sengkedan untuk menghambat lajunya aliran air hujan.

4) Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan
udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga udara, agar tetap bersih dan sehat, antara
lain:

1. menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman


dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia, dan mampu memproduksi
oksigen melalui proses fotosintesis. Disamping itu, tumbuhan juga mengeluarkan uap
air sehingga kelembaban udara akan tetap terjaga,
2. mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan bermotor dan cerobong asap, merupakan penyumbang terbesar kotornya
udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi
lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik,
3. mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atsmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC atau
kulkas serta dipergunakan diberbagai produk kosmetik, adalah gas yang dapat
bersenyawa dengan gas ozon sehingga mengakibatkan lapisan ozon meyusut.

5) Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini, tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Upaya yang dapat
dilakukan untuk melestarikan hutan:

1. reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul,


2. melarang pembabatan hutan,
3. menerapkan sistem tebang-pilih dalam menebang pohon,
4. menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan, dan
5. menerapkan sanksi yang berat, bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengolahan hutan.

Wawasan
Taman Nasional Gunung Leuser adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia
seluas 1.094.692 hektar. Secara administrasi, terletak di dua provinsi (Provinsi Aceh dan
Sumatera Utara). Hutan tersebut sebagian besar berada di Aceh Timur, Aceh Selatan, dan
Langkat Sumatera Utara. Hutan ini terkenal dengan hasil kopi kelas dunia dan tembakau.

Taman Nasional Gunung Leuser

6) Pelestarian flora dan fauna


Kehidupan di bumi, merupakan sistem ketergantungan antara: manusia, hewan, tumbuhan,
dan alam sekitar. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut, akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, kelestarian flora dan fauna
merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah:
mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa, serta melarang kegiatan perburuan liar.

Apa perbedaan cagar alam dan suaka margasatwa ?


Suaka margasatwa adalah suatu kawasan hutan, tempat melindungi hewan-hewan tertentu
dan tidak untuk diburu. Contoh: suaka margasatwa Way Kambas di Lampung, suaka
margasatwa Gunung Leuser di Aceh, dan lain-lain. Sedangkan, cagar alam adalah kawasan
hutan untuk melindungi: hewan, tumbuhan, tanah, dan tempat-tempat bersejarah lainnya.
Contoh: cagar alam Pananjung di Pangandaran, cagar alam Rafflesia di Bengkulu, dan lain-
lain.

7) Pelestarian laut dan pantai


Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan
kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan biota laut dan pantai, lebih banyak disebabkan
karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, pengrusakan hutan bakau, dan pengrusakan
hutan bakaukarang di laut merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai, dapat
dilakukan dengan cara:

1. Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang berada disekitar pantai maupun di dasar laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya, dalam mencari ikan.
Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam)

pengelolaan sumber daya alam, meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut :

1. merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi


sumber daya alam,
2. pendayagunaan sumber daya alam, dan
3. pengendalian sumber daya alam

Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan dengan prinsip keterpaduan dalam pengelolaan yang


diselenggarakan secara bersama dengan memperhatikan wewenang dan tanggung jawab
instansi masing-masing, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pola pengelolaan sumber
daya alam disusun secara terkoordinasi diantara instansi-instansi terkait, berdasarkan :

1. asas kelestarian,
2. asas keseimbangan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi,
3. asas kemanfaatan umum,
4. asas keterpaduan dan keserasian,
5. asas keadilan,
6. asas kemandirian, serta
7. asas transparansi dan akuntabilitas.

Dalam pengelolaan sumber daya alam, lembaga-lembaga terkait dibagi dalam 3 kategori,
yaitu: Operator, Regulator, dan Kontrol. Apa perbedaan diantara ketiganya ? Mari, kita
pelajari bersama-sama.

A. Peran Lembaga Operator dalam Pengelolaan SDA


Apa peran kelembagaan operator dalam pengelolaan SDA ? Lembaga operator merupakan
lembaga yang secara langsung melaksanakan pengelolaan terhadap sumber daya alam.
Kegiatan yang dilakukan, meliputi: pengambilan sumber daya alam, pengolahan, dan
pemasaran. Bentuk-bentuk dari lembaga operator, adalah: BUMN, BUMS, dan Koperasi.
Untuk memahami seluk beluk ketiga bentuk lembaga tersebut, mari kita pelajari uraian
berikut.

1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Macam-macam BUMN di Indonesia


Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal
dari kekayaan negara yang dipisah. Atau dengan kata lain, BUMN merupakan badan usaha
yang menjadi kepemilikan negara sehingga modal dan keuntungan yang diperoleh menjadi
milik negara. Para pegawai BUMN merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang digaji oleh
negara. BUMN dapat berbentuk Perusahaan UMUM (Perum) dan Perusahaan Perseroan
(Persero). Di Indonesia Perseroan juga dikenal dengan istilah syirkah.

Sektor penting yang dikelola oleh BUMN, meliputi: pertanian, perkebunan, kehutanan,
pertambangan, manufaktur, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik,
perdagangan, industri, dan konstruksi.
Contoh-contoh BUMN antara lain adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Perkebunan Nusantara
(persero), Perum Perhutani (persero), PT Timah (persero) Tbk, dan lain sebagainya.

