Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era yang modern atau lebih dikenal dengan globalisasi, masalah demi masalah
muncul sebagai akibat yang ditimbulkan oleh era tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
makhluk hidup utamanya manusia tidak dapat lepas dari dampak globalisasi tersebut, karena
makhluk hiduplah pelaku utama dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, setiap manusia harus
senantiasa waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukannya terutama dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan.

Aspek yang paling sensitif terhadap dampak era yang serba industri seperti sekarang ini
adalah lingkungan. Besar kecilnya kegiatan manusia pasti akan berdampak pada kualitas
lingkungan. Dengan demikian, manusia sebagai pelaku utama lingkungan harus senantiasa
mengendalikan dan menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan.

Di Indonesia, masalah lingkungan merupakan masalah yang cukup serius yang harus
segera diatasi. Lingkungan hidup Indonesia yang dulu dikenal sangat ramah dan hijau kini
seakan berubah menjadi ancaaman bagi masyarakatnya. Betapa tidak, tingkat kerusakan
lingkungan di indonesia sangat besar. Pencemaran lingkungan dan aktifitas penebangan hutan
secara illegal merupakan penyebab utamanya.

Banyaknya bencana yang sering terjadi di tanah air seperti banjir dan tanah longsor
merupakan bukti betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di era globalisasi.
Kesadaran untuk hidup lebih baik harus senantiasa dipegang oleh manusia khusunya yang
tinggal di kota-kota besar karena manusialah penyebab utama terjadinya bencana tersebut.Tanpa
manusiasa dari, ketika membuang sampah di sembarang tempat, menebang pohon tanpa
perencanaan adalah suatu aktifitas yang membahayakan kehidupannya.

Tingkat eksploitasi dan konsumsi energi fosil yang terlalu berlebihan selama beberapa dekat ke
belakang serta pengrusakan hutan dan rendahnya usaha konservasi lahan menyebabkan
terjadinya berbagai masalah lingkungan yang parah di Indonesia. Masalah lingkungan yang
terjadi diantarannya global warming, polusi dan pencemaran lingkungan. Semua masalah itu
berujung pada terjadinya degradasi lingkungan yang mengancam aktifitas kehidupan manusia.
Lingkungan yang terdegradasi tidak mampu lagi menyokong aktifitas kehidupan manusia dengan
baik.

Oleh karena hal-hal tersebut, melalui makalah ini, saya akan mencoba menguraikan
kebijakan-kebijakan lingkungan di Indonesia dengan judul makalah Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Dan berharap dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang
pentingnya lingkungan.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Lingkungan Hidup


1. Pengertian
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.

Lingkungan hidup sendiri memiliki arti kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, temasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

2. Dasar-dasar dan Prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup :


Prinsip pengelolaan lingkungan hidup :
a) Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sehingga dapat membangun
manusia seutuhnya.
b) Mewujudkan manusia sebagai bagian lingkungan hidup dan tidak akan dapat dipisahkan.
c) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana dan diolah secara optimal semata
demi kesejahteraan masyarakat.
d) Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi yang akan datang.

Dasar-dasar pengelolaan lingkungan hidup :


Untuk memberikan dasar hukum yang kuat tentang usaha pemerintah dan lembaga
swadaya masyarakat dalam melaksanakan pelestarian alam maka di buat peraturan perundang-
undangan tentang lingkungan.
a) UU RI No.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.
b) UU RI No.51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak lingkungan.Untuk memperkecil
pencemaran, pada saat ini pemerintah menyusun dokumen AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan) bagi kegiatan yang diduga menimbulkan pencemaran. AMDAL pada
prinsipnya adalah cara mengidentifikasi, memprediksi dan mengomunikasikan pengaruh dari
kegiatan manusia terutama pembangunan fisik lingkungan. Dasar hukum pemberlakuan
AMDAL yaitu PP No.22 tahun 1999 tentang AMDAL yang berlaku efektif mulai tanggal 7
November 2000. Jenis-jenis kegiatan yang harus dilengkapi dengan AMDAL di atur dalam
keputusan menteri No.3 tahun 2000. Implikasi PP ini adalah diserahkannya sebagian besar
kewenangan penilaian AMDAL kepada daerah/Prov/Kab/Kota dan diwajibkan keikutsertaan
masyarakat di dalamnya. Penyesuaian dokumen AMDAL sebagai berikut :
Memperkecil pengaruh negative
Memaksimalkan pengaruh positif kegiatan manusia bagi lingkungan
Mendeteksi secara dini terjadinya pencemaran

3. Kewenangan Pemerintah Pusat & Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan.


Keikutsertaan pemerintah dalam kelestarian lingkungan hidup.Berdasarkan UU
Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 8
bahwa:Pemerintah menguasai sumber daya alam dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat, beserta pengaturannya ada di tangan pemerintah.

Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud maka pemerintah mengatur


mengatur beberapa langkah diantaranya:
a) mengatur dan mengembangkan kebijakan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
b) mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan
kembali sumber daya alam termasuk sumber daya alam genetika
c) mengatur system dan hubungan hukum antara perseorangan dan atau subyek hukum lainnya.
Serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam, sumber daya buatan, sumber daya genetika.
d) mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.
e) mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Selain itu wewenang Pemerintah juga diatur dalam undang-undang pasal 9 yang berisikan
bahwa :
a) Pemerintah menetapkan kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan penataan
ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat.
b) Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintahan sesuai
dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku
pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan
kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.
c) Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang,
perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya alam buatan, konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan
perubahan iklim.

Di segi lain pemerintah juga memiliki beberapa kewajiban dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup peraturan ini dijelaskan dalam pasal 10, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran akan hak dan
kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
c) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara masyarakat,
dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.
d) mengembangkan dan menerapkan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang
mkenjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
e) memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup.
f) menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang lingkungan hidup.
g) menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat.
h) memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup.

Tidak hanya pemerintah pusat saja yang berhak untuk melaksanakan pengelolaan
lingkungan hidup akan tetapi pemerintah daerah juga memiliki wewenang untuk mengolah
sumber daya alam yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Berdasarkan pasal 12 di jelaskan bahwa
:
a) untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan pelaksanaan kebijakan nasional tentang
lingkungan hidup pemerintah melimpahkan wewenang tertentu kepada perangkat di wilayah.
b) mengikut sertakan peran pemerintah daerah untuk membantu pemerintah pusat dalam
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.
Berdasarkan pasal 13 dijelaskan pula bahwa :
a) dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah dapat menyerahkan
sebagian urusan kepada pemerintah daerah menjadi urusan rumah tangga.
b) penyerahan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di tetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Wewenang pemerintah daerah sesuai dengan pasal 25 :
a) Gubernur/Kepala Daerah Tingkat 1 berwenang melakukan paksaan pemerintah terhadap
penanggung jawab dan atau kegiatan untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran
serta menanggulangi akibat yang di timbulkan dari suatu pelanggaran. Melakukan tindakan
penanggulangan dan pemulihan.
b) Wewenang sebagai mana dimaksud dapat diserahkan pada Bupati/Walikotamadya/Kepala
Daerah Tingkat II dengan peraturan daerah tingkat I.
c) Pihak 3 yang berkepentingan berhak mengajukan permohonan kepada pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan paksaan pemerintah.

4. Perlindungan Flora dan Fauna


Upaya perlindungan sumber daya alam tidak hanya mencakup beberapa obyek saja
melainkan di bidang yang luas termasuk perlindungan flora dan fauna. Flora dan fauna
merupakan sumber daya alam yang harus dilestarikan. Manusia juga bergantung pada flora dan
fauna. Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah membuat UU yang bertujuan untuk
melindungi kepunahan dari tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dan berusaha
meningkatkan jumlah populasinya. Sehingga flora dan fauna tetap lestari.

5. Kewenangan Masyarakat & Sekolah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup


1) Wewenang yang dimiliki masyarakat :
Pentingnya partisipasi dari masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dalam proses
pengelolaan lingkungan hidup tentu sangat perlu adanya keturut sertaan masyarakat dalam
memanfaatkan lingkungan dengan sebaik mungkin. Masyarakat merupakan peranan terpenting
dalam hal ini. Karena pengelolaan lingkungan hidup di peruntukkan bagi masyarakat agar
tercapai kesejahteraan dan keseimbangan dalam berinteraksi dengan alam. Akan tetapi ada pula
masyarakat yang belum mengetahui pentingan bersahabat dengan alam. Banyak kita temui
berbagai permasalah alam yang di timbulkan oleh ulah manusia itu sendiri dan berakhir bencana
yang mereka tuai sendiri. Misalnya saja akibat polusi yang berasal dari kendaraan-kendaraan
bermotor ataupun asap pabrik yang pastinya dapat merusak lingkungan.

Polusi tidak hanya pada udara melainkan juga bisa terjadi pada air dan tanah. Permasalahan
mengenai polusi faktor utama penyebabnya adalah bermunculannya industri dan terus
meningkatnya manusia dalam penggunaan sumber daya alam.

Asap pabrik dapat mencemari lingkungan, pada umumnya polusi yang disebabakan oleh
pabrik adalah pada air, udara dan tanah. Limbah yang mengotori lingkungan secara langsung
adalah sisa olahan pabrik yang di buang langsung melalui sungai atau langsung ke laut tanpa
melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Sebagai akibatnya ekosistem perairan pun rusak dan
banyak yang merugikan masyarakat pada akhirnya.Oleh karena hal di atas maka dapat
disimpulkan bahwa manusia memiliki peranan penting dalam pengelolaan lingkungan
hidup.Masyarakat berhak untuk membantu kinerja pemerintah dalam mewujudkan lingkungan
yang seimbang dan selaras. Masyarakat di harapkan mampu bekerja sama dengan lingkungan
untuk membentuk alam yang stabil. Mampu mengolah sumber daya yang ada dengan sebaik
mungkin dan tidak mencemari alam.

2) Wewenang sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup :


Sekolah memiliki beberapa fungsi dalam membentuk generasi yang sadar akan pentingnya
bersahabat dengan alam dan sekolah juga mempunyai wewenang dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Di daerah Tulung agung telah terdapat beberapa sekolah yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan hidup secara optimal. Beberapa di antaranya SDKampong Dalem
1, SMKN 2 Boyolangu dan SMPN 1 Boyolangu. Di sekolah ini telah melekat gelar
adiwiyata. Beberapa kewenangan pengelolaan lingkungan hidup di lingkungan sekolah
diantaranya :
a) Menerapkan pendidikan lingkungan hidup
b) Mengajarkan pada siswa untuk lebih peduli pada lingkungan
c) Mengajari tentang cara pengelolaan lingkungan hidup secara teori dan praktiknya.

6. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia


Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia menjadi masalah serius yang harus segera
dilaksanakan mengingat besarnya tingkat kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Upaya-upaya
tersebut berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan manusia yang selama ini dianggap dapat
mengancam kelestarian dan kestabilan lingkungan. Dengan dilakukannya upaya tersebut
diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan kerusakan lingkungan. Salah satu hal yang
harus menjadi perhatian adalah tingginya tingkat pencemaran lingkungan, seperti pencemaran
tanah yang diakibatkan oleh pembuangan sampah yang sembarangan.Pencemaran tersebut
mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia. Oleh karena itu, harus
diupayakan pengurangan pencemaran lingkungan bila perlu meniadakan sama sekali.

Untuk mengatasi tingkat kerusakan lingkungan berbagai upaya yang telah dilakukan guna
meminimalisir dampak kerusakan tersebut, antara lain:
1) Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
AMDAL (Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) didefinisikan sebagai suatu hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
sebagai bahan pertimbangan pengambilan suatu keputusan.
Dengan adanya AMDAL dampak kegiatan yang dilakukan khususnya yang berkaitan
dengan lingkungan dapat diminimalkan, karena telah ada perencanaan yang matang sebelum
melakukan suatu kegiatan.
2) Melaksanakan Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan upaya mengurangi kerusakan
lingkungan dengan melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan pelestarian
lingkungan.Dengan diterapkanya AMDAL sebelum melaksanakan pembangunan berarti
pembangunan yang berwawasan lingkungan telah dilaksanakan.
3) Menerapkan Prinsip Pemeliharaan Daya Dukung Lingkungan Dalam Pengelolaan Sumber
Daya alam.

Adapun yang dimaksud prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan adalah:


a) Prinsip Mengurangi (Reduce) yaitu penghematan, pengendalian, efisiensi sumber daya alam
serta mencari sumber alternatif yang bersifat ramah lingkungan dan banyak tersedia di alam.
b) Prinsip Memakai Ulang (Reuse) yaitu hasil-hasil produksi primer sumber daya alam yang
dapat terpakai tetapi masih memiliki nilai guna untuk kebutuhan lainnya tanpa proses daur
ulang.
c) Prinsip Daur Ulang (Recycle) yaitu pengolahan kembali bahan bekas dalam bentuk sampah
yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi suatu barang yang berharga dan berguna bagi
kehidupan manusia.
Halhal yang berhubungan dengan pelestarian daya dukung lingkungan harus senantiasa
dilakukan, sehingga lingkungan juga dapat memberikan yang terbaik bagi makhluk yang hidup
di bumi ini.
4) Menerapkan Pengelolaan Limbah Secara Benar.
Pengelolaan limbah secara benar dimaksudkan agar limbah yang dihasilkan oleh suatu
kegiatan dapat dikelolah secara benar agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
Dengan demikian, tingkat pencemaran dapat diminimalkan sehingga tidak merugikan mahkluk
hidup.
Masih banyak lagi upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka
melestarikan dan menstabilkan kualitas lingkungan. Kesemua upaya tersebut secara umum
bertujuan agar kegiatan yang dilakukan manusia dapat dikuarangi bahkan ditiadakan dmapaknya
sehingga tidak membahayakan serta tidak merugikan manusia di bumi ini.

B. Tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup yaitu:


a) Tercapainya keselarasan antara hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
b) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c) Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup.
d) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan
mendatang.
e) Terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

C. Kebijakan-kebijakan Lingkungan yang ada di Indonesia dalam kaitannya dengan


kegiatan pembangunan.
Lingkungan hidup sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang No. 4 tahun 1982
tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup
lain.

Masalah lingkungan di Indonesia mendapat perhatian yang cukup dari


pemerintah.Kebijaksanaan lingkungan sangat erat sekali hubungannya dengan kegiatan
pembangunan. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah negara memberikan keyakinan bagi
bangsa indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai apabila didasarkan atas keselarasan,
keserasian dan keseimbangan baik keseimbangan dalam hubungannya dengan tuhan,
hubungannya dengan sesama manusia maupun hubungannya dengan alam. Sedangkan UUD
1945 sebagai landasan konstitusional mewajibkan agar sumber daya alam dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat sebagaimana tertuang dalam pasal 33 UUD 1945 yakni bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Ada beberapa hal yang menjadi dasar dalam menentukan kebijakan lingkungan suatu
kebijakan yaitu:
a) Kebijakan lingkungan menjadi manajemen puncak suatu organisasi
b) Sesuai dengan sifat, skala, dan dampak lingkungan kegiatan produk atau jasa.
c) Komitemen terhadap peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan, pencegahan
pencemaran dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.
d) Memberikan kerangka kerja untuk membuat dan mengakaji tujuan dan sasaran lingkungan.
e) Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara dan dikomunikasikan kepada semua karyawan.
f) Tersedia kepada masyarakat.

D. Sistem Pengelolaan Lingkungan

Menurut Annon 1990, pengelolaan lingkungan yang meliputi pelestarian ekosistem


memerlukan jabaran operasional dengan kriteria yang memungkikan campur tangan teknis,
sosial, ekonomi dan politik yang dirancang dalam keterlanjutan. Dalam merumuskan kebijakan
dan campur tangan didasarkan pada beberapa kriteria yaitu efisiensi ekonomi, keadilan,
kesehatan dan berdikari.

Lingkungan sebagai suatu sistem sumber daya tergunakan untuk lima macam kiblat
layanan yaitu tujuan ekstraktif, sumber masukan untuk produksi hayati,, menyediakan ruang,
sumber daya gen dan cagar peninggalan alam serta sanitasi dan penyehatan. Keberagaman
layanan sumber daya alam ini saling meniadakan satu sama lain dalam pemanfaatannya.
Ketiadaan kompatibilitas ruang dalam layanan pokok sumber daya alam tersebut menyebabkan
penggunaan sumber daya alam mengalami perbenturan yang mengarah pada pembangunan yang
tidak berkelanjutan. Contoh sederhananya adalah proyek perluasan luas lahan untuk peningkatan
produktivitas pertanian seringkali berbenturan dengan proyek pemukiman atau pembangunan
industri.
Fakta yang terjadi di lapangan ini harus diselesaikan dalam menentukan kebijakan
pengelolaan lingkungan. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan
untuk menghindari perbenturan antar layanan pemanfaatan lingkungan adalah kemantapan,
kefaedahan optimum bagi berbagai kepentingan dengan imbalan adil, keterpaduan
pengembangan menurut konsep saling bernasabah antar bagian lingkungan, membentuk suatu
persinambungan khususnya bagian hulu yang berlaku sebagai daerah atasan dan bagian hilir
yang berlaku sebagai daerah bawahan serta kelangsungan fungsi lindung dan produksi secara
berkelanjutan berdasarkan kompatibilitas kerja.

Selain yang telah disebutkan di atas aspek yang juga harus diperhatikan dalam
pengelolaan lingkungan yaitu suatu pemahaman bahwa penggunaan lingkungan merupakan
suatu konsep dinamis mengenai suatu sistem pendudukan lingkungan untuk maksud tertentu
yang spesifikasinya bermatra ruang dan waktu. Penggunaan lingkungan sangat bergantung pada
pandangan terhadap lingkungan dan apa yang disebut loka kesempatan yaitu pilihan-pilihan yang
tersedia sehubungan dengan suatu pendapatan tertentu.

Dalam pengelolaan lingkungan, hal yang tak juga kalah penting adalah peranan lembaga
pemangku kebijakan karena kegiatan konservasi dan upaya pengelolaan lingkungan lainnya
hanya akan berjalan optimal bila dikelola oleh tindakan yang terlembaga dengan baik. Penataan
kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan dalam rangka pembangunan berkelanjutan harus
mampu memenuhi fungsi-fungsi berikut, mengadakan keteraturan kerja dalam kegiatan
ekonomi, mendirikan sistem penyampaian untuk menyalurkan informasi kepada masyarakat
serta untuk menumbuhkan peran serta dan sikap altuistik terhadap lingkungan dari masyarakat
dan memasukkan bantuan teknis dan pendanaan dalam pengelolaan lingkungan di tengah-tengah
masyrakat. Hal dimaksudkan untuk menyeimbangkan kegiatan ekonomi dengan konsep ekologi
dan kesejahteraan sosial sesuai dengan dimensi yang diharapkan dalam pembangunan
berkelanjutan.

Sistem pengelolaan yang dikenal adalah Atur Dan Awasi (ADA) yang berasumsi bahwa
tindakan anti lingkungan hidup dapat diatasi dengan membuat aturan perundang-undangan dan
peraturan pelaksana dengan disertai dengan tindakan hukum bagi yang melanggar. Melalui
sistem ADA pemerintah membangun undang-undang dan peraturan yang harus dipatuhi oleh
masyarakat, dimana di sisi lain masyarakat tidak diberikan inisiatif dalam pengelolaan
lingkungan.

Konsep ADA tersebut mengalami kegagalan dalam pengelolaan lingkungan karena pada
dasarnya, upaya penanganan sumber daya alam dan lingkungan merupakan tanggung jawab dan
inisiatif dari pribadi masing-masing. Sistem pengelolaan lingkungan pun berubah menjadi Atur
Diri Sendiri (ADS). Konsep pengelolaan lingkungan ADS merupakan konsep pengelolaan
lingkungan dimana setiap individu baik pemerintah dan masyarakat umum memiliki kewenangan
dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui sisitem ADS diharapkan muncul kesadaran untuk
mengelola lingkungan dengan sebaik-baiknya karena bertumpu pada penegakan hukum dan
kepatuhan yang lebih besar kepada masyarakat.

Dunia usaha bisa menjadi pelopor dalam konsep ADS karena eksistensi lingkungan yang
tidak dijaga akan merugikan kalangan mereka sendiri. komitmen ADS berfokus pada
pertimbangan bisnis yang wajar yaitu dengan tetap menyelaraskan antara keseimbangan
ekonomi, ekologi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam pengelolaan lingkungan yang terpenting
adalah adanya komitmen dari semua pihak serta peran kelembagaan untuk pengaturan dan
pengawasan harus teroptimalkan dengan baik.

2.4. Isu Kebijakan Sumber Daya Alam Dan


Lingkungan
Kalau kita amati lagi ternyata kebijakan dalam bidang sumber daya alam dan lingkungan
akan selalu menyangkut hal hal yang sangat luas yang berhubungan dengan kebutuhan manusia
pada umumnya . manusia ditantang untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan secara
efektif guna memaksimumkan manfaat yang dapat diperoleh dari sumber daya alam dan
lingkungan tersebut. Apabila kita semua dapat menerima keadaan semakin habisnya sumber
daya alam dan penurunan kualitas lingkungan , serta bersedia menderita dalam beberapa generasi
yang akan datang , maka kita boleh saja melanjutkan pengambilan sumber daya alamyang ada
dengan tanpa batasan. Pemanenan sumber daya alam yang pulih dapat berlangsung melebihi
tingkat keseimbangannya namun akan membawa kepada kepunahan sumber daya alam pulih itu
dikemudia hari.
2.5. Konflik Dalam Penggunaan Sumber Daya Alam
Disatu pihak limbah dapat dibuang ke geosfer, hydrosfer, dan atmosfer pada laju yang
melebihi kemampuan ekosistem untuk berasimilasi dengannya , sehingga menyebabkan
kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan kembali . strategi yang demikian akan
meningkatkan konsumsi barang dan jasadalam jangka pendek, tetapi akan segera menimbulkan
kehancuran bagi kehidupan manusia yang berlarut larut. Dipihak lain, ada pendekatan yang
menginginkan agar manusia terus berkembang yaitu dengan menggunakan ncara pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan yang berbeda . pengambilan sumberdaya alam dipandang
sebagai suatu cara sementara yang kebijasana, kemudian menyempurnakan teknik pemanfaatan
sumber daya alam pulih agar terjamin kelestariannya, dan mengkonversi sumber daya alam
menjadi modal manusia dan modal fisik .
Laju pengambilan sumber daya alam pulih dan pembuangan limbah ke dalam lingkungan
alami bentuknya dibatasi sampai derajat tertentu sehingga tetap memelihara kondisi system
biologis dengan jangka panjang.
A. Sumber daya tanah
Tanah merupakan tempat bagi tanaman , bagi hewan , bagi aliran air, bangunan,
transportasi dan sebagainya . demikian pula tanah berguna dalam mendukung kehidupan
berbagai macam makhluk. Tanah juga sebagai penimbun nilai seperti tempat menyimpan
persediaan mineral, minyak bumi dan sebagainya .dengan banyaknya macam penggunaan tanah
ini, maka dengan digunakannya sebidang tanah akan mempengaruhi penggunaan yang lain yang
sifatnya potensial.
Hendaklah disadari bahwa bagaimanapun juga adalah tidak begitu mahal untuk
mengubah tanah pertanian menjadi tanah untuk perkotaan daripada sebaliknya , karena
mengubah tanah perkotaan untuk pertanian berarti harus menghancurkan investasi capital yang
tak terhingga besarnya. Oleh karena itu keputusan nuntuk mengubah tanah petani menjadi tanah
perkotaan adalah keputusan yang akibatnya tidaka akan dikembalikan ke keadaan semula ,
karena sangat besar biayanya . Juga pertanian yang intensif yaitu dengan menanami lahan terus
menerus akan mengakibatkan kesuburan tanah menjadi semakin memburuk dan menimbulkan
erosi sehingga membatasi produksi pertanian dimasa yang akan datang. Terdapat pula
penggunaan lahan yang menimbulkan pencemaran udara ataupu air sehingga mengganggu para
pemakai yang lain, seperti misalnya penggunaan lahan untuk memelihara ternak untuk babi
ataupun sapi maupun ayam , jelas akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan kondisi air
disekitarnya akan tidak sehat untuk diminum. Perternakan menciptakan gas methan yang sangat
berpengaruh terhadap pemanasan global.
B. Sumber daya air
Mengenai sumber daya air juga tidak banyak ubahnya dengan sumber daya tanah. Air
dalam rumah tangga sangat berguna untuk mandi dan minum, dalam kegiatan industry air juga
berguna untuk memanaskan, mendinginkan, membersihkan, melarutkan, demikian pula air
berguna untuk kegiatan pelayaran , rekreasi berenang, menangkap ikan , dan bersampan. Tetapi
air juga berguna untuk membuang limbah dan juga untuk mendukung ekosistem disektor
pertanian maupun bukan pertanian. Terdapat kemingkinan adanya konflik antara berbagai
penggunaan dan pula antara orang orang yang menggunakan .
Penggunaan air untuk pendigin dipabrik akan meningkatkan temperatur air sungai bila air
yang panas dibuang kesana dan dengan demikian akan dapat mempengaruhi penggunaannya
dalam mendukung ekosistem . selanjutnya dengan langkahnya sumber daya air dibeberapa
tempat akan dapat menimbulkan pertengkaran karena para pemakai harus bersaing satu sama lain
baik untuk penggunaan yang sama ataupun untuk penggunaan yang berbeda .
C. Sumber daya udara
Penggunaan udara sangat berarti dalam mendukung kehidupan manusia dan kehidupan semua
makhluk yang ada di dunia . demikian udara memungkinkan adanya gerakan dari satu tempat ke
tempat yang lain ,juga untuk kenikmatan , transportasi , proses industry , maupun untuk
membuang limbah. Dalam hal ini penggunaan udara juga terdapat konflik antara penggunaan
yang satu dengan penggunaan yang lain . pembuangan limbah yang berupa asap pabrik dan asap
kendaraan keudara akan mempengaruhi jarak pandang maupun mengurangi nilai udara itu untuk
kehidupan manusia . asap pabrik dan gas buang kendaraan bermotor merupakan salah satu
sumber utama dari gas rumah kaca yang sangat mempengaruhi pemanasan global.
D. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang sering kali menjadi pelengkap dalam pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan . tenaga kerja , pengetahuan dan keahlian serta ketrampilan teknis
manusia banyak digunakan untuk memperoleh manfaat dari penggunaan sumber daya alam dan
lingkungan. masyarakat modern banyak menanamkan modal untuk memperbaiki kualitas
manusia (human capital) agar dapat menjadi pelengkap atau bahkan menggantikan peranan dari
sumber daya alam. Dengan kemampuan nya yang semakin tinggi dalam mempengaruhi
ekosistem , mengorganisasikan, merencanakan dan mengambilkeputusan baik secara perorangan
ataupun secara bersama sama , maka peranan SDA sangatlah dominan dalam menentukan
kelangsungan hidup manusia dibumi ini .
Dengan kemampuan itu , maka manusia diharapkan dapat mengorganisasikan
kekuatannya dan mengendalikan diri terhadap kerusakannya maupun kepentingannya guna
mengalokasikan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungan yang ada untuk generasi
sekarang maupun yang akan datang . manusia harus dapat memaksimumkan manfaat dalam
penggunaan sumber daya alam dan lingkungan , dan selalu mencari keseimbangan antara saat
ini dan saat yang akan datang.

2.7. Permasalahan Umum Dalam Pengambilan


Kebijakan Pengelolaan SDA
Sumber daya alam dan lingkungan di bumi ini merupakan sesuatu system yang sangat
luas , kompleks, dinamis, serta berinteraksi astu sama lain. Usaha untuk mengubah salah satu
komponen dalam system itu akan menimbulkan perubahan dimana mana dalam system tersebut.
Lagi pula pengertian manusia terhadap system itu maih sangat terbatas , sehingga sulit untuk
meramalkan apa yang akan terjasi dengan usaha untuk memanipulasi system tersebut. Jadi
hubungan sebab dan akibat masih sulit dimengerti. Suatu tindakan belum tentu menimbulkan
akibat seketika, dan baru dirasakan akibatnya setelah melampaui beberapa waktu. Akibat dari
suatu tindakan tidak mudah diramalkan , padahal sekarang ini kemajuan teknologi sangat cepat
sehingga akan sering menimbulkan adanya perubahan perubahan baru yang semakin sulit pula
diramalkan akibatnya.
Selanjutnya sebagian besar alternative tindakan memiliki dampak yang kita pahami atas
dasar pengetahuan kita yang terbatas , baik dampak yang positif maupun dampak negative. Apa
yang tampaknya menguntungkan bagi seseorang , dapat berarti sebaliknya atau merugikan bagi
orang atau pihak lain .
Setiap keputusan akan menimbulkan dampak bagi banyak orang dan kesejahteraan
masing-masing akan terpengarh secara berbeda-beda. Demikian pula kekuatannya untuk
berperan serta dalam pengambilan keputusan juga berbeda-beda. Oleh karena itu hanya sedikit
keputusan yang berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan sehingga dampaknya hanya
terbatas pada orang-orang yang menyetujui diambilnya keputusan tersebut.
Dalam setiap masyarakat, keputusan yang berhubungan dengan sumber daya alam dan
lingkungan , apakah itu dimulia oleh perorangan ataupun kelompok perorangan maupun oleh
suatu badan pengambil keputusan , dibuat dalam suatu struktur kelembagaan yang kompleks
yang menimbulkan adanya suatu insentif . Struktur kelembagaan itu sendiri dinamis sifatnya dan
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap munculnya kelangkaan dan kekuatan
yang nyata . Dalam masyarakat yang menganut kebebasan perorangan , keputusan keputusan
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan pada tingkat public seringkali
mengubah kelembagaan yang ada serta dorongan perorangan untuk mengambil keputusan .
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa masalah kebijakan alokasi sumber daya alam
dan lingkungan adalah sangat kompleks, karna kebijakan itu harus memperhatikan system fisik
dan biologis yang kompleks pula dan harus dipecahkan dengan system social dan kelembaganan
yang juga kompleks adanya . System fisik dan biologis akan menghasilkan adanya suatu gentian
misalnya jika kita memutuskan untuk mencapai tujuan A, kita akan mengalami kehilangan atau
kerugian dalam kaitannya dengan tujuan B ; sebaliknya kaluau kita ingin mencapai tujuan B, kita
terpaksa mengorbankan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tujuan A . Jadi walu sudah
diketahui kemungkinan yang timbul akibat dari suatu keputusan kebijakan , kita tetap sulit untuk
mengambil kepurtusan karena hal ini akan tergantung pada penilaian relative para individu,
berapa masing masing menberikan bobot kepada A dan berapa kepada B. Lagi pula setiap orang
memiliki pertimbangan i pula setiap orang memiliki pertimbangan i pula setiap orang memiliki
pertimbangan i pula setiap orang memiliki pertimbangan yang berbeda sehingga akan
memberikan bobot yang berbeda pula terhadap alternative tujuan tersebut.
Prawiro, Ruslan. 1980. Ekonomi Sumber Daya. Bandung : Alumni
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1993. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energy. Yogyakarta : BPFE
Resosoedarmo, Soedjiran dkk. 1989. Pengantar Ekologi. Bandung : Remadja Karya Offet
Salim, Emil. 1979. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Suparmoko. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis).
Yogyakarta : BPFE

Anda mungkin juga menyukai