DOSEN PENGAJAR :
DISUSUN OLEH :
Nama :
NIM :
SERANG – BANTEN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
∑ Vi
i=1
Vt =
n
Vt = spot speed
n = jumlah kendaraan
Vs = spot speed
n = jumlah kendaraan
L = panjang segmen
ti = waktu yang ditempuh kendaraan
Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS
adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan
panjang jalan atau lajur.
Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran
lalu lintas yang akan mendapatkan pola hubungan :
1. Kecepatan dengan Kerapatan
2. Volume dengan Kecepatan
3. Volume dengan Kerapatan
Hubungan antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa kerapatan
akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Volume maksumum
terjadi pada saat kerapatan mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah
tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan menurun walaupun kerapatan
bertambah sampai terjadi kemacetan di titi Dj.
BAB III
PENGUMPULAN DATA
40
30
20
10
0
45
30
45
00
15
30
00
15
8.
7.
7.
8.
8.
8.
9.
9.
-0
-0
-0
-0
-0
-0
-0
-0
5
0
5
0
.3
.1
.3
.4
.0
.1
.4
.0
08
07
07
07
08
08
08
09
Interval Waktu
Grafik 4.1 Fluktuasi Lalu Lintas Arah DIII Teknik menuju GSG
Jumlah Kendaraan setiap 15 menit
50
0
00
15
30
45
00
15
30
45
9.
7.
7.
8.
8.
8.
8.
9.
-0
-0
-0
-0
-0
-0
-0
-0
0
5
.0
.1
.3
.4
.0
.1
.3
.4
07
07
07
08
08
08
08
09
Interval Waktu
Grafik 4.2 Fluktuasi Lalu Lintas Arah GSG menuju DIII Teknik
4.1.2 Menentukan Jam Puncak dan Besar Volume Jam Puncak
Volume Kendaraan Arah DIII Teknik
menuju GSG
Total kendaraan setiap 15
Waktu menit
(SMP)
07.15-07.30 57
07.30-07.45 51
07.45-08.00 50
08.00-08.15 57
08.15-09.30 54
08.30-08.45 67
08.45-09.00 70
09.00-09.15 78
Tabel 4.1 Jam Puncak Dan Volume Jam Puncak Arah DIII Teknik
menuju GSG
Jam puncak lalu lintas arah DIII Teknik menuju GSG pada pukul 08.15 -
09.15 dan volume puncaknya (PHV1) sebesar 269 kendaraan.
Jam puncak lalu lintas arah GSG menuju DIII pada pukul 07.15 - 08.15
dan volume puncaknya (PHV2) sebesar 729 kendaraan.
4.1.3 Menghitung Peak Hour Factor
PHF Arah DIII Teknik menuju GSG
PHV 1 269
PHF1= = =0,8622
4 X volume 15 menit tersibuk 4 X 78
Vt1
∑ V 1 = 1907.8 = 35.330 km/jam
¿ i=1
54
n
b. TMS arah GSG menuju DIII Teknik
n
Vt2
∑V2 2494.8 = 46.200 km/jam
i=1
¿ =
n 54
4.3 Density
Density merupakan kepadatan kendaraan yang terjadi dijalan dihitung tiap satuan
panjang per kendaraan.
Total
Kecepatan Kepadatan
kendaraan 15
Waktu Y2 X2
menit
(Km/jam) (Kend/km)
(SMP)
07.15-07.30 218 41.300 5.278
07.30-07.45 259 30.200 8.576
07.45-08.00 132 35.370 3.732
08.00-08.15 120 36.600 3.279
08.15-09.30 123 33.100 3.716
08.30-08.45 136 36.300 3.747
08.45-09.00 110 31.700 3.470
09.00-09.15 110 37.900 2.902
Jumlah 1208 282.470 34.700
Tabel 4.6 Kepadatan Lalu Lintas arah GSG menuju DIII Teknik
4.4.2. Hubungan Speed – Density
a. Arah DIII Teknik menuju GSG
Kecepatan Kepadatan
Y1 X1 X1Y1 X12 Y12
(Km/jam) (Kend/km)
54.900 1.038 56.986 1.077 3014.010
52.400 0.973 50.985 0.947 2745.760
39.800 1.256 49.989 1.578 1584.040
38.700 1.473 57.005 2.170 1497.690
43.600 1.239 54.020 1.535 1900.960
42.400 1.580 66.992 2.496 1797.760
53.300 1.313 54.613 1.724 2840.890
54.500 1.431 77.990 2.048 2970.250
379.600 10.303 468.580 13.575 18351.360
a=
∑ x 12 . ∑ y 1−∑ x 1 . ∑ x 1 y 1
n . ∑ x 12−¿ ¿ ¿
n . ∑ x 1 y 1−∑ x 1 . ∑ y 1
b=
n . ∑ x 1 −¿ ¿ ¿
2
Jadi
S = a – bD
S = 132.870 – 66.326D
SF → D= 0 Dj → S = 0
SF = a → SF = 132.870 km/jam 0 = a – bDj
132.870
Dj=a/b→ =2.003 ke/km
66.326
Speed - Density (D3 ke GSG)
60
50
Speed (Km/jam) 40
30
20
10
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
Density (Kendaraan/km)
n . ∑ x 2 y 2−∑ x 2 . ∑ y 2
b= 0.7211
n . ∑ x 2 −¿ ¿ ¿
2
Jadi
S = a – bD
S = 38.437 – 0.7211D
SF → D= 0 Dj → S = 0
SF = a → SF = 38.437 km/jam 0 = a – bDj
38.437
Dj=a/b→ =53.303
0.7211
ke/km
30
25
20
15
10
5
0
2 3 4 5 6 7 8 9
Density (Kendaraan/km)
Sm = a – bDm
Sm = a – a/2 = 132.870 – 132.870/2 = 66.435 Km/Jam
Qm = Dm x Sm = 1.002 x 66.435 = 66.568 Kend/Jam
140
Flow - Density (D3 ke GSG)
Flow (Kendaraan/jam) 120
100
80
60
40
20
0
1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Density (Kendaraan/km)
Sm = a – bDm
Sm = a – a/2 = 38.437 – 38.437/2 = 19.219 Km/Jam
Qm = Dm x Sm = 26.652 x 19.219 = 512.225 Kend/Jam
350
300
250
200
150
100
50
0
4 6 8 10 12 14 16
Density (Kendaraan/km)
4.4.4. Hubungan Speed – Flow
a. Arah DIII Teknik menuju GSG
Q=DxS
Qm = Dm x Sm
a−Sm
Qm = ( ) x Sm
b
a Sm−S m2
Qm =
b
dQ a−2 Sm
= =0
dD b
Sm = a/2 = 132.870/2 = 66.435 Km/Jam
Dm = a/2b = 132.870/(2 x 66.326) = 1.002 Kend/Km
Qm = Dm x Sm = 66. 435 x 1.002 = 66.568 Kend/Jam
50
Speed (Km/jam)
40
30
20
10
0
75 80 85 90 95 100 105 110 115 120
Flow (Kendaraan/jam)
25
20
15
10
5
0
150 200 250 300 350 400 450 500
Flow (Kendaraan/jam)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian diatas, hal yang dapat kami
simpulkan adalah sebagai berikut,
1. Dari hasil pengamatan tampak bahwa lalu lintas di Jl. Banyuputih,
Tembalang didominasi oleh kendaraan pribadi yaitu baik roda 2 dan roda 4.
2. Pada pukul 07.15-09.15 selama pengamatan berlangsung tampak jika lalu
lintas arah GSG menuju D(III) Teknik lebih banyak dibandingkan dengan
lalu lintas arah berlawanan. Hal ini dibuktikan dengan volume yang tinggi
pada jalur tersebut.
3. Jam puncak terjadi pada jam 07.30-07.45 untuk arah GSG menuju D(III)
Teknik dan jam 09.00-09.15 untuk arah sebaliknya.
4. Secara visual, kepadatan yang terjadi di Jl. Banyuputih tidak tinggi. Juga
dapat dilihat dari nilai kepadatannya.
5.2. Saran
Jalan Banyuputih, Tembalang tempat kami melakukan pengamatan lalu lintas
masih tergolong sepi sehingga jalan ini cocok untuk dijadikan alternative para
mahasiswa Universitas Diponegoro maupun Politeknik Negeri Semarang untuk
berangkat berkuliah disebabkan jalan masih lenggang dan sangat nyaman untuk
dilewati.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_lalu_lintas
rekayasalalulintas.blogspot.com/
id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas
http://ebookbrowse.com/5-bahan-kuliah-rll-dr-gito-s-bab-i-ii-pdf-d348787371
Kumpulan referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Sidra_Intersection
http://hapusketidakadilan.blogspot.com/2011/06/rekayasa-lalu-lintas.html