Anda di halaman 1dari 4

Dalam penyelidikan geolistrik ada beberapa tahapan kegiatan yang perlu dilaksanakan,

meliputi penentuan titik ukur, persiapan peralatan, dan kegiatan lapangan (pengambilan
data, pengolahan data). Penentuan rencana dan pengukuran titik-titik ukur geolistrik
harus mengikuti persyaratan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan data yang baik
serta mewakili suatu wilayah prospek. Demikian juga, pada saat pengambilan
data/pengukuran di lapangan harus mengikuti persyaratan dan tatacara tertentu untuk
mendapatkan data lapangan yang baik, terhindar dari gangguan (noise) dan aman (dari
petir, hujan dsb).
A. Penentuan dan Pengukuran Titik Ukur

Rencana titik ukur geolistrik ditentukan sebelum keberangkatan ke lapangan dan harus
memenuhi kriteria:
(1)
(2)
(3)
(4)

Penentuan titik ukur harus memperhatikan kondisi geologi misalnya posisi lintasan
titik ukur memotong arah struktur geologi dengan mempertimbangkan faktor
kesulitan medan (topografi).
Distribusi titik ukur tersusun dalam lintasan-lintasan sehingga membentuk grid,
kecuali pada medan (topografi) yang tidak memungkinkan dilakukan pengukuran
geolistrik maka dapat dipindahkan ke tempat lain.
Setiap lintasan diusahakan membentuk garis lurus dengan deviasi maksimum
sebesar 20o.
Titik pengukuran untuk data sounding umumnya berada pada daerah yang
dianggap prospek dan ingin diketahui lapisannya secara lebih detail.

B.Peralatan Geolistrik
Peralatan geolistrik terdiri dari perangkat alat pengirim arus (transmitter), penerima
potensial (receiver), dan alat penunjang (accessories).
(1)

Perangkat alat pengirim arus terdiri dari pembangkit arus DC atau arus AC dengan
frekuensi sangat rendah (<20 Hz), pengirim arus listrik, pembalik arus, dan
elektroda arus. Pembangkit arus harus dapat membangkitkan daya listrik
sekurang-kurangnya 4 Kva. Pengirim arus listrik merupakan perangkat alat yang
dapat mengeluarkan/mengirim arus listrik searah (DC) atau arus AC dengan
frekuensi sangat rendah (<20 Hz) serta dilengkapi ampermeter dengan rentang
bacaan 1 hingga 10.000 Ma dengan ketelitian bacaan 1 Ma. Untuk sumber arus
searah (DC) dibutuhkan alat pembalik arus yang berfungsi untuk membalikkan
arah arus yang dikirim ke dalam tanah. Elektroda arus berupa logam yang
mempunyai konduktivitas listrik baik seperti besi, baja, dan tembaga dengan

(2)

(3)

panjang sekitar 75 cm. Ketiga alat listrik tersebut di atas dihubungkan dengan
kabel arus (tembaga) pada saat pengukuran di lapangan.
Perangkat alat penerima potensial terdiri dari voltmeter, penyelaras(kompensator),
dan elektroda potensial. Voltmeter mempunyai rentang bacaan antara 0,001 mVolt
s.d. 100 Volt dengan faktor kesalahan kurang dari 5%; mempunyai input
impedansi 1 M. Kompensator yang mampu menghilangkan pengaruh dari
potensial alam (self potensial). Elektroda potensial berupa pot non polarisasi
dengan porositas yang baik, dan dirangkai dengan batang yang biasanya
menggunakan bahan tembaga sebagai alat penghubung dengan
voltmeter/kompensator.
Peralatan Penunjang. Selain peralatan utama, dalam pengukuran geolistrik juga
dibutuhkan beberapa peralatan penunjang untuk mempermudah kegiatan di
lapangan, yaitu radio komunikasi (Handy Talky), kertas grafik Log-log, lempung
(bentonit) bila diperlukan, gendongan (carry bone), tool kit dan multimeter. Alat
penunjang lain meliputi alat keselamatan kerja, seperti tenda pelindung panas dan
hujan, masker gas, sepatu lapangan, topi pelindung kepala (helm), jas hujan, dll.
Alat lain termasuk alat penghitung/kalkulator, alat tulis.

C.Kegiatan Lapangan
Kegiatan pengambilan data di lapangan meliputi persyaratan dan tata cara
pengambilan data, yang dibutuhkan untuk mengatur pengambilan data lapangan
sehingga didapatkan hasil yang baik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
pengambilan data geolistrik, diantaranya:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Sebelum pengukuran harus dilakukan pengenalan medan lapangan untuk


mengetahui strategi pengukuran yang efisien dan efektif.
Pengambilan data dilakukan pada titik ukur yang telah direncanakan.
Persiapan alat ukur geolistrik wajib dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan
dapat berfungsi dengan baik dan lengkap (disesuaikan dengan kebutuhan).
Data yang dibaca di lapangan berupa kuat arus listrik dan beda potensial.
Data yang dibutuhkan wajib dicatat sesuai format data.

Perlu diperhatikan, bahwa pengambilan data tidak boleh dilakukan atau sebaiknya
dihindarkan dari:
(1)
(2)
(3)
(4)

Terdapat kebocoran arus listrik pada saat pengukuran.


Kondisi hujan sehingga mempengaruhi hasil pengukuran ataupun membahayakan
jiwa para petugas.
Pengaruh induksi arus listrik tegangan tinggi (PLN, generator listrik, mesin pabrik,
dan lain-lain).
Aliran air (selokan maupun pipa air) yang menimbulkan polarisasi arus.

Secara umum kegiatan pengukuran atau pengambilan data geolistrik di lapangan terdiri
dari pengesetan (setting) dan pembacaan alat (Gambar 5). Tata cara pengambilan data
pemetaan tahanan jenis (mapping) diuraikan di bawah ini:
(1)
(2)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

(8)

(9)

Kabel arus dibentangkan searah dengan lintasan melalui titik-titik ukur yang telah
ditentukan, panjang kabel sekurang-kurangnya 2 kali bentangan AB/2 maksimum
(2 x AB/2 maksimum).
Elektroda potensial (M,N) ditanam di tanah. Untuk mendapatkan kontak yang
bagus dengan tanah, lubang tanah perlu dibersihkan dari pengotor (tanaman,
batuan, dan lain-lain). Jika lubang tanah kering, maka perlu disiram dengan air
dan/atau jika lubang berada di atas batuan, maka perlu ditutup dengan lempung
basah.
Perangkat alat pengirim arus dan penerima potensial dipersiapkan terpisah di
sekitar titik ukur. Perangkat pengirim arus harus dijauhkan dari lokasi pemasangan
elektroda potensial (porouspot).
Perangkat pengirim arus dihubungkan dengan elektroda arus melalui kabel dan
bentangan kabel diusahakan tidak menempel tanah.
Perangkat penerima potensial dihubungkan dengan elektroda potensial melalui
kabel. Kabel potensial diusahakan tidak berdekatan dengan kabel arus.
Kontak elektroda potensial harus dites dengan mengukur tahanan listriknya dan
diusahakan memberikan harga <1 kOhm. Jika masih besar, maka kontak harus
diperbaiki dengan cara seperti pada poin 2.
Elektroda arus (A,B) ditanam di tanah sehingga tercapai kontak arus listrik yang
bagus pada bentangan AB/2 yang sudah ditentukan. Kontak elektroda arus (A,B)
dites dengan mengukur tahanan listriknya dan diusahakan memberikan harga <1
kOhm. Jika belum didapat kontak yang baik, maka harus diperbaiki dengan cara
menyiram tanah dengan air, atau bila lapisan tanahnya tipis elektroda harus
dipindahkan ke tempat yang memiliki lapisan tanah tebal.
Kabel arus dipastikan tidak mengalami kebocoran. Kebocoran biasanya
disebabkan oleh adanya kontak antara kabel yang terkelupas dengan bahan yang
dapat menghantarkan arus listrik (tanah basah, pohon basah, air, dan lain-lain).
Untuk melihat adanya kebocoran dapat dilakukan dengan memutuskan hubungan
kabel dengan elektroda arus, kemudian mengukur tahanannya. Apabila setelah
hubungan kabel diputus masih terdapat nilai tahanan berarti ada kebocoran.
Arus listrik dialirkan dari sumber arus ke titik A dan B secara bergantian dengan
perioda 5 10 detik. Besarnya arus listrik yang dialirkan melalui elektroda arus
disesuaikan dengan jarak bentangan AB/2, semakin besar bentangan maka
semakin besar arus yang dialirkan. Biasanya pada kenaikan jarak bentangan
kabel sepanjang 1 meter setara dengan kenaikan arus 1 mA.
Data yang dibaca pada alat pengukuran geolistrik berupa kuat arus (mA) dan
selisih potensial (V).
Nilai tahanan jenis semu diplot pada kertas grafik log-log untuk melihat kualitas
data. Jika garis antara dua titik membentuk sudut lebih dari 45 o terhadap garis
datar, maka dilakukan pengulangan pengambilan data. Pada saat akan

melakukan pengukuran ulang perlu diperiksa kembali tahanan elektroda potensial


dan elektroda arus untuk meyakinkan bahwa kontak elektroda bagus. Untuk
mendapatkan data dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi maka
pembacaan data dilakukan beberapa kali (biasanya 5 kali).

Noise ata gangguan pada saat pengukuranAdapun gangguan yang mungkin terjadi
pada saat kita melakukan pengukuran geolistrik yaitu:1. HujanApabila pada saat
hujan kita melakukan pengukuran itu sangat mengganggu karena yang kita ukur
adalah kuat arus atau listrik dalam bumi. Jika ada air maka arus listrik besar
sehinnga sangat mempengaruhi pada data yang kita butuhkan.2. PetirPada saat
kita mengukur geolistrik dalam tanah pada saat ada petir ini sangat mengganggu,
karena kita menggunakan alat hampir semua terbuat dari besi, jadi kemungginan
kita bisa tersambar petir. Ini sangat mengganggu pada proses pengukuran dan
pada data kita.3. Gempa BumiGempa bumi merukapan peristiwa alam berupa
getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga
endogen. Jika kita melakukan pengukuran pada saat gempa bumi tentu data yang
kita dapat tidak akurat. Karena getaran atau gerakan yang terjadi dapat
menggeserkan alat yang kita pasang dengan jarak yang telah ditentukan, sehingga
jika hal itu terjadi maka kita harus mengukur kembali.4. BunyiBunyi yang sangat
keras sangat mengganggu pengukuran. Contohnya jika pada saat kita melakukan
pengukuran di sekitar jalan, kita sudah memasang alat tetapi pada saat melakukan
pengukuran tib-tiba ada sebuah truk lewat maka data yang kita peroleh akan kacau
karena disebabkan oleh sumber bunyi dari truk tersebut dan getaran yang
ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai