Anda di halaman 1dari 42

RANGKUMAN BAB 1-10

OLEH:

ANDI PRATIWI SUKANDAR


A11114507

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM &


LINGKUNGAN
BAB 1
Peranan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dalam
Pembangunan Ekonomi
A. Konsep Sumber Daya

Sumber daya ekonomi seperti yang dijelaskan oleh Mauzon (dalam Lating,
1997), pada dasarnya dibagi dalam tiga bagian (yang sering dikenal sebagai
faktor produksi utama) dalam ekonomi. Ketiga faktor sumberdaya tersebut
sebenarnya bisa diperluas dengan faktor keempat, yaitu manajemen.

1. Natural Resources atau Non Made Resources

Sumber daya ini adalah sumber daya yang tidak bisa diciptakan oleh
manusia. Keberadaan sumber daya ini melalui proses alamiah, artinya hanya
dengan proses alami sumber daya ini dapat dihasilkan. Oleh karena itu
sumber daya ini sering disebut dengan sumber daya alam. Contohnya adalah
tanah, sumber daya energi, material, bahan mineral, dan sebagainya.

2. Human Resources

Human resources adalah sumber daya yang berasal dari diri manusia yang
bisa berperan sebagai faktor produksi. Maksunya adalah yang melihat
manusia tidak hanya sebagai konsumen akan tetapi juga sebagai produsen.

3. Capital Resources atau Man Made resources

Sumber daya ini (capital resources) merupakan sumber daya yang bisa
diciptakan oleh manusia. Pengertian modal yang dimaksud disini adalah
investasi yang diperoleh melalui tabungan individu, masyarakat atau
perusahaan yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

B. Sumber Daya Alam sebagai Faktor Produksi

Peningkatan produksi dan konsumsi secara terus menerus akan memicu


pertumbuhan ekonomi dan berjalan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk
meningkatkan total produksi tergantung pada macam dan jumlah input atau
yang sering dikenal dengan faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Hubungan antara produksi dengan faktor produksi tersebut secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Y = f (L, K, R, T, S)

Di mana :

Y = Total Produksi


L = Jumlah tenaga Kerja

K = Kapital

R = Resources


T = Teknologi


S = Sosial Budaya

C. Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Ekonomi 5

Ada dua pandangan yang mengemuka tentang pemanfaatan sumberdaya


alam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, yakni pertama yang
mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dengan sumber daya alam
mempunyai hubungan yang negatif atau tidak searah. Kedua semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mendorong diketahuinya atau
ditemukannya sumber daya – sumber daya alam baru, sehingga hubungan
sumber daya alam dengan pertumbuhan ekonomi merupakan hubungan
searah.

Dengan tuntutan percepatan pertumbuhan ekonomi dapat dikatakn ada


hubungan yang positif antara jumlah dan kualitas barang sumber daya (selain
sumbe daya alam) dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada
hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan persediaan sumber
daya alam yang ada di dalam bumi (gambar 2.1 dan gambar 2.2). sedangkan
pada gambar 2.3 menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi hubungannya
dengan pencemaran lingkungan dimana semakin tinggi tingkat pertumbuhan
ekonomi maka semakin tinggi pulan tingkat pencemaran lingkungan yang
mungkin akan terjadi. Sedangkan pada gambar 2.4 menunjukkan hubungan
yang kuat (positif dan negatif) antara kegiatan industrialisasi bagi manusia
dan mahluk hidup lainnya.
BAB 2
Pengertian Konservasi, Deplesi, dan Persediaan
A. Pengertian Konservasi, deplesi dan Persediaan

Konservasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk mencegah


pengurasan sumberdaya alam dengan cara pengambilan yang tidak
berlebihan sehingga dalam jangka panjang sumberdaya alam tetap tersedia.
Konservasi dapat juga diartikan menjaga kelestarian sumberdaya alam demi
kelangsungan hidup manusia. Beberapa tindakan konservasi antara lain
dapat berupa :

1. Melakukan perencanaan terhadap pengambilan sumberdaya 
 alam, yaitu


pengambilan secara terbatas.

2. Mengusahakan eksploitasi sumberdaya alam secara efisien.

3. Mengembangkan sumberdaya alternatif atau mencari 
 sumberdaya


pengganti.

4. Menggunakan unsur-unsur teknologi yang sesuai dalam 
 mengeksploitasi


sumberdaya alam agar dapat menghemat 
 penggunaan sumberdaya.

5. Mengurangi, membatasi, dan mengatasi pencemaran



 lingkungan.
 Sedangkan Deplesi (berasal dari kata “depletion”) dapat
diartikan

sebagai suatu cara pengambilan sumberaya alam secara besar- besaran,


yanh biasanya demi memenuhi kebutuhan akan bahan mentah. Dalam
pelaksanaannya cendrung mengarah ke arah pengurasan isi alam sehingga
terasa kurang adanya penghargaan terhadap sumberdaya yang ada.
Sehingga deplesi dapat diartikan sebagai perubahan distribusi antar waktu
dalam tingkat penggunaan ke masa sekarang, sedangkan konservasi
menunjukkan perubahan distribusi antar waktu dalam tingkat penggunaan ke
masa yang akan datang.
Adapun persediaan atau cadangan (reserve atau stock) sumberdaya alam
merupakan sumberdaya alam yang sudah diketahui dan terbukti (identified
and proven) dan bernilai ekonomis. Sumberdaya alam itu baru diketahui
persediaannya setelah menjadi kepentingan manusia. Cadangan sumberdaya
akan meningkat bila terjadi penemuan baru (discovery), peningkatan
cadangan yang telah terbukti (extension) dan revisi (revison) cadangan
sebagai akibat kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar dan teknologi
baru.

B. Pesimisme dan Optimisme terhadap Sumberdaya Alam

Pandangan yang mengemuka terhadap sumberdaya alam adalah pesimisme


yang mengatakan bahwa sumberdaya alam itu terbatas adanya, sehingga
apabila terus-menerus diambil/diolah maka persediaan makin lama akan
semakin berkurang dan sampai pada saatnya nanti pasti akan habis.
Pemikiran yang pesimisme ini sudah diawali oleh tokoh-tokoh ekonomi
terkenal seperti Adam Smith dan David Ricardo. Para kaum Pesimisme ini
mengusulkan beberapa pemikiran bahwa dengan semakin meningkatnya
kemajuan teknologi akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat
lagi, sehingga dengan adanya peringatan dari kelompok Roma tersebut
manusia harus dapat menentukan batas pertumbuhan ekonomi sendiri, yang
pada gilirannya tentu akan membatasi tingkat pengambilan sumberdaya
alam. Sementara kelompok optimisme yang berpendapat bahwa sumberdaya
alam itu tersedia dan tidak akan pernah habis, lebih-lebih untuk sumberdaya
alam yang dapat diperbaharui. Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan
teknologi tidak menguras sumberdaya alam, namun sesungguhnya justru
cenderung mengurangi pengurasan sumberdaya alam.

C. Konservasi dan Investasi

Konservasi dan deplesi sebagaimana telah kita ketahui menunjukkan


perubahan fisik dalam distribusi waktu tingkat penggunaan sumberdaya alam.
Sedangkan investasi dan disinvestasi tidak ada kaitannya dengan distribusi
waktu tingkat penggunaan sumberdaya alam. Investasi dan disinvestasi
berkaitan dengan perubahan nilai barang modal seseorang, perusahaan
ataupun masyarakat secara keseluruhan sebagai akibat dari perubahan
dalam tingkat pendapatan maupun tingkat konsumsi yang bersangkutan, dan
bukan berhubungan dengan perubahan fisik penggunaan sumberdaya alam
milik seseorang.

Penurunan nilai atau harga suatu barang sumberdaya alam tertentu dapat
cendrung menyebabkan terjadinya suatu disinvestasi, dan selanjutnya justru
akan terjadi konservasi dalam rencana pemanfaatan sumberdaya alam.
Sebaliknya suatu kenaikan harga barang sumberdaya alam dapat berakibat
mendorong investasi dan selanjutnya mengakibatkan adanya deplesi
sumberdaya alam.

D. Penggunaan Lestari sebagai Tujuan Ekonomi

Penggunaan sumberdaya alam secara maksimum dan lestari kadang-kadang


dianggap sebagai suatu tujuan dalam usaha konservasi sumberdaya alam
oleh swasta maupun oleh pemerintah. Tetapi konsep penggunaan
sumberdaya alam yang lestari dan maksimum itu berlaku, misalnya untuk
sumberdaya ikan, hanya dibawah tiga asumsi sebagai berikut :

1. Harus ada panen maksimum yang dapat dilaksanakan secara periodik


tanpa mempengaruhi pertumbuhan alami.

2. Tindakan ekonomis untuk meningkatkan atau menstabilkan pertumbuhan


alamiah beserta pemanenannya dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan
menggunakan perbaikan lingkungan hidup, pemberian makan, penyebaran
serangga (predator) untuk

memakan serangga lain.
 3. Biaya untuk panen dan permintaan terhadap


produk tidak ekonomis

sifatnya bila dilaksanakan di bawah jumlah panenan maksimum menurut


kondisi alam.

E. Standar Minimum yang Aman untuk Konservasi 15

Standar minimum yang aman untuk konservasi dapat dicapai dengan


menghindari daerah kritis (critical zone), yaitu kondisi fisik yang kerana ulah
manusia akan berakibat tidak ekonomis untuk menghentikan atau membalik
tindakan deplesi. Atau dengan kata lain daerah kritis ini dirumuskan sebagai
tingkatan di bawah mana suatu penurunan dalam aliran tidak dapat lagi
dikembalikan secara ekonomis atas dasar kondisi yang bisa dimengerti
sekarang ini. Suatu standar mimimun yang aman sesungguhnya merupakan
suatu peningkatan fleksibiltas dalam melanjutkan pembangunan dalam
masyarakat. Lebih praktis dapat dikatakan bahwa mendifinisikan standar
minimum yang aman sebagai suatu tindakan konservasi yang dirancang
untuk menghindari daerah kritis.

Manfaat dari penentuan standar minimum yang aman itu adalah adanya
tingkat adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lokal serta adanya kemudahan
dalam pemahaman bagi para pemakai sumberdaya alam; sayangnya tidak
begitu mudah menentukan derajad adanya daerah kritis bagi suatu
sumberdaya tertentu. Selanjutnya pelaksanaan dari standar minimum yang
aman harus dilaksanakan dengan biaya sosial yang seminimal mungkin.
BAB 3

Kaitan Antara Kemiskinan, Industrialisasi, dan Deplesi


Sumber Daya Alam

A. Hubungan antara Penduduk, Industri dan Sumberdaya Alam

Ada dua hal penting yang dapat dikemukakan dalam kaitannya dengan
penggunaan sumberdaya alam yaitu apakah sumberdaya alam itu membatsi
pertumbuhan ekonomi dan berapakah tinggkat penggunaan sumberdaya
alam yang optimal. Pertanyaan yang pertama hubungannya dengan berapa
cepat sumberdaya alam itu dimanfaatkan/dihabiskan dan bagaimana akibat
bila terdapat sektor industri, pertanian dan jasa. Sesungguhnya tidak mudah
untuk mengatakan apakah pengambilan sumberdaya alam kita selama ini
terlalu cepat atau terlalu lamban. Sedangkan pertanyaan yang kedua lebih
bersifat teoritis. Ramalan yang mungkin paling pesimis mengenai masa
depan masyarakat industri adalah komitmen yang berlanjut terhadaap
pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang mengakibatkan rusaknya ekologi
yang penting bagi adanya kehidupan manusia.

Permasalahanya adalah bagi para pecinta lingkungan (environmentalist) satu-


satunya jalan untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran adalah hanya
dengan menekan laju pertumbuhan ekonomi. Sedangan bagi mereka yang
mendukung pertumbuhan ekonomi demi peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam jangka panjang (growthist), berpendapat bahwa gerakan
menuju pada perekonomian yang mapan (steady state economy) justru akan
menghambat investasi dalam bidang perkembangan teknologi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah lingkungan.

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara yang sedang


berkembang merupakan akibat dari penerunan tingkat kematian dan masih
tetap tingginya tingkat kelahiran dan ini terjadi terutama di luar sektor industri.
B. Pengambilan Sumberdaya Alam dalam Masyarakat Industri

Banyak sumberdaya alam yang diperlukan oleh masyarakat industri yang


sudah hampir habis dalam arti bahwa tingkat penggunaan sekarang terlalu
tinggi dalam kaitannya dengan jumlah persediaan sumberdaya alam yang
diketahui. Semua pihak menyetujui pernyataan ini, namun ada perbedaan
pendapat mengenai implikasi kebajikan dan cara penanggulangan masalah
yang ditimbulkan.

Bagi mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi masalah kekeurangan


sumberdaya alam hanya sementara sifatnya karena masalah tersebut dapat
diatsi dengan kemajuan teknologi yang dikaitkan dengan penemuan baru,
eksplorasi, pengambilan baru, dan pengolahan sumberdaya alam. Maka dari
itu kekurangan sumberdaya alam dalam arti absolut jarang sekali terjadi.

Apakah masalah pengambilan sumberdaya alam itu bersifat temporer atau


permanen, tetapi yang jelas adalah bahwa persoalan itu ada dan
sesungguhnya hanya ada tiga kemungkinan cara pemecahannya :

1. Meningkatkan tersedianya sumberdaya alam pada laju yang paling tidak


sama dengan laju penggunaan sumberdaya alam.

2. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam yang sekarang ini


sudah kita kuasai dan kita ketahui persediaannya.

3.Dan yang ketiga adalah penekanan permintaan terhadap sumberdaya alam.

Masing-masing dari ketiga cara di atas tidak berarti harus saling meniadakan
satu sama lain, melainkan ketiga cara tersebut justru dapat dipakai secara
bersama-sama. Beberapa tindakan konservasi sumberdaya alam dapat
digunakan secara bersama-sama dengan tindakan untuk menemukan
sumberdaya alam baru guna menunjung pertumbuhan prmintaan akan
sumberdaya alam.

C. Sumberdaya Alam dan Pencemaran dalam Masyarakat Industri

Memburuknya lingkungan dan terkurasnya sumberdaya alam sangat


dipengaruhi oleh perkembangan sektor industri. Misalnya pengurasan
sumberdaya energi sangat dipengeruhi oleh pertumbuhan ekonomi,
kemudian dengan semakin cepatnya pertumbuhan ekonomi akan
mempercepat pengurasan sumberdaya tersebut. Proses ini akan
menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Jadi karena sumberdaya
alam tersebut dibutuhkan untuk pembangunan, suatu kekurangan dalam
sumberdaya energi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Apakah pencemaran lingkungan dan pengurasan sumberdaya alam selalu


terjadi dalam masyarakat industri?apabila memang demikian maka :


1. Mungkin tidak ada cara untuk menghindari pencemaran dan pengurasan


sumberdaya alam kalau tingkat perkembangan ekonomi tertentu harus
dicapai.


2.Perubahan sosail yang cepat dan struktur masyarakat yang kompleks akan
tidak memungkinkan untuk menemukan dan melaksanakan pemecahan
terhadap masalah tersebut.
 Pertanyaan pertama memaang berkaitan
dengan masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh
industrialisasi. Ancaman terhadap ekosistem dunia disebabkan oleh adanya
negara industri, terutama negara industri msju seperti Amerika Serikat. Akan
tetapi ada juga yang mengatakan bahwa memburuknya lingkungan bukan
merupakan akibat dari industrialisasi melainkan karena kapitalisme dalam
industrialisasi tersebut. Pemilikan swasta terhadap alat-alat produksi,
perekonomian pasar, dan motof mencari laba telah menyebabkan
perekonomian menjadi terikat pada tujuan demi untuk pertumbuhan ekonomi.
Sebagai kesimpulan bahwa ada hubungan yang jelas antara industrialisasi
dan memburuknya kualitas lingkiungan serta berkurangnya sumberdaya
alam.
BAB 4

Mengukur Kelangkaan Sumber Daya Alam


BAB 5

Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Hubungannya Satu


Sama Lain

1. Jenis Sumber Daya Alam


Secara umum sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui .
Profesor Barlow membagi sumber daya alam menjadi 3 kalompok
yaitu :
 Sumber daya alam yang tak pulih
Sumber daya alam yang tidak dapat pulih mempunyai
sifat bahwa volume fisik yang tersedia tetap dan tidak dapat
diperbaharui atau diolah kembali . Untuk terjadinya sumber
daya alam ini diperlukan waktu ribuan tahun .

 Sumber daya alam yang pulih


Sumber daya alam yang pulih mempunyai sifat terus –
menerus ada , dan dapat diperbaharui baik oleh alam sendiri
maupun dengan bantuan manusia . Aliran sumber daya alam
jenis ini entah dipakai atau tidak , terus menerus ada dan
dapat diperkirakan .

 Sumber daya alam yang mempunysi sifat gabungan


Sumber daya alam ini masih dapat dibagi lagi dalam 2
kelompok :
a. Sumber daya biologis
Yang dimaksud dengan sumber daya alam
biologis adalah hasil panen pertama hutan , margasatwa ,
padang rumput , perikanan , dan peternakan . sumber
daya alam jenis ini mempunyai sifat dapat diperbaharui ,
asal ada perawatan untuk melindunginya dan
pemakaiannya sesuai dengan kondisi persediaan
mereka , tetapi dalam waktu tertentu dapat juga
dikelompokkan menjadi sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui , yaitu pada saat pertumbuhannya
sangat berkurang sebagai akibat dari pemakaian yang
boros dan tidak bertanggung jawab .
b. Sumber daya tanah
Sumber daya tanah menggambarkan gabungan
antara sifat sumber daya alam yang dapat diperbaharui ,
tidak dapat diperbaharui maupun sumber daya biologis .
Sebagai contoh , kesuburan tanah . Kesuburan tanah
dapat terjadi karena perbuatan akar tanaman , dan
adanya organisme-organisme yang mengeluarkan
bermacam-macam nutrisi tanah untuk diserap oleh
tanaman . Keadaan ini merupakan sifat dari sumber daya
alam yang tak dapat diperbaharui . Tetapi apabila petani
menggunakan pupuk hijau , tanaman-tanaman penolong ,
keadaan ini adalah sifat dari sumber daya alam yang
dapat diperbaharui . Dan apabila sumber daya tanah
ditingkatkan , dipertahankan atau dipakai hingga
bertambah atau berkurang kesuburannya , keadaan ini
adalah sifat dari sumber daya biologis .

2. Implikasi dari penggunaan sumber daya alam


Sesungguhnya perbedaan antara sumber daya alam yang tak
dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
hanya tergantung pada derajat keberadaannya . Dalam sumber
daya alam yang tak dapat diperbaharui , jumlahnya secara fisik
tidak dapat meningkat secara berarti dengan berkembangnya
waktu dilihat dari sudut pandang ekonomi . Sedangkan sumber
daya alam dapat dikatakan dapat diperbaharui apabila jumlah yang
tersedia dapat digunakan pada setiap interval waktu yang berebeda
Dalam penggunaannya , sumber daya alam baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui , akan saling
melengkapi (komplementer) , saling menggantikan ( susitusi ) , dan
bersifat netral . Setelah SDA digolongkan ke dalam beberapa
golongan , hal tersebut membawa implikasi sebagai berikut :
 Bagi sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui ,
ketidakpastian mengenai perkembangan teknologi akan
merupakan hambatan dalam perencanaan dibanding dengan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui .
 Bahwa dengan berhasilnya perkembangan teknologi
membuat kita menjadi kurang memperhatikan keadaan di
masa yang akan datang .
 Sangat diperlukan adanya kebijakan pemerintah untuk
konservasi sumber daya alam , khususnya sumber daya
alam yang tak dapat diperbaharui .
 Adanya penemuan barang-barang sintetis , tidak berarti
menolak usaha konservasi sumber daya alam .

3. Pengelompokan lain sumber daya alam


Sumber daya alam dapat dikelompokkan lagi atas dasar
pengelolaannya yaitu apakah sumber daya itu dikelola oleh
pemerintah atau dikelola oleh swasta , atau seharusnya dikuasai
pemerintah tetapi pengelolaannya diserahkan kepada swasta .
Tidak jelas apakah harus ada campur tangan pemerintah dalam
sumber daya alam yang bersifat pribadi , karena ini tergantung dari
sistem ekonomi yang diaut tiap negara , tetapi untuk sumber daya
alam yang memiliki ciri publik harus berada dibawah campur tangan
pemerintah agar dapat diperoleh alokasi dan distribusi yang optimal
yaitu demi efisiensi dan keadilan . PBB dan Bank Dunia
membedakan sumber daya alam ke dalam 3 golongan
 Sumber daya alam yang dapat diperdagangkan seperti
mineral , hutan , minyak , dsb .
 Sumber daya alam yang tidak dapat diperdagangkan seperti
udara , lingkungan alami , dsb .
 Keahlian manusia

4. Macam sumber daya alam dalam kaitannya dengan


penerimaan dan biaya
Konsep pulih atau tidak pulih untuk sumber daya alam itu
merupakan konsep yang berguna hanya bila dihubungkan dengan
pengertiannya secara ekonomi . Mungkin jauh sebelum sumber
daya itu habis secara fisik , sumber daya alam itu sudah habis
dalam arti kegunaan yang diberikan . Hal ini dapat terjadi bila biaya
untuk mengkasilkan barang sumber daya alam itu lebih tinggi dari
penerimaan atau manfaat yang diperoleh . sebaliknya dapat pula
terjadi bahwa sumber daya alam dikatakan tidak habis yaitu dalam
arti guna yang diberikan bersifat kontinyu , walaupun secara fisik
jumlahnya terbatas . Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan dan biaya pengambilan sumber daya alam , antara lain
perubahan dalam keinginan manusia dan perubahan teknologi .
Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu dampak
penggunaan sumber daya yang kumulatif , perubahan jumlah fisik
maupun kualitas sumber daya alam yang bersangkutan .
Penggunaan sumber daya alam yang kumulatif dapat
mengubah penerimaan produsen karena akumulasi barang tahan
lama . Penggunaan sumber daya alam yang terus-menerus akan
mempengaruhi biaya pengambilan dan pada gilirannya akan
mempengaruhi penawaran barang sumber daya alam . Perubahan
jumlah dan kualitas sumber daya sepanjang waktu , tanpa melihat
penggunaan sumber daya tersebut dapat berarti berbagai sebagai
peningkatan atau pengurangan , membaik atau memburuk , terus
menerus atau bertahap , pada laju yang konstan ataupun pada laju
yang berubah- ubah .

5. Sumber daya alam primer dan sekunder


Sumber daya alam seringkali dikelompokkan pula ke dalam
sumber daya primer dan sumber daya sekunder . Sumber daya
alam sekunder merupakan sumber daya alam yang adanya karena
sumber daya alam primer . Secara fisik maupun secara ekonomis
sesungguhnya sumber daya alam itu saling bergantung satu sama
lain . Pada umumnya sumber daya alam tak pulih dan sumber daya
alam pulih kelompok pertama ( sinar matahari , angin , curah
hujan ) yang sifatnya tak dipengaruhi manusia merupakan sumber
daya alam primer , sedangkan sumber daya alam pulih kelompok
kedua yang tersedianya dipengaruhi manusia sebagian besar
merupakan sumber daya alam sekunder .

6. Hubungan antara sumber daya alam dan penggunaannya


Apabila dua atau lebih sumber daya alam diambil dari bumi dan
digunakan atau dikonsumsi dalam proses produksi , maka terdapat
hubungan yang sifatnya komplementer atau substitusi dan mungkin
pula tidak ada hubungannya satu sama lain atau bersifat netral .
Misalnya , penggunaan lahan untuk kehutanan dan sekaligus untuk
rekreasi adalah contoh penggunaan yang bersifat komplementer .
contoh lain yaitu penggunaan suatu daerah untuk pertanian
bersaingan dengan penggunaannya untuk waduk sebagai sumber
air irigasi . adalah contoh penggunaan yang bersifat subsitusi .
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara
sumber daya alam yang berbeda dan penggunaannya yang
berbeda tergantung pada tahap-tahap produksi yang bersangkutan .

7. Sumber daya alam milik umum atau milik bersama

Penggolongan lain sumber daya alam adalah sumber daya alam milik
perorangan ( private property resources ) dan sumber daya alam milik umum
( common property resources ) . Sumber daya milik perorangan jelas
penguasaannya ada di bawah seseorang atau suatu badan . Sumber daya
milik umum berarti sumber daya bukan milik siapapun dan sekaligus milik
setiap orang , oleh karena itu sumber daya milik umum memiliki
kecenderungan untuk segera habis.
BAB 6

Konservasi Sumber Daya Alam

Konservasi mempunyai konotasi yang bermacam-macam yaitu : bagi para


teknisi dapat diartikan sebagai usaha mengurangi penggunaan sumber daya
alam secara fisik misalnya mengurangi erosi tanah, mengurangi penebangan
hutan, menunda penggalian minyak bumi dan sebagainya. Sedangkan
sebagian orang merasakan sebagai persoalan moral yang menuntutnya untuk
melindungi suatu jenis sumber daya tertentu misalnya tidak mengambil air
tanah di daerah tertentu.

A. Tingkat Bunga dan Waktu

Keputusan konservasi merupakan kegiatan memertimbangkan


penggunaan sumber daya alam antara penggunaan saat ini dan penggunaan
pada masa yang akan datang. Dalam proses pembuatan keputusan,
pengambil keputusan harus memertimbangkan manfaat yang diharapkan
dari sumber daya yang dimilikinya, kemudian dibandingkan dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan selama jangka waktu perencanaan tertentu. Setelah
semuanya dinyatakan dalam nilai sekarang (present value) , maka apabila
konservasi mendatangkan manfaat dalam nilai sekarang (present value of
benefis) lebih besafr daripada biaya-biaya sekarang yang dikeluarkan
(present value of costs) maka konservasi itu layak dijalankan. Perhitungan
dengan nilai sekarang itu dimaksudkan untuk memeroleh suatu ukuran yang
sama antara manfaat dan biaya, disamping pada umumnya menghargai uang
lebih tinggi pada saat sekarang daripada masa mendatang. Untuk
mendapatkan nilai sekarang itu dipakai tingkat diskonto yang tergantung pada
besarnya tingkat bunga.

Penggunaan tingkat bunga mempunyai pengaruh penting dalam


pengambilan keputusan untuk konsevasi. Pada umumnya pengambil
keputusan menggunakan nilai sekarang untuk manfaat yang akan
diterimanya, dan menggunakan perhitungan bunga majemuk untuk
pengeluaran-pengeluaran yang dilaksanakannnya. Menghitung nilai sekarang
artinya mengubah nilai penerimaan yang akan datang kenilai pada saat ini,
sedangkan menghitung bunga majemuk artinya mengubah nilai pengeluaran
sekarang ke nilai dimasa yang akan datang. Yang menjadi persoalan
sekarang adalah tingkat bunga mana yang akan kita pakai untuk membuat
perhitungan nilai sekarang itu, sebab kenyataannya tingkat bunga itu banyak
macamnya dan tidak seragam.

Tingkat bunga yang dipakai oleh pengambil keputusan untuk konservasi


sumber daya alam ditentukan oleh dua faktor, yaitu :

.1. Derajat preferensi waktu si pengambil keputusan

2. Penyesuaian-penyesuaian yang dibuat untuk masalah-masalah


ketidakpastian

Diantara keduanya biasanya derajat preferensi waktu dianggap lebih


penting. Selanjutnya, biaya alternative, kebutuhan akan pendapatan, dan rasa
optimis atau pesimis akan bersama-sama memengaruhi pengambilan
keputusan untuk konservasi sumber daya alam.

B. Penggunaan Sumber Daya yang Bijaksana Sepanjang Waktu

Konservasi dimaksudkan sebagai penggunaan yang bijaksana sepanjang


waktu. Untuk sumber daya alam yang tak pulih (exhaustible resources),
konservasi dimaksudkan agar dapat mengelola penggunaan sumber daya
alam itu demi memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lebih lama,
misalnya dengan mengurangi tingkat konsumsi, atau menggunakan teknologi
baru yang menghemat penggunaan sumber daya alam seperti beralihnya
penggunaan energy minyak ke energy surya. Bagi sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources), konservasi dimaksudkan agar
untuk mengurangi pemborosan baik yang bersifat ekonomi maupun sosial,
dan sekaligus memaksimumkan penggunaan secara ekonomis. Untuk
sumber daya biologis, konservasi dimaksudkan sebagai penggunaan sumber
daya alam tersebut menghasilkan penerimaan bersih yang maksimum, dan
sekaligus dapat memperbaiki kapasitas produksinya.
Sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui (exhaustible resources)
biasanya dapat dihemat dengan mudah, sedangkan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources) biasanya mudah diboroskan dan
hilang dengan mudah. Karena seringkali pemilik sumber daya yang dapat
diperbaharui itu mengambil kebijaksanaan untuk menggunakannya saja.
Sebagian orang bertindak sebagai speculator dengan harapan mendapatkan
penerimaan yang lebih tinggi dengan menunda penggunaan dikemudian hari.
Sebaliknya, sebagian orang justru ingin segera karena takut kalau
dikemudian hari nilai sumber daya alam tersebut justru akan menurun.

Oleh karena itu harus dipikirkan agar dengan sumber daya alam yang
terbatas itu dapat diciptakan kegunaan yang setinggi mungkin. Perencaanaan
untuk pengambilan yang lebih awal memang lebih mudah dan biaya
pengambilannya tidak terlalu tinggi. Yang menjadi masalah ialah bagaimana
memaksimumkan nilai sekarang (present value) sesuai dengan skala waktu
yang optimum. Yang diharapkan oleh pengelola dalam menentukan skala
waktu yang optimum adalah skala pengambilan sumber daya tersebut akan
dapat mendatangkan manfaat maksimum dan dalam waktu yang selama
mungkin.
Konservasi dan pengunaan sumber daya bilogi bijaksana ditunjukanuntuk
memaksimumkan penerimaan bersih pengelola, yaitu bahwa dalam waktu
yang bersamaan dapat memelihara dan memperbaiki kapasitas sumber daya
tersebut untuk masa mendatang. Masalah ekonomi yang perlu diperhatikan
adalah waktu yang optimum bagi pelaksana usahanya. Oleh karena itu perlu
diperhatikan tingkat diskonto yang akan dipakai untuk menghitung nilai
sekarang dari investasi dalam bidang sumber daya alam. Tingkat diskonto
yang rendah akan menghasilkan nilai sekarang yang tinggi.

C. BEBERAPA MASALAH KONSERVASI


Ada 3 pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam mengadakan
konservasi sumber daya alam yaitu :
a. Apakah konservassi itu akan menguntungkan?
b. Apakah masyarakat menghendaki adanya konservasi itu ?
c. Bagaimana menanggulanginya kalau ada hambatan untuk
konservasi ?

1. APAKAH KONSERVASI ITU AKAN MENGUNTUNGKAN ?

Pertanyaan ini penting bagi pengusaha.sebagai warga negara yang baik


ia harus menyetujui prinsip prinsip konservasi dan menyokong tujuan
konservasi pada umumnya.sebagai pengusaha ia akan selalu berusaha
memperhitungkan untung dan ruginya.ia akan bersedia menanam modal
hanya bila ia yakin bahwa ia akan mendapatkan keuntungan dari hasil
investasinya itu.pengalaman menunjukkan bahwa investasi itu akan benar-
benar menguntungkan bila unsur waktu benar benar di perhitungkan .namun
sering terjadi pula konservasi sumber daya akan tidak menguntungkan si
pengelola,bahkan tidak diinginkan oleh masyarakat.menguntungkan atau
tidaknya konservasi sumber daya alam tergantung pada beberapa faktor
berikut :
1) Jangka waktu yang direncanakan pengelola
Bila pengelola memutuskan untuk mengadakan konservasi ,maka
keputusannya itu tidak mengikat sepanjang waktu.ia dapat
menyesuaikan rencananya dengan adanya perubahan-perubahan
keadaan.contohnya seseorang yang menentukan untuk memelihara
sumber daya hutan selama 25 tahun,kemudian ia mengubahnya
menjadi 15 tahun saja karena dianggapnya periode ini lebih
menguntungkan berhubung ia mempunyai rencana untuk menjualnya
setelah 15 tahun.oleh karena itu ia cenderung untuk segera menguras
sumber daya alam yang ada di dalamnya.sebaliknya bila ia ingin
menggunakannya dalam jangka panjang,maka ia akan lebih berhati-
hati dalam mengelola sumber daya itu.semakin pendek periode yang
direncanakan oleh pengelola,akan semakin cepat pengurasan sumber
daya alam itu.

2) Aspek aspek investasi dari konservasi


Seorang pengusaha tidak akan tertarik untuk menginvestasikan
modalnya guna konservasi sumber daya alam bila penggunaannya di
waktu yang akan datang belum pasti.ia pasti mengharapkan agar
investasinya terbayar kembali dalam jangka waktu yang
direncanakannya.misalkan ia sekarang menunda pengeboran
minyaknya,hal ini tentunya dikarenakan ia mengharapkan adanya
harga dan penerimaan yang menguntungkan dari usaha konservasi itu
dimasa datang.disamping karena harga,penerimaan yang tinggi
sebagai akibat adanya penundaan pengeboran itu.kalo menurut
pertimbangannya konservasi tidak menguntungkan,maka ia akan
mengadakan investasi jangka pendek sebagai alternative

3) Kemampuan pelaksana dalam memilih alternatif cara konservasi


Dengan berbagai alternatif cara konservasi,pengelola akan dapat
menentukan rencana-rencana yang dikuasainya yang memberikan
prospek yang lebih baik.pemilihan cara ini tentu saja akan
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi
dalam sumber daya alam itu

4) Dampak konservasi sumber daya tertentu terhadap sumber daya lain


Pengelola kadang-kadang menemukan adanya hubungan substitusi
antar sumber daya alam dalam suatu kegiatan produksi.program
konservasi yang dipilih tentu saja akan memberikan keuntungan yang
tertinggi,namun ia harus mempertimbangkan juga bagaimana
pengaruhnya terhadap sumber daya lain,sehingga dapat
dipertimbangkan menguntungkan atau tidaknya konservasi sumber
daya tersebut

2. HASRAT MASYARAKAT UNTUK KONSERVASI


Terdapat perbedaan antara hasrat masyarakat dan hasrat perorangan
dalam konservasi.pada umumnya pengelola pribadi menginginkan derajat
preferensi waktu ( time preference rate) yang tinggi dan pendek dalam jangka
waktunya.sebaliknya,masyarakat menghendaki adamya derakat preferensi
waktu yang rendah dan panjang jangka waktunya.hal ini karena masyarakat
atau public menginginkan kesejahteraan bagi generasi yang akan datang
3. PENANGGULANGAN HAMBATAN KONSERVASI
Dalam pelaksanaan konservasi sering ditemui hambatan-hambatan yang
dapat kita bedakan menjadi hambatan-hambatan fisik,ekonomi,kelembagaan
dan hambatan-hambatan teknologi
I. Hambatan fisik
II. Hambatan ekonomi
III. Hambatan kelembagaan
IV. Hambatan teknologi

