Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH ATRAKSI WISATA DAN MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG
(Survei pada Pengunjung Wisata Alam Kawah Ijen)
Syakir Kamil Ainul Fitroh
Djamhur Hamid
Luchman Hakim
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
kamilsyakir@gmail.com

ABSTRACT
The rate of visits to Ijen Crater continues to increase every year needs to be balanced with the destination
development that will impact on increasing the rate of visits, length of stay, and tourist spending. The results
of the study will have an impact on the development of this destination, as a way of developing tourist
attractions and facilities, creating destination promotion strategy in order to keep the rate of visits to Ijen
Crater continued to increase. Based on the analysis of multiple linear regression result that tourist
attractions and tourist motivation variables significantly effects simultaneously and partially toward visiting
decision variabel. The test results showed the dominant influence is tourist motivation, so this study can be
used as a form of information for the management of natural tourism of Ijen Crater in conducting
promotional activities. Promotional activities are used to allow more domestic tourists to know and
interested the uniqueness of Ijen crater. And finally will affect the visiting decision to natural tourism of Ijen
Crater.

Keywords: Tourist Attractions, Tourist Motivation, Visiting Decision.

ABSTRAK

Jumlah kunjungan ke Kawah Ijen menurut data terakhir meningkat setiap tahunnya, hal itu perlu diimbangi
dengan pengembangan destinasi yang akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan, lama
kunjungan, pengeluaran wisatawan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pengembangan
destinasi, sebagai sarana pengembangan atraksi wisata dan fasilitas destinasi serta sebagai bahan pembuatan
strategi promosi guna menjaga jumlah kunjungan ke wisata alam Kawah Ijen terus meningkat. Hasil analisis
data mengunakan regresi linier berganda, variabel atraksi wisata dan motivasi wisatawan menunjukkan
pengaruh yang signifikan baik secara bersama-sama dan individu terhadap keputusan berkunjung
wisatawan, dan juga analisis berhasil menunjukan variabel motivasi wisatawan memiliki pengaruh dominan.
Atas dasar itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu acuan bagi pengelola wisata alam Kawah
Ijen dalam melakukan kegiatan promosi. Kegiatan promosi digunakan agar lebih banyak wisatawan
domestik yang mengetahui dan tertarik dengan keunikan yang dimiliki oleh wisata alam Kawah Ijen. Pada
akhirnya akan mempengaruhi wisatawan terhadap keputusan berkunjung ke wisata alam Kawah Ijen.

Kata Kunci : Atraksi Wisata, Motivasi Wisatawan, Keputusan Berkunjung.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 18


