Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Hasrianti
Irna Sulastri (A11114030)
Feby Fauziah Haya (A11114501)
Abisali Yasir Fatih
1. PENDAHULUAN
Salah satu tujuan ekowisata yang cukup akrab di Surabaya adalah Ekowisata
Mangrove Wonorejo. Konservasi mangrove yang terletak di Wonorejo saat ini telah
berkembang menjadi sebuah kawasan wisata dan telah menarik seorang pengembang
untuk membangun kawasan perumahan elit. Wonorejo memiliki daya tarik yang besar
kepada pemerintah daerah untuk mulai membangun kawasan itu sebagai kawasan
wisata karena kondisi lingkungan hijau dan alami. Pemerintah daerah juga mulai
meningkatkan potensi pariwisata daerah ini.
TCM adalah metode penilaian ekonomi yang kedua pendekatan langsung atau
tidak langsung terhadap biaya perjalanan (Fauzi, 2006:213) dilakukan dengan
menghitung segala biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pariwisata.
TCM adalah metode yang paling banyak digunakan untuk menghitung nilai lingkunga
n, seperti tempat rekreasi (Pak dan Triko'nun, 2006: 1). TCM dapat juga digunakan un
tuk menentukan fungsi permintaan wisatawan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah kunjungan wisatawan. Factor-faktor ini dapat digunakan sebagai sebuah
analisis oleh pemerintah, manajer, masyarakat setempat dan pemangku kepentingan
lainnya untuk mengembangkan potensi wisata hutan Mangrove Wonorejo.
Studi ini adalah aplikasi dari lingkungan valuasi ekonomi yang berfokus pada
metode biaya perjalanan (TMC) dalam kasus ekowisata Wonorejo Mangrove, di
Surabaya, Jawa Timur. Regresi OLS digunakan untuk mengkaji factor-faktor yang
mempengaruhi jumlah kunjungan dan untuk memperkirakan valuasi ekonomi
Mangrove Wonorejo. Untuk memperkirakan surplus konsumen individu
perkunjungan digunakan sebagai berikut (Garrod dan Willis, 1999; 62):
1
=
2
CS: nilai surplus konsumen,
q: jumlah frekuensi kunjungan, dan
: koefisien dari biaya perjalanan.
Valuasi ekonomi Ekowisata Mangrove Wonorejo diperoleh dengan
mengalikan rata-rata surplus konsumendengan jumlah wisatawan Ekowisata
Mangrove Wonorejo tahun lalu (Parsons,2003:24). Valuasi ekonomi mencerminkan
valuasi ekonomi Ekowisata Mangrove Wonorejo per tahun.
2. TEORITIS KERANGKA
Ekowisata dapat disebut sebagai kegiatan wisata yang dikategorikan ke dalam
fungsi fasilitas lingkungan. The International Ecotourism Society (TIES) pada awal
tahun 1990 mendefinisikan ekowisata adalah perjalanan ke tempat-tempat alami dan
kekal lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Valuasi
Ekonomi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendefinisikan dan
mengukur nilai yang di hitung berdasar pada preferensi individu ) King and Mazotta,
2000). Valuasi ekonomi diukur dalam hal kesediaan untuk membayar (WTP) barang
dan jasa yang di produksi oleh sumber daya alam dan lingkungan.
TCM adalah metode yang digunakan untuk menilai sumber daya yang tidak
memiliki nilai pasar (non-market resources) dengan model permintaan jasa
lingkungan dalam bentuk kegiatan rekreasi (Haab dan McConnell, 2002 di Firandari
2009:14). Biasanya, TCM digunakan untuk menganalisis permintaan untuk rekreasi
outdoor seperti Taman Nasional dan Hutan (Hanley et Al., 1997)
3. METODE PENELITIAN
Studi ini mengunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner
oleh responden yang bekerja di Wonorejo Ekowisata Mangrove Forest. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari institusi pemerintah dan lembaga serta studi literatur.
Populasi dari studi ini adalah jumlah penduduk Surabaya 2.765.487 yang dikurangi
dengan jumlah orang yang usianya kurang dari atau sama dengan 14 tahun dengan
jumlah 643.201 dan di atas 69 tahun dengan total 711.367. berdasarkan rumus tingkat
kepentingan 10% dari minimum, ukuran sampel untuk studi ini adalah 100.
Dengan menggunakan Eviews 6 stationary test, data yang diperoleh sebagai hasil dari
model statistic deskriptif dapat ditulis sebagai berikut:
=0 + 1 +2
+3
+4
+ 5
+
C= total biaya perjalanan
S= total biaya perjalanan ke lokasi alternatif (situs pengganti)
M=Penghasilan
U=usia
P=Pendidikan
Untuk menentukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Ekowisata
Mangrove Forest Wonorejo, metode kuadrat atau Ordinary Least Square (OLS).
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis regresi Ordinary Least Square
(OLS), ditemukan bahwa secara bersamaan total biaya perjalanan, total biaya
perjalanan ke situs alternatif, pendapatan, pendidikan dan umur secara signifikan
ditentukan jumlah wisatawan kunjungan. Beberapa variabl yang telah terbukti secara
signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode biaya perjalanan
individu (ITCM), ditemukan bahwa total surplus konsumen per kunjungan didasarkan
pada lima frekuensi kunjungan Rp. 625,000. Dengan rata-rata surplus konsumen
perkunjungan adalah Rp. 125,000. Jadi didapatkan valuasi ekonomi Ekowisata
Mangrove Wonorejo pada tahun 2014 sebanyak Rp. 31.595.125,00 per tahun.
Ada beberapa rekomendasi sebagai pertimbangan kebijakan yang membuat be
rhubungan dengan pengembangan dan pengelolaan Ekowisata Mangrove Wonorejo.
Disarankan bahwa beberapa fasilitas tambahan dan pemeliharaan ditingkatkan untuk
menarik lebih banyak wisatawan.hal ini juga penting untuk memperhatikan
karakteristik wisatawan serta preferensi mereka. Tak perlu dikatakan, Ekowisata
Mangrove Wonorejo dapat memperoleh pendapatan yang optimal, namun penting
juga untuk mengurus aspek konservasi dan fungsi sosial-ekonomi.