Anda di halaman 1dari 4

1.

Pemenuhan kebutuhan manusia biasanya tidak menyebabkan kerusakan lingkungan yang


signifikan, karena kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
untuk bertahan hidup, seperti makanan, air, dan tempat tinggal. Namun, keinginan manusia
yang berlebihan, seperti keinginan untuk barang mewah, hobi, atau liburan, seringkali
memicu penggunaan sumber daya alam dan energi yang berlebihan, sehingga menyebabkan
kerusakan lingkungan. Dalam hal ini, keinginan manusia yang berlebihan menjadi penyebab
utama kerusakan lingkungan.
Contohnya, manusia membutuhkan pangan untuk bertahan hidup. Namun,
keinginan manusia akan makanan yang bervariasi dan bergizi tinggi seringkali memicu
penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan dalam produksi pangan, yang dapat
mencemari tanah dan air serta membahayakan kesehatan manusia dan hewan.

2. Kedua konsep tersebut berbeda tetapi saling berkaitan dalam upaya menjaga keberlanjutan
lingkungan hidup. Melestarikan lingkungan berfokus pada upaya menjaga keberlangsungan
hidup semua komponen lingkungan, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, serta
menjaga keindahan alam. Sedangkan, melestarikan fungsi lingkungan berfokus pada
mempertahankan fungsinya sebagai sistem yang menyediakan sumber daya alam dan
layanan ekosistem yang bermanfaat bagi manusia dan keberlangsungan hidup makhluk
hidup lainnya.
Dalam praktiknya, upaya melestarikan lingkungan dan melestarikan fungsi
lingkungan harus dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai keberlanjutan lingkungan
hidup. Upaya melestarikan lingkungan harus dilakukan dengan cara yang
mempertimbangkan fungsi lingkungan, sementara upaya melestarikan fungsi lingkungan
harus dilakukan dengan cara yang mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan
hidup secara keseluruhan.

3. Mengubah ekosistem alamiah menjadi ekosistem binaan merupakan salah satu solusi dalam
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, dengan mempertahankan fungsi ekosistem
dan juga memenuhi kebutuhan manusia. Berikut contohnya :
- Agroforestri: Agroforestri adalah sistem pengelolaan lahan yang menggabungkan
tanaman pertanian dengan pepohonan atau hutan. Hal ini dapat meningkatkan
produktivitas pertanian dan mengurangi erosi tanah, sedangkan pepohonan dan hutan
dapat berfungsi sebagai penangkap karbon dan habitat bagi satwa liar.
- Restorasi Hutan: Restorasi hutan adalah upaya untuk mengembalikan fungsi hutan yang
rusak atau terdegradasi. Hal ini dapat mencakup pemulihan hutan alamiah atau
penanaman kembali pohon di lahan yang dulunya merupakan hutan.
- Kolam Rawa Buatan: Kolam rawa buatan merupakan kolam yang dirancang untuk meniru
fungsi rawa alami. Kolam ini dapat digunakan untuk budidaya ikan atau tanaman air,
serta menjadi habitat bagi burung dan hewan lainnya.
- Taman Kota: Taman kota adalah area hijau buatan manusia di tengah kota. Taman ini
dapat mengurangi efek urbanisasi, meningkatkan kualitas udara dan estetika kota, serta
memberikan ruang terbuka bagi penduduk kota untuk rekreasi dan relaksasi.
-
4. Keanekaragaman hayati dan kemantapan ekosistem saling terkait. Semakin banyak spesies
dalam suatu ekosistem, semakin besar kemungkinan ekosistem tersebut dapat bertahan dan
berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Keanekaragaman hayati juga dapat meningkatkan
produktivitas dan memperbaiki kualitas lingkungan. Sebaliknya, ketika ekosistem tidak stabil,
spesies yang bergantung pada ekosistem tersebut dapat terganggu atau bahkan punah. Oleh
karena itu, menjaga kemantapan ekosistem penting untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati dan manusia dapat membantu melalui pengurangan aktivitas yang
merusak lingkungan.

5. Komponen-komponen dalam ekosistem memiliki peran yang berbeda dalam menjaga


keseimbangan ekosistem.

- Produsen: Produsen dalam ekosistem adalah organisme yang mampu memproduksi


makanan sendiri melalui fotosintesis, seperti tumbuhan. Peran produsen dalam menjaga
keseimbangan ekosistem sangat penting karena mereka menjadi sumber makanan bagi
organisme lain dalam ekosistem. Tanpa adanya produsen, tidak akan ada makanan yang
tersedia untuk organisme lain dan ekosistem akan mengalami ketidakseimbangan.

- Konsumen: Konsumen dalam ekosistem adalah organisme yang memakan organisme


lain. Konsumen dibagi menjadi beberapa level trofik, seperti herbivora, karnivora, dan
omnivora. Peran konsumen dalam menjaga keseimbangan ekosistem adalah sebagai
pengontrol populasi organisme lain di dalam ekosistem. Konsumen yang berada di level
trofik yang lebih tinggi akan membantu mengurangi populasi organisme yang berada di
level trofik yang lebih rendah.

- Decomposer (pengurai): Decomposer dalam ekosistem adalah organisme yang


menguraikan sisa-sisa organisme lain menjadi senyawa organik yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Peran decomposer dalam menjaga keseimbangan ekosistem
adalah sebagai pengurai bahan organik yang tidak terpakai atau sudah mati. Tanpa
adanya decomposer, bahan organik yang tidak terurai akan menumpuk dan
menyebabkan pencemaran lingkungan.

- Detritus: Detritus adalah bahan organik yang berasal dari sisa-sisa organisme, seperti
daun yang jatuh atau kayu yang membusuk. Peran detritus dalam menjaga
keseimbangan ekosistem adalah sebagai sumber nutrisi bagi produsen dan sebagai
habitat bagi organisme pengurai. Tanpa adanya detritus, tidak akan ada nutrisi yang
tersedia untuk produsen dan organisme pengurai akan kekurangan habitat.

6. Contoh kearifan lokal yang mendukung kelestarian fungsi lingkungan antara lain:
- Sasi (Maluku) - Upacara adat untuk melarang aktivitas perikanan selama jangka waktu
tertentu, untuk menjaga populasi ikan agar tetap lestari.
- Hawu Molo (Nusa Tenggara Timur) - Sistem pengelolaan sumber daya alam berbasis
masyarakat yang melibatkan penggunaan hutan, lahan pertanian, dan perairan secara
berkelanjutan.
- Toraja (Sulawesi Selatan) - Upacara adat yang mendorong penggunaan air secara hemat
dan menjaga kebersihan sumber air, untuk menjaga ketersediaan air dan kelestarian
lingkungan.
- Subak (Bali) - Sistem pengelolaan irigasi tradisional yang berkelanjutan untuk mengatur
penggunaan air dan menjaga kelestarian lingkungan.
- Waruga (Sulawesi Utara) - Sistem pemakaman tradisional yang mempertahankan
kawasan hutan dan menjaga kelestarian alam.
7. Memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan adalah cara yang tepat untuk
menjaga keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Berikut adalah beberapa cara untuk
memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan:
- Menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) untuk mengurangi limbah dan
memanfaatkan kembali sumber daya alam yang masih dapat digunakan.
- Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam, seperti menghemat air dan
energi, serta meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya.
- Menggunakan teknologi ramah lingkungan, seperti teknologi energi terbarukan dan
teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan.
- Menerapkan sistem pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti sistem
pengelolaan hutan, pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan air yang efektif.
- Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan
memberikan informasi tentang cara memanfaatkan sumber daya alam secara
berkelanjutan.

8. Sumber daya alam yang renewable, seperti air, angin, dan matahari, memiliki kapasitas
regenerasi yang terbatas. Jika pemanfaatannya dilakukan secara berlebihan, maka dapat
menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam
tersebut. Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi jika pemanfaatan sumber daya alam
renewable berlebihan antara lain:
- Penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam, seperti penurunan kualitas air dan
penurunan kualitas tanah akibat erosi.
- Terjadinya kerusakan lingkungan, seperti deforestasi dan kerusakan lahan akibat
eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.
- Gangguan terhadap kehidupan makhluk hidup, seperti hilangnya habitat dan kerusakan
ekosistem yang dapat mengancam keberlangsungan hidup satwa dan tumbuhan.
- Menyebabkan konflik antara masyarakat dan pengusaha yang ingin memanfaatkan
sumber daya alam tersebut.

9. Sistem pertanian dan peternakan yang berdampak negatif pada lingkungan dapat terjadi
akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan, penggunaan lahan yang
tidak sesuai dengan karakteristik lingkungan, overgrazing atau penebangan hutan yang
berlebihan. Dampak negatif yang dapat timbul antara lain erosi tanah, pencemaran air dan
tanah, kerusakan ekosistem, serta penurunan kualitas udara.
Untuk mengatasinya, diperlukan perubahan cara berpikir dan bertindak dalam sistem
pertanian dan peternakan agar menjadi lebih ramah lingkungan. Beberapa cara yang dapat
dilakukan antara lain:
- Menggunakan bahan organik dan pupuk alami, serta teknik pengelolaan tanah yang
ramah lingkungan seperti crop rotation atau pengolahan tanah secara konservatif.
- Penggunaan metode pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, yaitu dengan
memanfaatkan agen pengendalian hayati dan teknologi tanpa pestisida.
- Penggunaan teknologi pertanian modern seperti hidroponik, aquaponik, atau polikultur
yang ramah lingkungan.
- Menerapkan sistem peternakan yang berkelanjutan, seperti penggunaan teknologi
bioflok untuk budidaya ikan, penggunaan pakan organik, dan sistem pengelolaan kotoran
ternak yang baik.
- Melakukan konservasi lahan, seperti reboisasi atau pengembalian lahan pertanian yang
tidak produktif menjadi hutan.
- Menerapkan prinsip-prinsip pertanian dan peternakan berkelanjutan yang ramah
lingkungan, seperti perencanaan yang matang, pengelolaan sumber daya alam yang baik,
dan pengembangan sistem pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.

10. Internalisasi eksternalitas adalah sebuah strategi ekonomi yang digunakan untuk mengurangi
kerusakan lingkungan dengan menginternalisasi biaya lingkungan ke dalam biaya produksi.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produsen dan konsumen menanggung biaya
kerusakan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan ekonomi mereka.
Contohnya, dalam industri pengolahan kayu, penebangan hutan dapat menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan seperti erosi tanah, hilangnya habitat satwa liar, dan
terancamnya keberlangsungan sumber daya air. Dalam hal ini, pemerintah dapat
memberlakukan pajak yang tinggi pada penebangan hutan untuk menginternalisasi biaya
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.
Dengan memberlakukan pajak yang tinggi, produsen akan mempertimbangkan
dampak lingkungan dalam produksi dan cenderung mencari alternatif bahan baku yang lebih
ramah lingkungan seperti kayu daur ulang atau mengurangi penebangan hutan secara
berlebihan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat membantu mengurangi kerusakan
lingkungan dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai