Anda di halaman 1dari 9

1.

Analisis Penggunaan lahan

Analisis yang dibahas pada aspek penggunaan lahan meliputi fungsi


kawasan, kesesuaian lahan, perubahan lahan dan karakteristik nilai lahan

A. Analisis fungsi kawasan

Dalam analisis fungsi kawasan membutuhkan beberapa faktor


yaitu curah hujan, kelerengan, dan jenis tanah. Tahapan yang di
lakukan untuk mendapatkan analisis daya dukung lahan adalah dengan
melakukan overlay data curah hujan, data kelerengan, dan data jenis
tanah. Berdasarkan SK mentan No. 837 maka di dapat skor
pengkelasan tersebut.

Peniliaian Kriteria Kelayakan Fisik Wilayah

No. Kriteria Klasifikasi Keterangan Skor


0-8 % Datar 20
8-15 % Landai 40
1 Lereng/Kemiringan 15-25 % Agak curam 60
25-45 % Curam 80
>45 % Sangat curam 100
Aluvial, Tanah Glei, Planosol,
Tidak peka 15
Hidromorf, Kelabu, Lateria air tanah
Latosol Agak peka 30
2 Jenis Tanah
Brown Forest Soil, New Calcie Kurang Peka 45
Andosol, Lateritic, Grumosol, Renzina Peka 60
Regosol, Litosol, Oranosol, Renzina Sangat Peka 75
0,0-13,6 mm/hh Sangat rendah 10
13,6-20,7 mm/hh Rendah 20
3 Curah Hujan 20,7-27,7 mm/hh Sedang 30
27,7-34,8 mm/hh Tinggi 40
>34,8 mm/hh Sangat tinggi 50
Sumber : SK Menteri Pertanian Nomer 837/KPTS/UM/11.1980
Berdasarkan pengolahan hasil skoring dan overlay ketiga kriteria
yang telah dilakukan dalam penelitian ini, arahan fungsi kawasan di
Kecamatan Jatitujuh terdiri atas dua Daya dukung lahan yaitu kawasan
penyangga, kawasan budidaya. Hasil daya dukung lahan yang
mendominasi di Kecamatan jatitujuh adalah kawasan dengan fungsi
budidaya dengan luas mencapai 72,80 km2, kawasan dengan fungsi
peyangga dengan luas mencapai 0,86 km2 atau hampir semua kawasan
di Kecamatan jatitujuh adalah kawasan budidaya.

Presentase Luas Daya Dukung Lahan

No Fungsi Kawasan Luas (Km2) Presentase %

1 Budidaya 72,80 98,83


.
2 Penyangga 0,86 1,17
Jumlah 73,66 100

B. Analisis Simpangan Antara Pola Ruang RTRW dan Kondisi


Sekarang

Rencana pola ruang wilayah kecamatan jatitujuh merupakan


rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi
rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya baik pada wilayah daratan
maupun laut. Didalam perencanaan perlu diketahui bagaiamna kondisi
perencanaan terdahulu yang termuat di RTRW Kecamatan jatitujuh
dengan kondisi sekarang. Sehingga dapat diketahui simpangan Pola
Ruang dengan Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting. Simpangan
tersebut kemudian diberi nilai sesuai dengan seberapa besar perubahan
yang terjadi antara Rencana dengan Kondisi kenyataan sekarang.
Untuk lebih jelasnya mengenai analisis simpangan antara pola ruang
RTRW dengan Kondisi Sekarang, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Peta Pola Ruang Kecamatan Jatitujuh


Peta Penggunaan lahan kecamatan jatitujuh existing

Tabel Simpangan pola ruang dengan penggunaan lahan kecamatan jatitujuh

rencana pola ruang luas km2 penggunaan lahan luas km2 %


pertanian 53,61 100,00
industri 0 0,00
perdagangan dan jasa 0 0,00
kawasan pertanian 53,61 perkantoran 0 0,00
perumahan 0 0,00
cagar budaya 0 0,00
ruang terbuka hijau dan biru 0 0,00
pertanian 4,25 72,40
industri 0,23 3,92
perdagangan dan jasa 0 0,00
kawasan industri 5,87 perkantoran 0 0,00
perumahan 0 0,00
cagar budaya 0 0,00
ruang terbuka hijau dan biru 1,39 23,68
pertanian 1,60 50,31
industri 0 0,00
perdagangan dan jasa 0,61 19,18
kawasan perdagangan
3,18 perkantoran 0 0,00
dan jasa
perumahan 0 0,00
cagar budaya 0 0,00
ruang terbuka hijau dan biru 0,97 30,50
pertanian 0,50 31,45
industri 0 0,00
perdagangan dan jasa 0,11 6,92
kawasan perkatoran 1,59 perkantoran 0,26 16,35
perumahan 0,72 45,28
cagar budaya 0 0,00
ruang terbuka hijau dan biru 0 0,00
pertanian 0,52 8,14
industri 0 0,00
perdagangan dan jasa 0 0,00
kawasan perumahan 6,39 perkantoran 0 0,00
perumahan 4,95 77,46
cagar budaya 0 0,00
ruang terbuka hijau dan biru 0,92 14,40
pertanian 0 0,00
industri 0 0,00
perdagangan dan jasa 0 0,00
kawasan cagar budaya 0,48 perkantoran 0 0,00
perumahan 0,13 27,08
cagar budaya 0,28 58,33
ruang terbuka hijau dan biru 0,07 14,58
ruang terbuka hijau pertanian 0,04 1,57
2,54
dan biru industri 0 0,00
perdagangan dan jasa 0 0,00
perkantoran 0 0,00
perumahan 0,86 33,86
cagar budaya 0 0,00
ruang terbuka hijau dan biru 1,64 64,57

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya terkait besara


simpangan perubahan Pola Ruang Rencana Tata Ruang kecamatan jatitujuh
terhadap Konsisi Penggunaan Lahan eksisting, dapat diketahui bahwa simpangan
terbesar terjadi karena lahan pertanian existing masih mendominasi di kawasan
perencanaan lainnya.

Peta Simpangan Pola ruang terhadap penggunaan lahan eksisting

C. Analisis kepemilikan tanah

Tanah yang terjadi agar sesuai dengan perencanaan pembangunan


di Kecamatan Jatitujuh. Analisis ini juga dilakukan untuk dapat
mengontrol penguasaan hak atas tanahnya serta dapat membantu
dalam pengambulan keputusan bagi pemerintah di Kabupaten
Majalengka terkait dengan penguasaan lahan di Kecamatan Jatitujuh.
Nilai tanah selalu menjadi acuan dalam rangka transaksi jual – beli
properti. Pada dasarnya kita dapat mengetahui nilai tanah tersebut dari
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditagihkan kepada pemilik
properti setiap tahunnya. NJOP seringkali menjadi obyek atas nilai
properti tersebut, sedangkan sebenarnya yang menjadi acuan nilai
properti tersebut adalah bagaimana status kepemilikan hak atas tanah
tersebut.

jenis bangunan dengan kepemilikan tanah


desa (Ha) total km2
hak guna usaha hak milik hak pakai
biyawak 0,8 1,3 0,76 2,86
pasindangan 1,5 2,7 0,10 4,30
panongan 1 2,5 0,21 3,71
panyingkiran 0,8 2,1 0,13 3,03
randengan kulon 0,2 0,8 0,98 1,98
randengan wetan 0,9 2,3 0,65 3,85
putridalem 0,8 2,2 0,24 3,24
jatitengah 1,7 3,8 0,18 5,68
jatitujuh 0,7 2,2 0,70 3,60
babajurang 2,1 5,6 0,74 8,44
pilangsari 3,7 11,6 0,70 16,00
jatiraga 0,4 2,1 0,74 3,24
sumber kulon 1,4 3,4 0,24 5,04
sumber wetan 1,3 3,2 0,08 4,58
pangkalanpari 1,2 2,8 0,11 4,11

Dari hasil analisis, dapat diketahui desa pilangsari Kelurahan


kecamatan jatitujuh memiliki luas bangunan dengan kepemilikan hak
milik terbesar dibandingkan dengan desa lainnya.

2. Analisis kelembagaan
A. Lembaga pemerintah

Lembaga formal pemerintah yang terlibat dalam penataan ruang


adalah Pemerintah Daerah dalam rangka menyusun peraturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang, serta
koordinasi penyelanggaraan penataan ruang lintas sektor, lintas
wilayah dan lintas pemangku kepentingan. Dalam hal ini ruang
lingkup yang kami lihat disini yaitu lingkup Kecamatan Jatitujuh,
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Kelembagaan yang
terdapat di Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel lembaga pemerintahan kecamatan jatitujuh 2018

tingkat
kelembagaan
pemerintahan
seketariat daerah kabupaten
seketariat DPRD kabupaten
Inspektorat kabupaten
kedinasan kabupaten
organisasi badan pemerintahan kabupaten
kecamatan kecamatan

Tabel jumlah aparat pemerintahan kecamatan jatitujuh 2018

kasi kasi kaur kasi kasi


kepala seketari
desa pemerintaha ekban kesr keuanga umu
desa s desa
n g a n m
biyawak 1 1 1 1 1 1 1
pasindangan 1 1 1 1 1 1 1
panongan 1 1 1 1 1 1 1
panyingkiran 1 1 1 1 1 1 1
randengan
1 1 1 1 1 1 1
kulon
randengan
1 1 1 1 1 1 1
wetan
putridalem 1 1 1 1 1 1 1
jatitengah 1 1 1 1 1 1 1
jatitujuh 1 1 1 1 1 1 1
babajurang 1 1 1 1 1 1 1
pilangsari 1 1 1 1 1 1 1
jatiraga 1 1 1 1 1 1 1
sumber kulon 1 1 1 1 1 1 1
sumber
1 1 1 1 1 1 1
wetan
pangkalanpar
1 1 1 1 1 1 1
i
jumlah 15 15 15 15 15 15 15

Peta Kantor Pemerintahan Kecamatan Jatitujuh


B. Organisasi Masyarakat

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam menopang


pembangunan. Ormas dan LSM merupakan perwujudan dari
berlangsungnya masyarakat sipil yang berfungsi menjembatani,
memperjuangkan, dan membela kepentingan rakyat dari dominasi
kepentingan modal dan politik praktis. Dengan kekuatan kolektivitas,
kemampuan, dan pengorganisasian massa, Ormas dan LSM berfungsi
mengawasi dan terlibat dalam kebijakan-kebijakan atau program-
program pembangunan demi kepentingan publik. Di samping itu,
Ormas dan LSM juga memiliki fungsi menjaga stabilitas politik dan
sosial. Mereka menengahi berbagai kepentingan yang terjadi di antara
kelompok masyarakat sehingga dapat meminimalisir potensi konflik
sosial. Namun demikian, pada praktiknya kondisi sosial ekonomi yang
masih rendah telah memaksa beberapa pihak menggunakan Ormas dan
LSM untuk meraih kepentingan mereka. Karena itu, memperbaiki dan
meluruskan kembali peran Ormas dan LMS merupakan tantangan
untuk memperkuat peran mereka dalam rangka turut menciptakan
pembangunan dan demokrasi yang lebih baik.
Tabel organisasi kemasyarakatan di kecamatan jatitujuh 2018

desa karang taruna ibu ibu pkk ormas lainnya jumlah


biyawak 1 1 1 3
pasindangan 1 1 1 3
panongan 1 1 2 4
panyingkiran 1 1 3 5
randengan kulon 1 1 2 4
randengan wetan 1 1 0 2
putridalem 1 1 0 2
jatitengah 1 1 3 5
jatitujuh 1 1 2 4
babajurang 1 1 0 2
pilangsari 1 1 0 2
jatiraga 1 1 0 2
sumber kulon 1 1 0 2
sumber wetan 1 1 1 3
pangkalanpari 1 1 1 3
jumlah 15 15 16 46

Chart organisasi kemasyarakatan di kecamatan jatitujuh 2018

jumlah organisasi kemasyarakatan


6

0
ak gan gan iran i i
on a n l em g a h ju
h ng ar ga on tan par
a w n n k kul et a n tu jura ngs ti ra kul e n
y a o g w d e ti r w a
bi d n i n g an an tri jatit ja aba pila ja be ber gka
l
si n pa any n g pu b m
pa p e n u m a n
nd nde s su p
ra ra

Anda mungkin juga menyukai