Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN WABAH COVID 19, EFEKTIVITAS,

KEBERHASILAN DAN DAMPAK SOSIAL DI KECAMATAN MATRAMAN


KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

Surya Handi (1910631180122)


Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Singaperbangsa Karawang. Jalan H.S
Ronggowaluyo Telukjambe Timur- Karawang, 41361 Indonesia.
Email : surya.and.25@gmail.com

ABSTRAK
Pandemi virus corona di Indonesia masih berlangsung. Kasus-kasus yang dilaporkan setiap
harinya menunjukkan pertambahan. Tingginya jumlah kasus di DKI Jakarta membuat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan sejumlah langkah, mulai dari
menerapkan kebijakan bekerja dari rumah hingga mengajukan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB). Sebelumnya, pemerintah daerah dalam hal ini kecamatan melakukan
sejumlah upaya untuk terus menekan potensi penyebaran virus corona di wilayahnya secara
mandiri. Penulis Kebijakan PSBB dalam menangani Wabah Covid 19 terhadap Efektifitas,
Keberhasilan dan Dampak Sosial di Kecamatan Matraman. Analisis ini mengunakan jenis
penelitian Kuantitatif dengan metode deskriptif. Pemerintah dalam menangani penyebaran
Covid 19 telah menggunakan berbagai cara mulai dari karantina wilayah hingga Kebijakan
PSBB yang dikeluarkan pemerintah Provinsi. Selain itu, Pemerintah DKI Jakarta
memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak Wabah Covid 19. Bantuan
tersebut berupa sembako dan uang tunai yang disalurkan melalui aparat kecamatan dan
selanjutnya diberikan kepada RT/RW untuk membagikannya kepada masyarakat. Dari sisi
efektivitas dan keberhasilan, Kebijakan PSBB di wilayah Kecamatan Matraman masih
belum berhasil dan efektif. Karena masyarakatnya yang mengabaikan kebijakan ini. Selain
itu, wabah Covid 19 ini menyebabkan dampak sosial baik itu yang positif maupun negatif.
Positifnya masyarakat yang mampu jadi saling bantu-membantu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kepada masyarakat kurang mampui contohnya pembagian sembako.
Negatifnya tingkat kejahatan di wilayah Kecamatan Matraman cenderung meningkat karena
banyak masyarakat yang tertekan karena kesulitan biaya hidup.

Kata Kunci : Kebijakan, Pemerintah, PSBB, Covid 19

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pada awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang
menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO Semenjak Januari 2020 telah menyatakan
dunia masuk kedalam darurat global terkait virus ini. Ini merupakan fenomena luar biasa yang
terjadi di bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia
II, karena event-event skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga internasional
contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Kondisi ini pernah terjadi hanya
pada saat terjadi perang dunia saja, tidak pernah ada situasi lainnya yang dapat membatalkan
acara-acara tersebut. Terhitung mulai tanggal 19 Mei 2020 sebanyak 4.885.035 orang terinfeksi
virus corona, 319.779 orang meninggal dunia dan pasien yang telah sembuh sebanyak
1.902.554 orang. Adapun kasus terbanyak masih dicatatkan oleh Amerika Serikat dengan
jumlah kasus lebih dari 700.000, disusul Spanyol, Italia, dan Perancis yang mengalami
penurunan jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir. Sementara di Indonesia sebanyak
18.010 orang terinfeksi virus corona, 1.191 orang meninggal dunia dan jumlah pasian sembuh
4.324 orang.
Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana
terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini dengan
jumlah waktu 91 hari. Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat
menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan
Social Distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus
mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya
minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari
pertemuan massal. Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik, seperti
contohnya pemerintah sudah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk tidak berkuliah atau
bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah, namun kondisi ini malahan
dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk berlibur. Selain itu, walaupun Indonesia sudah
dalam keadaan darurat masih saja akan dilaksanakan tabliqh akbar, dimana akan berkumpul
ribuan orang di satu tempat, yang jelas dapat menjadi mediator terbaik bagi penyebaran virus
corona dalam skala yang jauh lebih besar. Selain itu masih banyak juga masyarakat Indonesia
yang menganggap enteng virus ini, dengan tidak mengindahkan himbauan-himbauan
pemerintah.
Perilaku yang tidak normal yang ditunjukan oleh fenomena diatas memicu peneliti
untuk menganalisa lebih jauh secara psikologi mengapa hal tersebut dapat terjadi di saat kondisi
negara sedang dalam keadaan bencana dan bagaimana cara mengatasinya. Selain itu peneliti
juga akan memaparkan kiat-kiat dalam menjaga kesejahteraan jiwa dalam menghadapi wabah
corona ini melalui pendekatan psikologi positif.
Tujuan
Penulis dalam membuat paper ini bertujuan untuk mengetahui cara pengananan wabah Covid
19 di Kecamatan Matraman. Serta untuk menganalisis Kebijakan PSBB terhadap efektivitas,
keberhasilan, dan dampak sosial dalam menangani Covid-19 di wilayah Kecamatan Matraman.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu studi yang
objek penelitiannya berupa karya-karya kepustakaan baik berupa jurnal ilmiah, buku, artikel
dalam media massa, maupun data-data statistika. Kepustakaan tersebut akan digunakan untuk
menjawab permasalahan penelitian yang diajukan oleh penulis yang dalam hal ini adalah
Kebijakan PSBB terhadap efektivitas, keberhasilan, dan dampak sosial dalam menangani
Covid-19 di wilayah Kecamatan Matraman. Adapun sifat dari studi yang dilakukan adalah
deskriptif analisis yaitu memberikan edukasi dan pemahaman kepada pembaca, serta jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

PEMBAHASAN
Perkembangan kasus baru, angka pasien sembuh, dan angka kematian masih terus
mengalami peningkatan. Kebijakan Pemerintah sangatlah penting dalam penanganan wabah
Covid 19 ini. Terhitung mulai tanggal 18 Mei 2020 kasus terinfeksi virus covid 19 di kecamatan
matraman bertambah menjadi 116 orang, 10 orang meninggal dunia dan 19 orang dinyatakan
sembuh. Pada Kecamatan Matraman sendiri telah melakukan berbagai kebijakan.

Karantina Wilayah, kebijakan ini dilakukan sebelum Kebijakan PSBB dikeluarkan oleh
Gubernur DKI Jakarta. Kebijakan Karantina Wilayah ini dilakukan oleh beberapa Rw di daerah
Matraman karena kasus positif di daerah tersebut cukup banyak dan menjadi zona merah. Pintu
masuk dan keluar komplek dijaga ketat oleh satpam atau pun hansip. Selain itu, warga yang
tinggal diluar daerah komplek tersebut tidak akan bebas keluar masuk. Pemeriksaan juga
dilakukan dipintu masuk komplek dan akan ditanyakan apa kepentingannya masuk kedalam
komplek tersebut. Warga luar yang tidak memakai masker tidak diperbolehkan masuk.

Selain itu kebijakan dengan menarapkan kawasan wajib memakai masker di setiap
wilayah yang menjadi zona merah. Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah penularan virus
covid 19 melalui mulut. Setelah makin banyak bertambahnya pasien terinfeksi virus covid 19
pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan PSBB. Kebijakan PSBB ini diharapkan dapat
berjalan dengan semestinya sehingga dapat memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Pemerintah Kecamatan Matraman telah memberikan status kondisi darurat Covid-19 beserta
lima imbauan untuk membatasi berbagai macam interaksi sosial. Bentuk pembatasan yang ada
meliputi pembatasan kuota penumpang transportasi publik hingga pelarangan seluruh jenis
kegiatan ibadah bersama. Selain itu, ia juga membuat pemetaan para penderita yang
dikelompokkan berdasarkan daerah melalui situs resmi daring pemerintah.

Pada masa PSBB moda transportasi dilarang angkut jumlah penuh, harus dibatasi 50%
untuk roda 4 mobil sedan 1 pengemudi dan 2 penumpang di belakang (kiri dan kanan),
sedangkan roda 4 mini bus 1 pengemudi, 2 penumpang di tengah (kiri dan kanan), 1 penumpang
di belakang dan menerapkan jarak aman antar penumpang. Dan moda transportasi barang seperti
roda 2 dilarang beroperasi kecuali untuk barang penting dan esensial yang telah ditentukan.

Akan tetapi, kebijakan PSBB di wilayah Kecamatan Matraman dinilai masih belum
efektif. Hal ini dilihat para pengunjung yang memadati Pasar Palmeriam dan Pasar Jangkrik yang
berada di wilayah Kecamatan Matraman. Para pengunjung terlihat saling desak-desakan tanpa
adanya rasa takut tertular virus Covid 19 dan tidak mematuhi himbauan pemerintah yaitu jaga
jarak atau fisical distancing. Selain tidak berjaga jarak, sebagian pengunjung tidak memakai
masker. Kurangnya pengawasan aparat keamanan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang
bahaya Covid 19 membuat kebijakan ini kurang efektif di wilayah Kecamatan Matraman.

Semakin bertambahnya pasien penderita covid 19, pemerintah Kecamatan Matraman


menyelenggarakan Rapid-test secara massal di setiap kelurahan yang bertujuan untuk
pengecekan terhadap setiap lapisan masyarakat, terjangkit virus atau tidaknya seseorang. Rapid-
test di wilayah kecamatan matraman diinisiasi oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Berdasarkan
hasil Rapid-test yang dilakukan di setiap kelurahan membuktikkan empat warga di Kelurahan
Kayu Manis, Matraman positif terjangkit virus corona. Keempat warga tersebut harus melakukan
pemeriksaan lanjutan melalui ‘swab test’ atau pengambilan cairan tenggorokan untuk
memastikan yang bersangkutan terinfeksi virus corona atau tidak.

Langkah berikutnya yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Matraman adalah


memastikan bahwa suplai dan distribusi barang pokok dan obat tercukupi. Pemerintah setempat
terus memastikan stok dengan mengecek keadaan serta mengalokasikan dana untuk memenuhi
permintaan pasar dalam waktu genting. Selain itu, pemerintah setempat juga memperkuat
pengawasan pasar daring untuk mencegah praktik manipulasi harga (price gouging). Pencegahan
manipulasi harga diberlakukan untuk memastikan bahwa setiap masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan utama mereka dalam periode jaga jarak, yaitu masker dan makanan pokok.
Pengawasan ini juga perlu diikuti dengan penegakan hukum.

Mengetahui Dampak Sosial-Ekonomi yang terjadi, Pemerintah sudah bisa dilihat dalam
pemberian paket bantuan berupa subsidi ke masyarakat kurang mampu. Subsidi yang ada
diberikan untuk memastikan bahwa mereka tetap bisa hidup dengan normal meskipun tidak
bekerja secara langsung. Langkah ini memang perlu diapresiasi, mengingat kerentanan mereka
dalam konteks sosial-ekonomi. Namun, langkah ini dianggap belum dapat menanggulangi
dampak pandemi Covid-19 dalam jangka panjang.

Dengan adanya wabah virus covid-19 pemerintah mengimbau masyarakat di seluruh


wilayah baik di kota, kecamatan, dan kelurahan mengharuskan diam dirumah atau melakukan
lockdown tetapi kurang berhasil karena masih meningkat jumlah penyebaran virus corona pada
tanggal 16 mei 2020 kasus positif di Indonesia mencapai 18.010, 1.191 orang meninggal dunia
dan jumlah pasian sembuh 4.324 orang. Maka pemerintah melakukan kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga masyarakat memiliki pekerjaannya sebagai wiraswasta
contohnya pedagang, pengusaha, penjahit dan lain-lain mereka tidak bisa melakukan usahanya
sehingga mereka tidak ada pemasukan sementara hidup terus berjalan dan membutuhkan biaya
untuk hidup dari dampak ekonomi tersebut timbulah dampak sosial seperti meningkatnya
kriminalitas, banyak masyarakat yang tertekan karena kesulitan biaya hidup. Selain itu dampak
sosial lainnya seperti timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang
yang ada di sekitar kita atau yang baru kita kenal. Contohnya saat kita bertemu dengan tetangga
atau teman kita pun enggan berjabat tangan.

KESIMPULAN
Penanganan wabah virus covid 19 yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Matraman
dengan berbagai kebijakan dinilai kurang efektif dan kurang berhasil. Karena masyarakat yang
berada di wilayah kecamatan matraman tidak mematuhi kebijaka tersebut dan mengabaikan
himbauan yang dilakukan pemerintahan. Selain itu, kurangnya pengawasan yang dilakukan
pemerintah kepada masyarakat menjadi faktor utama masih banyaknya masyarakat yang
melanggar peraturan PSBB. Pandemi covid 19 mempengaruhi dampak sosial dimasyarakat
seperti tindak kejahatan yang meningkat. Tindak kejahatan ini muncul karena banyak masyarakat
yang di PHK dan tidak punya penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kebijakan
pemerintah mengeluarkan para narapidana dari dalam lapas juga menjadi faktor utama tindak
kejahatan tersebut meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

https://jeo.kompas.com/update-data-kasus-covid-19-di-dki-jakarta-per-kelurahan
https://wartakota.tribunnews.com/2020/05/14/200-alat-rapid-test-didistribusikan-untuk-
pemeriksaan-massal-di-kelurahan-kayumanis
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/09/073000865/psbb-di-dki-jakarta-berikut-upaya-
pemda-di-indonesia-tangani-covid-19?page=2
https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-01384453/update-virus-corona-di-dunia-senin-
18-mei-2020-sudah-lebih-dari-47-juta-kasus-positif-covid-19

Anda mungkin juga menyukai