PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kabupaten Wajo merupakan salah satu dari 24 (dua puluh empat)
kabupaten/kota yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Wajo
terletak pada posisi astronomis di koordinat antara 3°39‘ - 4°16’ Lintang
Selatan dan 119° 53’ - 120°27’ Bujur Timur, dengan luas wilayah
Kabupaten Wajo seluas 2.506,19 km² atau 4,01 % dari luas wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan, dan berada pada ketinggian 0 hingga 500 m di
atas permukaan laut. Lahan berbukit terbentang dari selatan ke utara.
Dataran rendah terletak di bagian timur, selatan, tengah, dan barat. Danau
Tempe terletak di bagian barat sedangkan pesisir pantai membentang di
sebelah timur menghadap Teluk Bone sepanjang 103 km garis pantai.
Apabila dilihat secara geostrategis regional Pulau Sulawesi, maka
Kabupaten Wajo yang berada pada bagian selatan merupakan daerah
yang dilewati jalur transportasi antar kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi
Selatan. Posisi strategis tersebut dapat membawa dampak bagi eksistensi
Kabupaten Wajo terhadap mobilitas baik barang/jasa maupun orang. Posisi
Kabupaten Wajo dengan ibukotanya di Sengkang, merupakan daerah
transit, dengan akses penghubung ke daerah-daerah lain yang berpusat
pada wilayah strategis baik di Provinsi Sulawesi Selatan seperti Kabupaten
Sidrap, Kabupaten Luwu, Kota Pare-pare, dan Kabupaten Toraja.
Sesuai dengan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Wajo 2005-
2025 “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Wajo dengan Jiwa
Kemandirian dan Pemerintahan yang Demokratis Bernafaskan
Keagamaan”maka Kabupaten Wajodiharapkan akan berkembang sejajar
dengan Kabupaten-kabupaten maju lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan.
Aspek kemajuan yang hendak dicapai adalah kesejahteraan masyarakat
secara umum yang antara lain melalui kegiatan peningkatan peranan
penanaman modal daerah.
1.3. Sasaran
Ditetapkannya RUPMK, maka akan memberikan dampak :
(1) Ditetapkannya RUPMK Kabupaten Wajo 2017-2025.
(2) Dimanfaatkannya RUPMK dalam menyusun rencana strategis
(renstra), satuan kerja perangkat daerah (OPD) Pemerintah
KabupatenWajo.
(3) Terbangunnya sinergitas dokumen perencanaan penanaman modal
(RUPM, RUPMP, RUPMK, Renstra, dan OPD).
2. Lingkungan Strategis
2.1. Pergeseran Kekuatan Ekonomi Dunia
Telah diramalkan bahwa dunia akan menghadapi suatu pergeseran
kekuatan ekonomi global (Global Power Shift) dari Barat ke Timur. Selama
dua abad dalam sejarah dunia, Asia hanya merupakan penonton dalam
perkembangan dunia yang dikuasai oleh pihak Barat. Namun demikian,
Asia akan kembali ke pusat dunia yang pernah ditempati oleh Asia selama
18 abad, sebelum diduduki oleh Barat.
Asia akan mengalami proses transformasi dunia yang memadai.
Krisis ekonomi global telah mempercepat pergeseran kekuatan ekonomi
dunia. Saat ini sumbangan China dalam PDB dunia berdasarkan nilai tukar
berlaku (current exchange rate) berada pada posisi kedua setelah Amerika
Serikat, menggantikan posisi Jepang yang turun ke posisi ketiga.
Pergeseran kekuatan ekonomi dunia semakin mencolok dengan
menggunakan nilai PDB berdasarkan paritas daya beli (purchasing power
parity). Selain China yang telah menyalib Jepang, muncul pula India pada
3. Sistematika Penulisan
Naskah akademik Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Wajo ini disusun dengan mengacu kepada Keputusan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi
(RUPMP) dan Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten/Kota
(RUMPK) dengan sistematika sebagai berikut :
BAB III
VISI DAN MISI KABUPATEN WAJO
Secara umum makna Visi yang dimaksud adalah suatu kondisi yang
ingin dicapai pada tahun 2025 kedepan melalui pelaksanaan
pembangunan, pemerintahan, dan pembinaan kemasyarakatan menuju
masyarakat sejahtera dengan pemerintahan yang mandiri dan berwibawa,
sedangkan makna secara khusus:
a. Masyarakat yang sejahtera, adalah terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat menuju kemapanan, kemandirian dan berbudaya
b. Jiwa Kemandirian, adalah:
1. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan yang dilandasi oleh semangat
ketekunan, keuletan, berpandangan jauh kedepan dengan jiwa
kebersamaan
2. Semangat persaingan yang jujur dan berwawasan maju
3. Pandangan multi dimensi yang dapat menggunakan sumberdaya
yang ada di daerahnya
4. Semangat persaingan yang sehat yang berorientasi pada
keuntungan
3.2.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal Kabupaten Wajo diperlukan langkah-langkah
konkrit yang akan dilaksanakan, beberapa misi yang merupakan pedoman
4.3.1. Infrastruktur
Keinginan daerah untuk membangun infrastruktur merupakan suatu
kebutuhan yang semakin nyata sejalan dengan pembangunan ekonomi
yang dilakukan. Proyek infrastruktur –yang umumnya membutuhkan modal
yang besar dan dilakukan dalam periode panjang– sulit untuk dapat
4.3.2. Energi
Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran energi yang
didorong pesatnya laju pertambahan penduduk dan pesatnya industrialisasi
dunia mengakibatkan terkurasnya cadangan energi dalam jumlah besar,
khususnya energi fosil yang merupakan sumber energi utama dunia.
Pemulihan ekonomi global yang dimotori pertumbuhan ekonomi tinggi di
Asia yang diiringi peningkatan permintaan energi untuk industri dan
konsumsi, turut mendorong kenaikan harga energi dunia.
Proporsi minyak bumi sebagai sumber utama energi saat ini
mencapai 40% dari total permintaan energi dunia, namun cadangannya
terus berkurang. Pada tahun 2011 pertumbuhan permintaan minyak bumi
dunia mencapai 1,7%. Peningkatan produksi yang hanya mencapai 0,9%
serta cadangan minyak bumi global yang makin berkurang menyebabkan
negara-negara termasuk Indonesia rentan terhadap risiko terjadinya krisis
energi dunia. Kerentanan energi global ini juga sangat dipengaruhi kondisi
lain seperti geopolitik di kawasan Timur Tengahrya
BAB V
KAJIAN DAN ANALISIS
c. Energi
Arah kebijakan Pengembangan Penanaman Modal bidang Energi
sebagai berikut:
1. Optimalisasi potensi dan sumber energi baru dan terbarukan
serta mendorong penanaman modal infrastruktur energi untuk
memenuhi kebutuhan listrik.
2. Peningkatan pangsa sumberdaya energi baru dan terbarukan
untuk mendukung efisiensi, konservasi, dan pelestarian
lingkungan hidup dalam pengelolaan energi.
5. Pemberdayaan UMKM
Arah kebijakan pemberdayaan UMKMK dilakukan berdasarkan 2 (dua)
strategi yaitu :
a. Strategi Naik Kelas
Kebutuhan Indikatif
Tahapan Tahun Penanaman Modal
(triliun rupiah)
Tahap I, 2017-2019 2017 4,31
2018 4,63
2019 4,98
Tahap II, 2020-2022 2020 5,35
2021 5,76
2022 6,19
Tahap III, 2023-2025 2023 6,65
2024 7,15
2025 7,69
Jumlah Kebutuhan 52,72 Triliun
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Naskah akademik Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten
(RUPMK) Wajo, merupakan hasil kajian akademis yang akan menjadi
bahan pertimbangan untuk menjadi dasar penerbitan Peraturan Bupati
(Perbub) tentang RUMPK Kabupaten Wajo tahun 2017-2025. RUPMK
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat jangka panjang sampai
dengan tahun 2025, dimana penanaman modal diarahkan untuk
mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara
berkelanjutan dan berkualitas dengan mewujudkan iklim penanaman modal
yang menarik, mendorong penananman modal bagi peningkatan daya
saing perekonomian nasional, serta meningkatkan kapasitas infrastruktur
fisik dan pendukung yang memadai.
7.2. Pelaksanaan
Terhadap arah dan kebijakan penanaman modal yang telah diuraikan,
RUPMK memerlukan suatu langkah-langkah konkrit pelaksanaan
sebagai berikut:
4. OPD/Lembaga teknis terkait dapat menyusun kebutuhan dan
prioritas penanaman modal sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dengan mengacu kepada RUPMK.
5. Pemerintah Kabupaten Wajo menyusun RUPMK yang mengacu
pada RUPM, RUPMP, dan prioritas pengembangan potensi
Kabupaten Wajo.
6. Pemerintah Kabupaten Wajo dengan melibatkan OPD terkait
melakukan evaluasi bidang-bidang usaha yang memperoleh
fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal yang
diberikan pemerintah daerah.
7.3. Saran-saran
1. Kepada Pemerintah KabupatenWajo, RUPMK memberikan arahan
indikatif pada penyusunan rencana pembangunan di bidang