Anda di halaman 1dari 3

Pengelolaan dan Manajemen Sumber Daya Alam

Pengelolaan Sumber Daya Alam mengacu pada pengelolaan sumber daya alam seperti
tanah, air, tanah, tunbuhan dan hewan , dengan fokus khusus pada bagaimana manajemen
mempengaruhi kualitas hidup baik untuk generasi sekarang dan masa depan. Pengelolaan
sumber daya alam adalah sebangun dengan konsep pembangunan berkelanjutan , suatu
prinsip ilmiah yang membentuk dasar untuk berkelanjutan pengelolaan lahan global dan tata
lingkungan untuk melestarikan dan melestarikan sumber daya alam.
Pengelolaan sumber daya alam secara khusus berfokus pada pemahaman ilmiah dan teknis
sumber daya dan ekologi dan pendukung daya hidup sumber daya itu. Istilah manajemen
lingkungan juga mirip dengan pengelolaan sumber daya alam.
Suatu proses pengelolaan sumber daya alam secara sistematis, yang mencakup berbagai
aspek penggunaan sumber daya alam (ekonomi biofisik, sosio-politik, dan) memenuhi tujuan
produksi produsen dan pengguna langsung lainnya (misalnya, keamanan pangan,
profitabilitas, keengganan risiko) sebagai juga tujuan dari masyarakat yang lebih luas
(misalnya, pengentasan kemiskinan, kesejahteraan generasi mendatang, pelestarian
lingkungan). Hal ini berfokus pada keberlanjutan dan pada saat yang sama ia mencoba untuk
menggabungkan semua stake holder mungkin dari tingkat perencanaan itu sendiri,
mengurangi kemungkinan konflik di masa depan.
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup
ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung
lingkungan.Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagian-bagian bumi
yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula
yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan
eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan
dan pengembangan lingkungan hidup harusdilakukan dengan cara yang rasional antara lain
sebagai berikut :
1.
Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan
efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2.
Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3.
Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta
pendaurulangan (recycling).
4.
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan
alam.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
1.
pertambahan penduduk yang cepat
2.
perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains dan teknologi.
Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka
hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan.
1.
Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi
pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
2.
Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya alam.

3.
Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat
lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4.
Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya pertimbanganpertimbangan sebagai berikut :
5.
Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk
pembaruannya.
6.
Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin pertumbuhan sumber daya
alam hayati.
7.
Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang.
8.
Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya.
Tiga Asumsi utama dalam sumber daya alam berbasis manajemen masyarakat adalah bahwa;
penduduk setempat lebih baik ditempatkan untuk melestarikan sumber daya alam, orang akan
menghemat sumber daya hanya jika keuntungan melebihi biaya konservasi dan orang akan
menghemat sumber daya yang terkait langsung dengan kualitas hidup mereka. Ketika orang
lokal kualitas hidup ditingkatkan, upaya dan komitmen untuk menjamin masa depan
kesejahteraan sumber daya juga ditingkatkan. Namun tantangan utama adalah memiliki lebih
keterbatasan melakukan dengan intervensi teknis daripada dengan mengelola hubungan
antara orang-orang.
Pesan yang disampaikan oleh pengalaman kasus sederhana: cara yang paling efektif untuk
memperkenalkan manajemen sumber daya alam adalah untuk melibatkan pengguna sumber
daya dan pemangku kepentingan lokal lainnya dalam berbagi belajar dan inovasi, yang
memperkuat mata pencaharian mereka. Pengetahuan lokal, pengalaman, dan tradisi
manajemen sumber daya alam merupakan aset berharga bila dimanfaatkan untuk penelitian
dan tindakan. Memahami dan menggambar atas aktiva tersebut mengarah ke inovasi
manajemen sumber daya alam lebih berhasil daripada ketika pengguna lokal diperlakukan
sebagai pengamat uninformed untuk diserahkan solusi teknis oleh ahli dan dikemas skema
pengaturan oleh pemerintah. Proses penelitian tindakan partisipatif dapat menjadi alat yang
ampuh untuk inovasi manajemen bersama.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Sebagai Payung Kesejahteraan
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat kaya akan keragaman baik jenis
maupun manfaatnya berupa hasil bumi, hasil laut, hasil tambang dan lain sebagainya.
Sayangnya kekayaan ini belum dapat dikelola secara maksimal sehingga cita-cita menuju
masyarakat yang adil dan makmur masih belum terwujud.
Pengelolaan sumberdaya alam cenderung dilakukan secara over eksploitatif dimana hasil
alam dikeruk sebesar-besarnya tanpa memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian alam itu
sendiri. Akibatnya selain lingkungan menjadi rusak, timbulah permasalahan-permasalahan
sosial seperti kemiskinan, kecemburuan sosial, hilangnya mata pencaharian.
Model-model pengelolaan sumberdaya alam saat ini adalah dengan membuka peluang
investasi sebesar-besarnya melalui investor baik investor dalam negeri maupun investor luar
negeri dengan tanpa memberikan peluang kepada masyarakat setempat untuk mengelola
kekayaan alamnya. Pada kenyataannya, masyarakat hanya diberikan ruang yang sangat
terbatas dalam mengelola sumberdaya alam di tempat mereka tinggal. Itupun tak lebih dari
sekedar memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja perusahaan yang berinvestasi.

Pengelolaan sumberdaya alam seharusnya melalui pendekatan manajemen sumber daya alam
yang adil dan berkelanjutan yang menempatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama
dalam mengelola sumberdaya alam melalui pengembangan industri perdagangan berbasis
sumberdaya alam, penguatan komunitas serta kemitraan bisnis yang saling menguntungka,
dengan mempertimbangkan upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, penghapusan kemiskinan, dan pendemokratisasian pengelolaan
sumber daya alam dan harus diselenggarakan secara terpadu dan profesional.
Percepatan pembangunan ekonomi yang sehat di seluruh nusantara harus dilakukan melalui
paradigma baru yaitu menempatkan komunitas sebagai pelaku utama dalam mengelola hasil
kekayaan alam guna meningkatkan dan memperkuat kegiatan-kegiatan ekonomi. Sumber
daya alam adalah termasuk dalam kategori komoditas yang bersifat inelastis, maka
konsekuensinya adalah: jika komoditas ini mengalami kenaikan harga, maka pendapatan total
(total revenue) yang akan didapatkan oleh para penjual komoditas ini (produsen) akan
semakin tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi harga komoditas ini, maka akan semakin
besar pendapatan total yang akan diperoleh para penjualnya. Naik turunnya harga dari
komoditas SDA ini akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap naik
turunnya biaya produksi. Selanjutnya, naik turunnya biaya produksi ini tentu juga akan
berpengaruh langsung terhadap naik turunnya produksi nasional secara agregat. Apabila
harga komoditas SDA mengalami kenaikan, maka secara ekonomi makro akan
mengakibatkan terjadinya inflasi, yaitu harga-harga secara umum mengalami kenaikan,
sekaligus di sisi lain akan meyebabkan pendapatan rakyat di negeri itu mengalami penurunan,
alias rakyat akan menjadi semakin miskin.
Mengingat posisi strategis dari sumber daya alam bagi keberlangsungan ekonomi umat
manusia secara keseluruhan, maka pembahasan seharusnya lebih difokuskan kepada
persoalan yang paling fundamental, yaitu menyangkut keberadaan dari sumber daya alam itu
sendiri.
Rantai antara sumber daya alam (SDA), sebagai suatu kondisi yang diberikan
(dianugerahkan), sumber daya infrastruktur (SDI) daerah, sebagai payung dan wadah yang
secara formal akan mengelola SDA tersebut, serta yang terpenting- sumber daya manusia
(SDM), sebagai faktor utama berhasilnya pelaksanaan pengelolaan SDA dan SDI, adalah
sesuatu yang harus ada dan merupakan syarat bagi berhasilnya program pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan. Pada suatu masanya, SDA akan semakin habis atau menipis
jumlah cadangannya, sementara tergantung dari keberhasilan program pengelolaan- SDI
daerah baik dan buruknya akan sangat bergantung dari SDM sebagai faktor kunci dan subyek
dalam rantai pengelolaan ini. Keberlangsungan hubungan SDA-SDI-SDM yang
berkelanjutan akan sulit terwujud jika tidak ada komitmen yang tulus dari semua pihak yang
berperan dalam aktifitas pengelolaan SDA dalam pengembangan, pemberdayaan dan
pemanfaatan SDM daerah.
Persoalan yang paling krusial menyangkut permasalahan sumber daya alam di negeri
Indonesia ini sesungguhnya bukan terletak pada masalah langka atau tidaknya sumber daya
ini, bukan juga pada masalah mahal atau tidaknya harga sumber daya alam ini di tingkat
dunia. Termasuk juga, bukan masalah sulit atau tidaknya untuk mendapatkannya. Akan tetapi,
semuanya hanya bermuara kepada keputusan politik ekonomi dari pengelolaan sumber daya
itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai