Anda di halaman 1dari 34

EKONOMIKA KUALITAS

LINGKUNGAN
1. PENDAHULUAN
 Sistem perekonomian memiliki saling keterkaitan yang
erat dengan lingkungan. Lingkungan alami jelas
merupakan dasar bagi berfungsinya perekonomian.

 Suatu perekonomian harus mengambil sumber daya


alam, mengolahnya dan kemudian membuang
limbahnya kembali ke dalam lingkungan alami.

 Interaksi antara perekonomian dan lingkungan dapat


digambarkan dengan model keseimbangan material
(material balance model)
1. PENDAHULUAN
 Model Keseimbangan Material : Dalam model
tersebut digambarkan bahwa perekonomian merupakan
sistem pengolahan material (bahan) dan sistem
transformasi produk (luaran).
Pengambilan Pengolahan Proses
Konsumsi
dari alam Awal Produksi

LIMBAH

Modifikasi
Kegiatan

Daur Ulang

Lingkungan Kerusakan
Penerima Limbah Lingkungan

SISTEM KESEIMBANGAN MATERIAL


1. PENDAHULUAN
 Lingkungan bertindak sebgai penampung limbah dan
melakukan asimilasi

 Pencemaran dan kerusakan lingkungan terjadi jika


kemampuan lingkungan dalam mengasimilasi lebih kecil
dari volume limbah yang harus diasimilasikan. Disinilah
terjadi apa yang disebut eksternalitas.
2. PENGENDALIAN PENCEMARAN
-MODEL UMUM-
 Inti dari model yang akan mendasari berbagai model
kebijakan pengendalian pencemaran adalah pertukaran
situasi (trade off).

 Pengurangan emisi akan mengambil sumber daya dalam


perekonomian yang semestinya dapat digunakan untuk
kegunaan produktif lainnya. Pencemaran dan kerugian
manusia akan dampak kerusakan akan semakin
berkurang

 Dampak hal tersebut adalah adanya biaya


penanggulangan pencemaran
A. Pencemar itu Merusak Lingkungan
 Kerusakan : Semua dampak negatf yang dialami oleh
pengguna lingkungan sebagai akibat menurunnya fungsi
lingkungan.

 Hubungan antara pencemar dan kerusakan dapat


dilukiskan dalam fungsi kerusakan (damage function).

 Fungsi Kerusakan menunjukkan hubungan antara


volume limbah dan kerusakan yang disebabkan oleh
limbah tersebut. Dapat dibedakan menjadi :
 Fungsi Kerusakan Emisi ( Emission Damage Function)
 Fungsi Kerusakan Ambien ( Ambient Damage Function)
 Fungsi Kerusakan Emisi menunjukkan hubungan
antara volume limbah yang dibuang dari suatu sumber
tertentu dan kerusakan yang ditimbulkannya.

 Fungsi Kerusakan Ambien menunjukkan hubungan


antara kerusakan itu dengan derajat kosentrasi limbah
dalam lingkungn ambien.

 Demi kepentingan analisis digunakan fungsi kerusakan


marginal baik itu kerusakan emisi maupun kerusakan
ambien
Kerusakan Emisi Ambient Kerusakan Emisi Marginal
Kerusakan (Rp) Kerusakan (Rp)

0 Emisi (Ton/Tahun) 0 Emisi (Ton/Tahun)


A B
Kerusakan (Rp) Kerusakan (Rp)

0 0 Kosentrasi Ambien (ppm)


Kosentrasi Ambien (ppm)
C D
 Gambar A dan B melukiskan fungsi kerusakan emisi
marginal.
 Sumbu horizontal menunjukkan volume limbah yang
dibuang ke dalam lingkungan dalam suatu periode waktu
tertentu. Sumbu vertikal mengukur kerusakan
lingkungan.

 Gambar A melukiskan keadaan yang umum dalam


kasus pencemaran lingkungan. Pada jumlah emisi yang
rendah kerusakan marginal lingkungan hanya sedikit,
kosentrasi ambien masih ringan sehingga orang-orang
yang sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan yang
terkena dampak. Semakin meningkatnya volume emisi
maka kerusakan semakin meningkat dan intensif.
 Gambar B melukiskan keadaan yang menggambarkan
pencemar seperti limbah B3 yang mempunyai dampak
mematikan meskipun pada volume emisi yang rendah.

 Gambar C dan D menggambarkan fungsi kerusakan ambien.


 Sumbu Horizontal menunjukkan indeks kosentrasi ambien
dan sumbu vertikal menunjukkan kerusakan dalam arti uang
(Rp atau dolar).
 Gambar C memperlihatkan fungsi kerusakan yang cukup
kompleks yaitu meningkatkan kerusakan secara cepat pada
tingkat ambien yang rendah, kemudian dampaknya melemah
pada tingkat kosentrasi ambien yang lebih tinggi, tetapi
kerusakan meningkat dengan cepat lagi pada tingkat ambien
yang semakin tinggi
 Keadaan pada gambar C dapat dilihat pada kasus
pencemaran udara yang menyebabkan kerugian (sakit
poernafasan) pada mereka yang sensitif terhadap
pencemaran udara pada tingkat kosentrasi rendah dan
kosentrai ambien yang tinggi.

 Gambar D menggambarkan bahwa kerusakan baru mulai


pada sejumlah kosentrasi tertentu kemudian meningkat tajam
secara linier dengan bertambahnya kosentrasi.

 Gambar A dan B mewakili keadaan dimana terdapat ambang


batas (thresholds) yaitu volume emisi tertinggi atau tingkat
kosentrasi tertinggi yang tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan
 Analisis kerusakan marginal dapat didasarkan pada
fungsi emisi ataupun fungsi ambien, tetapi lebih mudah
menggunakan fungsi emisi karena lebih mudah diukur.

 Fungsi kerusakan harus dinyatakan dalam satu periode


waktu tertentu.

 Analisis ini menggunakan anggapan bahwa tidak ada


pencemar yang kumulatif sifatnya, sehingga semua
kerusakan dianggap terjadi pada saat emsisi itu terjadi.
KM1

Kerusakan
(Rp) KM0

200.000 a

0 e0 Emisi (M3 BOD)


e1
KURVA KERUSAKAN MARGINAL
 Dalam teori ekonomi pada umumnya setiap tambahan
satu unit emisi akan menambah kerusakan sebesar
kerusakan marginalnya yang ditunjukkan oleh tingginya
kurva KM1.

 Volume emisi mencapai e1 maka kerusakan marginal


mencapai Rp.200.000. Ini berarti setiap peningkatan
volume emisi sebesar 1 unit (m3 BOD misalnya) pada
saat mencapai e1 akan menyebabkan kerusakan
lingkungan meningkat dengan Rp.200.000, sebaliknya
jika emisi berkurang maka nilai kerusakan akan
berkurang dengan Rp.200.000.
 Kerusakan Marginal ditunjukkan oleh kurva KM1 dan
daerah dibawah kurva tersebut (titik e0) sampai sejumlah
emisi tertentu (titik e1) menunjukkan nilai kerusakan total
yang ditimbulkan oleh volume emisi sebanyak e1.
 Nilai kerusakan total yang ditimbulkan volume emisi e1
adalah daerah segitiga e0e1a.

 Fungsi kerusakan marginal berbeda-beda tergantung


pada beberapa faktor diantaranya adalah jumlah orang
yang terkena dampak serta intensitas dampak
 Volume emisi yang sama, dampak kerusakan dapat
berbeda seperti yang ditunjukkan oleh kurva KM1 yang
berada diatas kurva KM0.
 Fungsi kerusakan menunjukkan dampak suatu buangan
(limbah) lingkungan pada suatu waktu dan tempat
tertentu.
 Terjadi perbedaan antara kurva KM1 dan KM0 merupakan
akibat dari perbedaan faktor yang mempengaruhinya.
Misal jumlah orang yang terkena dampak lebih banyak di
kota daripada di desa, waktu yang berbeda, maupun
kerusakan yang ditimbulkan oleh pencemaran ambien
bersifat lebih tinggi daripada dampak lingkungan karena
emisi.
B. Biaya Penanggulangan Pencemaran
 Biaya penanggulangan pencemaran merupakan biaya-
biaya untuk mengurangi volume limbah yang dibuang ke
dalam lingkungan, atau untuk memperkecil kosentrasi
ambien.

 Biaya Penanggulangan Limbah (abatement cost) :


biaya kegiatan pengolahan limbah dan manjemennya.

 Penanggulangan limbah mencakup semua jenis kegiatan


seperti perubahan teknologi produksi, penggantian
masukan (inputs), pendaur ulangan limbah, pengolahan
limbah dan memindah lokasi penampungan limbah.
BPM1
Biaya BPM0
(Rp)

B0 F

B11
G
B1

0 e0 e1 Emisi (ton/tahun)

Biaya Penanggulangan Pencemaran Marginal


 Dalam kurva diatas menggambarkan hubungan antara
volume limbah dan jumlah biaya penanggulangan
limbah. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah limbah
yang terbuang dan sumbu vertikal merupakan jumlah
biaya yang harus dikeluarkan.

 Digunakan kurva biaya penanggulangan marginal yaitu


tambahan biaya untuk mengurangi satu unit tingkat
pencemaran.

 Pada titik F pada BPM0 dengan biaya pencemaran


setinggi OE0 dan dengan biaya penanggulangan yang
lebih rendah OB1, volume limbah yang terbuang menjadi
lebih tinggi yaitu sebanyak OE1.
 Tinggi rendah biaya penanggulangan pencemaran dipengaruhi
oleh :
 Macam Limbah yang dibuang
 Tersedianya Teknologi
 Kemampuan Manajerial

 Biaya penanggulangan pencemar akan sangat tinggi jika teknolgi


yang digunakan kurang tepat atau salah. Ini ditunjukkan pada
kurva BPM1. Untuk menanggulangi pencemaran hingga volume
limbah berkurang menjadi E1 akan diperlukan biaya setinggi E1H
atau OB11.

 Perlu dilakukan analisis untuk menemukan teknologi tepat guna


yang mampu menekan biaya penanggulangan pencemaran
C. Biaya Penanggulangan Pencemaran
Marginal Agregatif
 Biaya penganggulangan pencemaran marginal
sebelumnya digunakan untuk satu perusahaan tunggal.
Untuk satu industri digunakan kurva biaya
penanggulangan marginal agregat.

 Kurva Biaya Penanggulangan Marginal Agregat :


Penjumlahan kurva biaya marginal penanggulangan
limbah dalam suatu industri. Industri merupakan
kumpulan dari beberapa perusahaan.
 Untuk mendapatkan kurva tersebut maka dijumlahkan
semua kurva biaya penanggulangan marginal yang
dimiliki oleh semua perusahaan yang ada dalam industri
yang bersangkutan.
Biaya Biaya
Biaya (Rp) (Rp)
(Rp) BPMT

BPM\A BPMB

B2 B2
B2 G

B1 B1
B1
H

B0
B0
B0

0 2 4 7 0 4 6 10 0 6 10 17
Emisi A Emisi B Emisi Total
(ton/mg) (ton/mg) (ton/mg)

Biaya Penanggulangan Pencemaran Marginal Agregat


 Pada perusahaan A pada tingkat biaya penanggulangan
setingkat B2 berhasil menekan tingkat emisi setinggi 2 ton per
minggu. Perusahaan B pada tingkat biaya yang sama hanya
mampu menekan emisi 4 ton/minggu
 Pada tingkat biaya penanggulangan B 2 jumlah emisi secara
total adalah jumlah emisi yang dihasilkan oleh kedua
perusahaan A dan B. Jumlah ini digambarkan pada titik G.

 Biaya yang lebih rendah ditunjukkan oleh tingkat B 1 dan B0 dan


jumlah emisi yang dihasilkan ditunjukkan dengan titik H dan I

 Kurva BPMT (Biaya Marginal Agregat) didapatkan dengan


menghubungkan titik G, H dan I
D. Tingkat Emisi yang Efisien
 Fungsi kerusakan marginal dan fungsi biaya
penanggulangan pencemaran dapat digunakan
sebagai alat analisis untuk mencapai efisiensi dalam
penanggulangan pencemaran limbah industri.
Biaya KM
(Rp) BPM

A
B Emisi
a b (ton/tahun)
0 e0 e* e1
Biaya Penanggulangan Pencemaran Marginal Agregat
 Kedua fungsi tersebut digambarkan pada kurva diatas
yang menunjukkan hubungan antara biaya
penanggulangan pencemaran dan volume kerusakan yang
dihubungkan oleh tinggi rendahnya tingkat emisi limbah.

 Tingkat emisi yang efisien dintayakan sebagai tingkat


emisi dimana biaya kerusakan marginal sama dengan
biaya marginal penanggulangan pencemaran.

 Tingkat emisi yang efisien dicapai pada saat volume emisi


setinggi E* yaitu pada saat kurva kerusakan marginal (KM)
berpotongan dengan kurva biaya penanggulangn marginal
(BPM).
 Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat emisi yang
efisien :
 Pertumbuhan Jumlah penduduk
 Penemuan baru teknologi pengolah limbah

 Perubahan tersebut dapat menggeser kurva sehingga


mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda. Besar-
kecinya perubahan tersebut tergantung pada bentuk
masing-masing kurva serta pada pergesaeran dari
masing-masing kurva tersebut.
E. Biaya Penegakan Peraturan
(Enforcement Cost)
 Pengurangan emisi tidak akan terjadi jika pemerintah
tidak memaksakan dengan undang-undang dan
peraturan. Untuk itu pemerintah membutuhkan biaya-
biaya.

 Biaya tersebut merupakan Biaya Publik (BE). Maka


dengan memasukkan unsur biaya penegakan peraturan
ke dalam biaya penanggulangan marginal privat
diperoleh biaya penanggulangan marginal total :

BPMT = BPM + BE
Biaya KM
(Rp) BPM BPM + BE

C
A
Emisi
(ton/tahun)

0 E0 E* E00 E1

Tingkat Emisi yang Efisien dengan Biaya Penegakan Hukum


( Enforcement)
 Gambar diatas menunjukkan model pengendalian
pencemaran dengan biaya penegakan hukum ( enforcement
cost).
 Biaya marginal total = ditunjukkan oleh kurva BPM + BE

 Jarak Vertikal antara kedua kurva biaya marginal


penanggulangan pencemaran menunjukkan besarnya
enforcement cost.
 Biaya ini akan meningkat seiring dengan semakin sedikitnya
volume emisi yang terjadi salam masyarakat berati semakin
banyak perusahaan yang mengurangi emisinya. Perlu
diusahakan agar biaya enforsement serendah mungkin
sehingga volume emisi yang efisien akan berada pada titik
yang lebih rendah.
2. PRINSIP EQUIMARGINAL UNTUK
MENEKAN EMISI
 Untuk mencapai tingkat emisi yang efisien kita
menggunakan prinsip kesamaan marginal
(equimarginal principle).

 Implikasi dari prinsip tersebut adalah apabila suatu


pencemar memiliki lebih dari satu sumber, untuk
menekan seluruh volume pencemaran sampai pada
biaya yang paling rendah, maka harus mengurangi emisi
masing-masing sumber sehingga biaya penanggulangan
marginal masing-masing sumber sama satu dengan
yang lain.
 Mengurangi volume emisi yang optimal dengan sejumlah
pengeluaran biaya penanggulangan tertentu.
Prinsip Equimarginal untuk Penanggulangan Pencemaran

Sumber : Data Hipotetis

Tabel diatas memperlihatkan biaya marginal penanggulangan


pencemaran oleh perusahaan A dan B.
 Terlihat pada tabel diatas perbedaan biaya
penanggulangan pencemaran antara perusahaan A dan B.
 Jika tidak ada pengendalian sama sekali maka total jumlah
limbah yang dibuang oleh 2 perusahaan tersebut sebesar
27 ton / minggu.
 Jika pemerintah menghendaki maksimum limbah yang
dibuang sebsar 15 ton / minggu, maka biaya yang
termurah secara keseluruhan dicapai oleh perusahaan A
bila membuang limbah 4 ton dengan biaya 10 juta/minggu
dan perusahaan B membuang limbah 11 ton dengan biaya
juga 10 juta/minggu.
 Secara keseluruhan Perusahaan A mengeluarkan biaya 39
juta /minggu dan perusahaan B sebesar 22 juta/minggu.
 Jika alokasi pembuangan limbah berbeda dengan jumlah yang
diatas akan menimbulkan biaya penanggulangan pencemaran
yang lebih mahal.
 Jika A membuang sebesar 5 ton/minggu dan B sebesar 10 ton/
minggu, maka A akan mengurangi biaya sebesar 2 juta/minggu
namun B akan menambah biaya sebesar 4 juta/minggu. Jadi
secara keseluruhan biaya penanggulangan pencemaran dalam
masyarakat meningkat dengan 2 juta/minggu.

 Biaya penanggulangan pencemaran yang dipikul masyarakat


(semua perusahaan) akan minimum apabila masing-masing
perusahaan membayar biaya marginal penanggulangan
pencemaran yang sama besarnya antara satu perusahaan
denga yang lain (BPMA =BPMB)
 Prinsip diatas dapat diartikan sebagai pencapaian suatu
tingkat emisi total yang optimal dengan suatu jumlah
penegluaran tertentu apabila digunakan prinsip
equimarginal

 Dalam praktiknya perlu ada tindakan hati-hati, karena


pada umumnya perusahaan tidak mengetahui dengan
pasti biaya marginal penanggulangan pencemaran yang
dilaksanakannya.
 Limbah terdiri dari macam-macam zat pencemar dan
teknologi yang selalu berubah. Ini menyebabkan biaya
yang dapat berbeda-beda untuk penanggulangannya.

Anda mungkin juga menyukai