Secara umum, BUMN memiliki peran sebagai berikut:

1. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.


2. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, secara
efektif dan efisien.
3. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijakan dibidang ekonomi.
4. Menyediakan lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, sehingga dapat menyerap
tenaga kerja.

2) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

BUMS adalah badan usaha yang didirikan oleh pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan berorientasi untuk mendapatkan keuntungan. Menurut bentuk hukumnya,
BUMS terbagi menjadi empat jenis :

a) Badan Usaha Perseorangan


Badan Usaha Perseorangan adalah badan usaha yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin, serta
dipertanggungjawabkan oleh perseorangan dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Badan usaha ini sulit berkembang jika tidak dilakukan dengan serius karena modalnya hanya
berasal dari seorang atau keluarga, dan segala resiko ditanggung sendiri.

b) Persekutuan Firma (Fa)


Fa merupakan kerjasama atau persekutuan antara dua orang atau lebih, untuk menjalankan
perusahaan dengan nama bersama. Firma dapat didirikan oleh paling sedikit dua orang dan
perjanjian kerjasamanya dilakukan di depan notaris untuk mendapatkan akta sebagai badan
hukum. Modalnya akan lebih besar dibandingkan dengan Badan Usaha Perseorangan, dan
kerugian dapat ditanggung bersama.

c) Perkekutuan Komanditer (CV, Commanditaire Vennotschaap)


CV merupakan persekutuan untuk menjalankan usaha yang didalamnya terdapat seorang atau
beberapa orang sebagai Sekutu Aktif, dan seorang atau beberapa orang sebagai Sekutu Pasif
atau Komanditer. Jika dilihat dari keikutsertaan dalam perusahaan, terdapat tiga jenis CV
yaitu:

1. Perseroan Komanditer Murni, dimana hanya terdapat seorang sekutu aktif,


2. Perseroan Komanditer Campuran, dimana terdapat beberapa sekutu aktif, dan
3. Perseroan Komanditer dengan saham, perusahaan yang modalnya berasal dari saham-
saham.

d) Perseroan Terbatas (PT)


PT merupakan suatu persekutuan untuk menjalankan suatu usaha dimana modal usahanya
terdiri atas beberapa saham. Dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
dijelaskan bahwa ciri-ciri Perseroan Terbatas adalah:

1. Merupakan badan hukum yang memiliki kekayaan tersendiri/terpisah dari kekayaan


pribadi.
2. Terdiri atas orang-orang yang menanamkan modal perusahaan.
3. Masing-masing pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas.
4. Sesuai dengan modal yang disetorkan.
5. Kekuasaan tertinggi berada ditangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
6. Keuntungan pemilik berupa deviden yang besarnya tergantung pada keuntungan
Perseroan Terbatas.

Peranan BUMS sendiri adalah memberi kontribusi dalam perekonomian nasional berupa
pendapatan nasional sebesar 31%.
Fungsi Sosial, bahwa BUMS memiliki peran sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan dengan menyediakan berbagai barang dan jasa yang


dibutuhkan oleh masyarakat dan negara.
2. Membantu pemerintah dalam usaha mengurangi tingkat pengangguran dan
memperluas kesempatan kerja.

Fungsi Ekonomi, bahwa BUMS memiliki peran:


1. Sebagai dinamisator perekonomian negara untuk membantu dalam memperlancar
perekonomian nasional.
2. Meningkatkan produksi barang dan jasa dalam negara.
3. Membantu meningkatkan pendapatan negara melalui pajak perseroan.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat di Indonesia.

3) Koperasi

Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh beberapa orang
untuk kepentingan para anggotanya. Kegiatan koperasi dilandasi oleh prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Dalam perekonomian Indonesia, peran koperasi dapat dilihat dari:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama pada kegiatan ekonomi diberbagai sektor.


2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar.
3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat.
4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.
5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Pemberdayaan koperasi yang dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan, diharapkan akan
mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi
nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan
masyarakat, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.
Pemberdayaan koperasi juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pencapaian sasaran
dibidang: kesehatan, pendidikan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.

Peran koperasi:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota


pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial masyarakat.
2. Berperan serta aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Manfaat koperasi dibidang ekonomi:

1. Meningkatkan penghasilan para anggotanya. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh
koperasi, dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai dengan jasa dan aktivitas
masing-masing anggota.
2. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
3. Barang dan jasa yang ditawarkan oleh koperasi, lebih murah dari yang ditawarkan di
toko-toko. Hal ini bertujuan agar barang dan jasa, mampu dibeli oleh para anggota
koperasi yang kurang mampu.
4. Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi tidak
semata-mata untuk mencari keuntungan, tetapi melayani dengan baik keperluan
anggotanya.
5. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi. Setiap
anggota koperasi memiliki hak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui
laporan keuangan koperasi.
6. Melatih masyarakat yang menjadi anggotanya untuk menggunakan pendapatannya
secara lebih efektif, dan membiasakan untuk hidup hemat.

Manfaat koperasi dibidang sosial adalah sebagai berikut

1. Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat yang damai dan tenteram.


2. Mendorong terwujudnya aturan yang lebih manusiawi yang dibangun tidak diatas
hubungan-hubungan kebendaan, tetapi diatas rasa kekeluargaan.
3. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat kerjasama dan semangat
kekeluargaan.

Peranan koperasi dalam perekonomian nasional, adalah sebagai berikut:

1. Membantu untuk meningkatkan penghasilan dan kemakmuran anggota khususnya,


dan masyarakat umumnya.
2. Membantu untuk meningkatkan kemampuan usaha, baik perorangan maupun
masyarakat.
3. Membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
4. Membantu usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Menyelenggarakan kehidupan ekonomi secara demokratis.
6. Membantu pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi para anggota
khususnya, dan masyarakat umumnya.
7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.

Wawasan :
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional Indonesia, dengan kata lain koperasi
sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian nasional. Koperasi dijadikan sebagai
sokoguru perekonomian nasional, karena beberapa hal, yaitu: 1) koperasi mendidik sikap
mandiri (self-helping), 2) koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, 3) koperasi digali dan
dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia, dan 4) koperasi menentang segala paham
yang berbau individualisme dan kapitalisme.

B. Peran Lembaga Regulator dalam Pengelolaan SDA


Peran Lembaga regulator dalam pengelolaan SDA adalah menyusun kebijakan dan peraturan.
Tujuan pemanfaatan sumber daya alam adalah untuk kesejahteraan manusia, jangan sampai
malah merusak keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan yang terganggu akan
dapat menimbulkan berbagai macam bencana yang merugikan manusia. Ada dua macam
lembaga regulator, yaitu: Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

1) Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dan regulasi agar roda
perekonomian negara dapat berjalan dengan baik. Peraturan yang dibuat pemerintah,
mencakup keseluruhan lembaga operator, baik itu BUMN, BUMS, maupun Koperasi. Pada
akhirnya, dengan dibuatnya peraturan yang mendukung dunia usaha dan rakyat sebagai
konsumen, terciptalah kesejahteraan yang mengantarkan kepada tujuan pembangunan
nasional.

Kebijakan yang merupakan usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha dan
perdagangan, adalah sebagai berikut:

1. UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian


2. UU Nomor 7 Tahun 1992 mengatur tentang Usaha Perbankan
3. Mengubah bentuk Perusahaan Negara, seperti: Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos
Indonesia, Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian menjadi Perusahaan Umum
(Perum) Pegadaian.
4. Kebijakan impor untuk melindungi dan meningkatkan daya saing produk dalam
negeri.
5. Kebijakan ekspor untuk memperluas pasar produk dalam negeri.
6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.
7. Kebijakan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.
8. Kebijakan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

2) Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah (Pemda) mempunyai wewenang untuk membuat kebijakan pengelolaan


sumber daya alam di wilayahnya. Wewenang tersebut adalah bagian dari hak otonomi daerah.
Berikut ini adalah contoh dari kebijakan daerah.

1. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pertambangan


Rakyat Daerah.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Jasa Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
C. Lembaga Kontrol (Pemerintah dan Non Pemerintah)

Bagaimana peran kelembagaan kontrol dalam pengelolaan SDA?


Kebijakan dan peraturan yang telah dibuat dan disepakati, harus dilaksanakan oleh semua
pihak agar proses pengelolaan sumber daya alam berjalan teratur dan kondusif. Dalam
pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut, diperlukan suatu lembaga yang mengontrol dan
mengawasi. Untuk itulah, diperlukan lembaga kontrol yang terbagi menjadi: Lembaga
Pemerintah dan Non Pemerintah.

1) Lembaga Pemerintah

Pemerintah menjadi pihak penting dalam mengontrol pelaksanaan kebijakan yang berlaku.
Jika terdapat pelanggaran pada pelaksanaannya, maka pemerintah dapat melaporkan ke
lembaga yudikatif untuk diberikan sanksi.

2) Lembaga Non Pemerintah

Selain pemerintah, lembaga bukan pemerintah juga bisa menjadi lembaga kontrol terhadap
pelaksanaan kebijakan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti: Wahana Lingkungan
Hidup (Walhi), World Wide Fun for nature (WWF)dan Greenpeace. Masyarakat umum juga
dapat melakukan kontrol, melalui kearifan lokal setempat. Kearifan lokal dapat menjadi
peran dalam mengontrol dan mengendalikan eksploitasi sumber daya alam.

Berikut adalah peran lembaga kontrol dalam pengelolaan sumber daya alam:

1. Mengontrol pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan asas keberlanjutan.
2. Mengawasi pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan UUD 1945.
3. Mengevaluasi pengelolaan sumber daya alam agar kinerjanya meningkat dikemudian
hari.
4. Melakukan kontrol dalam setiap pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan
asas keberlanjutan.
5. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam, sesuai
dengan UU yang berlaku.
6. Memberikan sanksi kepada pelanggar peraturan.

Anda mungkin juga menyukai