Anda di halaman 1dari 2

Johan Heinrich von Thunen (1783-1850) adalah seorang ahli dalam ekonomi

pertanian yang berasal dari Jerman dan merupakan orang pertama yang membuat model
analisis dasar dari hubungan antara pasar, produksi, dan jarak (Prof. Syafrizal, 2008). Teori
von Thunen dikenal dengan teori land use yang merupakan teori lokasi yang dicetuskan
pertama kali di Jerman dimana pada saat tidak ada industri, jalan raya maupun jalan kereta.
Pada saat itu kondisi perekonomian pada umumnya berupa pertanian dengan sistem tuan
tanah. Tanah pada saat itu dikuasai oleh raja dan para bangsawan yang menyewakan
tanahnya pada petani dengan sewa tanah dapat dibayar oleh para petani dengan
menggunakan hasil pertaniannya. Pasa saat itu penggunaan lahan didominasi oleh
pertanian dan memiliki struktur ruang monocentric. Hasil produksi pertanian yang dihasilkan
petani juga dijual di kota sebagai daerah pusat perdagangan, dimana petani bertempat
tinggal secara menyebar di wilayah tersebut dan melakukan kegiatan komoditi. Dengan
adanya area pertanian yang terletak tidak strategis maka petani yang berada di lokasi jauh
dari pusat pasar harus menempuh jarak yang jauh untuk menjual hasil panennya. Padahal
pada saat itu transportasi yang digunakan berupa gerobak yang ditarik sapi, kuda ataukeledai,
sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan tinggi dan tidak sebanding dengan
upah yang didapat. Dengan begitu menunjukan bahwa mahalnya kota sebagai pusat pasar.
Berdasarkan struktur ruang yang sederhana tersebut, von Thunen menyusun teori lokasi
untuk kegiatan pertanian sebagai contoh kasusnya atas dasar perbedaan sewa tanah.
Dalam teori lokasi yang dicetuskan oleh von Thunen, terdapat pertimbanganpertimbangan
dari segi efisiensi tenaga kerja, maupun ekonomi. Dari beberapa teori lokasi
yang ada, teori von Thunen merupakan teori lokasi yang memelopori teori penentuan lokasi
berdasar segi ekonomi yang didasarkan pada sewa tanah.
Von Thunen berpendapat bahwa suatu pola produksi pertanian berhubungan dengan
pola tata guna lahan di wilayah sekitar pusat pasar atau kota. Harga sewa suatu lahan akan
berbeda-beda nilainya tergantung tata guna lahannya. Lahan yang berada di dekat pusatpasar
atau kota memiliki sewa lahan yang lebih mahal dibandingkan lahan yang jauh dari
pusat pasar. Karena semakin jauh jarak dari pusat pasar maka meningkatkan biaya
tranportasi. Sehingga von Thnen mengembangkan teori dasar konsep marginal
produktivitas secara matematis, yaitu penggunaan lahan pertanian didasarkan pada rumus
sebagai berikut:
R = Y (p c) Yfm ,
R= sewa tanah;
Y= hasil per unit tanah;
c= pengeluaran produksi per unit komoditas;
p= harga pasar per unit komoditas;
F= harga pengangkutan;
m= jarak ke pasar.
Dari pendekatan tersebut dapat dikatakanbahwa sewa lahan berbanding lurus
dengan keuntungan yang didapatkan. Von Thunen menentukan hubungan sewa lahan
dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan.
Gambar

Berdasarkan perbandingan antara harga jual dengan biaya produksi tersebut,


masing-masing jenis produksi memiliki kemampuannya untuk membayar sewa lahan. Makin
tinggi kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu
berlokasi dekat ke pusat pasar. Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa

diagram cincin. Diagram cincin von Thunen tersebut biasa dikenal dengan istilah Model
Zona Sepusat. Dimana pertanian intensif seperti sayur-sayuran, buah, susu dan lain-lain
yang merupakan hasil pertanian yang harus didistribusi secara cepat maka pertanian jenis
ini terdapat di dekat pusat kota, kemudian hutan yang merupakan penghasil kayu dimana
kayu memiliki kesulitan untuk didistribusikan sehinggi lokasinya di lingkaran kedua.
Padalingkaran ketiga merupakan lahan pertanian ekstensif seperti padi, dimana padi dapat
bertahan lama daripada pertanian intensif dan lebih mudah untuk didistribusikan sehingga
terletak jauh dari pusat kota. Serta cincin yang paling luar merupakan lokasi pertenakan
dengan dasar bahwa hewan ternak dapat berjalan sendiri sehingga tidak membutuhkan
biaya transportasi.

Model von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era industrialisasi.
Dalam teori ini, von Thunen melakukan pengamatan di daerah pertanian pada abad ke-19
dengan beberapa asumsi yaitu (Prof. Sjahrizal, 2008):
1. Isolated stated, terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan
dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok
kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian.
2. Single market, daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan
produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari
daerah lain.
3. Single destination, daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya kedaerah lain
kecuali ke daerah perkotaan. Daerah pedalaman merupakan daerah
berciri sama (homogenous) dan cocok untuk tanaman dan peternakan dalam
menengah.
4. Homogenous, daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogen) dan
cocok untuk tanaman dan peternakan dalam menengah
5. Maximum oriented, daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk
memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaiakan hasil
tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan.
6. One moda transportation, satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu
adalah angkutan darat berupa gerobagk yang dihela oleh kuda.
7. Equidistant, biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding denganjarak
yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk segar. Dengan asumsi tersebut
maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan
berkembang dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi daerah pertanian.
Gambar model von Thunen di atas dapat dibagi menjadi dua bagian. Pada sisi kiri
menampilkan isolated area yang terdiri dari dataran yang teratur. Semakin mendekati pusat
kota, sewa lahan semakin mahal. Sisi sebelah kanan merupakan modified conditions atau
kawasan dengan kondisi yang telah dimodifikasi. Pengertian modifikasi dapat dilihat bahwa
pada kawasan tersebut terdapat sungai yang dapat dilayari sehingga transportasi tidak
hanya melalui darat. Seperti pada isolated state, daerah di sekitar pusat kota dan sungai
sewa lahannya tinggi. Sungai sebagai jalur transportasi sehingga merupakan daerah yang
strategis. Oleh karena itu penggunaan lahan di sekitarnya akan sangat diminati oleh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai