Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN MATERI KULIAH PERENCANAAN WILAYAH

BAB IV DAN BAB V


BAB IV
TEORI LOKASI VON THUNEN DAN TEORI-TEORI LOKASI SPASIAL
Teori-teori lokasi yang dikembangkan oleh Von Thunen, Weber, Losh, dll
merupakan teori untuk mencari lokasi yang sesuai untuk melakukan aktivitas
ekonomi. Pendekatan geografis mendominasi dalam teori lokasi dalam
mempertimbangkan aspek spasial khususnya mempertimbangkan otokorelasi
spasial ( spatial autocorrelation) dan heterogenistas spasial.
A. Timbulnya Teori Pola Produksi, Hipotesis, dan Asusmsi Von Thunen
Von Thunen merupakan seorang ahli ekonomi, filsafat, matematik, dan
tuan tanah dari Jerman.teori Von Thunen menghubungkan antara konsep
ekonomi dengan lokasi spasial yang masih dikenal hingga sekarang. Von
Thunen berasumsi suatu negara yang terisolasi dengan satu pusat kota dengan
tipe permukiman perdesaan sehingga tidak ada pengaruh dari luar negara.
Asumsi tersebut menyusun hipotesis model Von Thunen secara garis besar
sebagai berikut:
1) Bagian pusat sebagai pusat permukiman, pusat industri, dan pusat pasar
2) Biaya transportasi untuk mengangkut hasil dari tempat produksi ke kota
berbanding lurus dengan jarak. Setiap petani di kawasan sekitar kota
akan menjual hasil pertanian ke kota tersebut, dan biaya transportasi
ditanggung sendiri
3) Petani sepenuhnya memilih tanaman yang menghasilkan keuntungan
maksimal
B. Pola Penggunaan Lahan dari Von Thunen
Von Thunen menggambarkan suatu kecenderungan pola ruang dengan
bentuk wilayah yang melingkar seputar kota didasarkan kepada economic

rent dimana setiap penggunaan lahan akan mengahasilkan bersih per unit
areal yang berbeda-beda sehingga modelnya disusun berupa seri zona
konsntrik.

Gambar tersebut dibagi menjadi dua bagian, bagian A, yaitu seting


lingkaran di atas, merupakan zona-zona konsentris yang memenuhi
anggapan-anggapan ideal menurut model von Thunen, sedangkan setengah
lingkaran di bawah (bagian B), merupakan zona-zona real di mana ada
sungai yang memotong bentang lahan pertanian, dan ada sebuah kota kecil
yang memiliki wilayah pasaran sendiri. Zona-zona konsentris yang dibuat
menggunakan publikasi lahan, kemudian zona-zona konsentris
menggambarkan :
1) Zona kesatu paling mendekati pasar, diusahalan tanaman yang mudah
rusak seperti sayuran
2) Zona kedua merupakan hutan dengan hasil kayu
3) Zona ketiga menghasilkan biji-bijian seperti gandum dengan hasil yang
relatif lama
4) Zona keempat merupakan lahan garapan dan rerumputan
5) Zona kelima untuk pertanian yang berubah-rubah dua sampai tiga jenis
tanaman
6) Zona keenam berupakan lahan yang jauh dari ousat yang digunakan
untuk rerumputan dan peternakan.

Pengembangan teori ini adalah:

1) kecenderungan semakin menurunnya keuntungan akibat makin jauhnya


lokasi produksi dari pasar, namun terdapat perbedaan laju penurunan antar
komoditas,

2) jumlah pilihan menguntungkan semakin menurun dengan bertambahnya


jarak ke pusat

C. Modifikasi Teori Von Thunen


Teori von Thunen merupakan model pemanfatan ruang sederhana,
didasarkan pada salah satu titik permintaan dalam suatu lingkungan ekonomi
perdesaan yang mempunyai struktur pasar sempurna baik pasar output maupun
imput. Selain itu diasumsikan bahwa seluruh wilayah dapat dijangkau tapi
terisolasi (tertutup), sehingga tidak ada ekspor impor. Berdasarkan asumsi
tersebut, maka lokasi tanah akan mengikuti pola kawasan komoditi berbentuk
lingkaran dengan kota sebagai pusatnya sekaligus tempat pemukiman,
kemudian areal sawah, tegalan, kebun, dan terakhir adalah hutan. Bentuk
lingkaran tidak harus simetris tetapi tergantung akses jalan atau sungai.
Analisis serupa von 'Thunen yang digunakan di kawasan perkotaan,
dilakukan olch Burges dalam Harvey (1996). Burges menganalogikan pusat
pasar dengan pusat kota (Central Busines District atau CBD). CBD merupakan
tempat yang lebih banyak digunakan untuk gedung pertokoan, bank dan
perhotelan. Berbeda dengan von Thunen yang menggambarkan pola kawasan
untuk berbagai komoditas, bagi Burges pola terscbut untuk berbagai kegiatan
ekonomi. Dalam pola penggunaan lahan terdapat beberapa teori, yaitu:
1) Model Burges(1925) adalah sebuah model skematis yang dikembangkan
dalam mengelompokkan aktivitas-aktivitas a tas dasar konsentrasi dalam
jarak yang berturur rurut dalam kawasan dari pusat ke arah hinterland.
2) Teori pembangunan aksial atau radial, dikembangkan olch Harvey
(1996)adalah sebuah peningkatan dalam memodifikasi zone konsentrasi
untuk mengikuti pola topograf. Sungai-sungai yang dapat dilayari
menyediakan bentuk paling mudah dari transportasi air, sedangkan desa-
desa memfasilitasi konstruksi jalan dan rel.

Berdasarkan pada teori sektor, Hurer Hoyt dalam Harvey (1996)


menggambarkan bahwa kota dapat tersusun dengan urutan: (1) Aktivitas pusat
kota atau Centrai Business District (CBD), (2) Pada sektor tertentu terdapat
kawasan industri ringan dan perdagangan, (3) Kawasan perumahan untuk
tenaga kerja, (4) Permukiman dengan pendapatan menengah, (5) Kawasan
tempat tinggal golongan atas

Teori pusat lipat ganda (Muliple Nucleiconcepr) menurut Harris (dalam


Harvey 1996) adalah sebuah model skematis yang dikembangkan dalam
mengelompokkan aktivias-aktivitas atas dasar konsentrasi dalam jarak yang
berturut-turut dalam kawasan kota.
BAB V
ORGANISASI SPASIAL SISTEM PRODUKSI INDUSTRI
A. Analisis Weber tentang Titik Transpor Minimum
Tanpa adanya perbedaan biaya produksi antara lokasi maka
keputusan penempatan lokasi industri menufaktur akan ditentukan
oleh dua faktor yaitu bobot bahan baku dan bobot produk akhir
yang diangkut ke pasar dan jarak tempuh dari bahan baku yang
harus dipindahkan.

Diatas merupakan ilustrasi untuk pemilihan lokasi terbaik bagi


produsen degan sebaran tujuh lokasi produssen. Kunci dalam
menentukan kelayakan suatu lokasi bagi aktivitas manufaktur adalah
akumulasi jumlah ton mil terendah suatu lokasi. Penentuan lokasi
terbaik tergantung pada karakter bahan baku yang digunakan yaitu:
1) Ubiquitous dari bahan, bahan baku yang tersedia dimana saja
2) Bahan baku setempat berpengaruh spesifik terhadap lokasi
3) Berdasarkan perhitungan Indeks Material (IM) yang dihitung
dengan cara membagi bobot bahan baku local yang digunakan
dalam industri akhir dengan bobot produksi akhir

Konsep segitiga Weber merupakan penentuan titik lokasi industri,


dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah subtitusi biaya
transportasi dengan bahan baku. Konsep daerah pasar menurut Weber
didasarkan atas asumsi:

1) Bahan baku hanya di daerah tertentu


2) Daerah pasar lain dengan persaingan bebas
3) Terdapat beberapa lokasi tenaga kerja yang tidak mobile

Tiga faktor penentu lokasi industri yaitu

1) Biaya angkutan
2) Konsentrasi tenaga kerja
3) Gejala aglomerasi

Sedangkan biaya angkutan dianggap sebagai penentu utama lokasi industri.

5.2 Kerangka Substitusi Isard


Teori ini dikemukakan oleh Walter Isard (1956) yang mengembangkan logika
teori dasar Weber dengan menempatkan teori tersebut dalam konteks analisis
substitusi sehingga menjadi alat peramal yang tangguh (robust) namun sederhana.
Pendekatan Isard menggunakan asumsi bahwa lokasi dapat terjadi di titik-titik
sepanjang garis yang menghubungkan sumber bahan baku dengan pasar jika
bahan baku setempat adalah murni sehingga terdapat dua variabel, yaitu jarak dari
pasar dan jarak dari sumber bahan baku. Hubungan kedua variabel tersebut dapat
diplotkan dalam bentuk grafik dimana garis yang menghubungkan antara sumber
bahan baku dan pasar adalah tempat kedudukan titik-titik kombinasi antara bahan
baku dan pasar yang bersifat substitusi. Apabila ditambah lagi satu variabel baru
yakni penggunaan bahan baku kedua kedalam input produksi, maka terdapat 3 set
hubungan substitusi.

5.3 Kurva Biaya Ruang Dari Smith

Teori terdapat dua tahap, yakni:

a. Memplotkan isotim (garis yang menunjukkan titik-titik biaya transportasi


yang sama pada setiap bahan baku/material dan produk akhir) di setiap bagian
supply atau titik pasar. Hal ini menggambarkan bahwa biaya transportasi setiap
komponen secara individual akan meningkat jika jarak dari titik biaya terendah
meningkat sehingga isotim merupakan garis yang konsentris terhadap titik lokasi
(pasar dan bahan baku).

b. Menjumlahkan biaya transportasi pengumpulan bahan baku dan


pengangkutan produk akhir ke pasar yang mana perpotongan antara titik-titik
biaya pada lingkaran isotim menunjukkan total biaya yang sama disebut sebagai
isodapane.

Jika terdapat titik yang unik di bagian dasar dari permukaan biaya, titik tersebut
merupakan titik biaya transportasi terendah berdasarkan asumsi yang dibuat yaitu
bobot bahan baku bergerak, transportasi tidak seragam. Bagi Smith, isodapane
diinterpretasikan sebagai isopleth dari biaya atau kontur biaya yang sama selain
biaya transportasi. Ada dua konsep penting menurut Smith, yaitu:
a. Kurva biaya ruang yang sederhana merupakan bagian yang menggambarkan
peta kontur biaya yang mana titik terendah dari kurva tersebut adalah lokasi
dengan biaya terendah.

b. Kurva biaya yang diturunkan merupakan spatial margin to profitability.


Harga produk diasumsikan dijual pada harga konstan di dalam ruang. Pada
beberapa titik di permukaan biaya total akan merupakan suatu kontur yang
berkaitan dengan harganya. Keuntungan ataupun kerugian di dalam ruang dapat
dilihat dari besarnya biaya. Apabila suatu lokasi biayanya melebihi level harga
pengiriman berarti terjadi kerugian, begitu juga sebaliknya.

5.4 Teori Lokasi Neoklasik

Model sederhana dengan satu perubah tunggal (jarak geografis,jarak fisik)


yang dikembangkan neoklasik didasarkan pada asumsi :

1. Permukaan lahan : datar dan homogen dalam segala aspek, isotropic plain
a. Permukaan datar sempurna tanpa ada hambatan untuk setiap
pergerakkan ke semua arah
b. Biaya transport berbanding lurus
c. Kualitas fisik lahan homogen
2. Penduduk
a. Permukiman tersebar secara merata
b. Tingkat pendapatan, tingkat permintaan dan selera terhadap barang dan
jasa homogen.
c. Produsen dan konsumen bersikap rasional.

d.

5.5 Organisasi Spasial dari Produksi Indusru

5.5.1 Asumsi satu produsen

Seorang ekonom memperhatikan dasar analisis pada satu titik/tempat


sedangkan faktanya kajian mencakup daerah pasar (market area). Ada dua konsep
penting dalam sistem produksi suatu barang yakni : 1. Range of good, adalah
daerah dengan radius tertentu dari titik produksi yang meruapakan pasar ideal
untuk memproduksi barang, dan (2) thresold adalah volume terendah (batas
ambang) permintaan barang. Model ini dikembangkan untuk kasus lebih dari satu
produsen pada komoditas yang sama.

5.6.2 Pengaturan Hieraki Pusat Menurut Pendekatan Losch

Teori Losch merupakan teori yang dikemukakan oleh Losch, seorang ahli
ekonomi berkebangsaan Jerman. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori
tempat sentral. Disini kita juga mengenal dua istilah ambang dan jangkauan. Ia
menjelaskan bentuk atau pola seperti di bawah ini.

Perbedaan pokok masing-masing prinsip optimal


Gambar. Perbedaan pokok masing-
masing prinsip optimal 

Gambar. Perbedaan pokok masing-masing prinsip optimal (Sumber: Danang


Endarto)

Gambar di atas mencerminkan progresi wilayah pasaran (wilayah disekitar tempat


pusat) untuk berbagai barang dan jasa dengan ambang yang semakin meningkat.
Disini telihat lebih kompleks dimana wilayah pasaran-pasaran yang berbentuk
heksagonal saling bertumpukan. Kita bisa membayangkan bila wilayah itu
membesar, maka yang akan lebih cepat berkembang adalah wilayah yang
penduduknya padat dengan wilayah yang luas. Selain itu Losch juga mengenalkan
jalur transportasi yang dinamakan sebagai bentang lahan ekonomi. Jalur
transportasi juga memiliki peran dalam memajukan atau mengembangkan suatu
wilayah

Anda mungkin juga menyukai