SKRIPSI
Oleh :
Oleh
Indah Magdalena BR Simamora
193020301061
SKRIPSI
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Mengetahui,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Palangka Raya, Ketua,
Dekan,
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TIM PENGUJI
iii
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 193020301061
1. Karya tulis ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik, baik di Universittas Palangka Raya maupun perguruan tinggi
lainya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penulisan sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam
daftar Pustaka.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atas pendapat yang tidak ditulis
atau dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan dalam daftar Pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terjadi penyimpangan dan ketidak benaraan dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang diperoleh serta sanksi lain sesuai karya tulis ilmiah dan norma yang
berlaku diperguruan tinggi ini.
NIM. 193020301061
v
ABSTRAK
ANALISIS SEKTOR POTENSI UNGGULAN GUNA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Indah Magdalena BR Simamora, 2023. Selama kurun waktu 2010-2021,
pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kotawaringin Barat di Kalimantan
Tengah cenderung mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sektor-sektor basis dan potensial dari sisi PDRB. Dengan mengetahui
sektor unggulan di Kabupaten Kotawaringin Barat, maka pemerintah daerah dapat
memprediksi mengenai semua sumber daya yang ada untuk meningkatkan
perekonomian di Kabupaten Kotawaringin Barat.
vi
ABSTRACT
SECTOR ANALYSIS OF SUPERIOR POTENTIAL FOR ECONOMIC
DEVELOPMENT PLANNING OF KOTAWARINGIN BARAT REGENCY,
CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
menyelesaikan Proposal Skripsi ini tepat pada waktu yang berjudul “ANALISIS
diajukan sebagai prasyarat perolehan gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas
Skripsi ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat
serta saran-saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
selanjutnya. Penulis juga menyadari Proposal Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis tak lupa mengharapkan kritik dan saran untuk
ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan doa dari beberapa pihak. Dalam
1. Bapak Prof. Dr. Danes Jaya Negara, M. Si, selaku Dekan Fakultas
viii
3. Bapak Drs. Sabirin, ME, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan,
dan saran.
perkuliahan.
6. Staf tata usaha Jurusan Ekonomi Pembangunan dan staf tata usaha
7. Kepala BAPEDA dan Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, atas ijin
8. Jonson Simamora dan Purnama Sinaga, kedua orang tua penulis yang
ix
9. Saudara kandung penulis, Elizabeth Romauli Simamora, Santikaria
11. Teman-teman kelas (A, B, C) 2019 dan juga semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
Peneliti,
NIM. 193020301061
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
xi
2.1.6.2 Shift and Share.........................................................................23
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................51
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kotawaringin Barat....................................51
5.2 Saran...........................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
LAMPIRAN..........................................................................................................78
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi
Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010-
2021..................................................................................................67
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
daerah selaku regulator, pihak swasta maupun BUMN selaku eksekutor dengan
suatu model kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru yang
pada suatu wilayah, yaitu : terjadinya kenaikan nilai tambah (value added) disebut
awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun, agar dapat melihat pertambahan dari
satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil
atau harga konstan. Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari
dalam pencapaian pembangunan yang lebih baik, apabila Produk Domestik Bruto
dapatlah dikatakan bahwa roda pembangunan negara tersebut sangat baik karena
1
2
Produk Domestik Bruto adalah nilai bersih barang dan jasa akhir yang dihasilkan
besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 berhasil tumbuh 3,69% atau
10,332,595.1 yang mengalami kontraksi sebesar 2,07%. Dari sisi lapangan usaha,
berhasil tumbuh 1,84%, serta sektor perdagangan besar dan eceran dengan
modal tetap bruto (PMTB) yang berkontribusi sebesar 30,81% terhadap PDB
Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan pada tingkat daerah disebut dengan
ekonomi maka diperlukan adanya persiapan yang matang dalam hal perencanaan
memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya atau sektor penggerak yang
Tengah dapat dianggap sebagai pusat baru dalam ekonomi regional, akan segera
maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara
pertumbuhan ekonomi daerah adalah adanya permintaan barang dan jasa dari luar
daerah sehingga sumber daya lokal akan dapat menghasilkan kekayaan daerah
baru. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan integrasi pendekatan sektoral dan
201
Lapangan Usaha 2016 2018 2019 2020 2021
7
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.84 4.68 7.08 6.97 0.1 2.92
Pertambangan dan Penggalian 7.6 8.67 -0.3 5.82 -9.7 1.64
Industri Pengolahan 7.45 8.95 5.11 4.26 -0.2 4.11
Pengadaan Listrik dan Gas 10.3 5.82 9.01 9.5 18.8 2.94
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
4.35 0.27 8.56 6.1 6.29 7.05
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 7.82 5.41 1.68 6.94 -11 8.29
Perdagangan Besar dan Eceran 7.29 8.14 11.2 6.23 -1 2.28
Transportasi dan Pergudangan 9.17 8.15 8.24 7.79 -3.3 4.27
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.86 5.52 6.96 6.2 -4.3 2.64
Informasi dan Komunikasi 6.23 6.47 8.25 5.14 10.2 17.34
Jasa Keuangan dan Asuransi 7.27 8.87 2.13 6.08 9.86 6.60
Real Estate 5.36 4.24 8.59 4.38 0.61 2.67
Jasa Perusahaan 6.03 5.45 7.79 6.87 -14 1.83
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
2.33 4.05 7.27 6.58 11.7 -3.07
Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan 6.21 3.53 8.47 6.16 5.66 1.27
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.4 5.64 8.57 5.23 9.57 12.72
Jasa lainnya 6.84 4.11 8.38 6.65 -8.4 2.53
PDRB 6.35 6.73 5.61 6.12 -1.4 3.40
Sumber : BPS, (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah), 2022.
lapangan usaha dari tahun 2016-2021 yang berakibat juga pada fluktuasi PDRB
kenaikan secara berkala sampai tahun 2018. Kemudian di tahun 2020, krisis
sektor usaha mengalami minus pendapatan, namun 5 sektor lainnya yaitu : sektor
pengadaan listrik dan gas, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan
dan asuransi sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial dan
sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial justru menjadi sektor dengan laju
6
memberikan gambaran yang lebih baik tentang kondisi dan pertumbuhan ekonomi
Kotawaringin Barat pada tahun 2016 sebesar 7.87% lebih tinggi dibandingkan
7
dengan pertumbuhan PDRB pada tingkat provinsi yang sebesar 6.35%. Terjadinya
0.98% pada tahun 2020 yang lebih unggul dibandingkan dengan Provinsi
sehingga ulasan lebih lanjut terkait sektor-sektor yang menjadi sektor multiplier
Tabel 1.4 PDRB ADHK Kabupaten Kotawaringin Barat 2016-2021 (Juta Rupiah)
terus meningkat dari tahun ketahun, pada tahun 2019 sebesar 3.331.076, lalu pada
tahun 2020 meningkat menjadi 3.427.744 dan pada tahun 2021 kembali
konstruksi.
keunggulan tentunya dapat memberikan nilai yang lebih besar. Oleh karenanya
perlu diketahui sektor apa yang menjadi sektor unggulan pada suatu daerah, agar
TENGAH”.
9
merupakan salah satu tujuan mendasar yang ingin dicapai dalam perekonomian
1. Sektor apa saja yang menjadi sektor ekonomi basis dan potensial untuk
tahun 2010-2021.
ekonomi.
pemerintah dan seluruh elemen yang terdapat dalam suatu wilayah sangat
ekonomi saat ini merupakan salah satu prasyarat mutlak jika suatu wilayah ingin
11
12
produktif.
daya, baik melalui sistem pasar maupun diluar sistem pasar, tidak
prioritas daerah.
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga
dan sektoral yang tinggi. Dalam beberapa perubahan komponen utama struktural
sektor pertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa (Todaro, 2000: 146).
ketimpangan pendapatan antar wilayah, antar sektor dan antar penduduk. Menurut
Boediono (1981) pertumbuhan ekonomi terdiri dari tiga aspek penting. yaitu :
tahun.
menghasilkan output.
besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau pembangunan
(GDP) total dan penduduk. Dua faktor penunjang penting dibalik proses
akumulasi kapital yaitu makin meluasnya pasar (M) dan adanya tingkat
satu dan lainnya, meluasnya pasar berarti bisa dipertahankan tingkat keuntungan
pada tingkat tinggi. Perluasan pasar merupakan syarat utama dalam kelangsungan
proses akumulasi kapital. Potensi pasar akan tercapai apabila setiap warga negara
pertumbuhan permintaan terhadap tenaga kerja ditentukan oleh dua faktor yaitu,
output.
merupakan salah satu wadah yang paling mendasar dalam kegiatan produksi
maksimum” bagi suatu perekonomian untuk tumbuh. Jika sumber daya tidak
dimanfaatkan sepenuhnya maka jumlah penduduk dan stok modal yang tersedia
modal adalah unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output peranan
sentral dalam proses pertumbuhan output. Stok modal (K) memiliki dua efek
memungkinkan tingkat spesialisasi dan pembagian kerja yang lebih besar. Proses
“batas atas” dimungkinkan sumber daya alam yang tersedia. Dalam tahap ini
(Stationary State). Pada posisi ini seluruh proses pertumbuhan akan berhenti.
yang mana bersifat pasif dalam proses pertumbuhan output nya, dalam arti bahwa
dalam jangka panjang berapapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
tumbuh apabila tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten.
penawaran dan permintaannya. Tingkat upah akan tinggi, jika terdapat permintaan
akan tenaga kerja tumbuh lebih cepat daripada penawaran dan begitupun
sebaliknya. Tingkat upah terus turun dan jatuh dibawah tingkat upah subsisten.
oleh persedian modal (K) dan tingkat output masyarakat (Q), sebab tenaga kerja
dari teori ekonomi klasik yang telah lebih dulu diperkenalkan oleh Adam Smith
pertumbuhan neo yang ada yakni teori Robert Solow dan T. W. Swan bahwasanya
terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonom, yaitu :
17
1. Akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, modal dan sumber daya manusia.
(PDB).
jumlah output yang dihasilkan oleh tenaga kerja dan nilai produk tersebut.
dalam suatu wilayah merupakan suatu proses kenaikan output dalam jangka
Kenaikan pendapatan itu diukur dalam nilai riil atau berdasarkan harga konstan.
sebagai sistem ekonomi terbuka yang dihubungkan dengan wilayah lain melalui
wilayah lain akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi di suatu wilayah dan
berikut:
places) setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil,
perdesaan. Misalnya perlu melakukan perbedaan fungsi antara daerah daerah yang
(Pertumbuhan jalur cepat) pada tahun 1955. Teori ini menyatakan bahwa daerah
harus mencari sektor/bahan baku dengan potensi besar yang dapat dikembangkan
dengan cepat, karena potensi alam atau sektor tersebut memiliki keunggulan
tinggi dengan kebutuhan modal yang sama, dapat berproduksi dalam waktu yang
perekonomian.
dalam jangka panjang. Fokusnya terdapat pada tiga aspek, yaitu : proses, output
perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses, bukan
suatu gambaran ekonomi pada suatu waktu. Disini kita melihat dan menganalisis
berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Menurut Kuznets dalam Jhingan
terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (Value Added) yang
apabila memiliki keuntungan absolute yang kaya akan sumber daya alam dan
terbuka yang dihubungkan oleh wilayah lain melalui faktor-faktor produksi dan
pertumbuhan daerah lain dalam bentuk permintaan sektor untuk wilayah lain yang
wilayah lain akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di suatu wilayah serta
interelasi.
wilayah.
kesempatan kerja yang luas, memberikan pendapatan yang lebih tinggi dan
penolong, suku cadang, listrik, air bersih) dan jasa-jasa (seperti jasa
5. Produk Domestik Regional Bruto, salah satu konsep yang sangat penting
Regional Bruto (PDRB) adalah nilai total barang dan jasa yang dihasilkan
akibat dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan yang mencerminkan
peningkatan produksi barang dan jasa dari satu tahun ke tahun berikutnya.
yang diikuti oleh pertumbuhan angkatan kerja sebagai salah satu faktor
kerja tambahan.
dalam suatu wilayah. Sumber daya alam yang dimiliki pada suatu
Shift-Share, analisis Tipologi Klassen, analisis Overlay dan analisis Model Rasio
Pertumbuhan (MRP).
suatu wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor. Menurut Hood
suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan
kabupaten/kota dan share out sektor i di Provinsi. Sektor unggulan disini berarti
sektor bisnis yang tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah.
1. Sektor Basis
langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar wilayah. Kegiatan
sedangkan kegiatan sektor non basis merupakan sektor sekunder (city plowing)
yang artinya tergantung pada pembangunan yang dihasilkan. Teori basis ekonomi
memiliki struktur permintaan yang sama dengan struktur permintaan pada tingkat
(homogeny) pada setiap sektor dan produktivitas tenaga kerja yang sama.
daerah menjadi sektor yang sama dalam perekonomian nasional. Menurut Tarigan
berdasarkan dua indikator utama, yaitu laju pertumbuhan ekonomi daerah dan
sumbu vertikal dan PDRB perkapita sebagai sumbu horizontal. Kuncoro (2000)
(rapid growth region), daerah maju tetapi tertekan (retarded region), daerah yang
backward region).
ruang lingkup wilayah yang kecil dengan ruang lingkup wilayah yang besar.
Yusuf (1999: 221-223) menganjurkan penggunaan lebih dari satu alat analisis
lanjut dari analisis Shift-Share. Terdapat dua rasio pertumbuhan dalam analisis
tersebut, yaitu : Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan
dan Model Rasio Pertumbuhan (Huda & Cahyono, 2021). Analisis ini selanjutnya
dominan.
produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam
suatu wilayah pada suatu periode tertentu dan dihitung dalam kurun waktu satu
tahun (Kuncoro, 2004). Secara konsep, estimasi perhitungan nilai dari PDRB
menggunakan pendekatan atas dasar harga konstan (at constant prices) maupun
atas dasar harga berlaku (at current prices). Baik PDRB atas dasar harga konstan
maupun atas dasar harga berlaku keduanya memiliki interpretasi data yang
berbeda.
PDRB adalah jumlah dari nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha didalam suatu wilayah tertentu atau juga bisa diartikan sebagai jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas
dasar harga konstan menunjukan nilai tambah dari barang dan jasa yang dapat
dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar
tambah barang dan jasa yang dapat dihitung dengan menggunakan harga pada
setiap tahunnya.
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga
konstan maupun atas dasar harga berlaku menjadi salah satu indikator guna
mengetahui kondisi ekonomi pada suatu daerah. Jumlah nilai tambah yang
dihasilkan seluruh unit usaha pada suatu daerah merupakan PDRB ataupun hasil
akhir dari barang dan jasa yang telah dihasilkan seluruh unit usaha pada suatu
daerah (BPS). PDRB atas dasar harga berlaku yakni perhitungan PDRB yang
menggunakan harga pada tahun berjalan atau pun harga yang berlaku pada setiap
untuk melihat pergeseran pada struktur ekonomi. PDRB atas dasar harga konstan
yakni perhitungan PDRB yang berdasarkan harga konstan pada tahun tertentu
1. PDRB atas dasar harga berlaku (at current market prices) atau nominal
merupakan PDRB yang dinilai atas dasar harga berlaku pada tahun-tahun
2. PDRB atas dasar harga konstan (at constant prices) atau harga riil
4. PDRB menurut produksi, jumlah dari nilai tambah atas barang yang jasa
yang telah dihasilkan oleh berbagai unit produksi pada suatu daerah
29
merupakan balas jasa (seperti upah atau gaji, bunga, sewa tanah dan
yang ikut serta dalam proses produksi pada suatu daerah dalam jangka
dikurangi subsidi).
dalam penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun 2000
menjadi tahun 2010. Perubahan tahun dasar dilakukan karena selama sepuluh
tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan baik pada tatanan global maupun
lokal yang berpengaruh pada perekonomian nasional. PDRB tahun dasar 2010
berpedoman pada Sistem Neraca Nasional (SNN) 2008. SNN 2008 adalah
ekonomi yang sesuai dengan standar neraca baku yang didasarkan pada prinsip-
kategori, setiap kategori dirinci lagi menjadi beberapa subkategori, yaitu sebagai
berikut:
Subkategori Perikanan.
Pakaian Jadi; Subkategori Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas
Kaki; Subkategori Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan
Peralatan.
Ulang.
6) Kategori F : Konstruksi.
Sosial Wajib
dimiliki pada suatu daerah, akan berdampak pada terjadinya perbedaan sektor
peranan potensi pada sektor ekonomi yang dimiliki maka nilai tambah dan laju
penting untuk mengetahui output pada sektor ekonomi serta melihat pertumbuhan
pada suatu wilayah tertentu. Dengan adanya data PDRB, maka akan dapat
daya manusia. Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan inisiatif yang berasal
perubahan yang berasal dari permintaan pada salah satu sektor, misalkan
memberikan dampak pada sektor yang lain atau beberapa sektor sekaligus.
Apabila terjadi perubahan permintaan akhir pada suatu sektor, akan merubah
permintaan (input) dari berbagai sektor dan perubahan tersebut akan berlangsung
dalam beberapa periode. Keterkaitan antar sektor atau juga dapat dikatakan
merupakan hasil dari Haggblade dan Hazell (1989); Haggblade, hazel dan Brown
(1989); Haggblade, Hammer dan Hazell (1991); serta Delgade (1994) yang
dijelaskan kembali oleh Suryana (1998). Maksud antar sektor ekonomi dapat
terjadi melalui empat media yang diuraikan oleh Suryana (1998) sebagai
penjelasan berikut :
suatu sektor untuk membeli produk dari industri lain guna memenuhi
industri.
industri sebagai bahan baku industri dan penggunaan produk bahan baku
industri dipergunakan sebagai bahan baku bagi industri yang lain disebut
keterkaitan ke depan.
c. Keterkaitan investasi, hal ini tercipta karena nilai tambah dari suatu
bernilai kecil.
untuk dilacak secara empiris karena pada umumnya pajak akan ditarik
Menurut Hazell dan Roell (1983) dalam Suryana et al (1998) faktor lokasi
keterkaitan produk akan lebih tinggi jika sektor yang berhubungan berada dalam
terdahulu yang memiliki keterkaitan variabel antara satu dan yang lain. Terdapat
2. Lokasi penelitian
2021 yaitu dalam kurun waktu 11 tahun yang terfokus pada Kabupaten
Kotawaringin Barat.
mencakup tujuan dari penelitian itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah
38
untuk mengetahui daerah yang memiliki pertumbuhan yang pesat dan daerah yang
Regional Bruto (PDRB) dapat dijadikan sebagai ukuran kinerja makro dari
baik secara total maupun per sektor. Perkembangan PDRB atas dasar harga
konstan merupakan salah satu indikator penting guna melihat seberapa besar
menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil
pembangunan Dari uraian diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 2.2
dibawah ini.
PDRB ADHK
Pertumbuhan Ekonomi Dan
Sektor-Sektor Unggulan
Sektor Unggulan
hasil-hasil penelitian terdahulu dan juga landasan teori yang sudah dijelaskan
diatas. Maka dapat ditarik beberapa hipotesis dari penelitian ini, sebagai berikut :
masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mende Proposal Skripsi
kesamaan, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literature, buku-buku serta dokumen
1. Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional dan regional yang mencakup
39
40
3. Data PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat atas Dasar Harga Konstan Seri
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di Kalimantan Tengah atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama pada negara lain. Pada
sektor pada wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan
sektor yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik pada pasar domestik maupun
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Yaitu
sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literature, buku-buku serta dokumen
instansi (Sugiyono, 2015). Dalam Penelitian ini terdapat 2 cara dalam teknik
kurun waktu 11 tahun dari tahun 2010-2021 yang diperoleh dari BPS
Pertumbuhan (MRP) dan analisis Overlay, analisis data yang digunakan untuk
potensial dalam suatu daerah tertentu. Metode ini menyajikan perbandingan yang
relatif antara kemampuan sektor di wilayah dengan kemampuan sektor yang sama
pada daerah yang lebih luar (Arsyad. Lincolin 1999). Rumus Location Quotient
(LQ) adalah :
vi/vt vi/Vi
LQ= atau
Vi/Vt vt /Vt
Keterangan :
Kotawaringin Barat) i
43
Tengah).
namun juga kebutuhan diluar daerah karena sektor ini sangat potensial
untuk dikembangkan.
3. Jika nilai LQ < 1. maka sektor tersebut merupakan sektor non basis
dan perlu mengimpor produk dari luar daerah karena sektor ini kurang
nasional). Analisis Shift-Share digunakan untuk melihat output total dari sektor-
sektor negara baik dari faktor lokasi maupun pengaruh dari struktur industri.
Nilai (national share) positif di daerah-daerah yang tumbuh lebih cepat dan
dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika suatu industri adalah positif,
maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibandingkan industri
yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi. Pergeseran diferensial ini
disebut pengaruh keunggulan kompetitif. Jika nilai komponen positif, maka sektor
_ Nij = Eij x Rn
Keterangan:
Kalimantan Tengah.
Tengah
bauran industri.
Kalimantan Tengah
Barat).
vertikal dan PDRB perkapita sebagai sumbu horizontal yang diamati dan
Y
yi<y Yi>y
R
Menurut Yusuf (1999) alat analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ini
pada ruang lingkup wilayah yang kecil dengan ruang lingkup wilayah yang besar.
Dimana:
ΔYin : (Yin-Yin(t)) adalah perubahan PDRB sektor i
Provinsi Kalimantan Tengah
Yin : Sektor i akhir tahun penelitian (provinsi Kalimantan
Tengah)
Yin(t) : Sektor i awal tahun penelitian (provinsi Kalimantan
Tengah)
ΔYn : (Yn-Yn(t)) adalah perubahan PDRB provinsi
Kalimantan Tengah
48
ΔYij /Yij( t )
RPs =
ΔYin /Yin (t)
Dimana:
ΔYij : (Yin-Yin(t)) adalah perubahan PDRB sektor i
Kabupaten Kotawaringin Barat
Yij : Sektor i akhir tahun penelitian Kabupaten
Kotawaringin Barat
Yij(t) : Sektor i awal tahun penelitian Kabupaten
Kotawaringin Barat
ΔYin : (Yn-Yn(t)) adalah perubahan PDRB provinsi
Kalimantan Tengah
Yin : Total PDRB awal tahun penelitian (provinsi
Kalimantan Tengah)
Yin(t) : Total PDRB akhir tahun penelitian (provinsi
Kalimantan Tengah
RPr/ PRs > 1 positif (+). RPr/Rps < 1 negatif (-) maka akan diperoleh keterangan
sebagai berikut:
RPr atau RPs positif dimana menunjukan bahwa pertumbuhan sektor pada
RPr atau RPs negatif dimana pertumbuhan suatu sektor pada tingkat
disebutkan diatas maka suatu sektor akan dikategorikan menjadi sektor unggulan
dan non unggulan. Gunawan (2011) sektor unggulan merupakan sektor yang
memiliki nilai lebih ataupun positif terbanyak dari berbagai alat analisis yang
cara menggabungkan beberapa alat analisis. Sedangkan alat analisis yang akan
digunakan adalah dengan menggabungkan hasil analisis LQ. hasil analisis Shift
digunakan untuk melihat kategori ekonomi potensial baik dari sisi kontribusi
maupun sisi pertumbuhan PDRB. Dalam penelitian ini, analisis Overlay juga
menggabungkan alat analisis dengan tujuan untuk menyaring hasil analisis yang
dengan melihat nilai positif (+) dan negatif (-). Sektor yang jumlah nilai positif (+)
paling banyak berarti sektor tersebut merupakan sektor unggulan dan begitu juga
sebaliknya, jika suatu sektor tidak mempunyai nilai positif yang berarti sektor
50
tersebut bukan sektor unggulan. Notasi positif berarti koefisien komponen lebih
dari satu dan negatif kurang dari satu. RPr bernotasi positif berarti pertumbuhan
sektor i lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan total di wilayah referensi. RPs
sektor yang sama di wilayah referensi. Sementara untuk metode LQ nilai positif
(LQ > 1). Terdapat tiga kriteria dalam analisis Overlay, yaitu :
RPr, RPs, dan LQ ketiganya bernilai positif (+), berarti sektor tersebut
Tengah
RPr bernilai negatif (-), sedangkan RPs dan LQ bernilai positif (+), berarti
RPr, RPs, LQ ketiganya bernilai negatif (-), berarti sektor tersebut kurang
1. RPs (+) dan LQ (≥1) membuktikan gairah sektor sangat menonjol baik
4. RPs (-) dan LQ (<1) membuktikan gairah sektor yang tidak potensial dari
Semboyan kabupaten ini adalah Marunting Batu Aji yang artinya "Menuju
Kejayaan". Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas 10.759 Km² atau sekitar
daerah khatulistiwa, yaitu terletak diantara 1°19’ s.d 3° 36’ Lintang Selatan, 110°
25’ s.d 112° 50’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat berbatasan
dengan:
beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau/kering, dan musim hujan,
temperatur minimumnya berkisar antara 23,1°C - 24,2°C dengan suhu udara rata-
retatif tinggi dengan rata-rata tahunan diatas 80%. Sebagai daerah beriklim tropis,
50%. Berdasarkan dari klasifikasi Oldman (1975), tipe iklim yang dimiliki
51
52
wilayah Kabupaten Pulang Pisau termasuk kedalam tipe iklim B1, yakni wilayah
dengan bulan bassah antara 30. 7-9 bulan (curah hujan > 20 mm/bulan) dan bulan
kering (curah hujan < 100 mm/bulan) yang terjadi selama kurang dari 2 bulan.
Hujan terjadi hamper sepanjang tahun dan curah hujan paling banyak terjadi pada
bulan Oktober- Desember sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juni-
September.
Pada 3 Oktober 1959 secara resmi ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten
Kotawaringin Barat dan saat ini tahun 2023 telah berusia yang ke-64 tahun.
Luas 10.759 KM2 yang terbagi dalam 6 kecamatan Kabupaten yang terdiri dari
berjumlah 235.803 jiwa atau 60.755 KK. (Kepala Keluarga). Rata-rata jumlah
anggota keluarga mencapai 3,88 Jiwa/KK. Pada tahun 2018 jumlah penduduk
mencapai 304.100 jiwa 79.687 KK, rata-rata jumlah anggota keluarga 3,83
Jiwa/KK. Jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga tahun 2018 mengalami
6,55%/tahun. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2018, dan
terendah terjadi pada tahun 2010. Pada tahun 2018 terjadi penurunan jumlah
penduduk baik jumlah penduduk dalam jiwa maupun jumlah kepala keluarga
terbanyak terdapat pada Kecamatan Arut Selatan yaitu sebanyak 124.262 jiwa
Kecamatan Arut Selatan ini adalah merupakan tempat kota Ibukota Kabupaten
dengan jumlah penduduk 58.183 jiwa atau 19,23%, kemudian disusul Kecamatan
Kecamatan yang jumlah pendudknya paling rendah adalah Arut Utara dengan
jumlah penduduk 20.272 jiwa atau 6,70% dan Kecamatan Kotawaringin Lama
(153,79 Km2), disusul dengan Kecamatan Arut Selatan (52,04 Jiwa/Km 2), dan
Penduduk usia konsuntif adalah penduduk usia kurang dari 15 tahun dan
usia 65 tahun keatas. Jumlah penduduk usia kurang dari 15 tahun sebanyak 80.118
Jiwa dan 65 tahun ke atas sebanyak 8.926 Jiwa, sementara penduduk usia
Rasio jumlah penduduk konsuntif dengan jumlah penduduk usia produktif adalah
(dua) orang penduduk usia produktif menanggung 1 (satu) orang penduduk usia
konsumtif.
pada tahun 2009 adalah Rp 278.886 perbulan. Kemudian pada tahun 2018
tahun 2009 mencapai 6,87% atau sebanyak 17.780 jiwa. Kemudian pada tahun
sepuluh tahun mengalami penurunan 2,6% atau setiap tahun terjadi penurunan
rata-rata 0,26%. Penurunan ini terjadi bukan hanya pada tingkat kemiskinann
56
(persentase jumlah masyarakat miskin), tetapi dalam jumlah jiwa juga mengalami
penurunan dari 17.780 jiwa menjadi 12.290 jiwa, atau terjadi penurunan 5.490
jiwa atau rata-rata 549 jiwa tiap tahun pengurangan jumlah masyarakat miskin di
ini dianalisis dengan pendekatan kuantitatif yang disesuaikan dengan alat analisis
referensi.
Hasil dari analisis data dan pembahasan digunakan dengan alat analisis
potensial.
Kotawaringin Barat
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik dari besaran nilai nominal
57
salah satu indikator penting guna melakukan evaluasi dan koreksi terhadap
program pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan pada masa atau periode
PDRB atas dasar harga konstan karena dalam penghitungan PDRB atas dasar
tambah dari seluruh lapangan usaha (berdasarkan KBLI 2009 – ISIC Rev 4) yang
dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan;
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan
dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat
Barat selama periode penelitian yaitu dari periode tahun 2010 sampai 2021.
58
Tabel 4.2 Rata-Rata Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Kotawaringin Barat, 2010 – 2021 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha Rata-Rata
1 Pertanian, kehutanan, dan perikanan 2,873,647.8
2 Pertambangan dan penggalian 142,937.4
3 Industri pengolahan 2,683,338.4
4 Pengadaan listrik dan gas 5,609.2
5 Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 9,017.7
6 Konstruksi 884,367.2
7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
1,287,566.5
motor
8 Transportasi dan pergudangan 840,225.5
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 129,807.3
10 Informasi dan komunikasi 113,403.3
11 Jasa keuangan dan asuransi 498,879.9
12 Real estate 185,916.5
13 Jasa perusahaan 4,486.7
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
320,653.3
wajib
15 Jasa pendidikan 263,786.6
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 120,136.4
17 Jasa lainnya 87,809.5
Produk Domestik Regional Bruto 10,451,589.
2
Sumber : Pengolahan Data
Hasil tabulasi data rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai output atau nilai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) yang paling besar dibandingkan sektor lainnya
disusul oleh sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor. Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto
12.29
8.48 8.01
4.70
1.41 0.050.09 1.241.08 1.770.043.052.531.140.85
alat analisis Shift-Share. Dengan metode Shift-Share ini akan dapat diketahui
bahwa nilai tambah ekonomi daerah sebagai perubahan (Dij) suatu variabel
selama kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh : (1) pertumbuhan nasional (Nij),
kompetitif disebut differential shift atau regional share sehingga disebut Shift-
Share. Untuk mengetahui hasil analisis Shift-Share dapat dilihat pada tabel 4.4 di
bawah ini:
tersebut dapat dilihat dari 17 (tujuh belas) sektor kegiatan perekonomian yang
ekonomi yang berada ditingkat Kabupaten relatif lebih tinggi dari sektor
ditingkat Provinsi.
Juta. Dilihat dari output yang dihasilkan bauran industri sebagian besar
62
positif terjadi pada sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan
gas, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor,
makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan
dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, dan sektor jasa kesehatan
dan kegiatan sosial. Nilai positif ini mempunyai tingkat pertumbuhan yang
limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor jasa perusahaan, dan sektor
jasa lainnya. Nilai negatif ini mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih
dengan nilai total positif sebesar Rp700.995,49 Juta. Sektor ekonomi yang
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor
transportasi dan pergudangan, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real
dan jaminan sosial wajib, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
63
karateristik pola dan struktur ekonomi dan kontribusi ekonomi yang berbeda,
yaitu: 1) daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), 2)
daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), 3) daerah berkembang
cepat (high growth but low income), dan 4) daerah relatif tertinggal (low growth
and low income) (Kuncoro dan Aswandi, 2002: 27-45). Untuk mengetahui hasil
1. Kuadran I, sektor maju dan tumbuh dengan pesat adalah sektor pertanian,
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor
transportasi dan pergudangan, sektor jasa keuangan dan asuransi, dan sektor
jasa perusahaan.
2. Kuadran III, sektor potensial atau masih dapat berkembang adalah sektor real
dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa pendidikan,
tersebut adalah teori basis ekonomi dimana akibat dari suatu industri
menghasilkan barang dan jasa baik untuk pasar didaerah maupun untuk pasar di
luar daerah yang mengakibatkan arus pendapatan akan mengalir ke daerah yang
bersangkutan.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 17 (tujuh belas) sektor ekonomi
terdapat 8 (delapan) sektor yang mempunyai rata-rata LQ>1 atau sektor yang
sektor industri pengolahan, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan
daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor jasa keuangan dan
asuransi, dan sektor jasa perusahaan. Kedelapan sektor tersebut mampu melayani
sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, sektor
jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan sektor jasa lainnya belum mampu melayani
Kalimantan Tengah. Pada Model Rasio Pertumbuhan dibagi atas 2 (dua) yaitu
67
rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) dan rasio pertumbuhan wilayah studi
(RPs). Untuk wilayah referensi adalah Provinsi Kalimantan Tengah dan wilayah
modifikasi dari model Shift-Share dimana dengan metode Shift-Share hasil yang
dicapai adalah hasil angka riil yang terdiri dari kontribusi dan pertumbuhan
Kategori angka koefisien ini adalah pertumbuhan suatu aktifitas positif (+)
atau negatif (–). Untuk RPr atau RPs > 1, maka RPr dan RPs secara nominal
positif (+) dan sebaliknya bila RPr atau RPs < 1, maka RPr dan RPs tersebut
secara nominal negatif (–). Untuk mengetahui hasil analisis model rasio
1. Klasifikasi 1, adalah nilai RPr (+) dan RPs (+) berarti kegiatan tersebut baik
menonjol. Dengan melihat pada tabel 4.7 maka sektor tersebut adalah sektor
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan
jaminan sosial wajib, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
2. Klasifikasi 2, adalah bila RPr (+) dan RPs (–) berarti kegiatan tersebut pada
pertumbuhannya belum menonjol. Dengan melihat pada tabel 4.6 maka sektor
tersebut adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dan sektor
jasa pendidikan.
3. Klasifikasi 3, adalah bila RPr (–) dan RPs (+) berarti kegiatan tersebut pada
studi pertumbuhannya menonjol. Dengan melihat pada tabel 4.6 maka tidak
4. Klasifikasi 4, adalah bila RPr (–) dan RPs (–) berarti kegiatan tersebut baik
menonjol. Dengan melihat pada tabel 4.6 maka sektor tersebut adalah sektor
ulang, sektor konstruksi, sektor jasa perusahaan, dan sektor jasa lainnya.
ekonomi yang unggul dan potensial dapat lebih akurat. Untuk mengetahui hasil
kecil adalah sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas,
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor
minum, sektor jasa keuangan dan asuransi, dan sektor jasa lainnya.Sektor ini
kegiatan yang tidak potensial adalah sektor pertambangan dan penggalian dan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan serta tujuan yang ingin
sebagai berikut:
selama periode 2010-2021 dari 17 (tujuh belas) sektor ekonomi pada Produk
limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan
pergudangan, sektor jasa keuangan dan asuransi, dan sektor jasa perusahaan.
71
72
listrik dan gas, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor
dan komunikasi, sektor real estate, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial.
maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) adalah sektor
konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
5.2 Saran
positif bagi perekonomian yaitu salah satunya mengurangi angka kemiskinan dan
tersebut, selain menggunakan pendekatan sektoral, maka salah satu langkah yang
karya.
75
DAFTAR PUSTAKA
xvii
Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional, Teori Dan Aplikasi. Padang:
Penerbit Baduose Media
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung Penerbit: CV Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Suyana Utama, I Made. (2010). Buku Ajar Ekonomi Regional. Denpasar: Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
Suyana Utama,I Made. (2010). Buku Ajar Ekonomi Regional. Denpasar: Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Tambunan, T.TH. (2001). “Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan
Empiris”. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tambunan, T.TH. (2012). “Perekonomian Indonesia”. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Tarigan, Robinson. (2005). Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Tarigan, Robinson. (2005). Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Tarigan, Robinson. (2015). Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Todaro, Michael P. (2000). “Pembangunan Ekonomi”. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Todaro, Michael. P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi
Ketujuh. Terjemahan Haris Munandar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. (2006). Pembangunan Ekonomi (edisi
kesembilan. jilid I). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Widodo, Tri. (2006). Perencanaan Pembangunan. Aplikasi Komputer (Era
Otonomi Daerah). Yogyakarta. Penerbit: UUP STIM YKPN.
Yusuf, M. (1999). ‘Model Rasio Pertumbuhan (MRP) sebagai Salah Satu Alat
Analisis Alternatif dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. Bangka-
Belitung : Economics and Finance in Indonesia.
xviii
LAMPIRAN
xix
Lampiran 1
PDRB Provinsi Kalimantan Tengah (Seri 2010) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun (2010-2020)
Lapangan Usaha PDRB 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pertanian, Kehutanan, dan
13.935.356,0 14.165.405,2 56.531.023,6 60.492.928,4 16.080.172,5 17.031.877,2 17.686.415,9 18.514.006,0 19.824.582,6 21.250.829,0 21.298.921,1 21.920459,2
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 8.416.687,5 9.958.231,5 11.060.620,8 12.819.014,0 12.421.471,7 12.654.564,5 13.616.280,9 14.796.619,4 14.754.123,6 15.518.411,7 14.083.663,2 14.315.123,9
Industri Pengolahan 8.684.411,8 8.814.642,5 9.289.879,4 10.011.827,4 11.244.005,4 11.976.409,3 12.868.858,9 14.020.767,8 14.736.823,0 15.388.503,4 15.374.023,8 16.006.646,6
Pengadaan Listrik dan Gas 29.223,4 32.210,9 35.775,3 38.330,6 47.398,9 61.924,2 68.327,4 72.306,1 78.818,3 86.309,5 102.524,8 105.535,9
Pengadaan Air, Pengelolaan
51.063,6 54.339,3 57.241,7 60.330,5 63.029,0 65.599,2 68.451,3 68.634,7 74.507,4 79.792,2 84.955,6 90.941,2
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 4.821.353,9 5.074.439,3 5.468.681,9 5.667.133,5 6.252.678,2 6.918.493,5 7.459.522,6 7.863.027,6 7.994.888,2 8.578.346,4 7.745.442,7 8.387.653,2
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda 6.199.823,5 6.578.235,9 7.103.968,0 7.404.736,5 7.978.723,1 8.712.524,8 9.347.810,8 10.108.351,3 11.241.087,4 12.018.482,9 11.911.460,9 12.182.677,3
Motor
Transportasi dan Pergudangan 3.425.844,6 3.555.877,2 3.705.028,3 4.130.893,6 328.189,3 353.492,9 5.169.282,3 5.590.422,4 6.051.173,1 6.489.175,5 6.252.917,7 6.519.753,2
Penyediaan Akomodasi dan
880.880,0 968.489,9 1.061.666,5 1.125.394,2 1.217.783,0 1.321.485,4 1.425.329,1 1.503.981,0 1.608.668,1 1.722.348,0 1.643.916,4 1.687.250,8
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 599.071,5 658.886,6 723.222,7 794.854,6 890.882,9 937.574,6 996.023,3 1.060.417,9 1.147.927,6 1.203.922,8 1.340.902,0 1.573.418,1
Jasa Keuangan dan Asuransi 1.434.283,7 1.867.232,0 2.119.600,3 2.295.935,9 2.438.741,5 2.491.889,5 2.673.145,6 2.910.193,3 2.972.290,4 3.153.019,9 3.455.631,2 3.683.851,6
Real Estat 1.069.787,1 1.188.230,7 1.285.806,6 1.375.663,5 1.473.459,0 1.572.102,8 1.656.293,8 1.726.577,2 1.874.853,5 1.956.917,7 1.959.944,8 2.012.268,5
Jasa Perusahaan 20.609,2 22.704,6 23.871,1 25.723,4 26.890,9 29.001,8 30.750,9 32.428,1 34.954,3 37.357,4 32.224,3 32.814,4
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 3.151.272,5 3.417.655,9 3.668.307,4 3.925.051,6 4.241.925,9 4.827.302,6 4.939.988,9 5.140.186,5 5.514.103,6 5.828.043,8 6.291.942,2 6.098.725,6
Wajib
Jasa Pendidikan 3.151.272,5 3.417.655,9 2.779.968,0 2.906.086,2 73.724.522,7 78.890.968,3 3.649.485,5 3.778.473,4 4.098.425,1 4.332.045,9 4.565.151,1 4.623.234,9
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
916.215,3 1.014.582,4 1.113.440,0 1.155.466,5 1.257.874,7 1.362.267,7 1.435.824,5 1.516.817,3 1.646.801,7 1.732.910,3 1.898.686,6 2.140.243,8
Sosial
Jasa Lainnya 544.352,5 569.082,0 615.510,1 646.167,1 703.438,4 756.665,9 808.447,9 841.688,2 912.220,0 972.868,7 891.305,5 913.876,3
PDRB 56.531.023,6 60.492.928,4 64.649.165,3 69.410.986,4 73.724.522,7 78.890.968,3 83.900.239,4 89 544 898,3 94 566 247,9 100.349.285,1 98.933.613,6 102.294.474,3
Sumber: BPS, (Badan Statistik Kalimantan Tengah), 2022.
xx
Lampiran 2
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pertanian, Kehutanan, dan
2.154.559.7 2.242.691 2.355.547 2.430.133 2.597.566 2.749.876 2.907.562 3.115.478 3.326.474 3.449.782 3.530.836 3.623.269
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 1.982.480.8 133.357 140.985 151.113 134.436 135.372 143.353 140.553 146.521 158.057 157.772 149.739
Industri Pengolahan 53.992.4 1.940.559 2.061.316 2.217.997 2.393.770 2.556.714 2.690.878 2.941.100 3.162.384 3.331.076 3.427.744 3.653.986
Pengadaan Listrik dan Gas 36.801.5 3.551 3.894 4.239 4.703 5.688 5.950 6.097 6.546 7.161 7.989 8.276
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 1.765.100.2 6.588 7.152 7.506 8.222 8.896 9.343 9.658 10.334 11.299 10.921 11.909
Ulang
Konstruksi 87.669.8 646.317 697.800 763.670 815.095 885.898 934.460 997.482 1.047.401 1.122.528 987.370 1.106.366
Perdagangan Besar dan
38.917.0 929.528 1.007.961 1.080.904 1.133.838 1.232.136 1.317.850 1.396.600 1.500.563 1.596.609 1.644.347 1.738.206
Eceran
Transportasi dan Pergudangan 64.331.5 596.913 646.977 737.655 775.715 836.753 887.038 930.842 1.007.391 1.088.907 998.765 1.067.950
Penyediaan Akomodasi dan
107.747.5 92.369 99.906 107.934 117.608 128.406 139.764 147.566 156.032 165.931 156.549 160.318
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 123.990.7 80.632 88.771 94.447 102.192 110.038 117.997 123.395 127.043 137.357 147.770 158.784
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.0 333.467 367.449 404.317 457.538 502.228 536.084 561.140 573.308 611.612 671.278 715.749
Real Estate 0.0 130.532 143.252 156.669 170.990 186.011 198.149 202.580 215.235 229.444 236.926 242.255
Jasa Perusahaan 745.92.2 3.355 3.673 4.036 4.357 4.666 4.860 5.006 5.256 5.609 4.911 5.057
Administrasi Pemerintahan.
Pertahanan dan Jaminan 49.398.5 226.474 242.866 259.908 285.130 314.518 331.239 354.885 353.945 385.121 419.320 460.523
Sosial
Jasa Pendidikan 1.822.536.2 200.965 205.619 219.004 234.713 254.884 267.866 276.813 296.119 320.451 346.272 353.364
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
3.216.1 84.932 91.312 96.580 103.747 110.859 115.724 120.578 127.782 137.598 174.298 199.385
Sosial
Jasa lainnya 2.923.1 69.966 74.812 78.971 83.579 90.309 96.593 102.916 110.948 119.095 81.204 78.848
10.113.25 11.432.68 13.004.27
PDRB 292.9 7.722.195 8.239.294 8.815.084 9.423.200 10.704.712 12.173.281 12.877.636 13.733.984
3 9 0
Sumber : BPS. (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah). 2022.
xxi
Lampiran 3
Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2021 (Persen)
201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 202 202
Lapangan Usaha
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.01 1.65 2.62 3.38 7.00 5.92 3.84 4.68 7.08 6.97 0.1 2.92
18.3 11.0 15.9 -
Pertambangan dan Penggalian 6.83 1.88 7.6 8.67 -0.3 5.82 -9.7 1.64
2 7 0 3.10
12.3
Industri Pengolahan 9.69 1.50 5.39 7.77 6.51 7.45 8.95 5.11 4.26 -0.2 4.11
1
10.2 11.0 23.6
Pengadaan Listrik dan Gas 2.45 7.14 30.6 10.3 5.82 9.01 9.5 18.8 2.94
2 7 6
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
6.78 6.42 5.34 5.40 4.47 4.08 4.35 0.27 8.56 6.1 6.29 7.05
Daur Ulang
10.3
Konstruksi 6.57 5.25 7.77 3.63 10.7 7.82 5.41 1.68 6.94 -11 8.29
3
Perdagangan Besar dan Eceran 5.74 6.10 7.99 4.23 7.75 9.2 7.29 8.14 11.2 6.23 -1 2.28
11.4
Transportasi dan Pergudangan 2.97 3.80 4.19 2.25 12.1 9.17 8.15 8.24 7.79 -3.3 4.27
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.59 9.95 9.62 6.00 8.21 8.52 7.86 5.52 6.96 - -4.3 2.64
12.6 12.0 17.3
Informasi dan Komunikasi 9.98 9.76 9.90 5.24 6.23 6.47 8.25 5.14 10.2
7 8 4
30.1 13.5
Jasa Keuangan dan Asuransi 7.36 8.32 6.22 2.18 7.27 8.87 2.13 6.08 9.86 6.60
9 2
11.0
Real Estate 9.97 8.21 6.99 7.11 6.69 5.36 4.24 8.59 4.38 0.61 2.67
7
10.1
Jasa Perusahaan 7.74 5.14 7.76 4.54 7.85 6.03 5.45 7.79 6.87 -14 1.83
7
Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan Jaminan 4.81 8.45 7.33 7.00 8.07 13.8 2.33 4.05 7.27 6.58 11.7 -
xxii
Sosial 3.07
Jasa Pendidikan 4.85 8.59 8.90 4.54 8.81 8.67 6.21 3.53 8.47 6.16 5.66 1.27
10.7 12.7
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9.10 9.74 3.77 8.86 8.3 5.4 5.64 8.57 5.23 9.57
4 2
13.1
Jasa lainnya 4.54 8.16 4.98 8.86 7.57 6.84 4.11 8.38 6.65 -8.4 2.53
0
PDRB 6.23 7.01 6.87 7.37 6.21 7.01 6.35 6.73 5.61 6.12 -1.4 3.40
Sumber : BPS. (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah). 2022.
Lampiran 4
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010-2021 (Persen)
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.00 4.09 5.03 3.17 6.89 5.86 5.73 7.15 6.77 3.71 2.35 2.60
Pertambangan dan Penggalian 4.95 4.59 5.51 3.44 7.05 5.87 6.24 -1.95 4.25 7.87 -0.18 -5.10
Industri Pengolahan 6.71 1.40 7.51 6.54 6.02 -6.30 4.83 9.30 7.52 5.33 2.90 6.60
Pengadaan Listrik dan Gas 3.24 7.04 5.20 3.51 6.73 -1.67 1.79 2.47 7.36 9.39 11.56 3.60
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
6.13 4.57 5.41 3.19 7.40 6.58 6.30 3.37 7.00 9.34 -3.35 9.10
Ulang
Konstruksi 8.59 5.14 6.56 6.04 3.16 3.40 8.01 6.74 5.00 7.17 -12.04 12.10
Perdagangan Besar dan Eceran 8.66 6.16 5.18 4.35 2.52 3.45 5.18 5.98 7.44 6.40 2.99 5.70
Transportasi dan Pergudangan 7.61 -7.30 -9.95 -8.15 8.46 8.22 -9.30 4.94 8.22 8.09 -8.28 6.93
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.48 1.72 4.12 3.30 3.07 4.77 2.34 5.58 5.74 6.34 -5.65 2.41
Informasi dan Komunikasi 2.19 7.55 5.72 7.18 -11.04 0.70 5.90 4.57 2.96 8.12 7.58 7.45
Jasa Keuangan dan Asuransi 3.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.67 2.17 6.68 9.76 6.62
xxiii
Real Estate 1.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.24 6.25 6.60 3.26 2.25
Jasa Perusahaan 7.71 6.20 4.31 6.73 -24.32 -5.86 7.19 3.01 4.98 6.73 -12.46 2.99
Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan Jaminan Sosial 7.79 9.60 7.79 7.83 7.58 7.16 4.77 7.14 -0.26 8.81 8.88 9.83
Jasa Pendidikan 5.02 6.48 6.22 7.60 7.92 6.81 5.23 3.34 6.97 8.22 8.06 2.05
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.43 10.42 9.66 8.86 10.94 17.96 3.65 4.19 5.98 7.68 26.67 14.39
Jasa lainnya 4.15 10.62 9.71 7.11 10.89 19.04 3.20 6.55 7.80 7.34 -31.82 -2.90
PDRB 6.62 8.42 9.20 26.78 11.37 8.73 7.87 6.80 6.48 5.79 0.98 5.61
Sumber : BPS. (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah). 2022.
Lampiran 5
xxiv
Penyediaan Akomodasi & Makan
85,304.7 160,318.0 880,880.0 1,687,250.8 75,013.3 0.81 0.92 0.88 69,056.55 9,032.66 (3,075.91) 75,013.30
Minum
Informasi dan Komunikasi 72,413.7 158,784.0 599,071.5 1,573,418.1 86,370.3 0.81 1.63 1.19 58,620.92 59,154.74 (31,405.36) 86,370.30
Jasa Keuangan & Asuransi 252,388.6 715,749.0 1,434,283.7 3,683,851.6 463,360.4 0.81 1.57 1.84 204,315.66 191,537.19 67,507.55 463,360.40
Real Estate 118,954.9 242,255.0 1,069,787.1 2,012,268.5 123,300.1 0.81 0.88 1.04 96,297.33 8,501.82 18,500.95 123,300.10
Jasa Perusahaan 3,054.8 5,057.0 20,609.2 32,814.4 2,002.2 0.81 0.59 0.66 2,472.95 (663.83) 193.08 2,002.20
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan & Jaminan Sosial 213,910.6 460,523.0 3,151,272.5 6,098,725.6 246,612.4 0.81 0.94 1.15 173,166.64 26,908.56 46,537.20 246,612.40
Wajib
Jasa Pendidikan 189,368.6 353,364.0 2,350,787.5 4,623,234.9 163,995.4 0.81 0.97 0.87 153,299.20 29,758.68 (19,062.48) 163,995.40
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 78,842.3 199,385.0 916,215.3 2,140,243.8 120,542.7 0.81 1.34 1.53 63,825.06 41,505.23 15,212.41 120,542.70
Jasa Lainnya 66,473.4 78,848.0 544,352.5 913,876.3 12,374.6 0.81 0.68 0.19 53,812.08 (8,687.82) (32,749.66) 12,374.60
Total 7,179,473.8 13,733,984.0 56,531,023.6 102,294,474.5 6,554,510.2 5,811,985.63 41,529.09 700,995.49 6,554,510.20
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
xxvii
Informasi dan Komunikasi 2.01 + 1.31 +
Jasa Keuangan & Asuransi 1.94 + 2.01 +
Real Estate 1.09 + 1.14 +
Jasa Perusahaan 0.73 - 0.72 -
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 1.16 + 1.26 +
Jasa Pendidikan 1.19 + 0.95 -
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 1.65 + 1.67 +
Jasa Lainnya 0.84 - 0.20 -
Lampiran 9
xxviii
Jasa Keuangan + + -+
Real Estate - + ++
Jasa Perusahaan + - --
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
- + +-
Wajib
Jasa Pendidikan - - +-
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - + ++
Jasa Lainnnya - - -+
xxix