Anda di halaman 1dari 2

SISTEM TRANSPORTASI UDARA

Transportasi udara sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik yang dapat
melayani angkutan penumpang dan barang relatif terbatas khususnya barang bernilai tinggi dan
membutuhkan waktu cepat, dan dapat melakukan penetrasi sampai keseluruh wilayah yang tidak
bisa dijangkau oleh moda transportasi lain.
1. Jaringan Prasarana  
Jaringan prasarana transportasi udara yang bersifat nasional terdiri dari simpul yang
berwujud Bandar Udara dan ruang lalu lintas yang berwujud ruang lalu lintas udara.Bandar
udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klasifikasi, status dan penyelenggaraannya
 
dan kegiatannya.Berdasarkan hirarki fungsinya Bandar udara dikelompokkan menjadi
Bandar udara pusat penyeberangan yang terdiri atas Bandar Udara Pusat penyeberangan
primer, sekunder, dan tersier serta Bandar udara bukan penyeberangan.
1. Pusat penyeberangan primer berperan melayani penumpang dalam jumlah besar
dengan lingkup pelayanan atau daerah cakupan besar;
2. Pusat penyeberangan sekunder berperan melayani penumpang dalam jumlah sedang
dengan lingkungan pelayanan atau daerah cakupan sedang;
  3. Pusat penyeberangan tersier berperan melayani penumpang dalam jumlah kecil
dengan lingkup pelayanan atau daerah cakupan kecil;
4. Bukan pusat penyeberangan melayani penumpang dalam jumlah kecil dan tidak
mempunyai daerah cakupan atau layanan

Berdasarkan penggunaannya, Bandar udara dikelompokkan menjadi:  

1. Bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/ dari luar negeri;
2. Bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/ dari luar negeri.

  Berdasarkan statusnya, Bandar udara dikelompokkan menjadi:  

1. Bandar udara umum khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan umum;
2. Bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu.

  Berdasarkan penyelenggaraannya Bandar udara dibedakan atas:  

1. Bandar udara umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, Pemerintah Provinsi,


pemerintah Kabupaten/ Kota atau Badan usaha Kebandarudaraan. Badan Usaha
Kebandarudaraan dapat mengikutsertakan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/
Kota dan badan hukum Indonesia melalui kerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan
atau Kabupaten/ Kota.
2. Bandar udara khusus yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi,
Pemerintah Kabupaten/ Kota dan badan hukum Indonesia.
Ruang lalu lintas udara (airways) adalah bagian dari ruang udara yang ditetapkan untuk
menampung pesawat udara yang terbang dari satu lokasi/bandara (point of departure) menuju
lokasi/ Bandara lain (point of intended landing) menuju arah (track), titik-titik laporan (reporting
point/way point) dan kepentingan tertentu.
Berdasarkan fungsinya ruang lalu lintas udara dikelompokkan atas:  

1. Controlled airspace yaitu ruang udara dimana diberikan instruktur secara positif dari
pemandu (air traffic controller) kepada penerbang (contoh: control area, approach
control area, aerodrome control area);
2. Uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas yangdi dalamnya hanya diberikan informasi
tentang lalu lintas yang diperlukan (essensial traffic information).

  Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinsip jarak terpendek untuk
memperoleh biaya terendah dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan penerbangan.

2. Jaringan Pelayanan     Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi


rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam
negeri dan luar negeri merupakan satu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi
darat dan laut. Jaringan pelayanan transportasi udara dengan jadwal frekuensi yang sudah
tertentu.   Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan dibagi atas:  

1. Rute utama , yang menghubungkan antar Bandar udara yang berfungsi sebagai pusat
penyebaran;
2. Rute pengumpan yang merupakan penunjang rute utama, yang menghubungkan antara
Bandar udara yang berfungsi sebagai pusat penyebaran dengan Bandar udara yang
berfungsi sebagai pusat penyebaran atau hubungkan antar Bandar udara bukan sebagai
pusat penyebaran;
3. Rute perintis yang menghubungkan daerah atau lokasi yang terpencil, perbatasan atau
daerah yang belum berkembang dan sukar terhubungi oleh moda transportasi lain. Dalam
pelaksanaannya penerbangan pada rute penerbangan perintis memperoleh subsidi.

Kegiatan transportasi udara terdiri atas: angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum
dengan menarik bayaran dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara untuk
memenuhi kebutuhan sendiri kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang
punggung transportasi udara adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah
angkutan udara niaga tidak berjadwal sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga.
Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan / atau
penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak
berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.

Anda mungkin juga menyukai