Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Dasar Pemikiran Teori von Thunen

Johan Heinrich von Thunen (1783-1850) adalah seorang ahli dalam ekonomi pertanian yang
berasal dari Jerman dan merupakan orang pertama yang membuat modelanalisis dasar dari
hubungan antara pasar, produksi, dan jarak (Prof. Syafrizal, 2008). Teorivon Thunen dikenal
dengan teori land use yang merupakan teori lokasi yang dicetuskan pertama kali di Jerman
dimana pada saat tidak ada industri, jalan raya maupun jalan kereta.Pada saat itu kondisi
perekonomian pada umumnya berupa pertanian dengan sistem tuan tanah. Tanah pada saat
itu dikuasai oleh raja dan para bangsawan yang menyewakan tanahnya pada petani dengan
sewa tanah dapat dibayar oleh para petani dengan menggunakan hasil pertaniannya. Pasa
saat itu penggunaan lahan didominasi olehpertanian dan memiliki struktur ruang
monocentric. Hasil produksi pertanian yang dihasilkanpetani juga dijual di kota sebagai
daerah pusat perdagangan, dimana petani bertempat tinggal secara menyebar di wilayah
tersebut dan melakukan kegiatan komoditi. Dengan adanya area pertanian yang terletak tidak
strategis maka petani yang berada di lokasi jauh dari pusat pasar harus menempuh jarak yang
jauh untuk menjual hasil panennya. Padahal pada saat itu transportasi yang digunakan berupa
gerobak yang ditarik sapi, kuda atau keledai, sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan
tinggi dan tidak sebanding dengan upah yang didapat. Dengan begitu menunjukan bahwa
mahalnya kota sebagai pusat pasar.Berdasarkan struktur ruang yang sederhana tersebut, von
Thunen menyusun teori lokasi untuk kegiatan pertanian sebagai contoh kasusnya atas dasar
perbedaan sewa tanah.

2.2 Konsep Teori Land Use Van Thunen

Dalam teori lokasi yang dicetuskan oleh von Thunen, terdapat pertimbangan-
pertimbangan dari segi efisiensi tenaga kerja, maupun ekonomi. Dari beberapa teori
lokasiyang ada, teori von Thunen merupakan teori lokasi yang memelopori teori
penentuan lokasiberdasar segi ekonomi yang didasarkan pada sewa tanah.Von Thunen
berpendapat bahwa suatu pola produksi pertanian berhubungan denganpola tata guna
lahan di wilayah sekitar pusat pasar atau kota. Harga sewa suatu lahan akanberbeda-
beda nilainya tergantung tata guna lahannya. Lahan yang berada di dekat pusatpasar
atau kota memiliki sewa lahan yang lebih mahal dibandingkan lahan yang jauh
daripusat pasar. Karena semakin jauh jarak dari pusat pasar maka meningkatkan
biayatranportasi. Sehingga von Thünen mengembangkan teori dasar konsep marginal
produktivitas secara matematis, yaitu penggunaan lahan pertanian didasarkan pada
rumussebagai berikut :

R = Y ( p − c ) – Yfm,

Keterangan :

R= sewa tanah;

Y= hasil per unit tanah;

c= pengeluaran produksi per unit komoditas;

p= harga pasar per unit komoditas;

F= harga pengangkutan;

m= jarak ke pasar.

Dari pendekatan tersebut dapat dikatakan bahwa sewa lahan berbanding lurusdengan
keuntungan yang didapatkan. Von Thunen menentukan hubungan sewa lahandengan jarak
ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan.

Berdasarkan perbandingan antara harga jual dengan biaya produksi tersebut,masing-masing


jenis produksi memiliki kemampuannya untuk membayar sewa lahan. Makintinggi
kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan
ituberlokasi dekat ke pusat pasar. Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan
berupadiagram cincin. Diagram cincin von Thunen tersebut biasa dikenal dengan istilah
“ModelZona Sepusat”. Dimana pertanian intensif seperti sayur-sayuran, buah, susu dan lain-
lainyang merupakan hasil pertanian yang harus didistribusi secara cepat maka pertanian
jenisini terdapat di dekat pusat kota, kemudian hutan yang merupakan penghasil kayu
dimanakayu memiliki kesulitan untuk didistribusikan sehinggi lokasinya di lingkaran kedua.
Pada lingkaran ketiga merupakan lahan pertanian ekstensif seperti padi, dimana padi
dapatbertahan lama daripada pertanian intensif dan lebih mudah untuk didistribusikan
sehingga terletak jauh dari pusat kota. Serta cincin yang paling luar merupakan lokasi
pertenakan dengan dasar bahwa hewan ternak dapat berjalan sendiri sehingga tidak
membutuhkan biaya transportasi.

2.2.1 Asumsi-Asumsi Teori Land Use Von Thunen

Model von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era
industrialisasi.Dalam teori ini, von Thunen melakukan pengamatan di daerah pertanian
pada abad ke-19dengan beberapa asumsi yaitu (Prof. Sjahrizal, 2008):

1.Isolated stated, terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah
perkotaandengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok
kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian.

2.Single market , daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan


kelebihanproduksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian
dari daerah lain.

3.Single destination, daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya kedaerah


lain kecuali ke daerah perkotaan. Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama
(homogenous) dan cocok untuk tanaman dan peternakan dalam menengah.

4.Homogenous, daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogen)


dancocok untuk tanaman dan peternakan dalam menengah

5.Maximum oriented, daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk
memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaiakan hasil tanaman
dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan.

6.One moda transportation, satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu ituadalah
angkutan darat berupa gerobagk yang dihela oleh kuda.

7.Equidistant , biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding


dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk segar
Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan berkembang
dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi daerah pertanian.

Gambar model von Thunen di atas dapat dibagi menjadi dua bagian. Pada sisi kiri
menampilkan isolated area yang terdiri dari dataran yang teratur. Semakin mendekati
pusatkota, sewa lahan semakin mahal. Sisi sebelah kanan merupakan modified
conditions atau kawasan dengan kondisi yang telah dimodifikasi. Pengertian
modifikasi dapat dilihat bahwapada kawasan tersebut terdapat sungai yang dapat
dilayari sehingga transportasi tidakhanya melalui darat. Seperti pada isolated state,
daerah di sekitar pusat kota dan sungaisewa lahannya tinggi. Sungai sebagai jalur
transportasi sehingga merupakan daerah yangstrategis. Oleh karena itu penggunaan
lahan di sekitarnya akan sangat diminati oleh masyarakat

Anda mungkin juga menyukai