Wilayah Kerja Puskesmas Otniel Geofano Dwiputera 102016011 Skenario 2 • Dokter Mega bekerja di sebuah puskesmas kecamatn berpenduduk 25.000 jiwa. Minggu ini ia dikejutkan dengan meningkatnya kasus yang mirip dengan pertusis. Laporan hasil program imunisasi dasar DPT ternyata telah mencapai 80%. Ia bermaksud untuk mengadakan penyelidikan epidemiologi atas peristiwa tersebut. Apakah benar kejadia tersebut adalah KLB pertusis. • RM: Meningkatnya kasus yang mirip pertusis di puskesmas kecamatan yang berpenduduk 25.000 jiwa
Rumusan Masalah
Penyelidikan Puskesmas Epidemiologi
Pertusis Kriteria KLB
PERTUSIS • Pertusis Bordella pertussis • Gejala klinis whooping cough, demam, pilek, wajah tampak merah kebiruan • Secara epidemiologi pertusis didapatkan 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus. • Pengobatan eritromisisn (50 mg/kgBB/hari) atau ampisilin (100 mg/kgBB/hari) maksimum 2gram perhari diberikan selama 14 hari PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI Mengetahui gambaran kelompok rentan dan penyebaran kasus agar mendapatkan arah upaya penanggulangan Penyelidikan lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kasus lain, terutama pada kelompok rentan SURVEILANS
Surveilans Kesehatan kegiatan Data dari surveilans:
pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah menilai beban penyakit dan kesehatan dan kondisi mempengaruhi memonitor perubahan terjadinya peningkatan dan penularan epidemiologi sejalan dengan penyakit atau masalah kesehatan untuk waktu memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan mengarahkan kebijakan dan efisien menyusun strategi penanggulangan TUJUAN SURVEILANS • Memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif • Tujuan khusus surveilans: (1) Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; (2) Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; (3) Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; (4) Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; (6) Mengidentifikasi kebutuhan riset KEGIATAN SURVEILANS PENDEKATAN SURVEILANS • Surveilans Pasif: • Surveilans Aktif: data penyakit yang harus petugas khusus surveilans dilaporkan yang tersedia di untuk kunjungan berkala ke fasilitas pelayanan kesehatan lapangan relatif murah dan mudah untuk lebih akurat daripada surveilans dilakukan pasif, dapat mengidentifikasi kurang sensitif dalam outbreak lokal mendeteksi kecenderungan lebih mahal dan lebih sulit penyakit untuk dilakukan daripada surveilans pasif STRATEGI SURVEILANS PERTUSIS • Melakukan pemantauan harian Surveilans Berbasis Kejadian (Event base Surveilans) Melakukan pemantauan kasus mingguan secara dini melalui sistem kewaspadaan dini dan respon Menghentikan transmisi pertusis dengan cara pengobatan penderita dan dirujuk ke rumah sakit bila perlu penanganan lebih lanjut Mengambil dan memeriksa spesimen pada kasus dan kontak Meningkatkan cakupan imunisasi dasar dan booster Menganalisa data sebagai dasar rekomendasi dalam pengendalian penyakit pertussis Diseminasi dan informasi tentang penyakit pertusis. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) • Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah • Kriteria KLB diatur dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1501 TAHUN 2010 TENTANG JENIS PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGAN PENANGGULANGAN KLB PERTUSIS Pengobatan kasus klinis diberikan antibiotika eritromisin selama 7-14 hari (maks 3 minggu) dengan dosis untuk anak-anak 40-50 mg/kgbb/hari, dewasa 2 gram/hari yang masing-masing dibagi dalam 4 dosis Lakukan pemisahan terhadap kontak yang tidak pernah diimunisasi atau yang tidak diimunisasi lengkap Kontak yang berusia dibawah 7 tahun dan yang belum mendapatkan 4 dosis DPT- HB atau yang tidak mendapat DPT dalam 3 tahun terakhir harus segera diberikan suntikan satu dosis setelah terpapar Lakukan pencarian kasus secara dini KESIMPULAN • Pada suatu wilayah yang dicurigai terjadi KLB penyakit menular harus segera dilakukan penyelidikan epidemiologi/surveilans • Tujuan dari dilakukanya surveilans adalah guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien • Pada kasus peningkatan pertusis secara umum memiliki tujuan untuk deteksi dini dan mengetahui gambaran epidemiologi untuk pengendalian penyakit pertusis