Anda di halaman 1dari 2

a.

Teori tempat yang central atau Central Place Theory (Walter Christaller)

salah satu cara untuk mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yaitu dengan


menggunakan teori tempat sentral (Walter Christaller). Menurut Christaller, kota sentral
merupakan pusat bagi daerah sekitarnya yang menjadi penghubung perdagangan dengan
wilayah lain. Selanjutnya, Christaller menyebutkannya sebagai tempat sentral karena tempat
yang sentral tersebut tidaklah semata-mata hanya bergantung kepada aspek
permukiman penduduk.

Dalam teori in digambarkan bahwa tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu
bentuk heksagonal atau segienam. Daerah segienam ini merupakan wilayah-wilayah yang
penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.

Dasar teori tempat sentral untuk menjawab tiga pertanyaan : besarnya kota, persebaran kota

dan banyaknya kota. Konsep pokok pada teori tempat sentral :

1) Range (Jangkauan) jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhan.

2) Threshold (ambang) jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan

kesinambungan suplai barang.

Isi Teori Tempat Sentral menyatakan bahwa suatu lokasi pusat aktifitas yang senantiasa melayani

berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.

Syarat utama penerapan Central Place Theory

1) Topografi/keadaan bentuk wilayah yang relatif seragam

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogeny

Berdasarkan jenis pusat pelayanan hierarkhi tempat yang sentral dapat dibedakan menjadi :

1) – Tempat Central yang berhierarkhi 3 (K=3)

 K=6(1/3)+1 = 3
 Disebut kasus pasar optimal.
 Pusat pertumbuhan ini mempengaruhi /melayani wilayahnya sendiri dan mempengaruhi /
melayani 1/3 bagian dari masing-masing wilayah tetangganya
 Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pasar. Dalam arti, semua daerah harus dilengkapi
dengan barang-barang yang diperlukan dan lokasi tempat-tempat sentral harus harus sesedikit
mungkin.

2) – Tempat sentral yang berhierarkhi 4 (K=4)


 K=6 (1/2)+1 = 4
 Disebut situasi lalu lintas yang optimum.
 Pusat pertumbuhan ini mempengaruhi / melayani wilayahnya sendiri dan mempengaruhi /
melayani 1/2 bagian dari masing-masing wilayah tetangganya
 Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pengangkutan. Menurut asas pengangkutan,
penyebaran tempat-tempat sentral paling menguntungkan apabila terdapat tempat penting
terletak pada jalan yang menghubungkan dua kota. Jalan penghubung dua kota ini hendaknya
berjarak pendek dan lurus.

3) – Tempat sentral hierarkhi 7 (K=7) 6

 K=6(1)+ 1
 Disebut situasi administrasi yang optimum.
 Pusat pertumbuhan ini mempengaruhi /melayani wilayahnya sendiri dan mempengaruhi /
melayani seluruh bagian dari masing-masing wilayah tetangga
 Menurut Christaller, daerah ini sesuai dengan asas pemerintahan. Asas pemerintahan
lebih ditekankan pada penyatuan dan perlindungan kelompok masyarakat yang terpisah
dari ancaman musuh. Oleh karena itu, sebuah tempat sentral ideal menurut asas
pemerintahan adalah kota besar yang berada di tengah-tengah kota dan dikelilingi oleh
kotakota satelit dan tak berpenghuni di pinggirnya.

Anda mungkin juga menyukai