Anda di halaman 1dari 13

2.

Pembangunan Pertanian Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari suatu

keadaan yang lebih baik dari sebelumnya (Saragih, 2002). Sementara menurut Riyadi (Mardikanto, 1 !) pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat kese"ahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat (dan indi#idu$indi#idu didalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan. Pembangunan pertanian bertu"uan untuk meningkatkan tara% hidup dan kese"ahteraan masyarakat tani yang sebagian besar (&0 ') masyarakat di pedesaan (ndonesia. Meningkatnya tara% hidup ini dapat dicapai dengan meningkatkan produkti#itas usaha tani, untuk dapat mengelola usaha taninya secara e%isien diperlukan adanya perubahan perilaku untuk mampu berusaha tani lebih menguntungkan. Perubahan perilaku ini merupakan e%ek ) dampak dari suatu proses komunikasi dan merupakan dampak yang tinggi kadarnya setelah dampak kogniti% dan dampak a%ekti% (*ikmatullah, 1 Menurut Mosher (1 +).

1) pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari

pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan sumbangan kepadanya serta men"amin bah,a pembangunan menyeluruh itu (o#erall de#elopment) akan benar - benar bersi%at umum, dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang "umlahnya besar dan dalam beberapa tahun mendatang, diberbagai negara, akan terus hidup dari bertani. .ima %aktor utama (mutlak) yaitu %aktor$%akor harus ada supaya pembangunan pertanian dapat berlangsung, yang terdiri dari / (a) %aktor pasar, yang dapat disamakan dengan %aktor adanya kebutuhan (b) %aktor teknologi, yang berkembang yang dapat disamakan dengan keahlian (c) %aktor tersedianya alat$alat dan bahan$bahan pertanian yang dapat disamakan dengan modal (d) %aktor insenti% yang dapat mempengaruhi kesediaan petani (e) %aktor transportasi yang dapat disamakan dengan %aktor modal (0adisapoetro, 1 !1). Sedangkan menurut Mosher (1 1) %aktor - %aktor yang memperlancar pembangunan

pertanian adalah / (a) pendidikan pembangunan yaitu bagaimana mendidik petani untuk mengambil man%aat dari masyarakat lain dimasa lampau yang dapat membantu masyarakat itu ma"u dan berkembang sesuai yang dikehendaki (b) kredit produksi adalah memin"amkan se"umlah dana untuk membiayai usaha tani petani dalam rentang ,aktu saat pembelian sarana

produksi dan saat pen"ualan hasil panen (c) ker"asama kelompok petani, karena kesibukan dalam usaha taninya kebanyakan petani tidak mau beker"a sama sehingga perlu suatu dorongan dan bantuan sistematis bagi kegiatan kelompok petani tersebut dan diharapkan akan segera men"adi suatu akti#itas bersama secara sukarela (d) memperbaiki dan memperluas tanah pertanian yaitu memperbaiki mutu tanah yang telah di"adikan usaha tani dan mengusahakan tanah baru untuk pertanian (e) perencanaan nasional pembangunan pertanian yaitu proses pengambilan keputusan oleh pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan mengenai tiap kebi"aksanaan dan tindakan yang mempengaruhi pembangunan. 2ari keterangan diatas dapat disimpulkan bah,a pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan yang lebih baik untuk meningkatkan tara% hidup dan kese"ahteraan masyarakat khususnya masyarakat tani. Pembangunan pertanian dapat berlangsung dengan adanya + %aktor mutlak yang berupa %aktor pasar, %aktor teknologi, %aktor tersedianya alat$alat dan bahan pertanian)modal, %aktor intensi% dan %aktor transportasi. 2imana kelima %aktor mutlak tersebut dapat dibantu dengan %aktor$%aktor yang memperlancar pembangunan pertanian yaitu berupa pendidikan pembangunan, kredit produksi, ker"asama dengan kelompok petani, memperbaiki dan memperluas tanah pertanian serta perencanaan nasional. 3ang secara keseluruhan terpadu guna memperlancar dan menyukseskan pembangunan pertanian 2.2 Kependudukan 2alam 4ndang$4ndang *omor 10 5ahun 1 2 tentang Perkembangan

6ependudukan dan Pembangunan 6eluarga se"ahtera disebutkan bah,a 6ependudukan adalah hal ikh,al yang berkaitan dengan "umlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kese"ahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut. 2ari de%inisi tadi, masalah kependudukan sangatlah kompleks dan menyeluruh, karena semua aspek yang menyangkut 7penduduk7 ada dalam kependudukan. 2alam 4ndang$4ndang tersebut "uga diuraikan bah,a perkembangan kependudukan diarahkan pada pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk serta pengarahan mobilitas penduduk untuk me,u"udkan keserasian, keselarasan dankeseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran pendudukdengan lingkungannya. 4ntuk mencapai tu"uan kebi"akan pembangunankependudukan ditetapkan sasaran$ sasarannya, meliputi penurunan "umlah penduduk miskin, peningkatan

kese"ahteraan penduduk, peningkatan produkti#itas penduduk, penurunan tingkat kelahiran, peningkatan kesetaraan dan keadilan "ender, peningkatan keseimbangan persebaran penduduk, tersedianya data dan in%ormasi pembangunan dan kependudukan, tersedianya perlindungan dan peningkatan kese"ahteraan serta kualitas penduduk, serta terselenggaranya administrasi kependudukan nasional yang terpadu dan tertib. Setiap kegiatan pembangunan dan kebi"akan yang dilaksanakan oleh setiap sektor dapat mempengaruhi kependudukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 8egitu pula setiap perkembangan kependudukan dapat mempengaruhi pembangunan sektoral dan daerah. 9leh karena itu dari artinya aspek kualitas, perlu adanya pembangunan yang pelaksanaan me,u"udkan dipertimbangkan dan pemantauan dan aspek tidak aspek kependudukan se"ak kegiatan pembangunan, kependudukan yaitu perencanaan, untuk harus kuantitas,

kemakmuran

kese"ahteraan penduduk, pembangunan

mempertimbangkan tiga maupun mobilitas dengan

mengesampingkan sosial budaya serta lingkungannya. Pemberdayaan kese"ahteraan pengendalian bersama, kuantitas masyarakat merupakan dan bagi kepentingan pembangunan untuk mencapai dalam upaya kualitas penduduk serta mengarahkan

suatu pembangunan kependudukan

peningkatan

persebaran penduduk untuk me,u"udkan kehidupan yang lebih baik yang seimbang di seluruh daerah, serta kualitas yang memadai guna mendukung 7pembangunan7 yang berkelan"utan. 4ntuk me,u"udkan kebi"akan tersebut, maka pendekatan pembangunan yang hanya men"adikan penduduk sebagai obyek pembangunan sudah harus ditinggalkan, tetapi harus mengedepankan pembangunan yang ber,a,asan kependudukan, yaitu pembangunan yang berkelan"utan untuk, dari dan oleh manusia atau penduduk. 9leh sebab itu pendekatan yang dipakai adalah dengan mengedepankan pemerataan dan peranan seluruh penduduk sebagai pelaku atau pelaksana pembangunan. 2.3 Pembangunan Pertanian Berwawasan Kependudukan

Strategi Pembangunan 5erlepas dari moral ha:ard para pelaku ekonomi dan birokrat, banyak pakar berpandangan bah,a krisis di (ndonesia ter"adi karena kesalahan dalam mengembangkan

strategi pembangunan. 0al 0ill (1

;) mengemukakan bah,a dalam kurun ,aktu 1 ;;

sampai dengan akhir tahun 1 !0an, para ekonom di (ndonesia telah berhasil mengembangkan sektor industri dengan penuh kehati$hatian dan disesuaikan dengan kondisi makro ekonomi yang ada. *amun se"ak a,al tahun 1 0$an perkembangan industri tersebut berubah dengan lebih menekankan pada industri berteknologi tinggi. 2ampaknya adalah ter"adi tekanan yang sangat berlebihan pada pembiayaan yang harus ditanggung oleh pemerintah1). <alaupun (ndonesia sedikit demi sedikit berhasil mengatasi krisis ekonomi yang ditandai dengan mulai berputarnya roda ekonomi di sektor riil, sektor keuangan dan perbankan yang relati% semakin baik, serta arah perkembangan kondisi ekonomi makro yang semakin kondusi%, namun terlalu dini "ika mengatakan bah,a (ndonesia telah keluar dari krisis dan siap untuk bersaing kembali dalam era globalisasi dan perdagangan bebas. Masalah yang lebih mendasar yang menyebabkan ter"adinya krisis ekonomi harus ditelaah dengan benar untuk kemudian dianalisis apakah persoalan mendasar tersebut telah ditangani dengan benar sehingga tidak ter"adi krisis ulangan dimasa mendatang. 6etergantungan terhadap pin"aman luar negeri yang dipandang sebagai pangkal permasalahan krisis ekonomi saat ini masih belum dapat diselesaikan. 8ahkan ada kecenderungan ketergantungan (ndonesia terhadap pin"aman luar negeri ini men"adi semakin mendalam. 6etergantungan terhadap pin"aman luar negeri tersebut tidak akan berkurang "ika pemerintah tidak melakukan perubahan mendasar terhadap strategi pembangunan ekonomi yang ada pada saat ini. 2alam upaya keluar dari krisis ekonomi de,asa ini perlu dikembangkan kebi"aksanaan ekonomi makro dan mikro yang tetap mengacu pada pembangunan ber,a,asan kependudukan disamping peningkatan good governance, pembenahan utang luar negeri, sektor keuangan dan perbankan.4ntuk itu harus dilakukan reorientasi kebi"aksanaan ekonomi makro yang ber,a,asan kependudukan, sebagai berikut/ Merubah Strategi Orientasi Ekspor dengan Strategi Pasar Dalam Negeri. Sebagai *egara dengan penduduk keempat terbesar di dunia, maka "umlah penduduk tersebut harus dapat diman%aatkan sebagai pasar bagi produk dalam negeri. Sehingga upaya memenuhi pasar dalam negeri perlu mendapat perhatian utama. Prioritas pada pasar dometik)dalam negeri se"alan dengan pembangunan ber,a,asan kependudukan (people-centered development). =ika kebi"akan ini di"alankan, maka tidak sa"a berbagai usaha akan tumbuh, tetapi "uga mampu memenuhi kebutuhan akan barang dan "asa. 2alam hubungan ini tentunya
1

"enis usaha kecil dan menengah yang menghasilkan barang$barang untuk keperluan domestik, yang perlu dikembangkan. <alaupun dengan tidak menutup kemungkinan untuk tetap melakukan ekspor, sepan"ang harga, mutu dan corak, memungkinkan. Kembali pada usaha yang sederhana simple business!. Pembangunan ekonomi hendaknya kembali bertumpu pada usaha$usaha yang sederhana yang memang sesuai dengan kondisi kebanyakan penduduk (ndonesia. 9leh karena itu kebi"akan pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) harus mendapat dukungan yang luas dan di"alankan dengan konsisten. 46M telah terbukti men"adi tulang punggung penggerak ekonomi pada saat krisis. Kembali ke sektor pertanian dan kelautan. 2engan kekayaan alam yang berlimpah, baik di darat maupun di air, seharusnya sektor pertanian dan kelautan mampu men"adi tulang punggung perekonomian nasional. *amun sampai saat ini kenyataannya tidaklah demikian. 8erbagai kebi"akan yang ada belum mampu belum mampu meningkatkan > rate o" return? mereka yang beker"a dalam sektor ini, sehingga banyak ditinggalkan orang. 0arus dibuat suatu kebi"akan yang mampu meningkatkan >rate o" return? terhadap hasil pertanian dan kelautan. 4ntuk itu harus dikembangkan teknologi pertanian dan kelautan serta pengembangan berbagai produk pertanian dan kelautan dalam skala yang besar 2. Perlu dilakukan >economic o" scale? dalam usaha sektor pertanian, khususnya agribisnis dan kelautan. Pemantapan Konsep dan #mplementasi Pembangunan $er%a%asan Kependudukan. Pembangunan kependudukan harus tetap terus dilan"utkan dan bahkan ditingkatkan integrasinya kedalam berbagai sektor pembangunan, terutama yang berkaitan dengan sektor ekonomi. =ika selama ini kependudukan lebih dititk beratkan pada sektor sosial dalam kerangka pembangunan nasional, saat ini perlu dipikirkan untuk mengintegrasikan pembangunan kependudukan kedalam sektor @64(*. 2alam melaksanakan pembangunan kependudukan itu sendiri maka sasaran peningkatan kualitas penduduk harus tetap di"adikan prioritas utama pembangunan kependudukan, disamping masalah pengendalian kuantitas dan pengarahan mobilitas penduduk.

Pengertian Pembangunan Berwawasan Kependudukan


2

Apa yang dimaksud dengan pembangunan ber,a,asan kependudukanB Secara sederhana pembangunan ber,a,asan kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan ber,a,asan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus di"adikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus di"adikan sub"ek dan ob"ek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua dari pembangunan ber,a,asan kependudukan adalah pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan in%rastruktur semata$mata. Strategi pembangunan ber,a,asan kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi dalam "angka pendek memang akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. *amun ada suatu "aminan bah,a perkembangan ekonomi yang dicapai akan lebih berkelan"utan (sustainable). Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan memba,a pada peningkatan ketimpangan pendapatan. (ndustrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat memang akan meningkatkan e%isiensi dan produkti#itas, namun sekaligus "uga meningkatkan "umlah pengangguran dan mereka yang setengah menganggur. Mengapa selama ini (ndonesia mengabaikan pembangunan ber,a,asan

kependudukanB. 0al ini tidak lain karena keinginan pemerintah untuk mempertahankan la"u pertumbuhan ekonomi yang harus senantiasa tinggi. Pertumbuhan ekonomi men"adi satu$ satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional. <alaupun (ndonesia memiliki ,a,asan trilogi pembangunan, yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas, namun pada kenyataannya pertumbuhan senantiasa mendominasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan tanpa melihat potensi penduduk serta kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang ada nyatanya tidaklah berlangsung secara berkelan"utan (sustained). =ika dikaitkan dengan krisis ekonomi de,asa ini, ter"adinya krisis tersebut tidak lepas dari kebi"aksanaan ekonomi yang kurang mengindahkan dimensi kependudukan. Strategi ekonomi makro yang tidak dilandasi pada situasi)kondisi ataupun potensi kependudukan yang ada menyebabkan pembangunan ekonomi tersebut men"adi sangat rentan terhadap perubahan. 8elum ter"adi strategi pembangunan yang berorientasi serius pada aspek kependudukan selama ini.

Pembangunan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. 8erbagai ka"ian dan literatur memperlihatkan bah,a kualitas sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. 2alam "angka pendek in#estasi dalam sumberdaya manusia nampak sebagai suatu upaya yang Csia$siaD. *amun dalam "angka pan"ang in#estasi tersebut "ustru mendorong pertumbuhan ekonomi. 6a"ian dan karya dari Abramo#it: (1 +1), Solo,, 6endrick, 2enison E Mincer (1 !F), Gary 8ecker (1 !+), Schult: (1 &&) yang disarikan oleh 0.<. Arndt pada tahun 1 & , 0icks (1 &!), 6night, =ohn.8. E R.0. Sabot (1 0), <illiamson (1 1), serta Sen, Amartya (2001), merupakan sedikit dari begitu banyak ka"ian para ekonom yang dapat memperlihatkan hubungan positi% antara pembangunan sumberdaya manusia, terutama kesehatan dan pendidikan, dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelan"utan. Mengintegrasikan dimensi kependudukan dalam perencanaan pembangunan, terutama pembangunan daerah, memberikan man%aat yang sangat mendasar, yaitu besarnya harapan bah,a penduduk yang ada di daerah tersebut men"adi pelaku pembangunan dan penikmat hasil pembangunan. (tu berarti pembangunan ber,a,asan kependudukan lebih berdampak besar pada peningkatan kese"ahteraan penduduk secara keseluruhan dibandingkan dengan orientasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth). 2alam pembangunan ber,a,asan kependudukan ada suatu "aminan akan keberlangsungan proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan ber,a,asan kependudukan menekankan pada pembangunan lokal, perencanaan berasal dari ba,ah (bottom up planning), disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal, dan yang lebih penting adalah melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Ada beberapa kritik lagi yang ditu"ukan kepada konsep pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan yaitu (1) prakasa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk rencana %ormal, (2) proses penyusunan program bersi%at statis dan didominasi oleh pendapat pakar dan teknokrat, (1) teknologi yang digunakan biasanya bersi%at > scienti"ic? dan bersumber dari luar, (F) mekanisme kelembagaan bersi%at >top-do%n?, (+) pertumbuhannya cepat namun bersi%at mekanistik, (;) organisatornya adalah para pakar spesialis, dan (!) orientasinya adalah bagaimana menyelesaikan program)proyek secara cepat sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan. 2engan melihat pada kriteria di atas nampak bah,a peranan penduduk lokal dalam proses pembangunan sangat sedikit.

6ritik para ahli terhadap orientasi pembangunan yang lebih mementingkan pertumbuhan ini sebenarnya telah berlangsung pada paruh pertama dasa,arsa 1 &0$an. Para cendekia,an dari Massachussets #nstitute o" &echnology (M(5) dan yang tergabung dalam 'lub o" (ome pada kurun ,aktu itu secara gencar mengkritik orientasi pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pertumbuhan. 2ari berbagai ka"ian dan diskusi yang dilakukan, muncul perspekti% strategi pembangunan yang kemudian dikenal sebagai konsep pembangunan berkelan"utan (sustainable development). 6onsep ini diartikan sebagai suatu proses pembangunan utnuk memenuhi keperluan hidup manusia pada saat ini tanpa harus mengorbankan keperluan hidup generasi$generasi mendatang. 2alam konsep pembangunan berkelan"utan tersebut secara implisit terkandung makna pentingnya memperhatikan aspek kependudukan dalam pelaksanaan pembangunan. Sebagai "a,aban atas %enomena baru ini, Pemerintah (ndonesia membentuk kelembagaan 6antor Menteri *egara 6ependudukan dan .ingkungan 0idup (6antor Meneg 6.0) yang merupakan perubahan dari 6antor Menteri *egara Penga,asan Pembangunan dan .ingkungan 0idup (6antor Meneg PP.0) pada akhir bulan Maret 1 &1. Masa a! Kependudukan Masa "epan Sedangkan masalah kependudukan yang menon"ol dimasa depan sungguh merupakan persoalan yang bukan sepele untuk diabaikan begitu sa"a. 2iantara persoalan$persoalan itu antara lain/ Pertama, penduduk masa depan akan semakin tinggi pendidikan yang ditamatkannya. 6onsekuensi dari keadaan ini adalah semakin besar >the rising demands?, permintaan$ permintaan baru yang beragam "enis dan kualitasnya dari masyarakat luas, yang harus dipenuhi Pemerintah. 6etidakmampuan menangkap permintaan yang meningkat itu bisa menimbulkan ketidak stabilan sosial yang akan men"adi sumber masyarakat. 6edua, penduduk yang semakin >manua? karena angka harapan hidup meningkat. 8ila pada tahun 1 !0$an, orang dianggap >tua? bila masih hidup pada usia ;0 tahun, saat ini harapan hidup rata$rata orang (ndonesia telah mencapai ;! tahun. 2engan semakin banyaknya >lansia? ini perlu disikapi masalah keluarga dan sosial yang akan timbul. keresahan dalam

6etiga, penduduk yang tinggal didaerah perkotaan akan semakin banyak. 4rbanisasi yang merupakan momok kota$kota besar seperti =akarta, Surabaya, 8andung dan sebagainya, akan menyebar pada kota$kota kelas menengah, seperti Semarang, Malang, Palembang dan banyak lagi lainnya. Persoalan >slum?, kepadatan, kemacetan, kesempatan ker"a dan berbagai >persoalan kota besar? lainnya akan merambah pada kota$kota tersebut. 8ukan mustahil akan bermunculan berbagai >urban poor consortium? yang pasti akan memusingkan kepala para pengelola pemerintahan kota yang bersangkutan. 6eempat, mobilitas penduduk semakin tinggi. Pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah lain akan lebih intensi% dimasa depan. Model mobilitas ulang$alik akan semakin banyak. Pameo penduduk siang dan penduduk malam bagi 26( =akarta akan meluas ke kota$ kota besar lainnya. Artinya semakin banyak penduduk yang bertempat tinggal diluar kota, dengan tempat ker"a di dalam kota. Sementara dengan adanya arus globalisasi, tidak mustahil ter"adi banyak mobilitas antar negara. 8isa sa"a para sopir taksi di (ndonesia nantinya akan berasal dari Philipina atau peker"a yang berke,arganegaraan Hietnam atau Iina memperebutkan kesempatan ker"a yang terbuka di (ndonesia. Maka men"adi tanggung "a,ab Pemerintah terhadap masa depan dan nasib angkatan ker"a dalam negeri sendiri bila dari sekarang tidak diantisipasi sungguh$sungguh kemungkinan perkembangan ini. 6elima, masih tingginya pertumbuhan angkatan ker"a. 2engan "umlah penduduk yang masih tinggi dengan usia harapan hidup yang terus meningkat, sudah dapat diperkirakan semakin banyak pencari ker"a. Sementara itu lapangan ker"a yang tersedia amat terbatas, karena krisis ekonomi dan sosial serta kerusuhan bernuansa politis yang belum "uga berakhir, mengakibatkan tidak ter"adi in#estasi sehingga kesempatan ker"a bisa tertutup. Sedangkan peker"aan in%ormal yang pada masa lalu masih banyak terdapat didaerah pedesaan sudah semakin berkurang dengan perubahan struktur perekonomian yang mengarah pada sektor "asa$"asa semen"ak a,al dasa,arsa 1 nasional. "imensi Penduduk da am Pembangunan #asiona Ada beberapa alasan yang melandasi pemikiran bah,a penduduk merupakan isu yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional. 8erbagai pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut. 0$an. Sebagai dampaknya pengangguran terbuka dan setengah pengganguran dalam "umlah yang cukup besar harus men"adi beban perekonomian

Pertama, penduduk merupakan pusat dari seluruh kebi"akan dan program pembangunan yang dilakukan. 2alam G80* dengan "elas dikemukakan bah,a penduduk adalah sub"ek dan ob"ek pembangunan. Sebagai sub"ek pembangunan maka penduduk harus dibina dan dikembangkan agar mampu men"adi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan "uga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. 2engan demikian, pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi akti% dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan baru dapat dikatakan berhasil "ika mampu meningkatkan kese"ahteraan penduduk dalam arti luas yaitu kualitas %isik maupun non%isik yang melekat pada diri penduduk itu sendiri. 6edua, keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. =umlah penduduk yang besar, "ika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, "umlah penduduk yang besar, "ika diikuti tingkat kualitas yang rendah, men"adikan penduduk tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional. (skandar (1 !F) memperkirakan bah,a tanpa adanya program pengendalian pertumbuhan penduduk maka "umlah penduduk (ndonesia pada tahun 1 + akan ber"umlah 21! "uta "i,a. 6enyataannya, "umlah penduduk pada tahun tersebut adalah sekitar 1 F "uta "i,a. 2engan demikian, program pengendalian pertumbuhan penduduk telah berhasil melakukan penghematan untuk berbagai pengeluaran bagi sekitar F1 "uta "i,a penduduk. Pengeluaran tersebut dapat digunakan untuk program lain yang berman%aat bagi peningkatan kualitas penduduk, seperti kesehatan dan pendidikan, yang sangat diperlukan intuk in#estasi pada masa mendatang. 6etiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam "angka yang pan"ang. 6arena dampaknya baru terasa dalam "angka ,aktu yang pan"ang, seringkali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan memperkirakan bah,a krisis ekonomi de,asa ini akan memberikan dampak negati#e terhadap kesehatan seseorang pada 2+ tahun kedepan atau satu generasi. 2engan demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumber daya manusia (ndonesia pada generasi mendatang, yaitu pada tahun 2022. 2emikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan selama 10 tahun yang lalu (1 ;&), baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun terakhir ini. 2engan demikian, tidak dimasukkannya dimensi kependudukan

dalam rangka pembangunan nasional sama artinya dengan menyengsarakan generasi penduduk pada masa mendatang. Perhatian pemerintah terhadap kependudukan dimulai se"ak pemerintah pemerintah 9rde 8aru memegang kendali. 6onsep pembangunan manusia seutuhnya , yang tidak lain adalah konsep pembangunan kependudukan) mulai diterapkan dalam perencanaan pembangunan (ndonesia yang sistematis dan terarah se"ak Repelita ( pada tahun 1 ; . *amun sedemikian "auh, ,alaupun pada tataran kebi"akan telah secara sungguh$sungguh mengembangkan konsep pembangunan yang ber,a,asan kependudukan, pemerintah tampaknya belum dapat secara optimal mengimplementasikan dan mengintegrasikan kebi"akan tersebut dalam berbagai program sektoral.

http/))de,iultralight0&.,ordpress.com)2011)01)10)"urnal$pembangunan$ber,a,asan$ kependudukan). Arndt,0.<., 1 &!, Economic Development * &he +istory o" ,n #dea, the 4ni#ersity Ihicago Press, Ihicago and .ondon, 1 &!. 0icks, 1 &!, Education and Economic -ro%th, in @conomics o% @ducation/ Research and Studies, edited by G. Psacharopoulos, pp. 101$10!, 9J%ord Pergamon. 0ill, 0al, 1 ;, &he #ndonesian Economy since ./00* Southeast ,sia1s Emerging -iant, ;.

Iambridge 4ni#ersity Press, 1 6night, =ohn.8. and R.0. Sabot, 1

0, Education) Productivity and #ne2uality, published %or

the <orld 8ank, 9J%ord 4ni#ersity Press, 9J%ord. Sen, Amartya, 2001, 5he Reach o% Schooling, 6eynote Adress at the 1; th Iommision on Population and 2e#elopment Meeting, 4nited *ations, *e, 3ork, 2001 4nited *ations, 1 +, Programme o% Action o% the 4nited *ations (nternational Ion%erence +.

on Population and 2e#elopment, *e, 3ork, 1 <illiamson, =e%%rey.G., 1

1, Productivity and ,merican 3eadership* , (evie% ,rticle , 1.

=ournal o% @conomic .iterature Hol.KK(K, *o.1, March 1

0adisapoetro. 1 !1. Pembangunan Pertanian. LP 4GM Press. 3ogyakarta. *ikmatullah, 2e,angga. 1 =uni 1 +. +. 6onstribusi PP. terhadap kee%ekti%an 6elompok 5ani 2alam

kegiatan Penyuluhan Pertanian 2i Ra,a Sragi .ampung Selatan. =S@ Hol 1, *o 1

Saragih, 8. 2002. Pembangunan Pertanian Pada 9tonomi 2aerah. Makalah Seminar *asional dan Rekonsilasi Mahasis,a Pertanian Se - (ndonesia? Studi kritis Pembangunan Pertanian 2alam 2 tahun 9tonomi 2aerah menu"u 6ese"ahteraan Petani? 22 Mei 2002. 8@M LP 4GM. 3ogyakarta. Mardikanto, 5. 1 =akarta. Mosher, A.5. 1 1. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. IH 3asaguna, =akarta !. 2asar$dasar 6omunikasi Pembangunan. P5. 8alai Pustaka (persero).

(skandar, *. 1 !F. >8eberapa aspek permasalahan kependudukan di (ndonesia?,special Reprint Series *o. F, 2emographic (nstitute L@ 4( =akarta, =anuary, p.1 . =ohnson, 2.G. and .ee, Ronald. 1 &!. Population Gro,th and @conomic 2e#elopment (ssues and @#idences. Madison, <(/ 4ni#ersity o% <isconsin Press, 4SA. 6antor Menteri *egara 6ependudukan ) 8668*. 1 Population and 2e#elopment. =akarta. 6antor Menteri *egara 6ependudukan ) 8668*. 1 6ependudukan. =akarta. 6rugman, Paul. 1 6rugman, Paul. 1 F. >5he myth o% Asia miracle?, Lortune, *o#ember. !. ><hat happened to Asia miracle?, Lortune, *o#ember. &, >0uman capital, population gro,th, and economic !. 2ra%t Repelita H(( 8idang F. (ndonesia Iountry Report

Rosen:,eig, Mark R. 1

de#elopment?, =ournal o% Policy Modelling, Special issue on Population Gro,th and @conomic 2e#elopment. 5"iptoheri"anto, Pri"ono. 1 . >@conomic crisis and reco#ery/ the (ndonesiaDs case,? 5he @<IA Regional Ion%erence ini Philiippines on Asia and the Paci%ic in the Millenium/ Ihallenges, 9pportunities E Responses, Manila, Phillipines, 2&$2 =anuary. 5"okro,inoto, Moel"arto. 1 Pela"ar ;. Pembangunan/ 2ilema dan 5antangan. =akarta/ Pustaka

Anda mungkin juga menyukai