D. ALOKASI SUMBER DAYA ALAM ANTAR WAKTU

Sesungguhnya konsevasi berhubungan dengan alokasi sumber daya alam


antar waktu.tidak ada alasan untuk menganggap bahwa alokasi sumber daya
alam yang efisien antar waktu akan menjamin adanya keadilan antar generasi
dalam hal alokasi sumber daya alam.beberapa permasalahan dalam hal
pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya alam antar
waktu diantaranya karena sangat lamanya periode waktu
perencanaan,adanya resiko dan ketidakpastian,serta tidak dapat
dikembalikannya kepada bentuk asal atas suatu jenis sumber daya
(irreversibility)
1) Periode waktu perencanaan yang sangat panjang
Dalam membicarakan alokasi sumber daya alam yang menyangkut
beberapa periode waktu yang berurutan,maka suatu tindakan yang diambil
dalam suatu periode waktu tertentu akan mempengaruhi kesempatan pada
periode lainnya.apabila deposit sumber daya mineral itu habis
seluruhnya,sumber daya tersebut tidak dapat diciptakan kembali secara
cepat.oleh karena itu perilaku masyarakat dalam jangka waktu yang sangat
panjang dalam kaitannya dengan sumber daya alam jenis mineral tidak
mudah dianalisis dengan teori ekonomi
2) Resiko dan ketidakpastian
Seperti telah diketahui resiko dapat diperkirakan sebelumnya,tetapi
kepastian tidak dapat diperkirakan sebelumnya.masa yang akan datang
sangatlah tidak pasti.ketidakpastian ini menjadi semakin parah apabila
periode perencanaan mencakup banyak generasi di masa mendatang dan
kemampuan mengembangkan dan melaksanakan teknologi baru melampaui
kemampuan dalam membuat perkiraan,memantau dan memperkecil dampak
negative dari teknologi tersebut.dalam membuat perencanaan jangka
panjang,beberapa jenis ketidakpastian mempunyai pengaruh yang berarti,di
antaranya ialah ketidakpastian teknologi dan ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian teknologi merupakan kekurangan dalam pengetahuan
mengenai dampak negative dari teknologi baru dan ketidakmampuan melihat
teknologi baru yang akan berkembang pada masa yang akan datang.sebagai
misal adalah teknologi baru yang memungkinkan tersedianya dengan mudah
sumber daya alam yang siap mengganti sumber daya yang tidak pulih apabila
cadangannya habis.optimisme yang berlebih tentang perkembangan
teknologi baru akan meningkatkan deplisi sumber daya tak pulih pada laju
yang sangat tinggi yang pada gilirannya akan mengakibatkan adanya biaya
yang mahal bagi generasi mendatang.sebaliknya bila kita terlalu pesimis
mengenai perkembangan teknologi dimasa datang,maka tingkat deplisi
sumber daya alam akan berada pada laju yang sangat rendah dan tidak
efisien .ketidakpastian teknologi berkaitan dengan teknologi bagi penggunaan
sumber daya alam.perkembangan teknologi dapat berupa penemuan baru
sumber daya alam dan masih rendah nilainya.sebagai misal penemuan obat
obatan baru yang berasal dari jenis kehidupan biologis.ini merupakan alasan
bagi pelestarian jenis-jenis kehidupan yang mulai langka
Sumber daya alam didefenisikan sebagai sesuatu yang bernilai karena
memang berguna dan langka.selera dan preferensi perorangan pada
generasi yang akan datang dapat berbeda dengan selera dan preferensi
perorangan pada generasi sekarang.di samping itu juga tidak mudah untuk
memperkirakan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita dari generasi
mendatang.oleh karena itu,akan ada ketidakpastian mengenai bagaimana
perubahan pola permintaan dimasa depan dalam kaitannya dengan
kelangkaan sumber daya alam.kelangkaan dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran,dan teknologi mempengaruhi pula permintaan dan
penawaran.teknologi mampu memperkenalkan barang barang baru dan alat
pemuas kebutuhan baru,tetapi permintaan efektif terhadap barang barang
baru tersebut tidak akan ada sampai barang barang baru tersebut benar-
benar tersedia dalam masyarakat
3) Tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula (irreversibility)
Banyak masalah yang berkaitan dengan keputusan menggunakan sumber
daya alam yang harus diketahui oleh pengambil keputusan agar tidak ada
penyesalan dikemudian hari,sehingga ia dapat mengubah arah dari
keputusan itu agar kerugian kerugian yang mungkin timbul dapat ditekan
BAB 7

Pengaruh Berbagai Variabel Ekonomi Terhadap


Konservasi Sumber Daya Alam

A. Tingkat Suku Bunga

Di antara berbagai kegiatan ekonomi yang mempengaruhi konservasi, tingkat


bunga merupakan salah satu faktor yang paling konsisten. Tingkat bunga
digunakan dalam perencanaan pengam-bilan sumberdaya alam untuk
membuat penerimaan bersih di masa datang dapat dibandingkan satu sama
lain selama suatu interval waktu perencanaan tertentu. Penerimaan bersih di
masa datang didiskonto sehingga diketahui nilai sekarangnya (present value).
Ini berarti dengan tingkat bunga yang positif, beberapa penerimaan bersih di
masa datang yang sama besarnya tetapi dengan interval waktu yang
berbeda, nilainya akan turun dengan semakin jauhnya jarak waktu dari saat
diambilnya suatu keputusan.

Suatu kenaikan dalam tingkat bunga akan berarti adanya suatu penurunan
yang progresif dalam nilai sekarang dari penerimaan bersih.

Progresifitas ini bersifat proposional dengan jarak waktu, dan semakin cepat
dengan semakin jauhnya jarak waktu. Sebagai akibat dari kenaikan tingkat
bunga, seorang pengelola akan mencoba mengubah distribusi waktu dari
penerimaan bersih ke arah masa kini. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
mendistribusikan biaya ke arah masa yang akan datang. Jadi suatu kenaikan
tingkat bunga cenderung mengubah distribusi tingkat penggunaan
sumberdaya alam ke arah masa sekarang dan ini berarti suatu tindakan
deplisi. Sebaliknya, suatu penurunan tingkat bunga akan berakibat adanya
tindakan konservarsi yaitu distribusi penggunaan sumberdaya alam dengan
arah ke masa yang akan datang.

Mengenai tingkat bunga yang dipakai oleh perencana individual adalah


tingkat bunga internal yang identik dengan tingkat bunga pasar (market rate
of interest) yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran akan
uang. Untuk perencanaan di bawah pemerintah biasanya digunakan tingkat
bunga sosial (social rate of interest).

B. Masalah Ketidak Pastian

Ketidakpastian benar-benar ada dalam bentuk harapan terhadap penerimaan


dan biaya yang seringkali diperkirakan oleh para pembuat keputusan dengan
probabilitas kurang dari satu. Tinggi rendahnya derajat ketidakpastian
dipengaruhi oleh ketidakpastian dalam harapan dan preferensi mengenai
ketidakpastian itu. Pembuat keputusan menerima berbagai macam
ketidakpastian dengan macam-macam konsekuensi:

1). Menerima ketidakpastian seluruhnya sehingga memperkecil kemungkinan


menerima pendapatan bersih serta dalam jumlah yang lebih kecil.

2). Menerima ketidakpastian dengan melakukan "hedging" artinya produsen


sumberdaya alam menggeser beban ketidakpastian kepada spesialis yaitu
spekulan yang sudah profesional. Dengan cara ini ketidakpastian dalam
penerimaan dan kertidakpastian dalam biaya diperkecil.

3). Ketidakpastian diterima dengan meningkatkan fleksibilitas dalam


perencanaan.

Pada umumnya ketidakpastian terhadap suatu harapan meningkat dengan


semakin lamanya waktu. Semakin jauh terjadinya harapan itu dari saat
sekarang akan semakin tinggi derajat ketidakpastian tersebut.

Ketidakpastian yang paling utama seperti yang timbul oleh adanya perubahan
teknologi, perubahan permintaan masyarakat konsumen dan perubahan
lembaga-lembaga sosial selalu meningkat dengan semakin berkembangnya
waktu. Sedangkan ketidakpastian yang berkaitan dengan alam akan
meningkat pula dengan berkembangnya waktu tetapi hanya

sampai pada batas waktu tertentu; sebagai misal adanya banjir, kekeringan,
kebakaran dan sebagainya. Para perencana mengetahui bahwa semakin
dekat dengan tanggal jatuh dari suatu harapan, semakin
kecil pula derajat ketidakpastian tersebut. Oleh karena itu rencana
pemanfaatan sumberdaya alam harus fleksibel dan dicerminkan oleh
besamya diskonto. Ketidakpastian meningkat dengan berkembangnya

waktu dan oleh karena-nya bersifat subyektif.

Dari uraian di atas kita dapat memahami dampak dari ketidakpastian

terhadap keputusan konservasi. Peluang ketidakpastian dipengaruhi oleh


ketidakpastian akan harapan dan preferensi terhadap ketidakpastian itu.
Preferensi terhadap ketidakpastian tidak dipengaruhi oleh waktu.

Selanjutnya kita dapat mempertanyakan bagaimana dampak preferensi


ketidakpastian akan suatu harapan terhadap keputusan konservasi.

Dalam membicarakan perubahan-perubahan ketidakpastian dari suatu


harapan, dapat dianggap bahwa perubahan-perubahan itu berlaku bagi

suatu interval waktu perencanaan tertentu. Setelah suatu saat tertentu,


besarnya ketidakpastian proporsional dengan ketidakpastian dalam periode
sebelumnya. Dengan anggapan terse-but perubahan-perubahan dalam
preferensi ketidakpastian memiliki akibat yang sama terhadap keputusan
konservasi seperti halnya dengan ketidakpastian dari suatu harapan.
Selanjutnya bila diskonto ketidakpastian (uncertainty discount)

semakin tinggi berarti ada penu-runan yang progresif dalam nilai sekarang
dari penerimaan bersih yang akan datang. Akibatnya pembuat keputusan
akan mengubah distribusi waktu penggunaan ke arah sekarang atau bersifat
deplisi. Sebaliknya penurunan dalam diskonto ketidakpastian akan berakibat
konservasi yaitu distribusi waktu penggunaan mengarah ke masa yang akan
datang.

C. Perpajakan

Dalam hal konservasi sumberdaya alam pajak mempunyai peranan yang


penting. Perpajakan sering dapat digunakan dengan lebih mudah dan lebih
efektif dalam kebijakan konservasi. Apabila suatu jenis "pajak baru"
dikenakan, kita perlu menge-tahui bagaimana pajak itu didistribusikan
sepanjang waktu, dan bagaimana hubungan antara berbagai tingkat
penggunaan sumberdaya alam pada interval waktu yang berbeda dipengaruhi
oleh pengenaan pajak itu. Pada umumnya pajak yang menyebabkan harga
barang sumberdaya alam turun akan mendorong timbulnya keputusan untuk
konservasi dan sebaliknya bila pajak menyebabkan harga barang
sumberdaya alam naik akan menimbulkan keputusan untuk deplisi. Oleh
karena itu pajak "tidak langsung" yang memiliki sifat beban pajaknya dapat
digeserkan sebagian atau seluruhnya kepada pembeli akan dapat
meningkatkan harga barang sumberdaya alam dan akan mendorong adanya
deplisi, sedangkan pajak langsung yang mempunyai sifat beban pajaknya
tidak dapat digeserkan kepada pembeli akan cenderung menimbulkan
keputusan konservasi. Hal ini sesungguhnya berkaitan dengan perubahan
pendapatan yaitu bahwa setiap kebijakan yang menurunkan tingkat
pendapatan akan cenderung mendorong konservasi, sedangkan bila
kebijakan itu berakibat menaikkan pendapatan akan cenderung menimbulkan
keputusan deplisi.

D. Pengaruh Kebijakan Harga

Dalam bagian ini akan kita lihat bagaimana akibat dari perubahan harga
output (luaran) dan harga input (masukan) terhadap keputusan untuk
konservasi sumberdaya alam.

Perubahan harga barang baik input maupun output dapat mempengaruhi


keputusan konservasi secara merata sepanjang periode perencanaan dan
pengaruhnya tidak meningkat dengan berkembangnya waktu seperti halnya
pada perubahan tingkat bunga dan ketidakpastian. Suatu perubahan harga
yang merata pengaruhnya sepanjang periode perencanaan tidak akan
memberikan dorongan untuk mertgubah distribusi waktu tingkat penggunaan
sumberdaya alam.
BAB 8

Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Tak Dapat


Diperbaharui

Dalam pengambilan sumber daya alam tak pulih secara optimal ada dua
syarat yang harus dipenuhi yaitu:
 Harus memperhitungkan biaya alternative, dan biaya alternative ini akan
selalu meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku.
 Variabel yang lebih diperhatikan dalam pengambilan sumber daya alam
tak pulih adalah pola perubahan harga dan produksi daripada royalti
A. Teori pengambilan SDA Secara Optimal
Ada 2 syarat yang harus dipenuhi agar terdapat pengambilan sumber
daya alam secara optimal, yaitu:
 Harga barang yang dihasilkan harus sama dengan biaya
produksi marginal.
 Tingkah laku dari biaya alternative atau royalty itu harus selalu
meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku dari waktu ke
waktu, atau dengan kata lain bila royalty itu dinyatakan pada
harga sekarang, maka ia tidak akan berobah sepanjang waktu.
Ini disebut sebagai “sufficient condition”.

B. Tingkat Harga SDA


Sesungguhnya yang lebih menarik perhatian adalah pola perubahan
harga barang sumber daya alam dan produksinya, bukan pola perubahan
royalty. Kita telah melihat pola perubahan royalty agar tercapai pengambilan
sumber daya alam yang dapat memberikan manfaat sosial bersih yang
optimum, yaitu royalty harus meningkat dengan laju sebesar tingkat bunga.
Karena royalty merupakan perbedaan antara tingkat harga yang konsumen
bersedia membayar dan biaya produksi, maka harga akan terus meningkat
dengan laju setinggi tingkat bunga. Tetapi harga barang sumber daya alam ini
tidak mungkin akan naik tanpa batas, karena akan muncul barang-barang
pengganti yang relatif lebih murah harganya.
Jadi pasti akan ada batas harga yang ditunjukan oleh harga barang-
barang subtitusi. Misalnya pada saat harga BBM naik terus akan ada usaha
untuk mencari sumber daya energi pengganti dan diketemukan batu bara
atau energi surya yang memang biaya produksinya dapat lebih tinggi
daripada harga BBM itu. Tetapi kalau harga BBM naik terus, orang akan
menggantikannya dengan batu bara, energi surya, maupun dengan bahan
bakar gas. Harga energi surya akan sama dengan biaya produksi marginal,
karena tidak ada royalty untuk energi surya berhubung energi surya ini tidak
terbatas jumlahnya.

C. Pola Perkembangan Produksi


Seperti pada umumnya kita ketahui, bila faktor-faktor lain tetap,
sedangkan harga barang meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang. Tetapi bila harga yang lebih tinggi itu dibarengi juga dengan
meningkatnya pendapatan atau adanya perbaikan teknologi, maka jumlah
barang yang diminta akan tetap bertambah dan produksi tidak akan menurun.
Namun bagaimana pun juga produksi pasti akan berkurang dengan
semakin habisnya sumber daya alam yang tersimpan di dalam bumi dan ini
mempunyai dampak terhadap harga barang sumber daya alam yang
bersang-kutan. Sebaliknya dapat pula terjadi penemuan baru sehingga
memungkinkan tidak segera habisnya sumber daya alam dan dampaknya
terhadap harga barang sumber daya alam itu akan bersifat menurunkan
harga. Oleh karena itu ada dua kekuatan yang bersifat tarik-menarik yaitu
antara pengambilan sumber daya alam dan penemuan baru sumber daya
alam itu.

D. Pengaruh Cadangan Sumber Daya


Biaya pengambilan sumber daya alam itu merupakan fungsi baik
terhadap jumlah produksi maupun terhadap persediaan sumber daya alam.
Biaya pengambilan dapat positif dan negatif, bahkan dapat pula netral dalam
hubungannya dengan jumlah persediaan sumber daya alam yang ada
didalam bumi.

Hubungan negatif artinya adalah bahwa dengan semakin sedikitnya sumber


daya alam yang tinggal di bumi sebagai persediaan, akan semakin tinggi
biaya produksi atau biaya pengambilan sumber daya alam itu. Hal ini
menunjukan bahwa dengan semakin langkanya persediaan, nilai royalty akan
meningkat jauh lebih lamban daripada tingkat bunga yang berlaku.

E. Pengelolaan di Bawah Pengawasan Seorang Perencana Alam


Dalam pembicaraan sebelumnya kita menganggap bahwa semua
produksi berasal dari satu tempat persediaan, dan kita tidak melihat pada
produsen yang berbeda-beda. Sekarang kita akan memasukkannya dalam
analisis, karena ini cocok dengan keadaan persaingan sempurna dalam
maksimisasi keuntungan. Selanjutnya akan kita misalkan banyak perusahaan
pertambangan yang berada di bawah pengawasan seorang perencana,
kemudian akan kita tentukan syarat pengambilan sumber daya alam optimum
yaitu syarat yang harus diputuskan oleh perencana tersebut mengenai berapa
jumlah barang yang harus dihasilkan oleh masing-masing perusahaan pada
masing-masing periode.
Di sini masing-masing perusahaan bersaing satu sama lain dan bekerja
sendiri-sendiri dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang maksimal. Jadi
sekarang masalahnya ialah bagaimana mengambil keputusan tentang berapa
yang harus diambil dan dalam periode mana, karena pengambilan sumber
daya alam dalam satu periode akan mempunyai dampak pada biaya dan
manfaat pada periode yang lain. Dengan demikian berarti perencana itu harus
memaksimumkan nilai sekarang dari jumlah manfaat dikurangi biaya selama
seluruh periode yang bersangkutan. Harus disadari pula bahwa ada kendala
yang berhubungan dengan tersedianya sumber daya alam bagi masing-
masing perusahaan. Jumlah sumber daya alam yang diambil dari persediaan
sumber daya alam pada setiap periode adalah sama dengan perbedaan
dalam jumlah persediaan pada awal periode dan akhir periode. Terdapat
kasus di mana:
a. Biaya pengambilan tidak dipengaruhi oleh volume persediaan sumber
daya alam sampai suatu periode tertentu.
b. Dengan kualitas sumber daya alam yang tetap, namun biaya
pengambilan meningkat ketika jumlah deposit sudah menipis, dan
produksi bergeser ke deposit yang kualitasnya lebih rendah.
BAB 9

Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui

PENGELOLAAN SDA YANG DAPAT DIPERBAHARUI


Batas antara sumber daya alam yang tidak dapat dipengaruhi atau yang tidak
pulih (exhaustible resources) dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
atau yang pulih (renewable resources) tidak selalu jelas diketahui, perubahan
dengan adanyavpenemuan depositnbaru dan pemanfaatan sumber daya
alam yang lebih rendah mutunya. Jadi sumber daya tak pulih itu nyatanya
dapat diperbaharui. Sebaliknya sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dapat pula habis (exhausted) yaitu bila digali atau dimanfaatkan dengan tidak
hati-hati. Contoh yang jelas dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui
ini adalah ikan atau sumber daya biologis lainnya yang dapat punah bila tidak
dikelola dengan baik.
Para ahli biologi mengatakan bahwa kerusakan yang terjadi pada sumber
daya biologis (species), kerusakan habitat sebagai akibat pembangunan
ekonomi yang diselenggarakan disuatu daerah tertentu merupakan bagian
dari biaya pembangunan itu sendiri. Namun seringkali biaya yang sifatnya
eksternal ini tidak diperhitungkan sebagai biaya dalam pengambilan
keputusan perorangan seperti oleh perusahaan-perusahaan.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini berbeda sifatnya dengan
sumber daya alam tidak pulih dalam arti bahwa sumber daya yang dapat
diperbaharui tercipta kembali secara alamiah. Memang menebang pohon dan
menangkap ikan akan mengurangi populasi pohon dan ikat, tetapi hanya
temporer sifatnya, kecuali jika populasinya telah berkurang sedemikian rupa
sehingga suatu pengurangan lebgih jauh lagi akan membawa pada
kepunahan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama pertumbuhan alami akan
mengganti kehilangan karena pengambilan tadi. Hal ini tidak akan terjadi
dalam sumber daya alam yang tidak pulih seperti misalnya sumber daya
minyak,karena satuan-satuan yang tersisa di dalam bumi sebgai cadangan
tidak tumbuh atau berkembang dalam waktu singkat. O;eh arena itu syarat-
syarat bagi pengambilan sumber daya alam secara optimal untuk sumber
daya alam pulih akan berbeda dengan sumber daya alam tak pulih.
Pengambilan secara optimal bagi sumber daya alam yang pulih seyogyanya
didasarkan pada konsep “steady state” yaitu pengambilan sumber sumber
daya alam yang optimal dengan mengindahkan pemeliharaan cadangan.
MODEL PEMBANGUNAN OPTIMAL SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT
DIPERBARUI
Pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui pada umumnya
didasarkan pada konsep “hasil maksimun yang mantap“ (Maximun
Sustainable Yield = MSY). Ini merupakan tujuan pengelolaan sumber daya
alam yang paling sederhana yang memperhitungkan fakta bahwa cadangan
sumber biologis jangan dimanfaatkan atau diambil terlalu banyak, karena
akan menyebabkan hilangnya produktifitas sumber daya alam tersebut.
Namun, pada akhir-akhir ini telah diketahui bahwa konsep MSY terlalu
sederhana sebagai dasar pengelolaan sumber daya alam yang dapat
diperbarui.
Hal ini karena MSY hanya melibatkan unsur manfaat dari eksploitasi sumber
daya alam dan tidak memperhatikan unsur biaya eksploitasinya. Berhubung
dengan adanya kekurangan dalam konsep MSY, maka ada kecenderungan
untuk menggantinya dengan konsep Optimun Sustainable Yield (OSY).
Konsep OSY ini didasarkan pada “kriteria manfaat dan biaya” dengan standar
yang memaksimunkan nilai sekarang dari penerimaan bersih. Kriteria ini
cocok bagi pengelolaan sumber daya alam oleh swasta maupun oleh
pemerintah meskipun perhitungan biayanya berbeda. Pengelolaan swasta
biasanya menggunakan biaya eksplisit atau biaya sungguhsungguh
dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan pemerintah menghitung atas dasar
biaya sosial. Asumsi yang dianut dalam pengelolaan sumber daya alam pulih
adalah bahwa pertumbuhan merupakan fungsi sederhana dari besarnya
cadangan atau populasi sumber daya alam, dimana pertumbuhan itu mula-
mula meningkat dengan berkembangnya volume cadangan, kemudian
menurun. Alasan bagi adanya titik balik itu adalah bahwa lingkungan alami
memiliki apa yang disebut daya dukung tertentu (carrying capacity), yaitu
jumlah populasi maksimun yang dapat didukung oleh lingkungan alam.
Semakin dekat populasi itu dengan titik “carrying capacity” maka semakin
lamban laju pertumbuhan populasi itu dan akhirnya sama dengan nol atau
tanpa pertumbuhan sama sekali. Dalam hal sumber daya alam yang dapat
diperbarui, populasi sumber daya alam itu dapat berkembang secara alami,
sehingga hal ini akan menambah nilai royalti dan dapat dianggap sebagai
deviden karena menyimpan satu-satuan sumber daya alam sebagai
cadangan. Pola perkembangan pengambilan sumber daya alam itu tetap
mendekati keadaan yang mantap dengan catatan tidak ada perubahan
dengan persediaan dan royalti. Masalahnya sekarang bagaimana
menentukan nilai optimal dalam kondisi mantap dari cadangan dan produksi
sumber daya alam tersebut. Dalam hal tingkat bunga sama dengan nol, dan
biaya tidak berubah dengan adanya pengambilan, maka berhubung royalti
tidak berubah pada kondisi mantap, dan laju prtumbuhan juga sama dengan
nol, maka cadangan sumber daya alam akan memberikan nilai yang
maksimun dan mantap pula. Sekarang bagaimana kalau tingkat bunga tidak
sama dengan nol tetapi positif ( r > 0 ) dan biaya produksi tidak terpengaruh
oleh cadangan sumber daya alam. Sebagai akibatnya cadangan mantap
berada di bawah MSY yang bersangkutan. Cadangan ini menyusut karena
kerugian di masa datang didiskonto dan menjadi kecil nilainya, serta tidak ada
tambahan biaya dengan ditingkatkannya pengambilan. Untuk sumber daya
alam pulih, cadangan sumber daya alam meningkat nilainya (ada capital
gain), di samping itu secara fisik sumber daya alam ini bertambah atau
berkembang volumenya (ada dividen).

MASALAH PEMILIKAN BERSAMA ( COMMON PROPERTY PROBLEM )


Kepunahan sumber daya alam tak dapat diperbarui dapat terjadi sebagai
akibat eksploitasi oleh seorang pemilik tunggal. Kepunahan akan dapat terjadi
pula dengan adanya pemilikan sumber daya alam itu oleh umum. Dasar
pemikirannya adalah bila perusahaan memasuki suatu bidang usaha
(industri) secara bebas dan tak ada perjanjian kerja sama, maka masing-
masing perusahaan akan mengabaikan biaya alternatif dalam mengambil
sumber daya alam saat ini. Oleh karena itu keuntungan dari menyimpan
sumber daya alam itu akan hilang.
Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam milik umum dapat
diatasi dengan beberapa cara. Cara yang paling sederhana adalah
mendefinisikan hak penguasaan atau hak pemilikan (property right) sumber
daya alam tersebut dan mempercayakan pengelolaannya kepada kehendak
masing-masing penguasa yang bersangkutan. Sebagai contoh penegasan
hak penguasaan (property right) adalah diakuinya zona 200 mil dari pantai.
Cara pengawasan yang lain dapat berupa penerapan pembatasan alat
tangkap ikan per kapal. Tetapi pembatasan yang demikian ini sering diterobos
dengan cara menambah armada penangkapan ikan. Akibatnya periode panen
akan lebih pendek dan dapat pula semakin mengurangi populasi ikan.

KESESAKAN / KEPADATAN SEBAGAI KASUS PENGELOLAAN SUMBER


DAYA MILIK
UMUM Kesesakan (Congestion) dapat dipandang sebagai saling
terganggunya setiap individu yang sama-sama menggunakan fasilitas publik.
Contoh yang paling umum adalah jalan raya, pelabuhan, lapangan udara,
taman, hutan wisata, dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa
kapasitas dari fasilitas publik itu tidak dapat ditambah begitu saja dalam
jangka pendek sebagai respon terhadapn perubahan permintaan. Dampak
negatif yang timbul terutama adalah berkurangnya kesediaan untuk
membayar bagi jasa rekreasi tersebut. Jadi biaya bagi suatu kesesakan dapat
dilukiskan sebagai suatu penurunan dalam kesediaan untuk membayar
(willingnes to pay) bagi penggunaan fasilitas publik apabila dampak negatif itu
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. TR, TC TC2 TR d a b 0 Xa X* Xc
Xb d TC1 Penggunaan (x) Keterangan : TR = kurva penerimaan total TC1 =
biaya variabel total yang merupakan fungsi dari tingkat penggunaan TC2 =
biaya kesesakan dalam risiko kecelakaan Xb = titik penggunanan optimum X*
=manfaat marginal sama dengan biaya marginal yang mencakup biaya
kesesakan

PENCEMARAN SEBAGAI KASUS MASALAH PENGELOLAAN SUMBER


DAYA MILIK UMUM
Dalam hal kesesakan, konflik terjadi antar para pemakai fasilitas publik.
Informasi mengenai dampak keputusan mereka merupakan umpan balik bagi
para pemakai fasilitas itu melalui pasar. Umpan balik ini cenderung
membatasi penggunaan yang berlebihan sampai pada suatu titik dimana tidak
ada manfaat lagi bagi masyarakat. Dalam hal pencemaran, akan timbul suatu
kerugian sosial neto dari penggunaan sumber daya alam tersebut. Ada dua
cara jasa lingkungan dapat masuk ke sistem pasar dengan lebih efektif, yaitu
membatasi kebebasan mendapatkan jasa lingkungan melalui pungutan, dan
dengan memberikan nilai pada lingkungan, kemudian memasukkan nilai
tersebut ke dalam hargabarang dan jasa akhir. Pendekatan ini disebut
pendekatan atas dasar mekanisme pasaryang dilawankan terhadap
pendekatan atas dasar peraturan.Pendekatan atas dasar peraturan biasanya
menggunakan “baku mutu lingkungan ” atau “baku mutu kualitas udara”
ataupun “baku mutu kualitas air” misalnya baku mutu ini didukung oleh
peraturan perundang-undangan, tanpa mekanisme pasar. Sistem
pengawasan dan komando lebih sering digunakan oleh banyak negara,
padahal sistem ini memiliki kelemahan diantaranya akan memerlukan biaya
yang mahal untuk mengumpulkan informasi dari para produsen. Sebagai
kesmpulan pengelolaan sumber daya alam yang pulih dapat dinyatakan
bahwa produsen selalu berusaha mengambil barang sumber daya alam untuk
memaksimumkan keuntungan atau manfaat yaitu menyamakan harga dengan
biaya pengambilan ditambah royalti. Biaya pengambilan barang sumber daya
alam juga dipengaruhi oleh banyaknya produksi barang sumber daya alam
dan besarnya cadangan atau populasi sumber daya alam tersebut. Besarnya
cadangan atau populasi berkembang secara alami, sehingga untuk sumber
daya alam jenis ini akan tercipta baik keuntungan kapital maupun dividen
karena menunda pengambilan barang sumber daya tersebut. Dibawah
pemilikan pribadi, pengambilan sumber daya alam akan optimum bila biaya
marginal (MC) sama dengan penerimaan marginal (MR). Pada berbagai
jumlah cadangan (populasi) akan diperoleh tingkat pengambilan optimum
tertentu, sehingga akan dapat diperoleh lokasi perlengkapan. Lokasi
penangkapan untuk sumber daya alam milik umum terletak lebih ke kiri
daripada untuk sumber daya alam milik pribadi, sehingga di bawah pemilikan
umum sumber daya alam pulih ini akan cenderung diambil secara berlebihan.
Hal ini benar karena orang atau perusahaan tidak memperhatikan biaya
alternatif dalam menunda pengambilan barang sumber daya alam milik
umum.
BAB 10

Sumber Daya Tanah

1. Pengertian Tanah

Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di
bagian paling atas permukaan bumi. Tanah merupakan suatu gejala alam
permukaan daratan yang membentuk suatu zone dan biasa disebut pedosfer,
tersusun atas bahan lepas berupa pecahan dan lapukan batuan bercampur
dengan bahan organik (Notohadiprawiro, 1993). Dokuchaiev (1870) dalam E-
dukasi.net mengatakan bahwa tanah adalah suatu benda fisis yang
berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian
paling atas dari kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan
bahan yang ada di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim,
kegiatan oganisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu. ada lima
faktor pembentuk tanah yaitu : iklim, organisme, bahan induk, relief (topografi)
dan waktu. Iklim, organisme dan waktu adalah faktor pembentuk tanah yang
aktif, sedangkan bahan induk dan relief merupakan penyedia bahan dan
tempat dalam proses pembentukan tanah.
Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting
untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan
manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan
untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara
kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.
Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources)
sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta
benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan
sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme
yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).

2. Aspek Konservasi Sumber Daya Tanah


Konservasi dapat didefinisikan sebagai perlindungan, pengawetan dan
pemeliharaan atau dengan kata lain menjaga sesuatu dalam keadaan
selamat atau aman. Jika diterapkan pada sumberdaya tanah definisi untuk
konservasi adalah pengawetan sumber daya bumi tanpa mengurangi
efisiensi.

Klasifikasi sumberdaya tanah untuk tujuan konservasi adalah :


1. Sumber daya tanah yang dapat diperbaharui (Flow resources).
Yaitu sumber daya tanah yang sifatnya terus menerus ada atau
dapat diperbaharui, misalnya sumber daya seperti air.Walaupun tidak
dipakai atau sebaliknya dipakai terus menerus sumberdaya ini selalu
tersedia,tetapi kita harus menggunakan sebagaimana mestinya,
karena kesalahan dalam menggunakan sumber daya tersebut akan
merugikan kita, misalnya terjadi pencemaran.

2. Sumberdaya tanah yang tidak dapat diperbaharui.


Yaitu sumberdaya tanah yang mempunyai sifat dimana total
fisiknya tetap dan tidak dapat diperbaharui atau diolah ulang. Sebagai
contoh : logam, mineral tanah atau bijih-bijih mineral seperti uranium
dan mangaan, batubara, batu-batuan, pasir dan minyak
tanah.Batubara, minyak tanah dan gas alam dapat dicarikan gantinya
dalam waktu yang panjang, tetapi kita tidak dapat mengharapkan
adanya kenaikan kuantitas fisik total dari sumber daya tersebut dalam
waktu yang dekat.Sumber daya tanah yang tidak dapat diperbaharui
ini dibagi lagi menjadi dua yaitu : sumber daya yang habis terpakai
seperti batu bara dan mineral dan sumber daya yang bisa didaur ulang
seperti logam.

3. Sumber daya tanah yang mempunyai sifat dapat diperbaharui dan


tidak dapat diperbaharui.

Sumberdaya-sumberdaya ini mempunyai sifat seperti flow resources yaitu


bahwa mereka dapat digantikan sepanjang waktu, pemeliharaan ditujukan
untuk penyelamatan, untuk keperluan penggunaan sumberdaya yang tersedia
bagi generasi-generasi yang akan datang.Pada waktu tertentu sumberdaya
tersebut dapat juga dianggap sebagai sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui, yaitu dimana mereka dapat menjadi sangat berkurang
pertumbuhannya karena pemakaian yang habis-habisan atau pemakaian
yang tidak memandang akibatnya.Sumberdaya ini meliputi tanam-tanaman,
hutan, padang pengembaraan dan padang rumput.

Menurut Arsyad , kriteria klasifikasi tanah terdapat 8 kelas tanah, yaitu


sebagai berikut :

Kelas Keterangan

Tanah Tanah yang sesuai untuk penggunaan pertanian tanpa


Kelas I memerlukan tindakan konsevasi tanah yang khusus.
Termasuk didalamnya adalah tanah yang datar,solum
tanah dalam,bertekstur halus atau sedang,mudah diolah
dan resfonsif terhadap pemupukan.
Tanah Tanah yang sesuai untuk segala jenis penggunaan
Kelas II pertanian dengan sedikit hambatan dan ancaman
kerusakan. Tanahnya belereng landai,solum tanah
dalam dan bertekstur halus sampai agak halus.
Tanah Tanah yang sesuai untuk segala jenis penggunaan
Kelas III pertanian dengan hambatan dan ancaman kerusakan
tanah lebih besar daripada kelas II sehingga
memrelukan tindakan konsevasi tanah yang khusus.
Tanah Tanah yang sesuai untuk segala jenis penggunaan
Kelas IV pertanian dengan hambatan dan ancaman kerusakan
tanah yamg lebih besar daripada tanah kelas III
,sehingga memerlukan tindakan konservasi yang lebih
berat dan waktu pengggunaannya untuk tanaman
semusim.Tanh ini terletak pada kemiringan 15-30%
Tanah Tanah yang tidak sesuai untuk digarap bagi tanaman
Kelas V semusim, tetapi lebih sesuai untuk ditanami tanaman
untuk makanan ternak secara permanen dihutankan.
Tanah Tanah yang tidak sesuai untuk digarap bagi tanaman
Kelas VI semusim karena letaknya pada lereng yang agak curam
(30-45%).
Tanah Tanah yang sama sekali tidak sesuai untuk digarap bagi
Kelas VII tanman semusim, tetapi lebih baik untuk ditanami
vegetasi permanen
Tanah Tanah yang tidak sesuai untuk usaha produksi
Kelas VIII pertanian dan harus dibiarkan pada keadaan alami atau
di bawah vegetasi alam.

3. Metode dalam konservasi tanah

Ada 2 metode atau cara popular yang digunakan dalam melakukan


konservasi tanah yakni:
I. Metode Vegetatif
Metode vegetative dapat dilakukan dengan cara penghutanan
atau penghijauan . penanaman dengan rumput makanan
ternak,penanaman dengan tanaman penutup tanah permanen dan
pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau.Fungsinya untuk
melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan
tanah,dan memeperbaiki kapasitas inflitrasi air ke dalam tanah.
II. Metode mekanik
Metode mekanik dapat dilakukan dengan cara pengolahan
lahan secara kountur ,pembuatan teras,perbaikan drainase dan
pembangunan irigasi ,pembuatan waduk dan dam penghambat ,corak
unggul dan lain-lain. Metode konservasi tanah ini berfungsi untuk
memperlambat aliran permukaan serta untuk menampung dan
menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.

Anda mungkin juga menyukai