Anda di halaman 1dari 12

Vol. 5 No.

1, Juli - Desember 2014 ISSN 2087 - 5576

MODEL KONSEPTUAL PERILAKU WISATAWAN MANCANEGARA PADA


SUATU DESTINASI PARIWISATA: STUDI KASUS BALI SEBAGAI DESTINASI
PARIWISATA INTERNASIONAL

I Nyoman Sudiarta1 dan I Wayan Suardana2


12
Program Studi Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
12
Mahaiswa Program Doktor Pariwisata, Pasca Sarjana, Universitas Udayana
Surel : 1 sudiarta.nyoman@yahoo.co.id,
2
suar.dana@yahoo.co.id

ABSTRACT

Understanding consumer behavior is an important entity in the marketing strategy,


particularly in tourism destination marketing strategy. This study is a preliminary study to
understand the behavior of foreign tourists at a tourist attraction in Bali, especially Sangeh
tourist attraction, Kintamani and Besakih (SAKIBE). Aims to study the behavior of tourists
after visiting the tourist attraction in Bali. This study uses two approaches or a combination
of qualitative methods (exploratory) and quantitative (confirmatory). Exploratory studies
conducted with activities focus group discussion (FGD), with tourism stakeholders especially
with ASITA and HPI. The population in this study were foreign tourists who visited the three
major tourist attraction of the sample size using Sugiyono, 2013 approach. While the focus
group presents 8-12 resource in accordance with the rules Malhotra (2002: 351); Jennings
(2001: 172). Each location will take a sample of 40, 30 and 30 on each tourist attraction that
is Sangeh, Kintamani and Besakih. Data collection confirmatory studies using questionnaires
given to tourists who have been in three of the major tourist attraction.

Keywords: tourist behaviour, international destination, case study, Bali.

I. PENDAHULUAN Menyimak tren kunjungan wisata-


Wisatawan adalah salah satu indi- wan dunia, terutama Wisatawan Manca-
kator yang digunakan untuk mengukur negara yang mengalami perubahan yang
perkembangan industri pariwisata. Hal ini sangat drastis mulai dari motivasi kun-
dapat dilihat dari fluktuasi jumlah kun- jungan, lama kunjungan, periodisasi kun-
jungan maupun fluktuasi pertumbuhan- jungan, serta pola kunjungan lainnya sam-
nya. Indikator lainnya yang dapat diguna- pai kepada perilaku berbelanja wisatawan
kan untuk mengukur keberhasilan pem- (Choi et al, 2007; Vuuren dan Slabbert,
bangunan pariwisata khususnya destinasi 2011; Budeanu, 2007). Bagi produsen
pariwisata adalah tumbuhnya berbagai pra- pariwisata, mengamati dan memahami
sarana dan sarana pariwisata. Pertumbuhan perilaku konsumen merupakan elemen
wisatawan dunia diprediksi mengalami penting yang tidak dapat diabaikan apalagi
pertumbuhan antara 3–4 persen setiap dilupakan. Karena tidak melakukan eva-
tahunnya (WTO, 2012), artinya pariwisata luasi terhadap wisatawan berarti bencana
menjadi primadona bagi setiap negara. bagi keberlangsungan perusahaan dan
Pariwisata tidak hanya memberikan kon- daya tarik wisata.
tribusi bagi perekonomian, secara makro Studi tentang kualitas produk dan
maupun mikro namun memberikan nilai layanan untuk meningkatkan kepuasan
tambah bagi pertumbuhan tenaga kerja wisatawan menunjukkan keseriusan pro-
serta sosial budaya dan lingkungan. dusen dalam menangani wisatawan

Jurnal Ilmiah Hospitality Management 1


ISSN 2087 - 5576 Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014

sebagai aset bagi produsen (Saha dan bagian dari sistem kepariwisataan (lihat
Theingi, 2009; Thagunna dan Khanai, Mill dan Morrison, 2012: 7), destinasi
2013; Bosque dan San Martin, 2008). pariwisata merupakan salah satu bagian
Beberapa peneliti menggambarkan tentang dari empat subsistem dalam
hubungan antara kepuasan dengan niat kepariwisataan.
berperilaku atau loyalitas terhadap suatu Beberapa penelitian tentang desti-
destinasi pariwisata (Yoopectch, 2011; nasi pariwisata dilakukan beberapa peneliti
Bursan, 2006). Lebih lanjut dinyatakan (seperti Cooper et al, 1993: 77; Mill dan
variabel dari loyalitas sebagai perilaku Morrison, 2009:17). Mill dan Morrison
pasca kunjungan terdiri dari kesetiaan, (2009: 17) mengambarkan destinasi pari-
rekomendasi, dan keluhan wisatawan. wisata dengan istilah Destination Mix,
Bali adalah salah satu destinasi yang terdiri dari elemen-elemen: 1)
pariwisata yang ada di Indonesia yang Attraksi (Attraction), 2) Fasilitas
memiliki keunikan tersendiri dibandingkan (Facilities), 3) Infrastruktur
dengan daerah tujuan lain di Indonesia. (Infrastructure), 4) Traspor-tasi
Jumlah kunjungan Wisatawan Manca- (Trasportation), 5) Keramah-tamahan
negara ke Bali sampai dengan tahun 2013, (Hospitality). Atau disingkat dengan
pertumbuhannya mencapai 11 persen. AFITH. Kelima komponen tersebut mem-
Dengan jumlah kunjungan mencapai rata- bentuk konsep destinasi pariwisata, satu
rata sebanyak 3,2 juta Wisatawan Manca- dengan yang lainnya saling tergantung dan
negara (Dins Pariwisata Provinsi Bali, tidak dapat dipisahkan.
2014). Namun kunjungan wisatawan pada Destinasi pariwisata didalamnya
beberapa daya tarik wisata mengalami terdapat berbagai atraksi wisata yang dapat
penurunan. Bahkan ada kecenderungan dibedakan berdasarkan ruang lingkup,
wisatawan yang berkunjung ke Bali kepemilikan dan bentuk kegiatannya (Mill
enggan untuk berkunjung ke daya tarik dan Morrison, 2009: 18). Lebih lanjut
wisata namun lebih senang menghabiskan dinyatakan, dilihat dari ruang lingkup,
waktu-nya di hotel. atraksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a)
II. KAJIAN PUSTAKA destinasi primer dan b) destinasi sekunder.
A. Model Manajemen Destinasi Sedangkan dari sisi kepemilikkan, sebuah
Pariwisata destinasi pariwisata dapat dibagi menjadi
Manajemen destinasi pariwisata tiga, yakni: a) milik pribadi (private), b)
secara teoritis dapat dijelaskan dari dua milik umum (publik) dan c) non profit.
sudut pandang. Pertama manajemen Sebuah destinasi pariwisata selalu
destinasi merupakan bagian dari dikaitkan dengan wisatawan itu sendiri.
pengertian manajemen secara umum. Tanpa wisatawan sebuah destinasi pari-
Kedua, pengerti-an destinasi pariwisata wisata tidak akan berarti apa-apa.
merupakan bagian dari pariwisata sebagai Bayangkan sebuah destinasi yang sebe-
suatu sistem. Mana-jemen pariwisata lumnya banyak dikunjungi wisatawan
memerlukan perencanaan yang baik, menjadi sangat sepi, kumuh karena tidak
pengorganisasian yang tepat serta terawat. Menjadilah daya tarik tersebut
pelaksanaan dan evaluasi secara terus hanya sebuah nama. Dengan demikian
menerus. Baik tidaknya manajemen pe- tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa
ngelolaan suatu destinasi pariwisata di sebuah destinasi pariwisata tidak
evaluasi oleh konsumen atau wisatawan memerlukan kegiatan dan strategi pe-
dalam bentuk pengalaman yang diterima masaran (Goldner dan Ritchie, 2006: 495)
pada daya tarik wisata yang menghasilkan B. Model Kepuasan Wisatawan
kepuasan dan ketidak puasan serta loya- Bila penelitian tentang kepuasan
litas. Dalam konteks pariwisata, manaje- pelanggan sebelumnya hanya dilakukan
men destinasi pariwisata merupakan pada salah satu sektor pariwisata seperti

2 Jurnal Ilmiah Hospitality Management


Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014 ISSN 2087 - 5576

industri perhotelan, dan industri penerba- experiece dan post-experience). Hasilnya


ngan. Saat ini penelitian tentang kepuasan citra sebelumnya pada tiga destinasi
pelanggan sudah dilakukan pada destinasi mempengaruhi ekpektasi dan loyalitas
pariwisata. Karena pada destinasi pari- wisatawan. Adanya hubungan antara
wisata terdapat berbagai industri seperti dampak ekpektasi dan emosi terhadap
industri perhotelan, industri penerbangan, kepuasan yang secara signifikan ber-
industri yang melayani makan dan minum, pengaruh terhadap niat berperilaku.
industri yang menyediakan berbagai daya Penelitian ini juga menggambarkan impli-
tarik wisata untuk dikunjungi serta kasi akademik dan managerial (Rodriguez
industri cendera mata, yang menjual dan Martin, 2008).
berbagai kenang-kenangan yang dapat Kepuasan menurut Baker dan
dibeli oleh wisatawan untuk dibawa Crompton (2000), adalah pernyataan
pulang. emosional wisatawan setelah menikmati
Sehingga kepuasan konsumen me- pengalaman atau perjalanannya. Teori
rupakan isu yang sangat strategis untuk konfirmasi dan diskonfirmasi
dikaji dalam konteks konseptual maupun mendefinisi-kan kepuasan sebagai evaluasi
empiris (Dmitrovic, 2008). Lebih lanjut pasca pembelian dalam keputusan
dinyatakan kepuasan sebagai elemen sese- melakukan pembelian (Homburg dan
nsial dalam menjaga hubungan jangka Giering, 2001 dalam Mohamad et al,
panjang dengan pelanggan. “satisfaction is 2011). Pengukuran kepuasan menurut
an essential element for maintaining long- Coban (2012) digam-barkan sebagai
term relationships with customers”. Me- evaluasi terhadap kualitas performa
ngetahui dan memahami aspek koqnitif destinasi pariwisata seperti apa yang
dan konsekuensi perilaku pelanggan dirasakan pada suatu destinasi pariwisata,
sangat penting bagi manajemen destinasi apakah menyenangkan atau tidak.
pari-wisata (Dmitrovic, 2008). Penelitian Coban (2012) menemukan
Penelitian lain tentang kepuasan adanya pengaruh yang kuat antara
wisatawan dilakukan Spinks et al. (2005). kepuasan dengan loyalitas destinasi pari-
Digambarkan bahwa kepuasan wisatawan wisata.
merupakan komponen penting dalam C. Perilaku Pasca Kunjungan
bisnis pariwisata. Penelitian bertujuan Kuenzel dan Katsaris (2009),
untuk mengetahui pengaruh karakterisik menggambarkan perilaku pasca
individu wisatawan terhadap kepuasan kunjungan atau post visit behavior sebagai
terhadap suatu destinasi pariwisata. niat untuk membeli kembali (niat
Penelitian ini menggunakan 412 responden membeli/loyalitas dan rekomendsi Word-
wisatawann domestik dan non domestik. of-Mouth atau WOM). Menurut Mohamad
Hasilnya tidak ada pengaruh signifikan (2011), loya-litas konsumen atau loyalitas
perbedaan penga-laman dan pengetahuan destinasi dapat digambarkan sebagai niat
responden terhadap kepuasan wisatawan. berperilaku dari konsumen untuk
Namun ada hubungan antara asal berkunjung kembali (revisit) dan
wisatawan, gender, dan ke-lompok usia diseminasi Word-of-Mouth yang positif
dengan kepuasan konsumen (Spinks et al. terhadap suatu destinasi kepada orang lain.
2005). Adapun indikator pengukuran kon-
Penelitian yang dilakukan Rodri- struk loyalitas destinasi pariwisata
guez dan Martin (2008) bertujuan me- menurut Mohamad et al. (2011),
ngembangkan pengetahuan dalam bidang digambarkan dengan empat item
psikologi konsumen dalam bidang pa- pertanyaan. Empat item pertanyaan itu
riwisata melalui ekplorasi aspek koqnitif adalah 1) Akan mengatakan positif tentang
dan afektif dari individu sebelum dan suatu daya tarik kepada orang lain, 2)
sesudah melakukan perjalanan (pre- Menyarankan kepada teman suatu

Jurnal Ilmiah Hospitality Management 3


ISSN 2087 - 5576 Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014

destinasi pariwisata untuk dikun-jungi, 3) (Bungin, 2011: 43; Jenning, 2001: 13).
Memberi semangat kepada teman dan Penelitian ini menggunakan paradigma
sahabat untuk mengunjungi daya tarik kuantitatif deskriptif, yang akan men-
wisata, 4) mempertimbangkan daya tarik deskripsikan data yang diperoleh, sehingga
wisata sebagai pilihan kunjungn dimasa penelitian model ini tidak memerlukan
yang akan datang. Penelitian Coban hipotesis (Bungin, 2011: 94). Dengan
(2012), menemukan pengaruh yang lemah demikian penelitian ini menggunakan
citra destinasi pariwisata terhadap loyalitas pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
destinasi pariwisata. Namun ada pengaruh B. Lokasi Penelitian
yang kuat antara kepuasan wisatawan Penelitian ini dilakukan di Bali.
dengan loyalitas terhadap destinasi pari- Daya tarik wisata yang akan dijadikan
wisata. lokasi penelitian adalah: 1) Daya tarik
Penelitian Teo dan Lim ( 2001), wisata Sangeh 2) Daya tarik wisata Kin-
menggambarkan adanya hubungan yang tamani dan 3) Daya tarik wisata Besakih.
positif antara kepuasan retailer dengan Karena tiga objek wisata tersebut dapat
negatif Word-of-Mouth (WOM). Kepuasan menjadi barometer kepariwisataan Bali.
yang semakin baik akan menyebabkan Dasar pertimbangan lain dilakukan
berkurangnya Word-of-Mouth yang penelitian pada tiga daya tarik wisata
negatif dari wisatawan. Pelanggan akan tersebut, karena pada dua daya tarik wisata
menceri-terakan hal-hal yang positif Kintamani dan Besakih sering terjadi
kepada orang lain ketika mereka keluhan atau ketidakpuasan yang dialami
merasakan kepuasan atas layanan yang karena beberapa hal, seperti karena
diberikan penyedia jasa. banyaknya sampah. Daya tarik wisata
III. METODE PENELITIAN Sangeh adalah salah satu daya tarik wisata
A. Rancangan Penelitian yang ada di kabupaten Badung dengan
Penelitian adalah sebuah kegiatan manjemen baru setelah berbagai keluhan
ilmiah yang merupakan bagian dari sistem yang dialami wisatawan mancanegara
pengetahuan dan untuk tujuan karena gigitan kera.
pengetahuan itu sendiri (Bungin, 2011:3). C. Jenis dan Sumber Data
Dengan demikian penelitian ini adalah 1. Menurut jenisnya
salah satu cara untuk membangun budaya Menurut jenisnya data dapat dibe-
ilmiah untuk menambah khasanah dakan menjadi dua yaitu:
pengetahuan sebelumnya serta a) Data Kualitatif, .yaitu data yang tidak
memperoleh pengetahun baru. Penelitian berupa angka namun berupa
ini menggabungkan cara berfikir deduktif, pernyataan atau kata-kata seperti
melihat fakta dan mencari fakta melalui karakteristik wisatawan, pengertian
kegiatan focus group discussion (FGD). destinasi pari-wisata.
Dengan cara berfikir induktif, melalui b) Data kuantitatif, sedangkan data kuan-
konsep, teori yang telah ada kemudian titatif adalah data berupa angka-
dipecahkan permasalah-permasalahan angka, seperti jumlah wisatawan yang
yang terjadi di masyarakat (kualitatif). datang ke Bali, persentase dan
Dalam hal ini fenomena pari-wisata akan loyalitas wisatawan mancanegara.
dipecahkan dengan meng-gunakan cara 2. Menurut sumbernya
berfikir deduktif dan induktif. Menurut sumbernya, data dapat di-
Penelitian ini juga mengacu pada bagai menjadi dua, yaitu :
format penelitian kuantitatif ilmu sosial. a. Data Primer, diperoleh melalui focus
Paradigma penelitian kuantitatif dapat group discussion atau focus group
dibagi menjadi dua, yaitu: penelitian interview (Malhotra.2002), dengan pe-
kuantitatif yang mendeskripsikan dan pe- laku pariwisata seperti ASITA, PHRI,
nelitian kuantitatif yang bersifat ekplanasi

4 Jurnal Ilmiah Hospitality Management


Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014 ISSN 2087 - 5576

HPI dan Wisatawan serta observasi maksimum adalah 300 sampai dengan 500.
pada tiga daya tarik wisata. Sampel terkecil adalah 150. Adapun teknik
b. Data sekunder, diperoleh dari Badan pengambilan sampel yang digunakan ada-
Pusat Statistik Provinsi Bali, Diparda lah sampel bertujuan atau purposive sam-
Bali, Organisasi Pariwisata Bali pling atau sering disebut juga dengan
(GIPI), Biro Perjalanan Wisata (BPW), pengambilan sampel keputusan atau
data yang sudah didokumentasikan, judgment sampling. Teknik ini diambil
terma-suk dari Internet, jurnal dan didasarkan pada pertimbangan bahwa
buku referensi yang terkait dengan tujuan penelitian ini adalah memperoleh
penelitian ini. gambaran atau pendapat dari pelaku
D. Populasi dan Sampel pariwisata dan Wisatawan Mancanegara.
Populasi dalam penelitian ini Besaran sampel yang diambil pada
adalah wisatawan mancanegara yang penelitian ini (Wisatawan Mancanegara,
berasal dari tiga benua yaitu Eropa, menggunakan Teknik Slovin (Jongker,
Amerika, dan Asia, yang termasuk dalam dkk, 2011), seperti digambarkan berikut:
negara yang masuk dalam 15 besar Teknik Slovin, dengan formula:
wisatawan mancanegara yang datang ke
Bali berdasarkan data Dinas Pariwisata 𝑁
n= ………......……..
Provinsi Bali tahun 2012. Dimana tujuan 1+𝑁 (𝑒 2)
perjalanannya ke Bali ada-lah untuk (1)
berlibur, yang datang untuk per-tama Dimana:
kalinya maupun pernah datang ke Bali
beberapa kali. n = Jumlah sampel
Besaran sampel yang diambil N = Jumlah populasi
sebagai representasi dari populasi menurut e = perkiraan tingkat kesalahan
Malhotra, (2002: 350-351) yang menyata-
kan bahwa ukuran sampel berkaitan Karena jumlah wisatawan Manca-
dengan sejumlah elemen yang terkait negara ke Bali setiap tahunnya rata-rata
dalam suatu studi. Sehingga besarnya mencapai 2,2 juta wisatawan. Dengan
sampel sangat tergantung pada semakin menggunakan teknik Slovin, maka jumlah
penting keputusan dan semakin tepat sampel yang dakan diambil adalah se-
informasi yang diperlu-kan akan banyak 99 wisatawan, dibulatkan men-
berimpliksi pada besarnya sampel yang jadi 100 wisatawan. Kuesioner akan
juga akan berpengaruh pada jumlah biaya diberikan kepada wisatawan pada daya
yang diperlukan. Jenis riset juga tarik wisata. Sedangkan sampel untuk
berpengaruh pada jumlah sampel yang focus group discussion dengan pelaku
harus diambil, penelitian qualitatif digam- pariwisata (Diparda Bali, ASITA, PHRI
barkan memerlukan lebih sedikit sampel dan Aka-demisi), menggunakan jumlah
dibandingkan dengan penelitian sampel atau populasi antara 8 - 12 orang
kuantitatif. yang sudah dapat mewakili populasi
Malhotra, (2002: 351) memberikan (Malhotra, 2002 : 171; Weeden, 2005:179;
batas minimum dan maksimum jumlah Jonker,dkk.2011).
sampel antara 150 sampai dengan 2.500 E. Teknik Analisis Data
sampel. Untuk tujuan melakukan identifi- Penelitian ini menggunakan
kasi seperti pasar potensial diberikan batas analisis deskriptif kualitatif, yang
minimum dan maksimum yaitu 500 untuk menjawab per-tanyaan siapa dan apa
batas minimun dan batas maksimum (Jennings, 2001: 17).
adalah 1000 sampai dengan 2.500. Untuk F. Hasil Penelitian
tujuan pemecahan masalah diperlukan Hasil penelitian ini dapat dibagi
minimum jumlah sampel 200 dan batas menjadi tiga bagian, berdasarkan hasil
Jurnal Ilmiah Hospitality Management 5
ISSN 2087 - 5576 Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014

studi kepustakaan yang berasal dari jurnal tarik wisata Sangeh, Kintamani dan
internasional dan buku referensi yang Besakih.
terkait dengan penelitian ini. Hasil pene-
litian dari kegiatan Focus Group Dis-
cussion (FGD) dengan nara sumber dari G. Hasil Studi Kepustakaan
ASITA Bali dan HPI Bali. Hasil penelitian Hasil studi pustakan pada beberapa
survei kepada wisatawan Mancanegara jurnal internasional dan buku referensi
sedang berlangsung. Untuk melengkapi pariwisata yang terkait dengan penelitian,
hasil penelitian survei dilakukan wawan- disajikan pada Tabel 1.
cara dan observasi langsung pada daya

Tabel 1. Penelitian Perilaku Konsumen: Kepuasan, Ketidakpuasan, dan Niat Berperilaku


No Penulis dan Tahun Objek Penelitian Variabel Atribut
1 Alegre, Joaquin dan Garau, Destinasi Pariwisata 1. Kepuasan 25 atribut
Jaume. 2010 2. Ketidakpuasan
2 Chen, Ching-Fu. 2008. Industri penerbangan 1. Ekpektasi. 28 atribut
2. Performa,
3. Persepsi nilai
4. Kepuasan
5. Niat berperilaku
3 Chen, Ching-Fu, and Destinasi pariwisata 1. Brand equity 28 atribut
Myagmarsuren, Odonchimeg. 2. Kepuasan
2010. 3. Loyalitas destinasi
4 Davidow, Moshe. 2003 Respon Organisasi 1. Persepsi keadilan -
2. Kepuasan dan
3. Niat Berperilaku
5 Rajesh R. 2013 Model Konseptual 1. Citra destinasi pariwisata -
2. Kepuasan
3. Loyalitas
6 Jafar Jafari, 2000: 520 Ensiclopedi Pariwisata - -

7 Jennings, 2001: 126 (mix Metodelogi Penelitian - -


methode). Pariwisata
8 Tjiptono, Fandy and Chandra Kualitas jasa dan -- -
Gregorius, 2011: 292 kepuasan
9 Kotler, Philip; Bowen, John T; Manajemen Pemasaran - -
Makens, James. 2010 Jasa
10 Kotler, Philip and Keller, Kevin Pemasaran Jasa - -
Lane, 2009: 138
11 Oliver, Richard L (1980) Ekpektasi dan Kepuasan Ekpektasi, attitude, intensi,
masyarakat atas layanan diskonfirmasi, kepuasan
faksin flu
12 Reisinger, Yvette dan Turner, Prilaku Antar Budaya - -
Lindsay, 2003: 176
13 McCabe, Scott, 2009: 11. Komunikasi pemasaran - -
pariwisata dan hospitality
14 Lovelock, Christopher and Pemasaran jasa - -
Wirtz.2007: 366 (service
marketing hospitality loyalti)
15 Heath, Ernie dan Wall, Pemasaran Destinasi - -
Geoffrey, 1992: 19. Pariwisata
16 Perreault, William D dan Pemasaran Global - -
McCarthy, E. Jerome, 2002: 20
(satisfaction and consumption
need )
17 Mill and Morrison. 2009: 306 Sistem Pariwisata - -
(process of perception)

18 Loizos, Christou dan Hotel Service (ekpektasi Model SERVQUAL dan 23 atribut
Lycourgos, Hadjipharis dan persepsi) HOLSAT

6 Jurnal Ilmiah Hospitality Management


Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014 ISSN 2087 - 5576

19 Septon, Peter. 2013 Kepuasan Konsumen: Kualitas, ekpektasi, nilai dan -


Restoran loyalitas
20 Rodrigues del Bosque, Ignacio Destinasi Pariwisata di Ekpektasi, Ketidakpuasan, 22 item
dan San Martin, hector, 2008 spanyol Kepuasan, Citra Destinasi dan
Loyalitas
Sumber: Rekapitulasi studi kepustakaan, 2014
Hasil Focus Group Discussion (FGD)

Kegiatan FGD adalah salah metode dan ketidak puasan dan variabel
pengumpulan data primer yang digunakan konsekuensi dari ke-puasan dan ketidak
dalam penelitian pemasaran (Malhotra, puasan yang sering disebut dengan
2002: 174; Jennings 2001:172 ). Kegiatan variabel niat berperilaku atau loyalitas
FGD yang diikuti oleh anggota ASITA yang terdiri dari keinginan untuk
DAN HPI Bali, Fakultas pariwisata berkunjung kembali dan rekomen-dasi
menghasilkan rekomendasi berkaitan yang positif.
deng-an perilaku wisatawan pada suatu Dua konsekuensi dari kepuasan
destinasi parwiisata terdiri atas: 1) dan ketidakpuasan adalah niat berperilaku
Permaslahan di pelabuhan, 2) Akomodasi dan loyalitas yang positif atau negatif. Bila
(Hotel ber-bintang dan non bintang), 3) pengalaman yang didapatkan adalah
Restoran atau tempat makan dan minum, kepuasan maka konsekuensi lanjutannya
4) Daya Tarik Wisata, 5) Transportasi, 6) adalah niat berperilaku dan atau loyalitas
Pemandu wisa-ta, 7) Perilaku masyarakat. yang positif. Sebaliknya bila wisatawan
Dengan demiki-an ketidakpuasan pada mendapatkan pengalaman yang negatif
suatu destinasi pariwisata tidak dapat maka akan diperoleh konsekuensi yang
dihindari. Sebaik apapun layanan yang negatif pula (tidak adanya niat dan
diberikan masi menyisakan ketidak puasan loyalitas yang negatif).
atau keluhan yang diakibatkan adanya Hasil kegiatan studi positivisme
interaksi antara wisatawan dengan atau pendekatan kuantitatif menggunakan
berbagai stakeholders parwisata. kuesioner, dapat digambarkan sebagai
Berdasarkan hasil wawancara dengan berikut:
beberapa wisatawan mancanegara, isu A. Karakteristik demografi responden
klasik dari ketiga daya tarik wisata adalah Karakteristik responden berdasar-
masalah kebersihan baik dalam perjalanan kan negara asalnya dapat digam-barkan
maupun pada daya tarik wisata, masalah sebagai berikut; sebanyak 39 persen res-
keramahan masyarakat dan peda-gang ponden berasal dari Australi, disusul oleh
acung. Wisatawan mengatakan Bali terlalu responden yang berasal dari Jepang dan
bisnis. Karena wisatawan terlalu banyak Malaysia masing-masing sebanyak 17
ditawarkan berbagai produk. persen dan 10 persen. Korea selatan dan
IV. PEMBAHASAN China masing-masing sebanyak 5 persen
Pembahasan studi eksploratori dan 6 persen. Pangsa pasar dari Asia selain
yang terdiri dari studi pustaka, FGD dan Australia merupakan pangsa pasar po-
wawan-cara serta observasi pada daya tensial dimasa mendatang. Bahkan China
tarik wisata. Beberapa artikel internasional saat ini menjadi pangsa pasar utama kedua
yang dijadi-kan referensi dapat dibahas setelah Australia, berdasarkan data Dinas
sebagai berikut. Bahwa evaluasi terhadap Pariwisata Provinsi Bali 2014. Selengkap-
perilaku pasca kunjungan sangat penting nya disajikan pada tabel 2.
dan mutlak dilakukan untuk mengetahui
perilaku mere-ka. Variabel yang dijadikan Tabel 2. Karakteristik Responden
entitas evaluasi adalah variabel kepuasan

Jurnal Ilmiah Hospitality Management 7


ISSN 2087 - 5576 Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014

Kategori Keterangan Persentase dengan tema studi tour, studi banding atau
Australia 39 wisata karya.
China 5 B. Kepuasan
Inggris 4 Studi tentang kepuasan wisatawan
Jepang 17 selalu menarik bagi akademisi dan praktisi
Korsel 6 bidang pariwisata terutama para pemasar.
Asal
Malaysia 10 Studi kepuasan berkaitan dengan perilaku
Prancis 5 wisatawan yang dimulai dari sebelum
Singapura 5 mereka melakukan perjalanan ketika se-
Taiwan 4 dang melakukan perjalanan wisata dan
USA 5 ketika sudah menikmati perjalanan
22-30 38 mereka. Studi kepuasan dan ketidakpuasan
Usia 31-40 46
sebelum wisatawan melakukan perjalanan
41-77 16
wisata dapat diamati dengan kegiatan
Jenis Laki 54
Kelamin Perempuan 46
mereka untuk mencari berbagai informasi
SMA 12 dari berbagai media atau bertanya kepada
Pendidikan DIII 50 orang lain atau membandingkan dengan
DIV/S1 38 pengala-man sebelumnya ditempat yang
Sumber: data primer/ penyebaran kuesioner sama atau tempat yang berbeda.
Keputusan melaku-kan perjalanan atau
Berdasarkan Usia, responden yang tidak tergantung dari kepuasan yang
berkunjung ke Bali berusia antara 22 pernah dialami atau kepuasan ketika
sampai 77 tahun. Usia terbanyak adalah mencari informasi.
31-40 tahun sebanyak 46 persen disusul Ketika berada pada suatu destinasi
berusia 22-30 tahun sebanyak 38 persen pariwisata, kepuasan biasanya dibanding-
dan 41-77 persen sebanyak 16 persen. kan dengan harapan dengan kenyataan
Karakteristik wisatawan yang datang ke yang diterima atau dirasakan. Apabila
Bali adanya tren mereka yang berusia harapan tidak sesuai dengan kenyataan
muda atau kaum pelajar dan mahasiswa. maka akan tergambarkan ketidakpuasan.
Namun pasar yang juga mulai mengalami Apabila harapan sama dengan kenyataan
pening-katan adalah wisatawan usia lanjut maka akan mendapatkan kepuasan.
atau sering disebut senior tourist yang Wisata-wan sesungguhnya menginginkan
mencapai 10 persen dari pangsa pasar Bali sesuatu yang sangat memuaskan atau
secara keseluruhan. Terutama mereka yang melebihi dari harapan mereka. Karena di
be-rasal dari Eropa dan juga benua era persaingan yang semakin ketat bila
Australia karena kedekatan dan harga yang penyedia jasa hanya dapat menghasilkan
relatif murah. kepuasan maka akan dikalahkan oleh
Berdasarkan pendidikan, responden pesaing yang dapat memberikan kualitas
berpendidikan DIII sebanyak 50 persen, layanan yang sangat memuaskan. Apa saja
disusul berpendidikan D4 atau S1 yang menyebabkan wisatawan puas pada
sebanyak 38 persen sedangkan sisanya suatu daya tarik wisata digambarkan
berpendidikan SMA sederajat sebanyak 12 dengan menggunakan 21 indikator yang
persen. Menunjukkan bahwa Bali sebagai didaptasi dari beberapa hasil penelitian
destinasi pariwisata menjadi daya tarik Cooper et al., 1998, Mill dan Morrison,
bagi pelajar dan mahasiswa sebagai tempat 2009;2012 dan Echtner and Ritchie, 2003).
untuk berlibur dan juga mendapatkan Kepuasan tertinggi yang dicapai oleh
pendidikan. Beberapa hasil penelitian dan Wisatawan Mancanegara karena harga
kenyataan yang dapat diamati dilapangan, yang relatif murah dibanding-kan dengan
menggam-barkan Bali dijadikan sasaran dinegaranya dan ditempat lain sebesar
untuk kun-jungan wisata pendidikan 20%. Hal ini sangat beralasan, Wisatawan

8 Jurnal Ilmiah Hospitality Management


Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014 ISSN 2087 - 5576

Mancanegara yang berkunjung ke Bali kepada siapapun


adalah wisatawan dari Australia,
disamping karena kedekatan juga menjadi Wisatawan yang tidak menyampai-
pertimbangan adalah harga yang dianggap kan keluhan bukan berarti mereka tidak
relatif murah. Mereka bahkan datang mengalami keluhan. Namun terkadang
sampai lebih dari 2 kali. Selengkapnya engggan untuk menyampaikan keluhan
disajikan pada tabel 3. ketika terjadi ketidakpuasan. Apabila
wisa-tawan tidak menyampaikan keluhan
Tabel 3. Indikator Kepuasan Wisatawan hal ini dapat menjadi kesulitan bagi
Kepuasan Iklim 10 penyedia jasa untuk memberikan solusi
untuk mengatasi apa penyebab
Akomodasi 12
ketidakpuasan.
Daya Tarik 7
V. SIMPULAN DAN SARAN
Wisata
A. Simpulan
Makanan Lokal 7
Berdasarkan hasil analisis ekploratori,
Harga 20
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Studi ekploratori kepustakaan meng-
C. Loyalitas wisatawan hasilkan variabel pas kunjungan yang
Loyalitas wisatawan sering disebut digunakan untuk mengevaluasi kualitas
dengan niat berperilaku atau bagian dari pengalaman wisatawan adalah: kepuas-
niat berperilaku (intention behavior). Niat an dan ketidakpuasan, loyalitas dan
berperilaku pada beberapa nasil penelitian cita destinasi pariwisata. Sedangkan
dibagi menjadi loayalitas, berkunjung berda-sarkan hasil kegiatan fokus grup
kembali dan word of mouth (WOM). Pada dapat dijelaskan berbagai keluhan
penelitian ini loyalitas dapat digambarkan wisatawan pada daya tarik wisata Bali,
dengan empat indikator. Satau indikator mulai dari airport, daya tarik wisata
adalah bagian dari niat berkunjung sampai keluhan kepada masyarakat.
kembali (NBK) dan tiga indikator lainnya 2. Studi konfirmatori dengan mengguna-
adalah berasal dari niat memberikan kan kuesioner dapat dijelaskan sebagai
informasi baik positif maupun negatif. berikut: 1) Karakteristik responden
Niat ber-kunjung kembali wisatawan sebagian besar berasal dari, dengan
mancanegara ke Bali sebanyak 25 persen. usia tertinggi 77 tahun, berjenis
Sedangkan yang akan menyampaikan kelamin laki-laki sebanyak 54 persen.
informasi positif sebanyak 47 persen. 14 Pendidi-kan tertinggi adalah S1
persen diantaranya akan menyampaikan sebanyak 38 persen. 2) Penyebab
informasi atau WOM yang negatif kepuasan adalah akomodasi (12
Sebanyak 14 persen menyata-kan tidak persen), iklim (10 persen) daya tarik
akan menyampaikan keluhan. wisata (7 persen) dan makanan lokal
Selengkapnya disajikan pada tabel 4. sebanyak 7 persen). 3) Loyalitas
diukur dengan menggunakan empat
Tabel 4. Indikator Loyalitas indikator yaitu (1) ingin berkun-jung
Wisatawan kembali 25 persen, (2) menyam-paikan
Loyalitas Ingin berkunjung 25 informasi positif sebanyak 47 persen
kembali dan (3) menyampaikan infor-masi
Menyampaikan 47 negatif sebanyak 14 persen, serta (4)
informasi positf tidak menyampaikan kepada siapa-pun
Menyampaikan 14 sebanyak 14 persen).
informasi negatif B. Saran
Tidak 14 Berdasarkan kesimpulan yang disam-
menyampaikan paikan dapat disarankan sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Hospitality Management 9
ISSN 2087 - 5576 Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014

1. Dalam konteks akademis penelitian What Work and What Doesn’t.,


studi literatus sangat penting dilakukan Journal of Service Research, Vol.
secara berkelanjutan untuk mengetahui 5, No. 3, pp. 225-250.
kualitas pengalaman wisatawan pasca Hsiang Lai, Wen and Quang Vinh. 2013.
kunjungan wisata ke suatu destinasi How Promotional Activities and
pariwisata seperti Bali. Evaluative Factors Affect
2. Menjadikan variabel pasca kunjungan Destination Loyalty: Evident from
untuk mengevaluasi kualitas layanan International Tourist of Vietnam,
yang diberikan oleh penyedia jasa International Journal of Marketing
kepada wisatawan dan indikator apa Studies, Vol.5, No. 1.
saya yang mendapatkan nilai kurang Maroofi, Fakhraddin and Dehghan Samira.
memuaskan. 2012. Investigating the
3. Sebagai bahan umpan balik dan Relationships of Reflect, Tourist
strategi untuk meningkatkan loyalitas Satisfaction and Destination
wisata-wan berkunjung ke suatu Loyalty, Word Applied Sciences
destinasi pariwisata. Journal, Vol. 19(8), pp. 1160-
DAFTAR PUSTAKA 1173.
Alegre, Joaquin dan Garau, Jaume. 2010. Sadeh, Ehsan., Asgar, Farid., Mousavi,
Tourist Satisfaction and Leila, dan Sadeh, Sina. 2012.
Dissatisfaction, Annal of Tourism Factor Affecting Tourist
Research, Vol 27, No. 1, pp. 52-79. Satisfaction and Its Consequences,
Chen, Ching-Fu. 2008. Investigating Journal of Basic Applied Scientific
structural relationships between Research, Vol.2, No. 2, pp. 1557-
service quality, perceived value, 1560.
satisfaction, and behavioral Smith, Ami K and Bolton, Ruth N. 2002.
intention for air passenger: Evident The Effect of Customer’s
from Taiwan, Transportation Emotional Respons to Service
Reserach Part A, 41, pp.709-717. Failures on Their Recovery Effort
Chen, Ching-Fu, and Myagmarsuren, Evaluation and Satisfaction
Odonchimeg. 2010. Exploring Judgments, Journal of the Academy
relationship between Mongolian of Marketing Science, Vol. 30,
destination brdan equity, No.1, pp. 3-23.
satisfaction and destination loyalty. Lin et al., 2011. Study on Relationships
Tourism Economic. Vol. 6, No.4, among Recreational Attraction,
pp.1-14. Satisfaction, and Loyalty. Using
Davidow, Moshe. 2003. Have You Heard Whusulin Recreation Park as an
The Word? The Effect of Word of Example, IJCSNS International
Mouth on Perceived Justice, Journal of Computer and Network
Satisfaction and Repurchase Security, Vol. 11, No. 7.
Intentions Followinf Complaint Loizon, Christou and Lycourgos,
Handling, Journal of Consumer Hadjiphanis. A Customer’s
Satisfaction, Dissatisfaction and Expectation and Perception of
Complaining Behavior, Vol. 36, Hotel Servicew Quality in Cyprus,
pp.67-80. Hospitality Review, Vol. 23, Issue
Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2014. 2, pp . 41-54.
Statistik Pariwisata http://www. Lu, Ying and Cai, Liping A. 2009.
disparda.baliprov.go.id/id/Statistik Analysis of Image and Loyalty for
2. Exhibitions and Host Destinations,
/Davidow, Moshe. 2003.Organizational International CHRIE Conference-
Response to Customer Complaints: Refered Track. Paper 15.

10 Jurnal Ilmiah Hospitality Management


Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014 ISSN 2087 - 5576

Parasuraman, A., Zeithaml, Valarie A & Stephton, Peter. 2013. Modeling Customer
Berry, Leonard L. 1985. A Satisfaction: A Panel Cointegration
Conceptual Model of Service Perspective of The Limited Service
Quality and Its Implications for Restaurant Sector.
Future Research., Journal of Yasamom, Nikom and Phoka, Ampasri.
Marketing, Vol.48, pp. 41-50. 2012. The Antecedent and
Rodriguez, del Bosque Ignacio and Martin, Consequence of Satisfaction: An
Hector San. 2008. Tourist Empirical Study of Tourist in
Satisfaction A Cognitive – Sirindhorn Museum Thailand, The
Affective Model, Annal of Tourism 2012 International and National
Research, Vol. 35, No. 2, pp. 551- Conference for The Sustainable
573. Community Development of Local
Rajesh, R. 2013, Impact of Tourist Community: The Foundation of
Satisfaction Perception Destination Development in The Asean
Image and Tourist Satisfaction on Economic Community (AEC)
Destination Loyalty: A Conceptual February, 16-19, 2012.
Model, PASOS, Revista de Yoda, Takuro and Kumakura, Toshikazu.
Turismos y Patrimonio Cultural. 2007. Effect of Unfairness on
Vol 11, No. 3, Special Issue, 67-78. Customer Satisfaction: New
Shostack, G Lynn. 1977. Breaking Free Insights Into Customer Retention,
from Product Marketing, Journal Innovation Marketing, Vol. 3, Issue
of Marketing, pp. 73-80. 1, pp. 44-55.

Jurnal Ilmiah Hospitality Management 11


ISSN 2087 - 5576 Vol. 5 No. 1, Juli - Desember 2014

12 Jurnal Ilmiah Hospitality Management

Anda mungkin juga menyukai