Anda di halaman 1dari 7

Kebijakan Pengolahan Sumber Daya Alam

Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia,
sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan. Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia dan mahluk hidup lain. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau
dimasukkan ke dalamnya.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup. Human Settlement pada dasarnya merupakan ekosistem
buatan yang dibangun di atas ekosistem alami. Ekosistem alami merupakan hasil karya gaya-
gaya asal dalam (gaya epirogenesis dangaya orogenesis) dan gaya gaya asal luar di dalam
kerangka waktu (time frame) geologis. Ekosistem buatan dan atau pemanfaatan sumber daya
alam di dalam time frame manusia. Berlangsung perubahan ekosistem buatan secara cepat di
atas ekosistem alami yang sesungguhnya mengalami perubahan secara lambat.
Arah Kebijakan Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dalam
GHBN 1999 – 2004
Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi. Meningkatkan pemanfaatan
potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi
dan penghematan penggunaan, dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.
Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan keterbaharuan
dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan
yang tidak dapat balik. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan
pemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga, yang diatur dengan
undang-undang. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta
penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang.
Arah kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam dalam TAP MPR No.
IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan
antarsektor yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5 Ketetapan ini.
Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya alam melalui identifikasi dan
inventarisasi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai potensi dalam pembangunan
nasional. Memperluas pemberian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi
sumber daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk
menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional. Memperhatikan
sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan melakukan upaya-upaya
meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam tersebut. Menyelesaikan
konflik-konflik pemanfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini sekaligus dapat
mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan
hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5 Ketetapan ini.
Menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi
manfaat dengan memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional.
Parameter Kebijakan PSDA bagi Pembangunan Berkelanjutan
Reformasi pengelolaan sumber daya alam sebagai prasyarat bagi terwujudnya
pembangunan berkelanjutan dapat dinilai dengan baik apabila terumuskan parameter yang
memadai. Secara implementatif, parameter yang dapat dirumuskan diantaranya:
 Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
mengikuti prinsip dan pendekatan ekosistem, bukan administratif.
 Kontrol sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi proses
pengambilan keputusan dan peran serta masyarakat . Kontrol sosial ini dapat
dimaknai pula sebagai partisipasi dan kedaulatan yang dimiliki (sebagai hak) rakyat.
Setiap orang secara sendiri-sendiri maupun berkelompok memiliki hak yang sama
dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan serta
evaluasi pada pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
 Pendekatan utuh menyeluruh atau komprehensif dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup. Pada parameter ini, pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup harus menghilangkan pendekatan sektoral, namun berbasis
ekosistem dan memperhatikan keterkaitan dan saling ketergantungan antara faktor-
faktor pembentuk ekosistem dan antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya.
 Keseimbangan antara eksploitasi dengan konservasi dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup sehingga tetap terjaga kelestarian dan kualitasnya secara
baik. Rasa keadilan bagi rakyat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Keadilan ini tidak semata bagi generasi sekarang semata, tetapi juga keadilan
untuk generasi mendatang sesudah kita yang memiliki hak atas lingkungan hidup
yang baik.
Visi Pengelolaan Sumber Daya Alam
“Terwujudnya Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif, serta berperan dalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau”.
Misi Pengelolaan Sumber Daya Alam
 Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan
menekankan pada ekonomi hijau;
 Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk
mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan
berkelanjutan;
 Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam
dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup;
 Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas
kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
terintegrasi.
Secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mewujudkan
perbaikan fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada
pengarusutamaan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sasaran khusus yang hendak dicapai
adalah:
 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai, danau, pesisir dan laut,
serta air tanah;
 Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan;
 Membaiknya kualitas udara dan pengelolaan sampah serta limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3);
 Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi.
Pengelolaan sumber daya alam
Pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, dikelola oleh beberapa pihak, baik dari
pihak Pemerintah maupun Swasta. Kedua pihak saling mendukung satu sama lain dalam
membuat regulasi (peraturan) SDA, menjadi operator pengelolaan SDA, dan saling
mengontrol dalam pengelolaan SDA. Pemanfaatan SDA, harus mengutamakan dua prinsip,
yaitu optimal dan lestari. Hal ini disebabkan karena sumber daya alam yang tersedia saat ini
tidak hanya diperuntukkan untuk generasi ini saja, tetapi juga akan digunakan untuk generasi
yang akan datang. Sekarang mari kita pelajari lebih lanjut tentang prinsip-prinsip dalam
pengelolaan sumber daya alam dan sistem kelembagaan yang ada dalam pemanfaatan SDA.
Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam
UUD 1945 pasal 33 ayat 3, menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi dari pengelolaan sumber daya
alam mutlak harus dilakukan. Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa pemanfaatan
sumber daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam secara menyeluruh dengan
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko kerugian, demi kepentingan negara
dan rakyat, tetapi tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam tersebut dikemudian
hari. Optimalisasi pengambilan sumber daya alam ini, tidak serta merta mengizinkan untuk
mengambil seluruh kekayaan alam tanpa batas dan tanpa perencanaan yang matang,
melainkan dilakukan secara arif dan bijaksana, dengan menerapkan asas pembangunan
berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan masa kini, tentu saja tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan
generasi masa mendatang. Artinya, dalam eksploitasi kekayaan alam yang ada, dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Dengan demikian, anak cucu kita sebagai
generasi yang akan datang juga dapat merasakan dan menikmati kekayaan alam negara yang
saat ini kita rasakan.
Belakangan ini, sedang hangat dibicarakan tentang cadangan minyak bumi dunia,
terutama Indonesia, yang semakin menipis. Pemerintah telah mengadakan beberapa langkah
pencegahan, diantaranya adalah dengan mengeluarkkan kebijakan konversi minyak tanah ke
gas. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian para ahli, ketersediaan sumber daya alam
gas bumi masih sangat melimpah di Indonesia. Hal trsebut merupakan contoh pemanfaatan
sumber daya alam secara maksimal, namun tidak mengorbankan kebutuhan generasi
mendatang. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang masih melimpah ruah dan
menghemat sumber daya alam yang semakin menipis dengan tetap memperhatikan
keuntungan yang maksimal, namun kerugiannya minimal.
Berbagai pihak telah berdaya upaya untuk melakukan penghematan, dengan
menggunakan energi alternatif. Sumber energi alternatif, akan dapat mengurangi penggunaan
sumber energi tidak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Penggunaan sumber
energi alternatif juga akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan efek negatif pada
SDA, seperti: air, udara, hutan, dan lain-lain.
Prinsip Lestari Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, dengan
tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Lestari yang dimaksud disini
adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta ekosistemnya dengan tujuan
mempertahankan sifat dan bentuknya. Jadi, prinsip lestari adalah segala daya upaya yang
dilakukan untuk menjaga sumber daya alam yang ada, tetap ada, baik dilihat dari sifatnya
maupun dari bentuknya.
Pada tahun 1972, PBB mengadakan konferensi tentang “The Human Environment” di
Stockholm, membawa negara industri dan berkembang untuk bersama-sama
menggambarkan hak manusia dan keluarganya untuk lingkungan yang sehat dan produktif
yang mengarah pada penciptaan lembaga-lembaga global dalam sistem PBB.
Dengan demikian, sumber daya alam harus senantiasa dikelola secara seimbang untuk
menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan
yang berkelanjutan diseluruh sektor dan wilayah, menjadi prasyarat utama untuk
diinternalisasikan kedalam kebijakan dan peraturan perundangan, terutama dalam mendorong
investasi pembangunan jangka menengah. Prinsip-prinsip tersebut, saling bersinergis dan
melengkapi dengan pengembangan tata pemerintahan yang baik berdasarkan pada asas
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Berikut adalah contoh konsep
lestari dalam pengelolaan SDA:
 Menggunakan pupuk alami atau organic
Penggunaan pupuk alami atau pupuk organik dalam pertanian merupakan pilihan
yang sangat tepat, karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral serta zat-zat
didalam pupuk organik, sangat cocok untuk menyuburkan tanah, dan zat-zat tersebut tidak
mengandung bahan kimiawi, sehingga sangat ramah lingkungan. Oleh karenanya, kesuburan
tanah yang dipupuk dengan pupuk organik, tidak akan mudah hilang, karena selalu
mengalami regenerasi oleh jasad hidup yang terkandung didalam pupuk organik. Berbeda
dengan pupuk kimia, tidak semua dapat diuraikan oleh jasad renik didalam tanah, sehingga
dalam jangka waktu yang lama akan mengendap dan akan merusak tanah.
 Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan
Dalam industri pertanian, penggunaan pestisida merupakan hal yang mutlak dilakukan
untuk mencegah serangan hama penyakit. Namun, untuk mendukung kelestarian sumber daya
alam, pestisida yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, agar residu yang dihasilkan
tidak begitu banyak dan mengendap. Sebab, jika residu yang mengendap sudah terlalu
banyak pada tempat yang sama, dapat mempengaruhi kesuburan tanah serta kualitas
tanamannya sendiri, karena terlalu banyak mengandung bahan kimia.
 Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring / perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi), terhadap tanah yang semula gundul. Untuk
daerah perbukitan atau pegunungan yang miring posisi tanahnya, perlu dibangun terasering
atau sengkedan untuk menghambat lajunya aliran air hujan.
 Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga udara, agar tetap bersih dan
sehat, antara lain:
- Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman
dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia, dan mampu memproduksi
oksigen melalui proses fotosintesis. Disamping itu, tumbuhan juga mengeluarkan
uap air sehingga kelembaban udara akan tetap terjaga,
- Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan bermotor dan cerobong asap, merupakan penyumbang terbesar kotornya
udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi
lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik,
- Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atsmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC atau
kulkas serta dipergunakan diberbagai produk kosmetik, adalah gas yang dapat
bersenyawa dengan gas ozon sehingga mengakibatkan lapisan ozon meyusut.
 Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini, tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Upaya
yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
 Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
-Melarang pembabatan hutan
-Menerapkan sistem tebang-pilih dalam menebang pohon.
-Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan
-Menerapkan sanksi yang berat, bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengolahan hutan.
 Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi, merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitar. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut, akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, kelestarian flora dan fauna
merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah:
mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa, serta melarang kegiatan perburuan liar.
 Pelestarian laut dan pantai
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan
kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan biota laut dan pantai, lebih banyak disebabkan
karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, pengrusakan hutan bakau, dan pengrusakan
hutan bakaukarang di laut merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai, dapat
dilakukan dengan cara:
- Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
- Melarang pengambilan batu karang yang berada disekitar pantai maupun di dasar laut.
- Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya, dalam mencari ikan.
Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam
Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi alam dan keberlanjutan
sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka pendekatan perencanaan
SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang
alam dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan flora-fauna,
aliran-aliran energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah.
Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem budidaya, teknologi
pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus benar-benar mempertimbangkan
keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem lokal sampai ekosistem regional yang
lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti
ini tidak ada lagi “keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas.
Hampir bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem
pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini membutuhkan partisipasi
politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses penataan ruang dan penentuan
kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem. Semakin tinggi partisipasi politik dari
pihak-pihak berkepentingan akan menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif
terhadap kepentingan bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak
komunitas yang tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam
konteks ini maka membangun kapasitas masyarakat adat yang berdaulat (mandiri) harus
diimbangi dengan jaringan kesaling tergantungan (interdependency) dan jaringan saling
berhubungan antar komunitas dan antar para pihak. Untuk bisa mengelola dinamika politik di
antar para pihak yang berbeda kepentingan seperti ini dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi
dan politik yang partisipatif demokrasi (participatory democracy).
Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan informal, misalnya dengan
membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah
atau Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan Ruang Wilayah atau Daerah” yang berada di
luar struktur pemerintahan tetapi secara politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk
melakukan intervensi kebijakan. Untuk wilayah/kabupaten yang populasi masyarakat adatnya
cukup banyak, maka wakil masyarakat adat dalam lembaga seperti ini harus ada.
Sumber Daya Alam dan Landasan Kebijaksanaan
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung
dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan
sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis
moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-
norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia
modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja
dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis
kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti
pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat
sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
Warganegara atau masyarakat tentunya mempunyai hak yang sama atas pengelolaan
dan pelestarian lingkungan hidup yang baik dan sehat. Sehingga, setiap orang mempunyai
hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Selain mempunyai hak,
setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah
dan menanggulangi pencemaran dan sekaligus perusakan lingkungan hidup.dari penjelasan
menunjukkan bahwa betapa pentingnya untuk terus menjaga kelestarian secara bersinergi
bagi semua pihak. Baik dari perwujudan kebijakan pemerintah dan didukung oleh seluruh
komponen masyarakat. Jika pemerintah mampu memberikan kebijakan yang berpihak
terhadap kelestarian lingkungan, maka dengan sendirinya masyarakat juga akan mengikuti
dan bahwa mendorong terwujudnya lingkungan yang lestari dan kenyamanan.
Kelemahan manusia untuk pengelolahan sumber daya alam pada orientasi hidup
manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat berpengaruh.
Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang sistem lingkungannya,
mempunyai andil yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang terjadi
dunia saat ini. Cara pandang dikhotomis yang yang dipengaruhi oleh paham
antroposentrisme yang memandang bahwa alam merupakan bagian terpisah dari manusia dan
bahwa manusia adalah pusat dari sistem alam mempunyai peran besar terhadap terjadinya
kerusakan lingkungan. Cara pandang demikian telah melahirkan perilaku yang eksploitatif
dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungannya.
Disamping itu paham materialisme, kapitalisme dan pragmatisme dengan kendaraan sain dan
teknologi telah ikut pula mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan baik dalam
lingkup global maupun lokal, termasuk di negara kita.
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan
alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala
sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh
menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai
obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat
bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai