Anda di halaman 1dari 6

Materi Pertemuan : 4

Teori lokasi sebagai dasar perlunya Pembangunan


Wilayah
1. Konsep Teori Lokasi Pertanian Von Thunen
Salah satu teori lokasi tertua adalah Teori Lokasi Pertanian. Teori ini
dikemukakan oleh Johann Heinrich von Thunen seorang ekonom Jerman yang bekerja
di bidang pertanian. Abad ke 19 Johann Heinrich von Thunen mencoba menganalisis
karakter fisik dari tanah dan posisinya yang relatif terhadap pasar. Model teori lokasi
von Thunen berusaha menghubungkan konsep ekonomi dengan lokasi secara
keruangan atau spasial.Usahanya ini diwujudkan dalam teori lokasi pertanian dimana
teori ini merupakan teori lokasi yang muncul dalam konteks struktur ruang yang bersifat
monosentris dimana setiap wilayah menjadi daerah pertanian sementara tempat tinggal
petani tersebar di seluruh wilayah.
Para petani menjual hasil pertanian mereka ke kota tempat tinggal tuan tanah yang
menjadi pusat perdagangan. Akibatnya petani yang lokasinya jauh dari pusat
perdagangan atau kota harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk menjual hasil
panennya.
Hal ini berdampak semakin tingginya biaya transportasi yang dibutuhkan serta resiko
rusaknya hasil pertanian. Hal ini tersebut relevan karena saat itu belum adanya
teknologi yang mampu mengawetkan bahan makanan seperti kulkas di masa kini. Inilah
yang menyebabkan sewa tanah semakin tinggi jika lokasi tanah semakin dekat pusat
kota dan semakin murah jika jauh dari pusat kota.

Menurut teori lokasi von Thunen, tinggi rendahnya sewa tanah (land rent) menjadi
penentu utama pemilihan lokasi atau penggunaan tanah (land-use). Walau teori lokasi
pertanian kurang relevan lagi digunakna jaman now namun teori ini menjelaskan
hubungan ekonomi terhadap jarak sehingga dapat menjadi dasar untuk menentukan
zona kawasan sesuai dengan fungsinya seperti zonasi kawasan pertanian dan zonasi
kawasan lainnya.
Inti dari teori Von Thunen adalah, ia menitikberatkan pada 2 hal utama tentang pola
keruangan pertanian yaitu:

1. Jarak lokasi pertanian ke pasar


2. Sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut)

2. Teori Lokasi Industri Weber (Least Cost Location) dan


Segitiga Lokasional Weber
Seperti halnya pada aspek-aspek lain dari geografi manusia, kajian lokasi
industri telah bergeser dari tata kerjanya yang deskriptif ke yang ilmiah (deduktif).
Berbagai teori dan modelnya telah dirumuskan dengan maksud menjelaskan lokasi-
lokasi yang terdapat dalam lapangan (kenyataannya).

Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi
terbaik secara ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal
adalah memberikan keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diroleh
dengan cara mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di
lapangan sulit ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least
cost location dan maksimum revenue location.

Alfred Weber mengemukakan teori least cost location dalam bukunya yang
diterjemahkan dalam Bahasa Inggris berjudul About The Location of Industries . Isi
Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yangh biayanya paling minimal
(prinsip least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu
diasumsikan :

1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan
dengan ketrampilan).
2. Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja.
3. Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga.
4. Biaya transportasi yangt ergantung dari bobor bahan mentah yang diangkut dan
dipindahkan.
5. Terdapatnya kompetisi antra industri.
6. Manusia itu berpikir rasional.

Untuk membuktikan adanya enam pra-kondisi yang diasumsikan di atas, Weber


menyusun model yang berupa segitiga lokasional (locational triangle). Dan lokasi
industri yang ideal yaitu yang paling rendah biaya tranportasinya untuk mengangkut
bahan mentah dan hasil industri yang ada pada titik P1 pada setiap segitiga lokasional.

Weber mengemukakan ada tiga faktor utama penentu lokasi pabrik yaitu material,
konsumsi dan tenaga kerja. Asumsi yang digunakan Weber dalam mengemukakan teori
penentuan lokasi pabrik :

1. Hanya tersedia satu jenis alat trasnportasi.


2. Tempat berproduksi (lokasi pabrik) hanya pada satu tempat.
3. Jika ada beberapa bahan mentah yang berasal dari beberapa tempat.

Dengan menggunakan 3 (tiga) asumsi diatas , maka biaya transport akan tergantung
dari bobot barang atau volume dan jarak pengangkutan. Weber menggunakan segitiga
bobot yang sisinya menunjukkan perbandingan bobot material-material yang diangkut,
dan segitiga jarak yang menunjukkan jarak pengangkutan.

Alfred Weber dalam menyusun konsepnya tentang least cost locational (1909)
mengadakan penyederhanaan dalam bentangan lahan (homogen dan datar).
Perumusan biaya terendah kegiatan produksi memungkinkan transport cost terendah.
Analisis lebih lanjut menghasilkan lokasi optimal yang terletak di antara yang disebut
isodapane yang mencerminkan lokasi media.
Gambar: Segitiga lokasional dari Weber- Teori Lokasi Industri Web

3. Pusat Pertumbuhan Berdasarkan Teori Tempat Sentral


Walter Christaller
salah satu cara untuk mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yaitu dengan
menggunakan teori tempat sentral (Walter Christaller). Menurut Christaller, kota sentral
merupakan pusat bagi daerah sekitarnya yang menjadi penghubung perdagangan
dengan wilayah lain. Selanjutnya, Christaller menyebutkannya sebagai tempat sentral
karena tempat yang sentral tersebut tidaklah semata-mata hanya bergantung kepada
aspekpermukiman penduduk.

Dalam teori in digambarkan bahwa tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari
suatu bentuk heksagonal atau segienam. Daerah segienam ini merupakan wilayah-
wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.
Tempat sentral dan daerah yang dipengaruhinya (komplementer), pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu hirarki 3 (K=3), hirarki 4 (K=4), dan hirarki 7
(K=7).

1). Hirarki 3 (K=3)

Pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan kebutuhan bagi daerah
sekitarnya, sering disebut kasus pasar optimal. Selain mempengaruhi wilayahnya
sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian dari masing-masing wilayah
tetangganya. Dengan ini Nilai K= 1+ ( 1/3 x 6 )= 3 . Coba perhatikan gambar : 1

Gambar : 1

Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pasar. Dalam arti, semua daerah harus
dilengkapi dengan barang-barang yang diperlukan dan lokasi tempat-tempat sentral
harus harus sesedikit mungkin.
2). Hirarki 4 (k=4)
Wilayah ini dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur
lalu lintas yang paling efisien. Tempat sentral ini disebut pula situasi lalu lintas yang
optimum. Situasi lalu lintas yang optimum ini memiliki pengaruh setengah bagian di
masing-masing wilayah tetangganya.

Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pengangkutan. Menurut asas


pengangkutan, penyebaran tempat-tempat sentral paling menguntungkan apabila
terdapat tempat penting terletak pada jalan yang menghubungkan dua kota. Jalan
penghubung dua kota ini hendaknya berjarak pendek dan lurus. Dengan ini Nilai K= 1+
( 1/2 x 6 )= 4 . Coba perhatikan gambar : 2

Gambar : 2
3). Hirarki 7 (k=7)
Selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi seluruh bagian (satu
bagian) masing-masing wilayah tetangganya. Wilayah ini disebut juga situasi
administratif yang optimum. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota
pusat pemerintahan. Pengaruh tempat yang sentral dapat diukur berdasarkan hirarki
tertentu, dan bergantung pada luasan heksagonal yang dilingkupinya. Dengan ini Nilai
K= 1 + ( 1 x 6 ) = 7 . Coba perhatikan gambar : 3
Gambar : 3

Menurut Christaller, daerah ini sesuai dengan asas pemerintahan. Asas pemerintahan
lebih ditekankan pada penyatuan dan perlindungan kelompok masyarakat yang terpisah
dari ancaman musuh. Oleh karena itu, sebuah tempat sentral ideal menurut asas
pemerintahan adalah kota besar yang berada di tengah-tengah kota dan dikelilingi oleh
kotakota satelit dan tak berpenghuni di pinggirnya.
Ketiga asas yang telah dikemukakan, masing-masing menentukan sistem tempat-
tempat sentral dengan cara yang berbeda-beda. Asas pasar dan pengangkutan
dipengaruhi oleh motif ekonomi, sedangkan asas pemerintahan dipengaruhi oleh
kekuasaan negara.

Anda mungkin juga menyukai