1Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Esa Unggul, Jl. Arjuna Utara No. 9
Jakarta 11510
Email: ashelomitaa@gmail.com
ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun serta terbatasnya sumber daya alam menjadikan
pengelolaan kota menjadi semakin kompleks. Kondisi ini menuntut pemerintah daerah untuk dapat
memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki serta meminimalisir kendala atau masalah yang
dihadapi. Konsep kota cerdas (smart city) yang menjadi isu besar di kota-kota besar di seluruh dunia
mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota sehingga terjadi interaksi
yang lebih dinamis dan erat antara warga dengan Pemerintah Daerah. Dalam RPJMD 2017-2022, Kota
Yogyakarta memiliki konsep smart city yang mengacu pada inovasi-inovasi dalam bidang teknologi
informasi agar bisa memberikan manfaat serta kemudahan dalam pelayanan kepada masyarakat. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskrptif, dengan hasil
penelitian untuk melihat apakah smart city yang diterapakan di lokasi studi sudah memenuhi
indikator yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data dengan mempelajari berbagai buku
literatur dan dokumen-dokumen terkait dengan smart city di Yogyakarta. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan dengan membandingkan indikator-indikator yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa smart city yang telah diimplementasikan di Kota Yogyakarta yaitu program
smart environment memenuhi 5 dari 8 indikator, program smart government memenuhi 4 dari 9
indikator, smart economy memenuhi 2 dari 4 indikator, dan untuk smart living memenuhi 5 dari 8
indikator. Untuk itu perlu upaya lebih lanjut lagi dari dari pemerintah Kota Yogyakarta untuk
meningkatkan program-program smart city yang telah ditetapkan, terutama yang masih belum
memenuhi semua indikator.
Kata Kunci: Evaluasi, Smart City, Yogyakarta, Indikator Cohen,
Pendahuluan
Pada tahun 2018 Kota Yogyakarta terpilih sebagai salah satu Kota yang akan
melaksanakan program Gerakan Menuju 100 Smart City bersama 24 Kabupaten
atau Kota lainnya di Indonesia. Dalam RPJMD 2017-2022, Kota Yogyakarta
memiliki konsep smart city yang mengacu pada inovasi-inovasi dalam bidang
teknologi informasi agar bisa memberikan manfaat serta kemudahan dalam
pelayanan kepada masyarakat. Smart City Kota Yogyakarta disepakati dengan
istilah Jogja Smart Service. Terkait hal ini, Walikota telah menetapkan Dewan dan
Tim Pelaksana Smart City untuk menyusun dan melaksanakan Master Plan Smart
City Kota Yogyakarta serta menetapkan Dinas Komunikasi Informatika dan
Persandian Kota Yogyakarta sebagai leader dalam program kerja sesuai dengan
amanah RPJMD (Kominfo Kota Yogyakarta, 2018). Visi dari implementasi
teknologi informasi dan komunikasi di Pemerintah Kota Yogyakarta terdapat
dalam dokumen master plan e-government yang ditetapkan di dalam Peraturan
Walikota Yogyakarta Nomor 15 Tahun 2015 tentang e-Government yaitu
“Terwujudnya e-Government sebagai sarana sistem informasi pengelolaan Kota
Yogyakarta yang handal dalam mendukung pelayanan publik yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel dan partisipatif sehingga menjadi Yogyakarta Smart City”.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskrptif, dengan hasil penelitian untuk melihat apakah smart city
yang diterapakan di lokasi studi sudah memenuhi indikator yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data dengan
mempelajari berbagai buku literatur dan dokumen-dokumen terkait dengan
smart city di Yogyakarta.
Tinjauan Pustaka
Konsep kota cerdas atau yang lebih dikenal dengan nama smart city sangat
populer dikembangkan sebagai salah satu konsep penataan kota-kota di dunia
beberapa tahun belakangan ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi.
Konsep ini awalnya tumbuh semenjak tahun 1990an dimana koneksi internet
mulai mendunia sejak diperkenalkan pada tahun 1960an.
Secara lebih komprehensif, Nam dan Pardo (2011) melihat bahwa teknologi
bukan satu-satunya faktor dalam smart city. Masih ada 2 (dua) faktor lain yakni
faktor institusional dan faktor manusia sebagai pendukung tumbuh dan
berkembangnya konsep smart city. Tak pelak, pandangan Nam dan Pardo inilah
yang banyak dipakai oleh pemerintah kota, manajer kota dan pihak-pihak yang
terlibat dalam mengembangkan konsep smart city dan menerapkannya pada
kota-kota di dunia. Penerapan konsep smart city dalam perencanaan kota adalah
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan layanan
masyarakat dengan mengintegrasikan beberapa elemen yang ada di perkotaan
seperti pemerintahan, ekonomi, kualitas hidup, lingkungan, sumber daya
manusia, dan transportasi.
Smart government merupakan salah satu dari enam dimensi smart city
menurut Cohen. Smart Government berbasis pada online services, infrastuktur,
dan open government. Indikator-indikator dalam smart government adalah:
1. Online procedues
2. Electronic benfit payment
3. Wi-fi coverage
4. Broadband coverage
5. Sensor coverage
6. Integrated health and safety operations
7. Open data
8. Open apps
9. Privacy
Aplikasi Jogja Istimewa menjadi salah satu informasi pelayanan yang dapat
digunakan sebagai sistem informasi pelayanan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Aplikasi Jogja Istimewa merupakan media informasi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang berbentuk digital dan berbasis mobile application. Aplikasi tersebut sebagai
panduan bagi masyarakat dan wisatawan yang secara resmi diluncurkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Yogyakarta pada tanggal 21 September 2015.
Pada tahun 2018, Kota Yogyakarta terpilih menjadi salah satu Kota yang
akan melaksanakan program Gerakan Menuju 100 Smart City bersama 24 Kota
atau Kabupaten lainnya di Indonesia. Dalam RPJMD 2017-2022, Kota Yogyakarta
mempunyai konsep Smart City yang mengacu pada inovasi-inovasi dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan manfaat serta kemudahan
dalam pelayanan kepada masyarakat. Aplikasi berbasis Single Window dan Single
Sign In ini tidak hanya diperuntukkan bagi warga Kota Yogyakarta saja, melainkan
dapat digunakan oleh warga yang berasal dari luar Kota Yogyakarta. Cara
menggunakannya cukup mudah yaitu , masyarakat cukup login menggunakan
nomor NIK untuk mengakses seluruh layanan yang disediakan Pemerintah Kota
Yogyakarta. Jika belum terdaftar, maka harus terlebih dahulu melakukan
pendaftaran dan aktivasi akun melalui email yang dikirimkan untuk dapat
mengakses aplikasi “Jogja Smart Service”.
a) Kedaruratan
Layanan ini adalah kelanjutan dari aplikasi Unit Pelayanan Informasi dan
Keluhan (UPIK) yang sudah lebih dulu dihadirkan oleh Pemerintah Kota
Yogyakarta untuk menampung pendapat, saran, dan aduan masyarakat melalui
SMS (Short Message Service). Namun meskipun sudah ada aplikasi JSS, segala
bentuk pengaduan yang disampaikan melalui UPIK masih tetap dilayani.
c) Layanan Umum
Fitur ini dapat digunakan oleh pengguna JSS untuk pelayanan yang bersifat
administrasi kependudukan, seperti pelayanan pendaftaran di Kelurahan dan
Kecamatan secara online, informasi terkait Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta
informasi penerimaan peserta didik baru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Kota Yogyakarta.
Fitur ini memuat data dan informasi yang akurat seputar Kota Yogyakarta,
yang dinilai sering menjadi topik dan pembahasan utama warga. Mulai dari
lowongan pekerjaan, event wisata, hingga permasalahan yang sering diunggah di
masyarakat, yaitu harga bahan pokok.
Melalui fitur ini pengguna JSS bisa mendapatkan informasi secara online dari
beberapa organisasi atau lembaga yang menjadi mitra Pemerintah Kota
Yogyakarta, seperti layanan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), informasi
tagihan rekening air PDAM TIRTAMARTA, sampai informasi terkait ketersediaan
stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI).
b. Smart Living
1. Life conditions
2. Gini index
3. Quality of life ranking
4. Investment in culture
5. Crime
6. Smart crime prevention
7. Single life history
8. Life expectancy
1. Sustainability-certified Buildings
2. Smart homes
3. Energy
4. Carbon Footprint
5. Air qualty
6. Waste Generation
7. Water consumption
8. Climate resilience planning
9. Density
10. Green Space per capita
1. Penyusunan RAD penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2012
meliputi energi, transportasi, pertanian, keutanan dan pengolahan limbah
untuk mengurangi dampak emisi GRK dalam rangka mendukung
pembangunan berkelanjutan
2. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan sampah
dan kotoran ternak mejadi biogas, kincir angin di pantai Samas, Baron Techno
Park, Pembangkit listrik tenaga mikro hydro di kalibawang
3. Pengembanagn komunitas jaringan pengelolaan sampah mandiri (JPSM),
bank sampah, sekolah Adiwiyata, Pontren peduli lingkungan
4. Updating data dan informasi lingkungan hidup untuk mengetahui kondisi
eksisting lingkungan hidup di kota Yogyakarta
5. Pembangunan berkelanjutan berbasis budaya seperti Wonodeso (hutan desa)
dan Tlogodeso (Telaga desa)
6. Pengembangan kearifan lokal lingkungan hidup dalam rangka
mendukungpembangunan berkelanjutan melalui gerakan MErti Kali dengan
mengajak warga penghuni pinggir kali untuk membersihkan, menjaga, dan
melestarikan keberadaan sungai
d. Smart Infrastructure
1. WiFi Coverage
2. Broadband coverage
3. Sensor Coverage
4. Integrated health + safety operations
Smart Economy adalah salah satu dari konsep Smart City, dimana Smart
Economy berbicara dalam lingkup ekonomi untuk menjawab "Bagaimana suatu
ekonomi dalam suatu kota dapat berjalan secara efektif dan efisien", dan disinilah
Teknologi Informasi hadir dalam menjawab peranyaan tersebut. Jawabannya
adalah dengan menggunakan TI maka peluang untuk membentuk jaringan sosial
yang baru terbuka sangat lebar. Indikator smart economy menurut Cohen:
1. New startups
2. R + D
3. Employment levels
4. Innovation
5. GRP per capita
6. Exports
7. International Events Hold
Indikator yang
Dimensi Cakupan Indikator Menurut Cohen
terpenuhi
Energy v
Carbon Footprint v
Resources
Air qualty
Management v
Waste Generation v
Smart Environment
Water consumption X
Keterangan :
v = memenuhi
x = tidak memenuhi
Daftar Pustaka
Bitjoli, B. E., Rindengan, Y. D. Y., & Karouw, S. (2017). ANALISA KESIAPAN KOTA
CERDAS (STUDI KASUS: PEMERINTAH KOTA MANADO). JURNAL TEKNIK
INFORMATIKA UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 12(1).
Buhalis, D., 2005. Information Technology in Tourism. In Tourism Principles and Practice.
London: Pearson Education Limited, pp. 702–736.
Griffinger, R., dkk (2007). Smart cities Ranking of European medium-sized cities.
Final report October.
Rachmawati, R., Ramadhan, E. R., & Rohmah, A. A. (2018). Aplikasi Smart Province
“Jogja Istimewa”: Penyediaan Informasi Terintegrasi dan Pemanfaatannya.
Majalah Geografi Indonesia, 32(1)