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN wisata dan fasilitas destinasi serta sebagai bahan
Salah satu objek wisata alam yang terdapat pembuatan strategi promosi guna menjaga jumlah
di Indonesia adalah Taman Wisata Alam Kawah kunjungan ke wisata alam Kawah Ijen terus
Ijen. Sebagai destinasi wisata berbasis alam, tidak meningkat.
semua wisatawan menyukai objek tersebut
sebagai destinasi wisata. Oleh karena itu dalam KAJIAN PUSTAKA
mengembangkan objek wisata alam Kawah Ijen,
perlu mengetahui mengenai faktor apa saja yang Pariwisata dan Wisatawan
menjadi daya tarik wisatanya dan motivasi Pengertian dari pariwisata ialah merupakan
wisatawan dalam mengunjungi suatu objek wisata, sesuatu perjalanan yang dilakukan oleh
khususnya wisata alam seperti Kawah Ijen. seseorang/sekelompok lebih orang yang memiliki
Menurut data kunjungan pengunjung beberapa tujuan, antara lain: keinginan dalam
Taman Wisata Alam Kawah Ijen pada tahun 2011 mendapatkan kenikmatan & memenuhi rasa ingin
total pengunjung Kawah Ijen sebanyak 21.356, tahu terhadap sesuatu, baik yang berkaitan dengan
sedangkan pada tahun 2012 turun menjadi 6.148. kegiatan olah raga, kesehatan, kegiatan konvensi,
Tahun 2013 kunjungan ke Kawah Ijen meningkat urusan keagamaan dan keperluan usaha lain
menjadi 24.402, peningkatan juga terjadi pada (Suwantoro, 2009:3). Wisatawan adalah
tahun 2014 yang mencapai 90.068 pengunjung. merupakan satu orang atau beberapa orang (grup),
Terjadi pelonjakan kunjungan pada tahun 2015 yang melakukan suatu bentuk perjalanan wisata.
yang mencapai 169.445 pengunjung (Statistik Jika mereka tinggal kurang dari 24 jam disebut
BBKSDA JATIM 2015). pelancong atau pengunjung (Suwantoro, 2009:4).
Dari data Statistik BBKSDA JATIM tahun Sedangkan pengertian dari wisata alam
2015 tersebut, menunjukkan bahwa tingkat menurut (Peraturan Pemerintah No.36, 2010),
kunjungan berwisata ke Taman Wisata Alam adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan,
Kawah Ijen mengalami fluktuasi. Penurunan pada dan kegiatan tersebut dilakukan dengan sukarela,
Tahun 2012 terjadi karena naiknya status Kawah serta bersifat tidak menerus untuk menikmati
Ijen sejak Desember 2011 pada level siaga, seluruh bentuk keunikan dan keindahan dari alam
sehingga kawasan Ijen menjadi tertutup untuk yang terdapat di suatu kawasan tertentu.
kegiatan wisata (travel.kompas.com : 2012). Sedangkan wisata alam menurut (Peraturan
Sedangkan pada tahun 2013 setelah kondisi Pemerintah No.36, 2010), adalah semua yang
Kawah Ijen relatif normal, jumlah kunjungan berhubungan dengan wisata alam itu sendiri,
wisata dapat ditingkatkan kembali termasuk pengusahaan suatu objek dan atraksi
(travel.tempo.co : 2013). Jika dilihat dari data wisata, serta semua usaha yang berkaitan dengan
jumlah pengunjung, menunjukkan sebagian besar wisata alam itu sendiri.
adalah pengunjung domestik, sedangkan
pengunjung mancanegara relatif lebih rendah, Atraksi Wisata
tatapi kunjungan pengunjung mancanegara Menurut Witt & Mountinho (1994:86)
mengalami peningkatan yang signifikan terhitung atraksi wisata atau daerah tujuan wisata,
sejak tahun 2013. merupakan motivasi utama bagi para wisatawan
Jumlah kunjungan ke Kawah Ijen menurut dalam melakukan kegiatan kunjungan wisata.
data terakhir meningkat setiap tahunnya, hal itu Lebih lanjut menurut Suwena & Widyatmaja
perlu diimbangi pengembangan destinasi yang (2010:88) atraksi disebut merupakan komponen
akan berdampak pada peningkatan jumlah yang signifikan dalam menarik wisatawan, atraksi
kunjungan, lama kunjungan, pengeluaran merupakan modal utama (tourism resources) atau
wisatawan, inovasi pengembangan atraksi wisata sumber dari kepariwisataan. Dapat disimpulkan
lain serta berdampak positif bagi masyarakat bahwa atraksi wisata adalah segala sesuatu yang
sekitar. Mengetahui pengaruh atraksi wisata dan memiliki keindahan, yang bernilai, baik yang
motivasi wisatawan yang akan memiliki pengaru berupa suatu keanekaragaman, yang memiliki
terhadap keputusan berkunjung juga diperlukan keunikan, baik dalam kekayaan budaya maupun
guna mengetahui faktor manakah yang berperan hasil buatan manusia (man made) yang menjadi
menarik pengunjung dalam melakukan wisata ke faktor daya tarik dan menjadi tujuan wisatawan
wisata alam Kawah Ijen. Hasil dari penelitian untuk berkunjung, yang menjadikan wisatawan
dapat digunakan sebagai acuan pengembangan termotivasi untuk melakukan wisata ke obyek
destinasi, sebagai sarana pengembangan atraksi wisata tersebut.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 19


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Motivasi Wisatawan
Motivasi berasal dari kata movere bahasa
latin yang mempunyai arti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi dalam diri merupakan
komponen yang sangat penting, karena motivasi
merupakan suatu hal yang mendukung perilaku
manusia sebagai penyebabkan, penyalur dan
dalam bertindak (Setiadi, 2003:94). Motivasi
merupakan komponen yang penting dalam diri Gambar 1. Model Hipotesis
wisatawan untuk proses pengambilan keputusan
dalam mengunjungi DTW yang akan di Keterangan :
kunjunginya. Dalam proses motivasi wisatawan = pengaruh secara Individu
akan mempersepsikan DTW yang memungkinkan = pengaruh secara Serempak
untuk dikunjungi, persepsi ini didapat dari
persepsi personal/individual, pengalaman dan
informasi yang wisatawan dapatkan (Setiadi, METODE PENELITIAN
2003:94). Dengan demikian motivasi wisatawan Lokasi Penelitian
diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata
menciptkan dorongan kepada seseorang dalam alam Kawah Ijen. Alasan pemilihan lokasi
melakukan kegiatan, dan sebagai penyebab, penelitian ini adalah karena keunikan atraksi
penyalur dan dalam bertindak yang terintegrasi wisata alam yang berupa pegunungan yang
dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan memiliki kawah danau serta fenomena api biru
(Setiadi, 2003:94). atau Blue Fire yang hanya ada satu di dunia. Api
biru yang hanya bisa dilihat pada saat gelap gulita
Keputusan Berkunjung merupakan hasil dari belerang yang terbakar.
Keputusan berkunjung ke destinasi wisata Belerang yang keluar dari ventilasi gunung aktif
dalam penelitian ini digunakan dengan pendekatan ini terbakar secara alami kemudian mengeluarkan
perilaku keputusan pembelian, sehingga dapat di api biru dan asap pekat yang berbau sangat tajam.
analogikan keputusan berkunjung wisatawan Kawah Ijen merupakan objek wisata alam
sebagai keputusan pembelian atas produk atau yang terkenal dikalangan wisatawan domestik dan
jasa. Amirulah (2002:62) mendefinisikan asing karena keindahan alamnya. Kawasan Wisata
keputusan berkunjung merupakan proses dimana Kawah ini berada di ketinggian 2.368 mdpl dan
wisatawan melakukan proses penilaian terhadap berupa danau berwarna hijau kebiruan, Kawah
berbagai alternatif pilihan, kemudian memilih Ijen berdinding kaldera setinggi 300-500m.
salah satu atau beberapa alternatif yang
dibutuhkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Keputusan wisatawan
untuk memutuskan berkunjung ke suatu tempat
tertentu akan diawali oleh beberapa proses yaitu:
pengenalan terhadap kebutuhan, waktu yang tepat,
perubahan situasi, pemilihan produk, konsumsi
produk, perbedaan individu, pengaruhpemasaran,
pencarian information, pencarian internal, dan
pencarian exsternal (Kotler dalam Simamora,
2008:8). Dapat disimpulkan bahwa teori
keputusan pembelian dapat digunakan sebagai
Gambar 2. Rute Menuju Kawah Ijen
dasar dalam pengambilan keputusan wisata oleh Sumber : (maps.google.com : 2017)
konsumen.
Populasi dan Sampel
Model Hipotesis Menggunakan metode non-probability
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan sampling dalam menentukan sample, dan dengan
penelitian maka model hipotesis penelitian seperti teknik pengambilan sampel purposive yakni
pada Gambar 1 berikut: peneliti membuat kriteria-kriteria tertentu siapa
saja yang dapat dijadikan sebagai responden

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 20


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penelitian. Penentuan jumlah sampel Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
menggunakan rumus Slovin, dan diperoleh sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penelitian sebanyak 100. Peneliti telah
Uns tandardiz
menentukan pengunjung Kawah Ijen yang akan ed Residual
menjadi responden dengan karakteristik tertentu, N 100
Normal Parametersa, b Mean .0000000
responden adalah pengunjung domestic yang Std. Deviation 5.80279676
dianggap mewakili karakteristik pengunjung yang Mos t Extreme Abs olute .068
ditentukan oleh peneliti. Differences Pos itive .038
Negative -.068
Beberapa kriteri-kriteria karakteristik
Kolmogorov-Smirnov Z .683
responden yang telah ditentukan peneliti untuk Asymp. Sig. (2-tailed) .739
dapat mengisi kuesioner adalah sebagai berikut: a. Tes t dis tribution is Normal.
a. Merupakan pengunjung domestic TWA b. Calculated from data.

Kawah Ijen.
Sumber: Data Primer Diolah (2015)
b. Berumur > 17 tahun atau sudah memiliki
identitas seperti SIM/KTP, dll. Dari hasil uji normalitas (One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test) pada Tabel 1
Metode Pengumpulan Data diatas, mendapatkan nilai sig. sebesar
Menggunakan metode menyebarkan 0.739 yakni > 0.05, maka asumsi
kuesioner kepada 100 responden untuk normalitas regresi dapat terpenuhi.
mendapatkan data. Pertanyaan yang disajikan
dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup. b. Uji Multikolinieritas
Pertanyaan tersebut dibuat dengan Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada
menggunakan interval skala Likert. Kuesioner Tabel 2. Sebagai berikut:
adalah berupa daftar pertanyaan tertulis dan
alternatif jawaban yang telah disiapkan dan Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
disusun secara terstruktur berdasarkan
konsep-konsep mengenai keputusan
berkunjung yang dilakukan wisatawan,
konsep atraksi wisata, dan motivasi
wisatawan dan disebarkan kepada responden. Sumber: Data primer diolah (2015)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 2 di atas, merupakan hasil


1. Analisis deskriptif pengujian Multikolinieritas, yang
Analisis deskriptif digunakan untuk didapatkan semua nilai dari Tolerance yang
mendiskripsikan secara sistematis dan faktual didapat > 0,1 atau tidak terjadi
karakteristik responden penelitian. Responden multikolinearitas.
yang paling banyak ditemui saat penelitian Nilai VIF untuk variabel Atraksi Wisata
berusia pada rentang >20-30 tahun, jenis sebesar 1,770, nilai VIF untuk variabel
kelamin responden laki-laki mendominasi Motivasi Wisatawan adalah 1,770. Dari
dalam responden yang diperoleh peneliti, hasil pengujian Multikolinieritas dapat
serta tingkat pendidikan responden yang dikatakan tidak terjadi multikolinearitas
paling banyak ditemui peneliti adalah antar variabel bebas dalam penelitian ini.
responden dengan tingkat pendidikan
SMA/SMK, dan peneliti banyak menjumpai c. Uji Heterokedastisitas
kalangan pelajar yang mengunjungi wisata Prosedur uji Heterokedastisitas dilakukan
alam Kawah Ijen. dengan Uji Scatterplot dengan hasil seperti
Gambar 3. berikut:
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov yang terdapat
seperti Tabel 1 berikut:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 21


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
berkunjung (Y) akan dipengaruhi oleh
variabel bebasnya, yakni Atraksi Wisata (X1)
dan Motivasi Wisatawan (X2). Sedangkan
sisanya 48,8% variabel Keputusan
berkunjung (Y) akan dipengaruhi variabel
diluar penelitian.

5. Hasil Pengujian Hopotesis


a. Hasil Pengujian Hipotesis I (F test /
Serempak)
F test digunakan untuk mengetahui
Gambar 3. Hasil Scatterplot pengaruh dan apakah hasil dari regresi
Sumber: Data Primer Diolah (2015) signifikan atau tidak, dengan kata lain
hipotesis yang diduga dapat diterima atau
Hasil pengujian Scatterplot, menunjukkan tidak.
bahwa tampilan diagram Scatterplot tidak Tabel 5. ANOVA
membentuk pola tertentu maka tidak ada Sum of
gejala heteroskedastisitas. Model df F Sig.
Squares
Regression 3640.137 2 52.960 .000a
3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Residual 3333.573 97
Total
Pengujian regresi linier berganda digunakan 6973.710 99
dalam perhitungan besaran/kontribusi Sumber: Data Primer Diolah (2015)
pengaruh dari variabel bebas yaitu Atraksi
Wisata (X1) dan Motivasi Wisatawan (X2) Berdasarkan Tabel 5 diatas, diperoleh nilai
terhadap variabel (Y) yaitu Keputusan F hitung = 52,960, dengan nilai F tabel =
Berkunjung sebagai variabel terikat pada 3,090. dikarenakan nilai F hitung > nilai F
Tabel 3 ini: tabel, yaitu 52,960 > 3,090, sedangkan
Tabel 3. Persamaan Regresi
nilai sig. F (0,000) < 0.05, maka hasil
analisis regresi tersebut berpengaruh
secara signifikan. Hal itu menunjukkan
hipotesis pertama diterima dan dapat
disimpulkan variabel (Y) Keputusan
Berkunjung, dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel (Atraksi Wisata
Sumber: Data Primer Diolah (2015)
(X1) dan Motivasi Wisatawan (X2)).
Dengan demikian dapat ditarik b. Hasil Pengujian Hipotesis II (t test /
persamaan regresi : Individu)
Y = 0,030 + 0,320 X1 + 1,240 X2 Berdasarkan Tabel 5 diatas, diperoleh hasil
t test antara X1 (Atraksi Wisata) dengan Y
4. Koefisien Determinasi (R 2 ) (Keputusan Berkunjung) menunjukkan t
Nilai R2 digunakan untuk mengetahui besaran hitung = 2,027, dengan nilai t tabel =
kontribusi variabel (X) terhadap variabel (Y) 1,985. Dikarenakan nilai t hitung > nilai t
digunakan: tabel, yaitu 2,027 > 1,985 atau nilai sig. t
Tabel 4. Koefisien Korelasi dan Determinasi (0,045) < . =0.05, maka pengaruh X1
(Atraksi Wisata) terhadap (Y) Keputusan
Berkunjung secara signifikan. Hal itu
berarti H2 dapat diterima. Atas dasar
Sumber : Data primer diolah (2015) tersebut disimpulkan bahwa Keputusan
berkunjung dapat dipengaruhi secara
Dari hasil Koefisien Determinasi pada Tabel signifikan oleh variabel Atraksi Wisata
4 diperoleh hasil adjusted R 2 sebesar 0.512. atau dengan meningkatkan Atraksi Wisata
Hal tersebut berarti 51,2% variabel Keputusan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 22


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
maka Keputusan Berkunjung akan persepsi ini didapat dari persepsi
mengalami peningkatan. personal/individual, pengalaman dan informasi
yang wisatawan dapatkan
c. Hipotesis III (t test / Individu) Selanjutnya setelah atraksi wisata cukup
Berdasarkan Tabel 5 diatas, t test antara memotivasi wisatawan, maka seorang
X2 (Motivasi Wisatawan) dengan Y wisatawan akan berorientasi pada tujuan atau
(Keputusan berkunjung) menunjukkan alasan mengapa harus berkunjung ke tempat
nilai t hitung = 6,246, sedangkan t tabel = dimana atraksi itu berada. Hal tersebut yang
1,985. Dikarenakan nilai (t hitung> nilai t kemudian akan membentuk motivasi utama
tabel), yaitu (6,246 > 1,985) atau nilai sig. dari seorang wisatawan yang digunakan untuk
t (0,000) < . =0.05, maka pengaruh X2 memenuhi kebutuhan atas motivasinya.
(Motivasi Wisatawan) terhadap (Y) Sehingga dapat disimpulkan, sebuah atraksi
Keputusan Berkunjung secara signifikan. wisata yang menarik wisatawan akan
Hal itu berarti H3 dapat diterima. Atas memotivasi wisatawan untuk mengunjungi
dasar tersebut disimpulkan bahwa atraksi tersebut, sehingga motivasi wisatawan
Keputusan Berkunjung dapat dipengaruhi akan mempengaruhi secara langsung terhadap
secara signifikan oleh Motivasi Wisatawan keputusan berkunjung yang dilakukan
atau dengan meningkatkan Motivasi wisatawan.
Wisatawan (X2) maka (Y) Keputusan
berkunjung akan meningkat. 2. Pembahasan Pengaruh Atraksi Wisata (X1)
terhadap Keputusan Berkunjung (Y)
Pembahasan Hasil analisis pengujian (H2)
1. Pembahasan Pengaruh Atraksi Wisata (X1) menunjukkan pengaruh secara signifikan dari
dan Motivasi Wisatawan (X2) terhadap variabel atraksi wisata (X1) terhadap keputusan
Keputusan Berkunjung (Y) berkunjung (Y). Hasil penelitian juga didukung
Hasil analisi pengujian hipotesis dan oleh pendapat Menurut Witt & Mountinho
analisis dalam penelitian ini berhasil (1994:86) atraksi wisata atau daerah tujuan
membuktikan adanya pengaruh secara wisata, merupakan motivasi utama bagi para
signifikan dari variable Atraksi Wisata (X1) wisatawan dalam melakukan kegiatan
dan Motivasi Wisatawan (X2) terhadap kunjungan wisata. Lebih lanjut menurut
Keputusan Berkunjung (Y). Hal tersebut Suwena & Widyatmaja (2010:88), atraksi
membuktikan bahwa Atraksi wisata pada suatu disebut merupakan komponen yang signifikan
destinasi dan motivasi pada wisatawan dalam menarik wisatawan, atraksi merupakan
memiliki kontribusi dalam mempengaruhi modal utama (tourism resources) atau sumber
pengunjung dalam mengambil keputusan dari kepariwisataan.
berkunjung ke TWA Kawah Ijen. Hasil Atraksi wisata mampu mempengaruhi
penelitian juga didukung oleh pendapat dari keputusan berkunjung ke wisata alam,
Witt & Mountinho (1994:86) yang dibuktikan melalui aspek-aspek yang diteliti
menyatahkan atraksi wisata dalam sebuah dari sebuah atraksi wisata. Dalam hal ini
destinasi wisata merupakan motivasi utama pengujung menganggap adanya sumber-sumber
bagi wisatawan dalam memutuskan untuk yang menyebabkan timbulnya perasaan
melakukan perjalanan wisata ke suat tempat. kesenangan didalam diri pengunjung, seperti
Jika wisatawan mengetahui atraksi wisata yang keindah, bersih, dan kenyamanan jika
ada di destinasi wisata yang akan menjadi melakukan kunjungan ke Taman Wisata Alam
tujuannya, maka hal ini akan menimbulkan (TWA) Kawah Ijen. Dalam hal aksesbilitas di
sebuah dorongan dalam benak seseorang untuk Kawah Ijen, pengunjung menganggap adanya
mengunjungi atraksi wisata tersebut. kemudahan atau (aksesbilitas yang baik) untuk
Dorongan tersebut akan menimbulkan dapat mengunjungi Kawah Ijen, kemudahan
suatu kebutuhan untuk mengunjungi suatu akses dalam menjangkau kawasan Taman
tempat wisata, hal ini yang disebut dengan Wisata Alam Kawah Ijen juga menjadi
motivasi. Selanjunya setelah wisatawan pertimbangan pengunjung dalam memutuskan
tersebut memiliki motivasi, menurut Setiadi untuk berkunjung ke Kawah Ijen. Terdapatnya
(2003:94) wisatawan akan mempersepsikan ciri-ciri yang khusus atau secara spesifikasi
DTW yang memungkinkan untuk dikunjungi, yang bersifat langka, dalam hal ini keunikan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 23


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
atraksi wisata yang ditawarkan Kawah Ijen seseorang merasa terdapat ketidaksesuaian
yaitu fenomena api biru atau blue fire yang antara kebutuhan yang diharapkan dengan
hanya ada di Kawah Ijen juga menjadi alasan keadaan yang diinginkan, jika kebutuhan
kuat pengunjung dalam memutuskan muncul maka kebutuhan ini akan menghasilkan
berkunjung ke Kawah Ijen. dorongan. Dorongan ini akan menghasilkan
Selanjutnya adanya prasarana dan sarana tindakan yang dilakukan seseorang untuk
kegiatankepariwisataan untuk melayani para meringankan ketidaksesuaian tersebut.
wisatawan yang datang di Kawah Ijen juga Dorongan tersebut akan menimbulkan suatu
menjadi pertimbangan pengunjung. kebutuhan untuk mengunjungi tempat wisata
Pengunjung juga menganggap Objek wisata tersebut, hal ini yang disebut dengan motivasi
alam Kawah Ijen mempunyai daya tarik wisata berwisata.
tinggi karena keindahan alam pengunungan, Hasil penelitian ini dibuktikan melalui
seperti hutan udara yang sejuk serta keindahan ciri-ciri motivasi seseorang dalam melakukan
kawah gunung. Para penambang belerang kegiatan wisata ke wisata alam Kawah Ijen.
Kawah Ijen juga menjadi nilai khusus dalam Beberapa hal yang berhasil memotivasi
menentukan keputusan berkunjung dalam pengunjung dalam memutuskan berkunjung ke
bentuk atraksi kebudayaan, yakni kegiatan TWA Kawah Ijen, pertama motivasi
sehari-hari masyarakat yang unik. Selain hal- pengunjung ialah untuk tujuan santai,
hal di atas sapta pesona (seperti aman, keadaan memperoleh kesegaran badan dan
prasarana dan sarana memadai, lingkungan menghilangkan kejenuhan, pengunjung
yang bersih, lingkungan yang sejuk/tentram, termotivasi untuk menghindar dari kejenuhan
suasana yang indah, sikap masyarakat yang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya dengan
ramah dan adanya kesan yang melekat) dalam berkunjung ke Kawah Ijen. Kedua motivasi
kegiatan kepariwisataan di Kawah Ijen juga pengunjung ialah untuk tujuan kesehatan yaitu
sangat beperan dalam menyakinkan mendapatkan udara yang segar, cahaya
pengunjung untuk melakukan keputusan matahari, suasana yang tenang dan keindahan
berkunjung ke Kawah Ijen. alam guna melepaskan setres akibat pekerjaan
sehari-hari.
3. Pembahasan Pengaruh Motivasi Wisatawan Ketiga motivasi pengunjung
(X2) terhadap Keputusan Berkunjung (Y) mengunjungi wisata alam Kawah Ijen
Hasil analisis dan pengujian (H3) dikarenakan ikut aktif dalam berbagai kegiatan
menunjukkan adanya pengaruh secara olah raga seperti mendaki gunung, camping,
signifikan dari variabel motivasi wisatawan trekking dan lain-lain. Keempat motivasi
(X2) terhadap keputusan berkunjung (Y) dan pengunjung ialah untuk mencari kesengangan
sekaligus sebagai variabel yang pengaruhnya bersama teman atau saudaranya, memperoleh
dominan. Hasil ini dikarenakan motivasi kegembiraan dan melakukan kegiatan hobi
merupakan komponen psikologis yang sangat pecinta alam. Kebutuhan seorang individu
penting, karena motivasi merupakan suatu hal untuk bersenang-senang sangat kuat dan
yang berkontribusi untuk mendukung perilaku perjalanan wisata merupakan salah satu cara
manusia sebagai penyebabkan, penyalur dan untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga
dalam bertindak (Setiadi, 2003:94). Motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi wisatawan
merupakan komponen psikologis yang penting dengan berbagai macam alasan dan tujuannya
dalam diri wisatawan untuk proses dapat berpengaruh secara langsung terhadap
pengambilan keputusan dalam mengunjungi keputusan berkunjung ke wisata alam Kawah
DTW yang akan di kunjunginya. Dalam proses Ijen.
motivasi wisatawan akan mempersepsikan
DTW yang memungkinkan untuk dikunjungi, KESIMPULAN DAN SARAN
persepsi ini didapat dari persepsi Kesimpulan
personal/individual, pengalaman dan informasi 1. Dari hasil analisis data menunjukkan variabel
yang wisatawan dapatkan (Setiadi, 2003:94).. bebas secara serempak mempunyai pengaruh
Diperdalam dengan pendapat Kotler signifikan terhadap variabel terikat keputusan
(dalam Simamora, 2008:8) motivasi berawal berkunjung. Sehingga dapat dismpulkan bahwa
dari timbulnya rangsangan yang mengacu pada pengujian terhadap hipotesis pertama (H1) yang
pengenalan kebutuhan, hal ini terjadi apabila menyatakan bahwa adanya pengaruh secara

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 24


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
serempak variabel bebas Atraksi Wisata (X1) DAFTAR PUSTAKA
dan Motivasi Wisatawan (X2) terhadap variabel Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen.
terikat Keputusan berkunjung (Y) dapat Yogyakarta: Graha Ilmu
diterima dan teruji kebenarannya.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen.
2. Pengujian hipotesis secara individu variabel
Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
bebas Atraksi Wisata (X1) dan Motivasi
Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama.
Wisatawan (X2) terhadap Keputusan
Bogor : Kencana Prenada Group
berkunjung (Y) berpengaruh terhadap
Keputusan berkunjung secara signifikan. Simamora, Bilson. 2008. Memenangkan Pasar
Sedangkan variabel Motivasi Wisatawan (X2) Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
(Y) secara signifikan. Hasil uji hipotesis secara Suwantoro, Gamal. 2009. Dasar-Dasar
individu didapatkan bahwa kedua variabel Pariwisata. Edisi II. Cetakan 10.
yaitu Atraksi Wisata (X1) dan Motivasi Yogyakarta : Andi.
Wisatawan (X2) berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan berkunjung (Y). Suwena, I Ketut,. Widyatmaja, I Gst Ngr. 2010.
Pengetahuan dasar Ilmu Pariwisata.
Saran Cetakan pertama. Udayana University
1. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya Press.
pengaruh dari Atraksi Wisata terhadap
Witt, Stephen. F & Mountinho, Luiz. 1994.
keputusan berkunjung, sehingga penelitian ini
Tourism Maketing And Management.
dapat dijadikan sebagai acuan dalam
Second Edition. Prentice Hal International.
pengembangan atraksi wisata alam yang ada di
Kawah Ijen. Pengembangan dapat dilakukan Ningtyas, Ika. 2014. Ijen Normal, Pengunjung
dengan cara memperbaiki dan meningkatkan Bisa Meningkat. Rabu 13 Agustus 2014.
kualitas sarana dan prasarana, kemudian 14:25 Wib.
menambah fasilitas guna mendukung www.travel.tempo.co/.../2014/.../Ijen-
kenyamanan wisatawan. Standarisasi fasilitas Normal-Pengunjung-Bi.
juga diperlukan karena Kawah Ijen sudah
menjadi destinasi wisatawan internasional. Asdhiana, I Made. 2012. 8.785 Wisman Kunjungi
2. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh Kawah Ijen. Sabtu 18 Februari 2012. www.
dominan dari Motivasi wisatawan, sehingga Travel.Kompas.Com/.../8.785.Wisman.Kunj
dari penelitian ini dapat dijadikan suatu bentuk ungi.Kawah...
sarana informasi bagi pengelola Taman Wisata
Alam Kawah Ijen dalam melakukan kegiatan
promosi. Kegiatan promosi digunakan agar
lebih banyak wisatawan domestik yang
mengetahui dan tertarik dengan keunikan yang
dimiliki oleh wisata alam Kawah Ijen. Kegiatan
promosi dapat dilakukan dengan cara membuat
even ± even yang berkaitan dengan wisata
alam, pada akhirnya akan mempengaruhi
wisatawan terhadap keputusan berkunjung ke
TWA Kawah Ijen.
3. Diharapkan kepada pengelola wisata alam
Kawah Ijen agar merancang strategi promosi
dengan meningkatkan kegiatan ± kegiatan
promosi yang lebih intensif guna mendorong
dan membentuk motivasi wisatawan agar
berkunjung dan memilih wisata alam Kawah
Ijen sebagai destinasi wisatanya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 25


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai