Anda di halaman 1dari 12

a.

Potensi wilayah

Potensi wilayah adalah kemampuan suatu daerah yang berupa sumber daya yang bisa
digunakan, dieksploitasi, dan diambil manfaatnya untuk dikembangkan secara lebih lanjut
sehingga bisa meningkatkan dan menciptakan kemampuan wilayah yang memadai (Sujali: 1989).

January 31, 2013

A. Teori Tempat Sentral

Walter Christaller (1933) merupakan seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman yang pertama
kali mengemukakan teori ini. Teori ini mengemukakan bahwa tempat sentral atau lokasi pusat
kegiatan harus terletak di suatu wilayah yang memungkinkan adanya peran maksimal dari
penduduknya, baik yang menjadi konsumen ataupun yang jadi pelayan.

Dalam teori tempat sentral ini diperkenalkan dua istilah yaitu jangkauan (range) dan ambang
(treshold). Range atau jangkauan merupakan jarak yang perlu ditempuh manusia untuk
mendapatkan barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Sedangkan treshold atau
ambang merupakan jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan
keseimbangan suplai barang. Coba perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar. Tempat sentral memiliki


batas-batas pengaruh (Dokumen Siswapedia)

Tempat sentral dapat berupa pusat kota, pusat kegiatan, pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan
sebagainya. Nah, tempat sentral ini dapat memberi pengaruh wilayah di sekitarnya dimana dapat
kita bagi menjadi tiga zona yaitu zona keuntungan besar, zona keuntungan menurun dan zona
kerugian.

a. Zona keuntungan besar merupakan zona dimana penduduknya dapat memberikan kontribusi
secara maksimal, kalau dalam kegiatan ekonomi berarti penduduknya sangat berpotensi sebagai
pembeli, tapi kalau dalam kegiatan pemerintahan berarti penduduknya berpotensi untuk
mendapatkan pelayanan secara maksimal.

b. Zona keuntungan menurun merupakan zona dimana penduduknya sudah mulai tidak
memberikan kontribusi yang maksimal. Para penduduk sudah mulai mencari tempat sentral
lainnya.

c. Zona kerugian merupakan zona dimana penduduknya sudah sepenuhnya tidak memberikan
kontribusi lagi. Para penduduk lebih tertarik untuk menuju tempat sentral lainnya.

Selain memahami zona-zona yang ada di sekitar tempat sentral, kita juga harus memahami
tentang “resiko kerugian” agar ketika ingin membuat toko, pelayanan atau perkantoran bisa
mendapatkan peran maksimal dari penduduk di sekitarnya. Apa itu? misalnya begini, ada dua
toko yaitu toko makanan dan toko mobil. Toko makanan itu akan banyak dicari orang karena
pada dasarnya manusia membutuhkan makanan sehingga pembangunan tokonya bisa dimana
saja dan tidak memerlukan terlalu banyak penduduk (nilai ambangnya kecil). Makanya kita akan
melihat banyak toko-toko makanan tersebar dimana-mana bahkan mencapai pelosok desa
sehingga mengakibatkan konsumen tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mendapatkan barang
kebutuhannya (range-nya kecil).

Lain halnya pada toko mobil. Mobil sendiri merupakan barang yang jarang dicari orang karena
termasuk kebutuhan mewah atau tersier. Nah, agar jualannya laku, maka pembangunan toko
mobil harus dilakukan di tempat sentral (misalnya: pusat kota) yang jumlah penduduknya
besar/padat (nilai ambangnya besar). Itulah makanya, bila kita ingin membeli mobil, maka perlu
menempuh jarak untuk menuju ke tempat sentral (range-nya besar).

Kesimpulan apa yang kita dapatkan dari contoh di atas?. Bahwa barang dan jasa yang memiliki
range dan nilai ambang yang besar memiliki resiko kerugian yang besar, ini dinamakan sebagai
threshold tinggi. Sedangkan barang dan jasa yang memiliki range dan nilai ambang yang kecil
memiliki resiko kerugian yang kecil pula, ini dinamakan sebagai threshold rendah.

Dalam keadaan nyata, keadaan ekonomi penduduk tidaklah sama atau homogen (ada yang kaya,
miskin, sedang dll) dan kondisi wilayahnya atau geografisnya tidaklah merata karena ada
gunung, lembah, kondisi jalan yang buruk dan sebagainya. Namun agar mudah dalam
mempelajarinya, keadaan ini dibuat menjadi ideal yang berupa wilayah datar yang luas dengan
kondisi ekonomi penduduknya yang sama.

Walter Christaller menggambarkan tempat sentral berupa titik simpul dari suatu bentuk
heksagonal atau segienam. Nah, wilayah heksagonal tersebut merupakan wilayah yang dapat
terlayani oleh tempat sentral (sebelumnya kita menggambarkannya dalam bentuk lingkaran).
Selain itu tempat sentral dibagi menjadi tiga tingkatan atau hirarki yaitu hirariki 3, hirarki 4 dan
hirarki 7.

a. Hirarki 3 merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan barang atau jasa
bagi daerah sekitarnya, sering dinamakan sebagai kasus pasar optimal. Nah, wilayah ini selain
mempengaruhi wilayahnya sendiri juga dapat mempengaruhi sepertiga bagian dari masing-
masing wilayah tetangganya (Eko Titis Prasongko, hal 108).

b. Hirarki K = 4, yaitu wilayah ini dan daerah sekitarnya yang terpengaruh dapat memberikan
kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien. Nah, tempat sentral ini disebut pula situasi lalu
lintas yang optimum. Situasi lalu-lintas yang optimum ini memiliki pengaruh setengah bagian di
masing-masing wilayah tetangganya (Eko Titis Prasongko, hal 108).

c. Hirarki K = 7, yaitu wilayah ini selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi
seluruh bagian (satu bagian) masing-masing wilayah tetangganya. Wilayah ini disebut juga
situasi administratif yang optimum. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota pusat
pemerintahan. Pengaruh tempat yang sentral dapat diukur berdasarkan hirarki tertentu, dan
bergantung pada luasan heksagonal yang dilingkupinya (Eko Titis Prasongko, hal 108). Nah, kita
bisa melihat ilustrasinya di bawah ini.

Gambar. Tiga asas tempat sentral menurut Christaller

Central Place Theory (Teori Tempat Sentral)


by agnassetiawan

Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan
bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu tempat yang
disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu
sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut
digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik
sebagai berikut

1. wilayahnya datar dan tidak berbukit

2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama

3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah


Secara hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan

1. Herarkri K 3

Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat sentral tersebut selalu menyediakan
kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah disekitarnya.

2. Hierarki K 4

Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana tempat sentral tersebut menyediakan
sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimal.

3. Hierarki K 7

Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana tempat sentral tersebut merupakan sebuah pusat
pemerintahan

Teori pada prinsipnya bersifat statis dan tidak memikirkan pola pembangunan di masa yang akan
datang akan tetapi dasar tentang hierarki suatu pusat pelayanan sangat membantu dalam hal
perencanaan pembangunan sebuah wilayah/kota. Lalu kenapa pola pelayanan berbentuk segi
enam? Baca di link berikut:
b. Teori Kutub Pertumbuhan

Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, seorang ahli
ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti
keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan sentrifugal dan
tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan
muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub
pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis.
Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara sektor-sektor ekonomi.

Contoh: industri baja di suatu daerah akan menimbulkan kekuatan sentripetal, yaitu menarik
kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan
bahan mentah maupun pasar. Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu
rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung dengan industry baja.

d. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933), seorang ahli geografi dari
Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam
suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran
luasnya. Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh pendapat August Losch
(1945) seorang ahli ekonomi Jerman.

Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan berdasarkan aspek
keruangan dengan menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman yang luasnya
meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Lokasi ini terdapat pada
tempat sentral yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum, baik mereka
yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang yang
dihasilkannya.

Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometrik berdiagonal
yang memiliki pengaruh terhadap daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat sentral
dengan tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk jaringan sarang lebah seperti yang kamu
lihat pada gambar samping.
Menurut Walter Christaller, suatu tempat sentral mempunyai batas-batas pengaruh yang
melingkar dan komplementer terhadap tempat sentral tersebut. Daerah atau wilayah yang
komplementer ini adalah daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Lingkaran batas yang ada pada
kawasan pengaruh tempat-tempat sentral itu disebut batas ambang (threshold level).
Konsep dasar dari teori tempat sentral sebagai berikut.
1) Population threshold,
yaitu jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk melancarkan dan kesinambungan dari unit
pelayanan.
2) Range (jangkauan),
yaitu jarak maksimum yang perlu ditempuh penduduk untuk mendapatkan barang atau jasa yang
dibutuhkannya dari tempat pusat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Range selalu lebih besar dibanding daerah tempat population threshold.
b) Inner limit (batas dalam) adalah batas wilayah yang didiami population threshold.
c) Outer limit (batas luar) adalah batas wilayah yang mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga di
luar batas itu penduduk akan mencari atau pergi ke pusat lain.

Agar kamu lebih jelas, coba perhatikan gambar di bawah.


Tempat sentral memiliki batas-batas pengaruh. Batasbatas itu melingkar dan komplementer
dengan tempat sentral tersebut. Suatu tempat sentral dapat berupa kota-kota besar, pusat
perbelanjaan, rumah sakit, ibu kota provinsi, dan kota kabupaten. Masing-masing tempat sentral
tersebut menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda-beda.

Teori Walter Christaller dapat diterapkan secara baik di suatu wilayah dengan syarat-
syarat sebagai berikut.
1) Topografi dari wilayah tersebut relatif seragam, sehingga tidak ada bagian yang mendapat
pengaruh lereng atau pengaruh alam lainnya dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogeny dan tidak memungkinkan adanya
produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, atau batu bara.

Tiga asas tempat sentral menurut Christaller sebagai berikut.

a. Tempat Sentral Menurut Asas Pasar (K3)


Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang responsif terhadap ketersediaan barang dan jasa
atau sering disebut dengan kasus pasar optimal. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil
terbagi menjadi tiga kelompok yang sama besarnya, jika berbelanja ke tiga tempat lebih besar yang
letaknya terdekat.
b. Tempat Sentral Menurut Asas Transportasi (K4)
Tempat sentral memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien kepada daerah
sekitarnya. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil terbagi menjadi dua kelompok yang
sama, jika berbelanja ke dua tempat lebih besar yang terdekat.

c. Tempat Sentral Menurut Administrasi (K7)


Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian wilayah sekitarnya dan wilayah itu sendiri.
Pembangunan tempat sentral ini tidak berorientasi pada sektor ekonomi, tetapi pada sektor sosial
dan politik. Contohnya kota pusat pemerintah. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil
berbelanja ke tempat-tempat yang lebih besar yang letaknya terdekat.
TEORI SEKTOR

Teori sector ini dikemukakan oleh Homer Hoyt (Yunus, 1991 & 1999), dinyatakan bahwa
perkembangan-perkembangan baru yang terjadi di dalam suatu kota, berangsur-angsur
menghasilkan kembali karakter yang dipunyai oleh sector-sektor yang sama terlebih dahulu.
Alasan ini terutama didasarkan pada adanya kenyataan bahwa di dalam kota-kota yang besar
terdapat variasi sewa tanah atau sewa rumah yang besar. Belum tentu sesuatu tempat yang
mempunyai jarak yang sama terhadap KPB akan mempunyai nilai sewa tanah atau rumah yang
sama, atau belum tentu semakin jauh letak atau tempat terhadap KPB akan mempunyai nilai
sewa yang semakin rendah. Kadang-kadang daerah tertentu dan bahkan sering terjadi bahwa
daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih dekat dengan KPB mempunyai nilai sewa tanah atau
rumah yang lebih rendah daripada daerah yang lebih jauh dari KPB. Keadaan ini sangat banyak
dipengaruhi oleh factor transportasi, komunikasi dan segala aspek-aspek yang lainnya.

1. Pertumbuhan Vertikat, yaitu daerah ini dihuni oleh struktur keluarga tunggal dan semakin
lama akan didiami oleh struktur keluarga ganda. Hal ini karena ada factor pembatas, yaitu
: fisik, social, ekonomi dan politik.
2. Pertumbuhan Memampat, yaitu apabila wilayah suatu kota masih cukup tersedia ruang-
ruang kosong untuk bangunan tempat tinggal dan bangunan lainnya.
3. Pertumbuhan Mendatar ke Arah Luar (Centrifugal), yaitu biasanya terjadi karena adanya
kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan kegiatan lainnya. Pertumbuhannya bersifat
datar centrifugal, karena perembetan pertumbuhannya akan kelihatan nyata pada
sepanjang rute transportasi. Pertumbuhan datar centrifugal ini dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu :
1. Pertumbuhan Datas Aksial, pertumbuhan kota yang memanjang ini terutama
dipengaruhi oleh adanya jalur transportasi yang menghubungkan KPB dengan
daerah-daerah yang berada diluarnya.
2. Pertumbuhan Datar Tematis, pertumbuhan lateral suatu kota tipe ini tidak
mengikuti arah jalur transportasi yang ada, tetapi lebih banyak dilatarbelakangi
oleh keadaan khusus, sebagai cintih yaitu dengan didirikannya beberapa pusat
pendidikan, sehingga akan menarik penduduk untuk bertempat tinggal di daerah
sekitarnya. Di lingkungan pusat kegiatan yang beru ii akan timbul suatu suasana
perkotaan yang secara administrative mungkin terpisah dari kota yang ada. Oleh
karena jarak antara pusast kegiatan yang baru dengan daerah perkotaan yang lama
biasanya tidak terlalu jauh, maka pertumbuhan selanjutnya adalah pada pusat
yang lama dengan pusat yang baru akan bergabung menjadi satu.
3. Pertumbuhan Datar Kolesen, perkembangan lateral ketiga ini terjadi karena
adanya gabungan dari perkembangan tipe satu dan dua. Sehubungan dengan
adanya perkembangan yang terus-menerus dan bersifat datar pada kota (pusat
kegiatan), maka mengakibatkan terjadinya penggabungan pusat-pusat tersebut
satu kesatuan kegiatan.

C.teory sektor

August Losch dalam bukunya yang berudul The Economics Lacation (1954) mengemukakan teory
penting , yaitu teory sektor. Losch mempertimbangkan pada daerah daerah ekoomi. Losch bertolak dari
kesamaan topografi sebuah tempat yang berada di dataran yang dikemukakan oleh charistaller dan
memperlaari factor factor yang menyebabkan terbentuknya daerah daerah ekonomi tersebut. Dalam
hal ini yang paling utama yaitu munculnya grafik permintaan. Graif ini menunjukan adanya umlah
permintaan yang tinggi, sdangkan diwilayah pinggiran permintaannya sedikit. Hal ini disebabkan oleh
kenakan harga akibat naiknya biyaya pengangkutan.

Bentuk optimal wilayah pembagian ini adalah heksagon . tiga terkecil dalam struktur heksagon adalah
sebagai berikut :

1) K-3
Daerah yang berada dipusat sebuah tempat dikelilingi oleh enam wilayah yang terletak disetiap
sudut dalam bangun heksagon. Sepertinya luas dari setiap wilayah masuk kedalam heksagon.
Jadi keseluruhan wilayahnya adalah tempat yang berada didalam heksagon atau K=3.
Strukturnya sesuai dengan apa yang disebut Christaller sebagai prinsip pemasaran.
2) K-4
Daerah pusat dikelilingi oleh enam daerah pusat yang tdak terletak disudut sudut bangun
heksagon. Luas keenam wilayah tersebut terbagi menjadi dua , setengah wilayah masuk
kedalam wilayah heksagon dan setengahnya lagi masuk kewilayah daerah tetangganya. Jadi ,
nilai K adalah sebagai berikut

K = 1+ (6x 1/2) = 4
Menurut Christaller, daerah ini disebut prinsip alu lintas
3) K-7
Daerah pusat dikelilingi oleh tuuh wilayah pusat yang terletak didalam pusat bangun heksagon.
Adi nilai K = 1+ (6X1)= 7.
Menurut chirstaller, daerah ini sesuai dengan prinsip administrasi.

Tiga sektor dari Losch menyebutkan bahwa aringan heksagon tidaklah sama penyebarannya.
Akan tetapi disekelilingi tempat sentral tersebut masih ada enam sektor yang memiliki wilayah
luas dan enam sekor yng memiliki wiayah sempit. Atas dasar pertimbangan ini, Losch
menggambarkannya dalam bentuk roda

Anda mungkin juga menyukai