Anda di halaman 1dari 9

Teori Central Place dikemukakan oleh Walter Christaller (1933).

Walter Christaller
adalah seorang ahli geografi dari Jerman. Christaller lahir pada 21 April 1893 di Berneck
Swiss dan meninggal pada 9 Maret 1969 di Seehein-Jugenheim Jerman. Teori ini
didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang
terkadangditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda luasnya.
Teori Central Place dari Christaller diperkuat dengan teori pusat pertumbuhan oleh August
Losch (1945) seorang ahli ekonomi dari Jerman.

Konsep Dasar Teori Central Place

Konsep dasar dari teori Central Place adalah Threshold dan Range. Threshold
adalah jumlah minimal (penduduk atau pendapatan) yang diperlukan untuk melancarkan
dan menyelaraskan unit pelayanan atau pengertian lainnya adalah minimum pasar
sehingga produsen dapat menjaga kelangsungan produksinya tanpa mengalami kerugian,
sedangkan Range adalah jarak maksimum yang harus ditempuh penduduk untuk
mendapatkan barangatau jasa yang dibutuhkan dari tempat pusat. Range selalu lebih
besar dibandingkan dengan threshold. Konsep dasar ini digunakan untuk mendeskripsikan
aktifitas yang terkonsentrasi/terpusat.

Asumsi Teori Central Place

Teori Central Place dapat berlaku apabila suatu wilayah memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1. Wilayahnya datar dan tidak berbukit


2. Tingkat Ekonomi dan daya beli enduduk relatif sama
3. Penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah.
Teori Central place membagi wilayah menjadi beberapa orde, dimana semakin
besar orde maka semakin luas jangkauannya. Orde yang lebih besar akan
memenuhi kebutuhan dari orde dibawahnya.Market area memiliki bentuk
heksagonal hal ini karena bentuk heksagonal merupakan bentuk yang kompak
tanpa menyisakan suatu ruang maupun tanpa adanya tumpang tindih.

Adapun asumsi-asumsi menurut Christaller adalah sebagai berikut:

 Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya yang
homogen dimana tersebar secara merata atau dengan kata lain tidak terdapat
perbedaan kondisi geografis;
 Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan
perkembangan permukiman
 Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar
 Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat
permukiman
 Banyak pedagangkecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman
produk
 Semua pembeli memiliki daya beli yang sama
 Biaya transportasi sama kesemua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak
 Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan
 Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan
 Mula-mula terbentuk area pelayanan berupa lingkaran-lingkaran. Setiap
lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold. Lingkaran-lingkaran ini
tidak tumpang tindih seperti pada (gb. A)
 Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari pelayanan
tersebut yang lingkarannya tumpang tindih(gb. B)
 Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga
terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi
tumpang tindih (gb. C)
 Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri-
sendiri.
Dengan menggunakan k=3, pelayanan ordeI lebar heksagonalnya adalah3 kali
heksagonal pelayanan orde II. Pelayanan orde II lebar heksagonalnya adalah3 kali
heksagonal pelayanan orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat
yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagonal
yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang
tidak sama besarnya akan terjadi tumpang tindih (gb. D)

Pusat pertumbuhan berpengaruh besar terhadap wilayah disekitarnya yang


dapat dicitrakan dengan titik-titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal
(segienam). Wilayah segienam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya
terlayani oleh tempat sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang
dimaksud dapat berupa pusat-pusat perbelanjaan, kota, ataupun pusat-pusat
kegiatan lainnya. Oleh tempat-tempat sentral itu, wilayah atau tempat-tempat
lain di sekitarnya akan tertarik. Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki
Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan

1. HierarkiK 3
2. HierarkiK 4
3. HierarkiK 7
1. Hierarky 3 atau K-3 (pasar)
Tempat sentral berhierarki tiga adalah pusat pelayanan yang berupa pasar yang
senantiasa menyediakan barang-barang bagi kawasan-kawasan di sekitarnya
(kasus pasar yang optimum atau asas pemasaran).
(k=3) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat yang sentral (1) dengan satu
pertiga (1/3) bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang jumlahnya ada enam
(6).
K=6(1/3)+1
K=3

Untuk membangun lokasi pasar ataupun fasilitas umum lainnya,


sekurang-kurangnya harus di kawasan yang diperkirakan dapat berpengaruh
terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan yang ada di sekitarnya. Sebagai
penunjangnya, maka dalam embangunan lokasi tersebut perlu memperhatikan:

1) Jalan beserta sarana angkutannya,


2) Tempat parkir, dan
3) Barang yang diperjual belikan

2. Hierarki 4 atau K-4 (transportasi)


Tempat sentral berhierarki empat merupakan pusat sentral yang
memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien. Situasi lalu lintas
yang diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan setengah
(1/2) bagian kawasan yang ada di sekitarnya yang berjumlah enam (6).
K=6(1/2)+1
K=4

Penempatan lokasi terminal kendaraan sekurang-kurangnya harus


memiliki kawasan pengaruh setengah dari enam kawasan tetangganya. Dengan
demikian, terminal harus berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh para
pemakai jasa angkutan yang secara sentral memiliki radius relatif sama ke sagala
arah.

3. Hierarki 7 atau K-7 (administatif)


Tempat sentral berhierarki tujuh dinamakan juga situasi administratif
yang optimum atau asas administratif, yaitu tempat sentral yang mempengaruhi
seluruh bagian wilayah tetangganya. Situasi administratif yang dimaksud dapat
berupa kota pusat pemerintahan.
(k=7) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan
satu (1) bagian kawasan sekitarnya, yang berjumlah enam (6).
K=6(1)+1
K=7

Tempat sentral dari pusat kegiatan administratif emerintahan


pada hierarki tujuh (k=7) merupakan kawasan yang luas jangkauannya.
Kawasan tersebut harus mamu menjangkau dan dijangkau kawasan yang
berada di bawah kekuasaannya. Lokasinya berada di wilayah yang
beradius relatif sama dari semua arah, berada pada rute kendaraan
umum yang terjangkau semua arah. Dengan begitu diharapkan tidak
menimbulkan kecemburuan sosial diantara warganya.

Kelemahan Teori Central Place

 Teori ini tidak secara utuh relevan pada kondisi sekarang, hal ini dikarenakan
adanya pergeseran budaya dan sosial di masyarakatnya.
 Sebagian besar lahan datar yang langka
 Intervensi pemerintah dapat mendikte lokasi industri
 Persaingan sempurna tidak nyata dengan beberaa perusahaan membuat lebih
bnyak uang daripada yang lain.
 Orang bervariasi tren belanja mereka, tidak selalu ergi ke pusat terdekat
 Orang atau sumber daya yang tidak pernah didistribusi semurna. Christaller
mempertimbangkan setiap pusat dengan fungsi tertentu sedangkan mereka
memiliki banyak yang berubah dari waktu ke waktu
 Selain itu faktor teknologi kurang diperhatikan

Anda mungkin juga menyukai