Anda di halaman 1dari 4

Pembentukan Bayangan Pada Mata

Proses pembentukan bayangan pada mata dimulai ketika cahaya yang datang diterima oleh
kornea, kemudian cahaya tersebut diteruskan menuju aqeous humor lalu melewati pupil mata
yang lebarnya diatur oleh iris sesuai intensitas cahaya yang masuk,
kemudian cahaya akan dibiaskan oleh lensa mata dan pada vitreous humor cahaya akan
dikumpulkan dan difokuskan ke retina, sehingga terbentuk bayangan yang bersifat nyata,
terbalik, dan diperkecil, kemudian akan diteruskan ke sel batang dan sel kerucut yang akan
meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik menuju ke otak untuk menerjemahkan impuls,
yang akan terbentuk bayangan terlihat sesuai objeknya.
Berdasarkan urutan bagian mata ketika cahaya melewati bagian yang berbeda, secara tidak
langsung cahaya akan melewati medium yang mempunyai indeks bias (n) berbeda, maka
cahaya akan mengalami perubahan arah rambat atau pembiasan.
Medium tersebut yaitu udara dengan indeks bias 1,00), kornea indeks biasnya 1,376), aqueous
humour indeks biasnya 1,336), lensa indeks biasnya 1,386-1,406), dan vitreous humour indeks
biasnya 1,337).
Antara udara dan kornea, karena indeks bias kornea lebih besar dari indeks bias udara maka
pembiasannya akan mendekati garis normal.
Selanjutnya antara kornea dan aqueous humor, karena indeks bias aqueous humor lebih kecil
dari indeks bias kornea maka pembiasannya akan menjauhi garis normal.
Lalu antara aqueous humor dan lensa, karena indeks bias lensa lebih besar dari indeks bias
aqueous humor maka pembiasannya akan mendekati garis normal.
Dan terakhir antara lensa dan vitreous humour, karena indeks bias vitreous humour lebih kecil
dari indeks bias lensa maka pembiasannya akan menjauhi garis normal. Hasil cahaya dari
pembiasaan inilah yang akan dikumpulkan dan difokuskan di retina mata.

Daya Akomodasi Mata


Bola mata memiliki bentuk yang tetap, sehingga jarak lensa mata ke retina juga tetap. Hal ini
berarti jarak bayangan yang dibentuk lensa mata akan selalu tetap, meskipun jarak benda yang
dilihat berbeda.
Agar /mata// tetap dapat melihat benda, dengan jarak bayangan yang terbentuk tetap meskipun
jarak benda yang dilihat berubah, yaitu dengan cara mengubah jarak f/ okus lensa mata dengan
mengubah kecembungan lensa mata.
Lensa mata berbentuk lensa cembung yang tebal tipisnya dapat berubah sesuai dengan letak
benda yang sedang menjadi objek penglihatan secara otomatis karena adanya otot akomodasi
atau otot siliaris, perubahan tebal-tipisnya lensa /mata//i mengubah jarak /fokus lensa mata.
Dengan demikian, letak bayangan benda yang sedang menjadi /fokus penglihatan akan selalu
jatuh tepat di retina sehingga bayangan nyata dari benda dapat diterima dengan jelas jika
bayangan tersebut tepat jatuh di retina.
Sehingga daya akomodasi mata dapat diartikan sebagai, kemampuan otot siliaris mata untuk
mengubah jarak fokus benda yang diamati dekat ataupun jauh dari mata, dengan cara
mencembungkan dan mempipihkan lensa mata.
Daya akomodasi mata memiliki dua kondisi, yaitu saat mata berakomodasi maksimum dan saat
mata tidak berakomodasi.
Saat objek yang diamati semakin dekat ke mata, otot siliaris pada lensa mata akan berkontraksi
secara maksimum, sehingga lensa mata akan menebal atau mencembung dan jarak fokus mata
akan memendek. Kondisi ini disebut dengan mata berakomodasi maksimum.
Saat objek yang diamati semakin jauh dari mata, otot siliaris pada lensa mata akan berelaksasi,
sehingga lensa mata akan memipih dan jarak / fokus mata akan memanjang. Kondisi ini disebut
dengan mata tidak berakomodasi.
Jangkuan Penglihatan Mata
Benda hanya dapat terlihat dengan jelas jika terletak di daerah atau jangkauan penglihatan
mata. Daerah penglihatan /ptic/i/ berada di antara titik dekat mata atau punctum proximum dan
titik jauh atau punctum remotum. Jika benda berada di luar daerah penglihatan tersebut, mata
tidak akan melihat benda tersebut dengan jelas.
Titik Dekat (Punctum Proximum / PP) adalah titik terdekat yang dapat dilihat secara jelas oleh
mata dengan mata barakomodasi maksimum. Besar titik dekat mata berbeda-beda bergantung
pada usia dan kondisi mata, sehingga telah disepakati besar titik dekat pada mata normal yaitu
bernilai (± 25 cm). Pada titik dekat ini lensa mata akan mencembung maksimal.
Jika jarak benda kurang dari 25 cm, mata tidak dapat melihat benda secara jelas. Hal ini
dikarenakan otot siliaris mata memiliki batas kemampuan untuk berkontraksi atau menegang,
sehingga ketika jarak benda kurang dari 25 cm, bayangan benda tersebut tidak terbentuk tepat
di retina dan mengakibatkan mata tidak dapat melihat benda tersebut dengan jelas.
Titik Jauh (Punctum Remotum / PR) adalah titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas oleh
mata dengan mata tidak berakomodasi, dan besar titik jauh pada mata normal yang telah
disepakati yaitu bernilai tak hingga (s = ~).
Sehingga daerah atau jangkauan penglihatan pada mata normal yaitu dimulai dari 25 cm hingga
titik tak hingga.
Ketika kondisi mata mengalami kelainan atau kerusakan, maka nilai titik dekat dan titik jauh
matanya berubah, akibatnya mata tersebut dapat mengalami gangguan penglihatan atau
disebut juga cacat mata.
Pembentukan Bayangan Pada Mata

Sifat Bayangan
• Nyata
• Terbalik
• Diperkecil

Cahaya yang melewati medium dengan indeks bias (n) berbeda, maka cahaya akan mengalami
perubahan arah rambat atau pembiasan.

Daya Akomodasi Mata


Agar /mata// tetap dapat melihat benda meskipun jarak benda yang dilihat berubah, yaitu dengan
cara mengubah jarak /fokus lensa mata dengan mengubah kecembungan lensa mata.
Daya akomodasi mata adalah kemampuan otot siliaris mata untuk mengubah jarak fokus benda
yang diamati dekat ataupun jauh dari mata, dengan cara mencembungkan dan mempipihkan
lensa mata.

Kondisi Mata Berakomodasi Maksimum


• Jarak objek dengan lensa mata semakin dekat.
• Otot siliaris akan berkontraksi secara maksimum.
• Lensa mata akan mencembung.
• Jarak fokus mata memendek.

Kondisi Mata Tidak Berakomodasi


• Jarak objek dengan lensa mata semakin jauh.
• Otot siliaris akan berelaksasi.
• Lensa mata akan memipih.
• Jarak/ fokus mata memanjang.

Jangkuan Penglihatan Mata


Benda hanya dapat terlihat dengan jelas jika terletak di daerah atau jangkauan penglihatan
mata. Daerah penglihatan /mata//i berada di antara titik dekat mata atau punctum proximum (PP)
dan titik jauh atau punctum remotum (PR).

Titik Dekat (Punctum Proximum / PP) adalah titik terdekat yang dapat dilihat secara jelas oleh
mata dengan mata barakomodasi maksimum (± 25 cm).
Ketika jarak benda kurang dari 25 cm, bayangan benda tersebut tidak terbentuk tepat di retina
dan mengakibatkan mata tidak dapat melihat benda tersebut dengan jelas.
Titik Jauh (Punctum Remotum / PR) adalah titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas oleh
mata dengan mata tidak berakomodasi (s = ~).

Anda mungkin juga menyukai