Anda di halaman 1dari 1

Review buku Proses Perencanaan Wilayah dan Kota (Ahmad Djunaeri)

- Garis besar buku : Buku tersebut membahas empat pendekatan umum yang digunakan
dalam proses perencanaan ruang. Empat pendekatan antara lain, Komperhensif, Strategi
Planing, Rencana Induk dan Partisipatory.
- Pendekatan komperhensif sangat berpusat kepada para ahli perencana. Mereka dianggap
sebagai serba tahu sehingga mendominasi peran perencanan wilayah. Pendatan
komperhensif digunakan untuk jangka waktu yang lama 20-25 tahun. Karena dominasi ahli
perencana yang begitu besar, model perencanaan menjadi begitu teknokratis.
- Pendekatan Strategi planning berpusat kepada penguasa sebaai pemimpin negara. Mereka
dianggap wakil tuhan yang memiliki amanah untuk menentukan dibawa kemana arah kota.
Berkebalikan dengan komperhensif, pendekatan ini cenderung bersifat dinamis karena
selalu menyesuaikan konteks yang terjadi. Citi utama yang melekat dalam strategi planning
adalah adanya tujuan/ visi yang jelas membawa perencanaan kota menuju apa/ prioritas
apa.
- Pendekatan Rencana Induk berasal dari warisan zaman hindia belanda. Pendekatan ini
didominasi oleh peran dan cara berfikir arsitektur sehingga cenderung berfokus pada fisik
bangunan. Selain itu, control pemimpin juga sangat kuat dalam pendektaan rencana induk.
Pendekatan ini masih diterapkan dalam pegembangan universitas atau real esatate.
- Pendekatan Partisipatory, mulai meningkatkan peran masyarakat secara dominan. Namun,
pada prakteknya hanya diterapkan dalam perencanaan pemberdayaan masyarakat saja
belum sampai ke perencanaan ruang.
- Dari seluruh pendekatan, dominasi dari teknokrat sangat terasa kental karena mereka
dianggap sebagai pihak yang paling tahu untuk merencanakan pembangunan wilayah.
- Secara historis, perjalanan perencanaan wilayah dimulai dari pendekaan rencana Induk.
Hingga jaman peralihan menuju kemerdekaan masih digunakan konsep ini (Sepertinya
soekarno juga menggunakan konsep ini). Pasca Sokearno Tumbang, perencanaan
menggunakan pendekatan komperhensif yang tertuang melallui repelita. Pendekatan
komperhensif mulai memudar ketika era reformasi, mulai bertransisi menjadi strategi
planning hingga saat ini. Pendekatan partisipatory mulai menyeruak, namun masih belum
menempati posisi utama sebagai perencanaan wilayah.

Anda mungkin juga menyukai