Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan
bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu tempat yang
disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu
sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut digambarkan
dalam segi enam/heksagonal. Wilayah segi enam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya
terlayani oleh tempat sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa
pusat-pusat perbelanjaan, kota, atau pun pusat-pusat kegiatan lainnya. Oleh tempat-tempat sentral itu,
wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan tertarik. Misalnya, ibukota provinsi dapat menarik
beberapa kota atau ibukota kabupaten, ibukota kabupaten menarik beberapa kecamatan, dan
seterusnya secara hierarkis.
Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki sentral dibedakan atas: (1) tempat sentral
berhierarki tiga (k = 3), (2) tempat sentral berhierarki empat (k = 4), dan (3) tempat sentral berhierarki
tujuh (k = 7).
k=3
k = 6 (1/3) + 1
(k = 3) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat yang sentral (1) dengan satu pertiga (1/3)
bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang jumlahnya ada enam (6).
Untuk membangun lokasi pasar ataupun fasilitas umum lainnya, sekurang-kurangnya harus di
kawasan yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan
yang ada di sekitarnya.
k=7
k= 6 (1) + 1
(k = 7) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan satu (1) bagian
kawasan sekitarnya, yang berjumlah enam (6). Tempat yang sentral dari pusat kegiatan
administratif pemerintahan pada hierarki tujuh (k = 7) merupakan kawasan yang luas
jangkauannya. Kawasan tersebut harus mampu menjangkau dan dijangkau kawasan yang
berada di bawah kekuasaannya.
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range
(jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang
dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota
masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang.
Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan ciri berikut :
1. Wilayahnya adalah daratan tanpa roman, semua adalah datar dan sama.
2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah (isotropic surface).
3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh
wilayah.
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya.