Anda di halaman 1dari 2

Tugas.

I. Setelah Anda belajar Modul 6 Mk. Kependudukan (modul baru), Anda diminta untuk
menjelaskan beberapa pemahaman tentang ukuran Komposisi Penduduk berikut!

Persentase laki-laki dalam satu populasi atau proporsi maskulinitas,

Rasio jenis kelamin atau rasio maskulinitas.

Rasio kelebihan atau kekurangan jumlah laki-laki terhadap total populasi.

II. Tugas Anda menjelaskan Grafik Rasio Ketergantungan Indonesia Tahun 1971-2010
berikut ini!

III. Anda diminta untuk menjelaskan tentang:


1. Pembangunan Berwawasan Kependudukan
2. Lima Dimensi Integral dalam Pembangunan Berwawasan Kependudukan!

Jawab:

I. a. Suatu stereotype tentang laki-laki yang dapat dipertentangkan dengan feminimitas


sebagai stereotype perempuan. Maskulin vs feminim adalah dua kutub sifat yang
berlawanan dan membentuk suatu garis lurus yang setiap titiknya menggambarkan
derajat kelaki-lakian (maskulinitas) atau keperempuanan (feminimitas).

b. Adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk


perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu.

c. Rasio senilai 98 di kota X, artinya dalam 100 perempuan ada 98 laki-laki di kota
tersebut. Artinya kota X kekurangan 2 laki-laki atau kelebihan 2 perempuan.

II. Bonus demografi terjadi pada keadaan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia nonproduktif atau rasio ketergantungan di
bawah 50. Rasio ketergantungan secara nasional cenderung menurun. Grafik
menunjukkan rasio ketergantungan pada tahun 2000 sebesar 53,76 dan menurun pada
tahun 2005 menjadi sebesar 50,8. Pada tahun 2010 mengalami sedikit peningkatan
menjadi 51,33 dan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan
angka beban ketergantungan sebesar 49,2 yang berarti setiap 100 penduduk usia
produktif (15-64 tahun) menanggung beban sebanyak 49,2 penduduk usia nonproduktif
(kurang dari 15 tahun dan 65 tahun keatas). Keadaan ini bisa diartikan bahwa Indonesia
saat ini sedang mengalami era bonus demografi. Sumber data: Sensus Penduduk 2000,
2010 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005, 2015.

III. 1. Mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan berwawasan


kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi
penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan.
Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan. Pembangunan
adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua dari pembangunan
berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan
yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dibandingkan
dengan pembangunan infastruktur semata.
2. Dimensi partisipasi : dimensi ini merupakan penterjemahan dari prinsip bahwa
penduduk adalah pelaku pembangunan, baik dibidang dimensi partisipasi, baik
partisipasi di bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.
Dimensi keberlanjutan : dimensi ini disarikan dari prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Dimensi pro rakyat : dimensi ini merupakan penterjemahan dari prinsip penduduk
sebagai obyek pembangunan dengan memasukan 3 elemen dasar dalam IPM
meliputi elemen ekonomi, elemen pendidikan, dan elemen kesehatan.
Dimensi integrasi:dimensi ini mewakili prinsip bahwa perencanaan kependudukan
harus menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan.
Dimensi kesetaraan: untuk melihat apakah pembangunan sudah mengusung
kesetaraan kepentingan baik bagi laki-laki maupun perempuan.

https://www.ugm.ac.id/id/berita/10542-indeks-pembangunan-berwawasan-kependudukan-diy-
tertinggi-nasional

http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/05/pengertian-pembangunan-
berwawasan.html?m=1

https://lakilakibaru.or.id/maskulinitas-posisi-laki-laki-dalam-masyarakat-patriarkis/

https://www.rumusstatistik.com/2013/07/rasio-jenis-kelamin-sex-ratio.html?m=1

https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/rasio-ketergantungan-penduduk-indonesia-1483511262

Anda mungkin juga menyukai