Anda di halaman 1dari 20

HIERARKI KOTA

PL2102 Pola Lokasi dan Struktur Ruang Ahmad Anabih - 15417129


Findi Diansa - 15417133
Atika Nursekarsari - 15417135
Latar belakang
Metropolitan Bandung Raya dikategorikan menjadi pusat kegiatan
nasional berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Metropolitan Bandung Raya memiliki keunggulan-keunggulan yang


dapat memaksimalkan potensi wilayah, baik keunggulan
masing-masing kabupaten/kota maupun keunggulan regional.

Dalam suatu kota sebuah pelayan seperti, sarana prasarana,


kesehatan, ekonomi dan perhubungan sangat penting untuk penuhi
dan ditingkatkan. Semakin luas cakupan area pelayanan maka
semakin luas daerah yang dapat terlayani oleh fasilitas yang tersedia
di pusat.
Rumusan Masalah Tujuan
1. Bagaimana karakteristik wilayah yang dimiliki oleh Metropolitan Mengetahui relevansi teori tempat terpusat (Central Place
Bandung Raya? Theory) di Metropolitan Bandung Raya.
2. Bagaimana kesesuaian teori tempat terpusat (Central Place
Theory) dengan kondisi eksisting di Metropolitan Bandung Raya?

Sasaran Metodologi
1. Mengetahui karakteristik wilayah Metropolitan Bandung Raya. Untuk mengetahui kesesuaian bentuk pelayanan di
2. Mengetahui kesesuaian teori tempat terpusat (Central Place Metropolitan Bandung Raya digunakan aplikasi ArcMap
Theory) dengan kondisi eksisting di Metropolitan Bandung Raya. untuk mengolah informasi yang diperoleh dan mengetahui
3. Membandingkan karakteristik wilayah Metropolitan Bandung struktur kota di Metropolitan Bandung Raya. Terdapat
Raya dengan asumsi Christaller pada teori tempat terpusat indikator yang harus dipenuhi dalam menganalisis
(Central Place Theory). kesesuaian bentuk pelayanan di Metropolitan Bandung Raya.
Penjabaran
Tempat terpusat yang berhierarki 3
(K=3) merupakan pusat pelayanan

Teori
berupa pasar yang senantiasa
menyediakan barang-barang bagi
Teori Tempat Pusat – Teori Christaller daerah sekitarnya

Semakin besar suatu tempat


terpusat, makin tinggi hierarki atau orde nya, Merupakan situasi lalu lintas
makin luas wilayah pelayanannya, dan yang optimum, dimana setiap
semakin terspesialisasi barang/jasa yang pusat ditempatkan pada rute
disediakan. Pusat kota tersebut ada karena transportasi utama yang
untuk berbagai jasa penting harus disediakan terhubung ke pusat yang lebih
tanah/lingkungan sekitar. Teori menyatakan tinggi
bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai
kebutuhan yang terletak pada suatu tempat
Adanya kemudahan dalam rentang
yang disebut sebagai tempat pusat. Tempat
kendali pengawasan pemerintahan
pusat merupakan pusat kota yang memiliki
dan keenam pusat hierarki
tingkat aktivitas tinggi.
dibawahnya berada pada batas
wilayah pelayanan hierarki diatasnya
Penjabaran Asumsi Christaller
Terdapat asumsi yang dimiliki Christaller dalam Central Place Theory:

1. Dataran homogen, tidak terbatas, dan tanpa hambatan.


2. Moda transportasi homogen dan ongkos transportasi proporsional terhadap
jarak.
3. Kepadatan penduduk terdistribusi secara merata.
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya.
5. Penyedia barang/jasa berperilaku sebagai manusia rasional-ekonomis, yaitu
berupaya memaksimalkan keuntungan dengan berlokasi pada dataran
dengan pasar terluas dan jauh dari kompetitornya.
6. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada
seluruh wilayah.
7. Tidak terdapat eksternalitas belanja bagi penduduk.
8. Terdapat minimal satu barang/jasa yang disediakan di pusat pelayanan.
9. Harga efektif untuk konsumen besarnya sama dengan jumlah harga konstan
barang dan ongkos transportasi yang bergantung pada jarak.
Penggambaran Studi Kasus

Unit wilayah penelitian ini adalah unit


wilayah administrasi Metropolitan
Bandung Raya. Dengan melihat pusat-pusat
pelayan di setiap wilayah di Metropolitan
Bandung Raya, meliputi : Kota Bandung,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung
Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten
Sumedang. Wilayah Metropolitan Bandung
Raya berdasarkan proyeksi tahun 2015
mencakup 61 kecamatan.

Sumber : Hasil Analis, 2018


Mengetahui Karakteristik Tabel Jumlah Fasilitas Kesehatan di Metropolitan Bandung Raya

Metropolitan Bandung Raya

Mengetahui Karakteristik Metropolitan Bandung Raya Dengan


masing-masing memiliki fungsi pusat pertumbuhan yang
berbeda-beda, sehingga di setiap wilayah memiliki
fasilitas-fasilitas penunjang yang berbeda-beda. Fasilitas
Pasar-Fasilitas Pusat Pemerintahan.
Sumber : BPS, 2018

Tabel Jumlah Fasilitas Pendidikan di Metropolitan


Tabel Jumlah Sarana Prasarana Transportasi di Metropolitan
Bandung Raya
Bandung Raya

Sumber :
BPS, 2018

Sumber : BPS, 2018


Tabel Tingkatan Pasar di Wilayah Metropolitan Bandung Raya

Tabel Jenis dan Lokasi Perkantoran Pemerintahan di Metropolitan


Bandung Raya

Sumber : BPS, 2018

Dari analisis diatas dapat diketahui karakteristik yang dimiliki di


setiap kota di Metropolitan Bandung Raya. Bahwa Kota Bandung
adalah sebagai pusat pelayanan yang berada di Metropolitan Bandung
Raya didukung oleh fasilitas yang lebih memadai sebagai pendukung
bagi kota-kota lain. Sumber : Google My Maps
Menentukan Tiga Jenis Tempat Sentral Secara Hierarki di
Metropolitan Bandung Raya Menurut Teori Tempat Terpusat

Analisis Prinsip Pasar


(K=3)

Pusat pasar (pasar tingkat I) terdapat di Kota


Bandung dan Kota Sumedang, sehingga pasar yang
berada di sekitar kota tersebut ikut terlayani (pasar
tingkat II dan tingkat III). Dapat dilihat bahwa
pola hierarki pasar di Metropolitan
Bandung Raya tidak membentuk pola
heksagonal.

Sumber : Hasil Analisis, 2018


Analisis Prinsip Transportasi (K=4)
Pengembangan transportasi di Metropolitan Bandung Raya
mengadaptasi konsep Integrated Transport System untuk
melayani pergerakan antar pusat kegiatan, baik di wilayah
urban maupun di wilayah sub-urban.

Sumber : Hasil Analisis, 2018


Analisis Prinsip
Administrasi
(K=7)
Digambarkan lokasi-lokasi pusat
administrasi di setiap wilayah di
Metropolitan Bandung Raya. Dari hasil
analisis, terdapat keterhubungan antara
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang
bertempat di Kota Bandung sebagai pusat
kota dengan pemerintah kabupaten/kota di
wilayah sekitarnya di Metropolitan Bandung
Raya. Dapat dilihat bahwa pola hierarki
administrasi tidak membentuk pola
heksagonal.

Sumber : Hasil Analisis, 2018


Perbandingan Studi Kasus dengan
Asumsi Teori Christaller

1 Dikatakan bahwa suatu dataran akan homogen, wilayah tidak


terbatas, dan tanpa hambatan

Sumber : Hasil Analisis, 2018 Sumber : Hasil Analisis, 2018


Perbandingan Studi Kasus dengan Asumsi Teori Christaller

2 Kepadatan penduduk terdistribusi


secara merata

Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Metropolitan Bandung


Raya Tahun 2016

Sumber : BPS, 2018


Sumber : Hasil Analisis, 2018
3 Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar
secara merata pada seluruh wilayah

Tabel Belanja Barang dan Jasa per Kabupaten/Kota


di Metropolitan Bandung Raya tahun 2017

Sumber : BPS, 2018

Sumber : Hasil Analisis, 2018


Tabel Alternatif Moda Angkutan Umum di Metropolitan Bandung Raya

4 Suatu wilayah memiliki moda


transportasi homogen dan ongkos
transportasi proporsional terhadap
jarak

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012.


Kesimpulan
Dari paparan di atas terkait karakteristik wilayah Metropolitan Bandung
Raya yang dianalisis dari prinsip pasar, prinsip transportasi, dan prinsip
administrasi berdasar pada teori tempat terpusat yang dikemukakan oleh
Christaller dapat disimpulkan bahwa Metropolitan Bandung Raya dengan pusat
berada di Kota Bandung memiliki hierarki antara pusat dan sub pusat yang
saling keterkaitan. Namun, pola yang dibentuk tidak seperti pola hierarki yang
dikemukakan oleh Christaller.

Menganalisis lebih lanjut terkait teori tempat terpusat di Metropolitan Bandung


Raya, dengan membandingkan kondisi eksisting Metropolitan Bandung Raya
menggunakan asumsi teori tempat terpusat (Central Place Theory) Christaller
didapat kesenjangan antara asumsi dan kondisi eksisting dari
Metropolitan Bandung Raya sehingga dapat dikatakan bahwa teori
tempat terpusat (Central Place Theory) Christaller tidak relevan untuk
diterapkan di Metropolitan Bandung Raya.
Kelebihan Teori Kekurangan Teori
1. Mengetahui bentuk keterhubungan antar Kondisi eksisting pada Metropolitan Bandung Raya
pelayanan di pusat dan sub pusat sebuah tidak memiliki kesesuaian dengan asumsi yang
metropolitan. digunakan oleh Christaller sehingga pola kota yang
2. Mampu mengetahui tingkatan pelayanan yang diprediksi oleh teori tempat pusat mungkin tidak
berbentuk orde dan hierarki. berlaku karena kegagalan untuk memenuhi asumsi
3. Memberikan gambaran tentang hubungan awal.
tempat terpusat dengan orde lebih besar
Teori ini tidak memperhitungkan keadaan topografi,
dengan tempat disekitarnya dengan orde yang
persebaran penduduk, kondisi perekonomian, dan
lebih kecil.
kemajuan teknologi dan komunikasi dalam
4. Teori tempat pusat menggambarkan lokasi
perkembangan zaman.
perdagangan dan layanan aktivitas.
Teori dapat diterapkan agar dapat menentukan lokasi
pusat kegiatan yang akan dibangun agar menciptakan
pelayanan yang maksimum, sehingga masyarakat
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dalam

Relevansi Analisis
pemenuhan kebutuhan.

Dengan Bidang PWK


Dapat meningkatkan perekonomian daerah karena
memiliki lokasi yang optimum sehingga jarak dan biaya
yang dikeluarkan akan minimum, serta dapat dijangkau
oleh masyarakat sekitarnya.
Referensi
Amin, Choirul dan Musiyam, Muhammad (2017). Pengantar Perencanaan Wilayah: Perspektif Geografi.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Jhonston, Mellisa (2014). “Secondary Data Analysis: A Method Which The Time Has Come”. Qualitaive and
Quantitative Methods in Libraries (QQML) 3:619-626, 2014. School of Library and Information Studies, University
of Alabama, Tuscaloosa, AL, USA

WJP-MDM (2013). Konsep Awal Pengembangan Metropolitan Bandung Raya. Bandung : Provinsi Jawa
Barat.

J. King, Leslie (1984). Central Place Theory. West Virginia. Regional Research Institute West Virginia
University Morgantown.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2018). Jawa Barat Dalam Angka 2018. Jawa Barat. BPS Provinsi
Jawa Barat.

Jupri, Mulyadi, Asep 92017). Zonasi Wilayah Pinggiran Kota Metropolitan Bandung Raya. hlm. 35.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai