Anda di halaman 1dari 10

PREFERENSI MAHASISWA DALAM BERWISATA: STUDI KASUS

MAHASISWA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO


(STIPRAM), YOGYAKARTA

Halim Ahmad
Bayu Grendo Sigarete
Jurusan Hospitality S1
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM)
Jl. Ahmad Yani, Ring Road Timur No. 52 Yogyakarta
Telp.(0274) 485650, Fax. (0274) 485214
Email: halimahmad@stipram.ac.id
ABSTRACT

Students are one of the important entities in the tourism market structure in Indonesia.
Statistics show that the largest portion of tourist market in Indonesia based on employment
status is students, where the university students are included in this category. Students
potential market is represent the future of tourism market. This fact indicated how importance
the knowledge about the student preferences in the tourism management, to create the better
plan for capturing more tourists from this segment.

Keyword: Tourism market, university students, preferences

PENDAHULUAN Prediksi akan peningkatan jumlah


wisatawan pada tahun-tahun kedepan
1. Latar Belakang Masalah juga dipengaruhi oleh berkembangnya
Pariwisata merupakan industri yang persepsi wisatawan. Berwisata tidak lagi
sangat dinamis. Industri pariwisata dipersepsikan sebagai suatu kegiatan glamor
cenderung selalu mengalami perubahan dari yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan
waktu ke waktu baik dari sisi pola, dampak, masyarakat ekonomi atas, tetapi juga suatu
minat, dan juga jumlah wisatawannya kesenangan yang sanggup dinikmati oleh
(Buttler, 2016). Industri pariwisata menjadi masyarakat ekonomi menengah. Berwisata
salah satu industri yang menjanjikan karena tidak hanya dilakukan oleh kalangan
terus tumbuh ditengah kelesuan ekonomi elit politik, pebisnis kelas atas atau para
global yang saat ini sedang melanda. Secara selebritas, tetapi juga menjadi konsumsi dari
global, industri pariwisata tumbuh sebesar para pekerja golongan menengah bahkan
4,4% pada tahun 2015 (UNWTO, 2016). Di para mahasiswa.
Indonesia sendiri industri pariwisata tumbuh Mahasiswa merupakan entitas yang
sebesar 3,8% pada tahun 2015. Namun memiliki pengaruh yang cukup besar
demikian angka itu akan sangat mungkin dalam perkembangan industri pariwisata
bertambah pada tahun 2016 ini dimana di suatu daerah. Keberadaan mahasiswa
Bank Dunia (World Bank) memprediksi yang jumlahnya besar menjadi pasar yang
akan terjadi pertumbuhan ekonomi global cukup potensial untuk diraih. Potensialnya
sebesar 2,9% yang akan turut berdampak pasar mahasiswa ini bukan hanya karena
pada permintaan wisatawan dunia, termasuk jumlahnya saja yang besar, tetapi juga
di Indonesia (Bappenas, 2016).
55
56 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 1 Januari 2018 : 55 - 64
merupakan representasi tentang pasar wisata disebut excursionist atau pelancong
di masa depan (Buffa, 2015). Wisatawan (Sunaryo, 2013). Berdasarkan asalnya
muda, yang termasuk didalamnya wisatawan dibagi menjadi wisatawan
adalah mahasiswa merupakan salah satu nusantara (Wisnus) dan wisatawan
penyumbang ekonomi terbesar dalam mancanegara (wisman) (Yoeti, 1993).
kegiatan pariwisata secara internasional Sedangkan berdasarkan jenisnya wisatawan
dengan kontribusi sebesar 20% (Tourism dibagi menjadi wisatawan rombongan
Research Marketing, 2013; Todorovic, terorganisir, wisatawan perseorangan,
2016). Sehingga pembacaan tentang wisatawan pengembara/avonturir, dan
preferensi minat dan kebutuhan-kebutuhan wisatawan peneliti (Bharuna, 2009).
mahasiswa dalam berwisata menjadi hal Wisatawan merupakan unsur utama dalam
penting untuk diketahui agar potensi pasar kegiatan wisata, bersama dengan objek
yang cukup besar ini bisa digarap dengan wisata serta sarana dan prasarananya
baik oleh para pelaku wisata. (Wardiyanta, 2006).
Wisatawan menjadi indikator
2. Perumusan Masalah keberhasilan suatu kegiatan pariwisata.
Latar belakang diatas manjadi landasan Semakin banyak wisatawan yang
dalam merumuskan masalah yang mengunjungi suatu lokasi menunjukkan
ingin disolusikan dalam penelitian ini. bahwa pengelolaan lokasi wisata tersebut
Permasalahan tersebut adalah: berhasil. Jumlah wisatawan di Indonesia
1. Seberapa besar jumlah pasar cenderung meningkat dari tahun ke tahun
wisatawan jenis mahasiswa di D.I. baik dari sisi capaian maupun target
Yogyakarta? (Bappenas, 2016). Realisasi dan target
2. Seberapa sering para mahasiswa ini wisatawan di Indonesia seperti tersaji dalam
berwisata?, dan bagan 1 dibawah ini.
3. Pertimbangan-pertimbangan apa saja
yang diambil oleh mahasiswa dalam Minat Wisata
berwisata? Kebutuhan untuk berwisata sangat
terkait dengan masalah iklim dan kondisi
TINJAUAN PUSTAKA lingkungan tempat tinggal, serta dipengaruhi
Wisatawan oleh ketersediaan waktu luang, uang, sarana
dan prasarana (Damanik dan Weber, 2006).
Wisatawan adalah seseorang atau
Minat berwisata sangat erat kaitannya
sekelompok orang yang melakukan
dengan motivasi dan tujuan berwisata
perjalanan dengan mengunjungi
dari masing-masing wisatawan. Motivasi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
dalam berwisata secara umum adalah
pengembangan pribadi, atau mempelajari
untuk mengembalikan keadaan fisik yang
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
sudah lelah karena rutinitas (motivasi
dalam jangka waktu sementara (Sunaryo,
fisik), untuk melihat dan menyaksikan
2013). Wisatawan adalah orang yang
tingkat kemajuan kebudayaan suatu bangsa
melakukan perjalanan mengunjungi tempat
(motivasi kultural), untuk mengunjungi
wisata dengan waktu lebih dari 24 jam
saudara atau kerabat (motivasi personal),
dengan tujuan untuk mencari waktu luang
atau untuk sekedar meningkatkan status
(Spillane, 1991). Sedangkan orang yang
sosial (motivasi status) (MacIntosh, 1972
lama perjalanannya kurang dari 24 jam atau
; Yoeti, 2008). Memahami motivasi dan
tidak menginap di penginapan komersial
Halim Ahmad; Bayu Grendo Sigarete :
Preferensi Mahasiswa dalam Berwisata: Studi Kasus Mahasiswa
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Yogyakarta 57

Bagan 1. Realisasi dan Target Wisatawan di Indonesia

Realisasi dan Target Wisatawan di


Indonesia
300
280
260
240
220
2014 2015 2016 2017 2019
Mancanegara 9,4 9,7 12 15 20
Domestik 250 259 260 265 275
Sumber: Bappenas, 2016.

Bagan 2. Distribusi Wisatawan Menurut Tujuan Berwisata

Sumber: Kemenpar, 2016

perilaku berwisata menjadi faktor penting keluarga, olahraga, dan tujuan lainnya.
untuk bisa merencanakan desain yang Berdasarkan data statistik distribusi
tepat serta efektif dalam membangun suatu wisatawan di Indonesia berdasarkan tujuan
destinasi wisata yang berkelanjutan (Buffa, berkunjung didominasi oleh wisatawan
2015). Tujuan berwisata wisatawan di dengan tujuan kunjungan keluarga dengan
Indonesia secara umum dibagi atas tujuan persentase 54,75%, kemudian diikuti oleh
untuk rekreasi, profesional, pertemuan, wisatawan dengan tujuan rekreasi sebesar
pendidikan, ziarah, kesehatan, kunjungan 22,15%. Distribusi wisatawan berdasarkan
58 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 1 Januari 2018 : 55 - 64
tujuan wisatanya seperti yang tersaji dalam bentuk tulisan atau cerita. Penentuan sampel
bagan 2. dilakukan dengan metode ditentukan
(purposive sample). Sampel dalam
Pasar Wisatawan penelitian ini ditentukan adalah mahasiswa
Perilaku pembelian dari konsumen semester 4 dengan asumsi mereka sudah
dipengaruhi oleh faktor budaya (geografis, beradaptasi dengan lingkungan lokasi
ras, agama), faktor sosial (keluarga, status tempat belajar mereka. Sampel diambil
sosial), faktor pribadi (usia, pekerjaan, status dari 4 kelas dengan jumlah sampel 103
ekonomi), dan faktor psikologi (motivasi, mahasiswa. Pengambilan data dilakukan
sikap). (Kotler, 2002; Fitriyana, 2009). dengan sistem angket.
Perbedaan preferensi wisatwan dalam
industri pariwisata dangat dipengaruhi HASIL PENELITIAN DAN
oleh usia (Gibson, 1994; Yfantidou et all, PEMBAHASAN
2008). Faktor usia sangat erat kaitannya
dengan jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan Porsi Mahasiswa di Yogyakarta
utama masyarakat cukup beragam sehingga Yogyakarta dikenal sebagai kota
tujuan berwisata masyarakat juga memiliki pelajar. Status kota pelajar didapat karena
banyak ragam (bagan 2). Data statistik keberadaan sekolah-sekolah dan kampus
menunjukkan pasar wisatawan terbesar yang jumlahnya sangat banyak di Provinsi
di Indonesia adalah pelajar. Pelajar dalam ini. Data statistik menunjukkan Yogyakarta
hal ini bukan hanya mereka yang belajar memiliki 4.771 sekolah dan 388 madrasah.
di sekolah saja, tetapi juga yang belajar di Sedangkan jumlah perguruan tinggi yang
kampus atau universitas yang biasa disebut ada di Yogyakarta tercatat sebanyak 142
mahasiswa. Pasar mahasiswa ini disebut perguruan tinggi baik yang berstatus negeri
juga dengan pasar muda. Sesuai dengan maupun swasta. Keberadaan perguruan
Richard and Wilson (2003) dalam jurnal tinggi yang jumlahnya sangat banyak di
Todorovic (2016) yang menyatakan bahwa Yogyakarta berkorelasi positif dengan
salah satu jenis wisatawan muda adalah besarnya jumlah mahasiswa yang berada
pelajar dengan usia rata-rata dibawah 26 di Provinsi ini. Jumlah total mahasiswa
tahun. Hasil penelitian Rahayu (2006) di di seluruh perguruan tinggi di Yogyakarta
Curug Nangka Bogor juga menunjukkan mencapai 27.885 mahasiswa, dengan
bahwa wisatawan usia muda dengan rentang rincian seperti yang tersaji pada bagan 4.
usia 15 – 24 tahun menjadi wisatawan Mahasiswa merupakan komponen penting
yang paling banyak dengan persentase dalam komposisi masyarakat suatu daerah
44,55%. Distribusi wisatawan di Indonesia tempat dimana mereka belajar (Aluculesei,
berdasarkan jenis pekerjaan utama seperti 2015). Jumlah mahasiswa yang sangat
yang tersaji dalam bagan 3. besar yang berada di Yogyakarta menjadi
potensi pasar yang sangat potensial bagi
METODOLOGI PENELITIAN perkembangan industri pariwisata di
Penelitian dilakukan di lingkungan Yogyakarta, karena porsi terbesar dalam
kampus Sekolah Tinggi Pariwisata komposisi pekerjaan wisatawan di Indonesia
Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta. adalah pelajar (bagan 3).
Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan
menginterpretasikan data-data kualitatif,
kemudian mendeskripsikannya kedalam
Halim Ahmad; Bayu Grendo Sigarete :
Preferensi Mahasiswa dalam Berwisata: Studi Kasus Mahasiswa
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Yogyakarta 59

Bagan 3. Komposisi Wisatawan Menurut Pekerjaan Utama

Sumber: Kemenpar, 2016.

Bagan 4. Jumlah Mahasiswa di D.I. Yogyakarta.


20,000 18,950

15,000

10,000
5,158
5,000 2,913
704 160
0
Jumlah Mahasiswa di Yogyakarta
Akademi Politeknik Institut
Sekolah Tinggi Universitas

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Yogyakarta, 2016.

Intensitas Berwisata berwisata sekali dalam sebulan. Disini


Intensitas berwisata dari wisatawan terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa
jenis mahasiswa sangat beragam. 38,83% rutin melakukan perjalanan wisata dengan
mahasiswa berwisata lebih dari sekali intensitas lebih dari sekali dalam sebulan.
dalam sebulan. 33,98% mahasiswa hanya Namun demikian tidak ada dominasi dalam
berwisata sekali dalam beberapa bulan, yang dalam keragaman intensitas berwisata dari
artinya jarang berwisata. Dan 27,18% hanya mahasiswa. Hal ini disebabkan karena
60 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 1 Januari 2018 : 55 - 64
intensitas berwisata sangat erat kaitannya mahasiswa dengan presentase dominan yang
dengan kondisi ekonomi, dimana dalam mencapai 81,55%. Dominasi wisata alam
kasus ini bukan kondisi ekonomi dari terhadap wisata buatan dalam preferensi
masing-masing mahasiswa melainkan mahasiswa muncul sebagai reaksi dari tren
ekonomi orang tua mahasiswa. Masing- yang sedang berkembang saat ini. Preferensi
masing mahasiswa berasal dari keluarga dan motivasi wisatawan yang berkembang
dengan latar belakang ekonomi yang sangat secara dinamis yang mengindikasikan
beragam sehingga berpengaruh terhadap kecenderungan wisatawan untuk kembali
intensitas berwisata dari mahasiswa yang ke alam menyebabkan pengembangan daya
juga beragam. tarik wisata berbasis alam menjadi potensial
untuk dikembangkan saat ini. (Koswara,
Komposisi Berwisata 2005; Oktaviani dan Suryana, 2006).
Mayoritas mahasiswa berwisata
secara berombongan dengan persentasi Unsur Penting Atraksi
78,67%. Hal tersebut dipengaruhi oleh Mayoritas mahasiswa memilih spot foto
kedekatan emosional yang sangat besar sebagai unsur paling penting yang harus
diantara mahasiswa yang disebabkan ada di lokasi wisata yang mereka kunjungi
karena seringnya mereka bertemu dan dengan persentase 54,37%. Minat besar
bekerja sama baik dalam proses kuliah yang ditunjukkan oleh mahasiswa terhadap
sehari-hari maupun dalam mengerjakan spot foto disebabkan karena kalangan
tugas-tugas kuliah. Buffa (2015) dalam usia muda antara 20 – 29 tahun adalah
jurnalnya mengungkapkan bahwa mayoritas pengguna terbesar media sosial seperti
wisatawan usia muda berwisata secara facebook di Indonesia dengan persentase
berkelompok dengan jumlah tidak lebih dari 44% (Noviandari, 2015). Media sosial kerap
10 orang dalam satu kelompok. dijasikan sebagai sarana bagai penggunanya
untuk menunjukkan eksistensi diri yang
Pertimbangan Lokasi kerap di ekspresikan dengan menunjukkan
Pertimbangan utama mahasiswa dalam foto-foto di tempat-tempat yang menarik
memilih lokasi wisata yang mereka seperti salah satunya di lokasi wisata.
kunjungi adalah atraksi dengan persentase
mayoritas yaitu 68,93%. Hal ini bisa Akses
dipahami karena pada dasarnya tujuan Akses menjadi faktor yang cukup
utama dalam berwisata adalah untuk mempengaruhi preferensi mahasiswa
mencari kesenangan atau secara lebih umum dalam menentukan lokasi berwisata dengan
untuk mencari kepuasan. Sedangkan faktor persenatase mencapai 54,37%. Usia
utama yang paling berpengaruh terhadap mahasiswa berada pada rentang usia 20 – 29
kepuasan wisatawan saat berwisata adalah tahun yang merupakan pasar terbesar media
faktor atraksi. Hal ini sesuai dengan hasil sosial facebook di Indonesia dimana mereka
penelitian Rahayu (2006) yang menyatakan seringkali mengunggah foto-foto di tempat-
bahwa keindahan alam (atraksi) menjadi tempat menarik seperti tempat wisata
pertimbangan utama wisatawan dalam untuk sekedar mencari eksistensi diri. Oleh
berwisata dibandingkan dengan jarak, serta karena itu, berdasarkan klasifikasi motivasi
fasilitas. berwisata menurut MacIntos (1972) yang
dikemukakan oleh Yoeti (2008), motivasi
Jenis Atraksi berwisata mahasiswa termasuk jenis
Atraksi jenis alam lebih disukai oleh motivasi status. Sehingga bisa dipahami
Halim Ahmad; Bayu Grendo Sigarete :
Preferensi Mahasiswa dalam Berwisata: Studi Kasus Mahasiswa
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Yogyakarta 61

Tabel 1. Intensitas Berwisata


Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
>1x 40 38,83
Intensitas berwisata 1x 28 27,18
<1x sebulan 35 33,98

Tabel 2. Komposisi Berwisata


Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
Sendiri 7 6,80
Komposisi Berwisata Berpasangan 15 14,56
Rombongan 81 78,64

Tabel 3. Pertimbangan Memilih Lokasi
Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
Atraksi 71 68,93
Pertimbangan lokasi Jarak 22 21,36
Harga 10 9,71

Tabel 4. Jenis Atraksi


Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
Alam 84 81,55
Jenis Atraksi
Buatan 19 18,45

Tabel 5. Unsur Berpengaruh


Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
Spot foto 56 54,37
Unsur penting Edukasi 27 26,21
Tantangan 20 19,42

Tabel 6. Pengaruh Akses


Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
Sangat Berpengaruh 26 25,24
Akses Cukup 56 54,37
Tidak Berpengaruh 21 20,39
62 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 1 Januari 2018 : 55 - 64
Tabel 7. Waktu Tempuh
Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
< 1 jam 13 12,62
Waktu tempuh 1 - 3 jam 83 80,58
> 3 jam 7 6,80

Tabel 8. Fasilitas
Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
Sangat Berpengaruh 33 32,04
Fasilitas Cukup 57 55,34
Tidak Berpengaruh 13 12,62

Tabel 9. Harga
Parameter Kriteria Jumlah Persentase (%)
5.000 - 10.000 42 40,78
10.000 - 25.000 49 47,57
Harga
25.000 - 50.000 9 8,74
> 50.000 3 2,91

apabila mereka membutuhkan akses yang besar terhadap preferensi mahasiswa dalam
cukup baik saat berwisata. menentukan lokasi berwisata yaitu sebesar
55,34%. Mahasiswa merupakan jenis
Waktu Tempuh wisatawan yang berdasarkan motivasinya
Waktu tempuh lokasi wisata yang ideal mereka melakukan kegiatan wisata dengan
menurut preferensi mahasiswa adalah antara motivasi status, yaitu untuk meningkatkan
1 – 3 jam perjalanan dengan persentase status sosial. Hal tersebut menyebabkan
mencapai 80,58%. Pertimbangan waktu orientasi mahasiswa dalam berwisata salah
tempuh sangat erat hubungannya dengan satunya adalah kenyamanan. Sehingga
kondisi fisik dari pelaku. Mahasiswa keberadaan fasilitas yang baik menjadi
merupakan salah satu jenis wisatawan salah satu perhatian mahasiswa dalam
muda sehingga secara fisik mereka menentukan lokasi wisata.
lebih siap dan juga lebih bersedia untuk
menempuh perjalanan yang cukup panjang Harga
saat berwisata. Namun demikian, kesiapan Sebagian besar mahasiswa (47,57%)
fisik mereka juga terbatas. Mayoritas dari menganggap bahwa harga tiket masuk yang
mahasiswa merasa hanya siap menempuh ideal bagi suatu lokasi wisata berkisar pada
perjalanan dengan waktu tempuh kurang harga Rp 10.000 – Rp 25.000. Sedangkan
dari 3 jam. 40,78% mahasiswa lainnya beranggapan
bahwa harga tiket masuk yang ideal
Fasilitas berkisar pada harga Rp 5.000 - Rp 10.000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesimpulannya mahasiswa merasa bahwa
fasilitas memiliki pengaruh yang cukup harga tiket masuk yang lebih besar dari Rp
Halim Ahmad; Bayu Grendo Sigarete :
Preferensi Mahasiswa dalam Berwisata: Studi Kasus Mahasiswa
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Yogyakarta 63

25.000 terlalu mahal untuk mereka. Hal ini potential in the City of Lleida. Junior
disebabkan karena mahasiswa merupakan Scientific Research Journal, vol 1 : 42–
kelompok masyarakat yang secara 50.
ekonomi berkemampuan rendah karena Badan Perencana Pembangunan Nasional
mereka belum memiliki penghasilan tetap. (Bappenas). 2016. Pembangunan
Mahasiswa termasuk kedalam kelompok Pariwisata. Materi Multilateral
kategori ekonomi rendah karena sumber Meeting. www.bappenas.go.id
utama ekonominya sangat bergantung pada
orang tua, dan kebanyakan dihabiskan untuk Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
kebutuhan pelayanan seperti sewa kost, Yogyakarta. 2017. Statistik Daerah
bayar listrik, internet, dll (Alculesei, 2015). Yogyakarta 2016. www.yogyakarta.bps.
go.id
KESIMPULAN DAN SARAN Bharuna, A. A. G. D. 2009. Pola
perencanaan dan strategi pembangunan
Kesimpulan
wisata alam berkelanjutan serta
Penelitian ini mendapati kesimpulan berwawasan lingkungan. Jurnal Bumi
bahwa: Lestari, vol 9 :121-128.
1. Segmen mahasiswa memiliki porsi yang
cukup besar dalam komposisi pasar Buffa, F. 2015. Young tourist and
wisatawan di Yogyakarta. sustainability. Profile, attitude, and
2. Mahasiswa umumnya berwisata secara implications for destination strategies.
rombongan dengan atraksi sebagai Sustainability, vol 7: 042 – 062.
pertimbangan utamanya. Buttler, R. 2016. Richard Buttler on
3. Kalangan mahasiswa lebih tertarik untuk Sustainability and Tourism Education:
berwisata ke lokasi wisata alam, dimana The Interview. www.sustainability-
spot foto menjadi unsur yang dianggap leaders.com. Diakses: Desember, 2016.
penting untuk tersedia di lokasi wisata. Damanik, J. dan H. F. Weber. 2006.
4. Waktu tempuh yang paling ideal menurut Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke
mahasiswa dalam berwisata adalah tidak Aplikasi. Andi, Yogyakarta.
lebih dari 3 jam, dengan harga tiket
Fitriyana, D. 2009. Analisis proses
masuk yang paling diinginkan tidak lebih
pengambilan keputusan dan preferensi
mahal dari Rp 25.000,-
konsumen terhadap objek wisata
Saran pemancingan “Fishing Valley” Bogor.
Saran yang bisa ditarik dari hasil Skripsi. Institut Pertanian Bogor,
penelitian ini adalah agar para pengelola Bogor. (Tidak dipublikasikan).
wisata mulai memperhatikan preferensi Kementerian Pariwisata. 2016. Statistik
wisatawan jenis mahasiswa dalam Pariwisata Indonesia 2015. www.
mengelola dan mengembangkan lokasi kemenpar.go.id
wisatanya sehingga besarnya potensi pasar Noviandari, L. 2015. Statistik Pengguna
yang tersedia dari segmen mahasiswa bisa Internet dan Media Sosial terbaru di
dimanfaatkan dengan optimal. Indonesia. www.id.techinasia.com.
DAFTAR PUSTAKA Diakses Januari 2017.
Alculesei, A. C. 2015. University student Oktaviani, R. W. dan R. N. Suryana. 2006.
perception regarding the tourism Analisis kepuasan pengunjung dan
64 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 1 Januari 2018 : 55 - 64
pengembangan fasilitas wisata agro.
Jurnal Agro Ekonomi, vol 24 : 41-58.
Rahayu, N. 2006. Analisis proses
pengambilan keputusan dan preferensi
konsumen terhadap wana wisata Curug
Nangka KPH Bogor Perum Perhutani
Unit III Jawa Barat dan Banten. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak
dipublikasikan).
Spillane, J. J. 1991. Ekonomi Pariwisata:
Sejarah dan Prospeknya. Kanisius,
Jakarta.
Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan
Destinasi Pariwisata, Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Gava Media,
Yogyakarta.
Todorovic, N., J. Apelic, and G. Romic.
2016. Characteristic of youth tourism
in Belgrade. Bulletin of The Serbian
Geographical Society, vol 95 : 1- 16.
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian
Pariwisata. Andi, Yogyakarta.
World Tourism Organization (UNWT).
2016. UNWTO Annual Report 2015.
UNWTO Publisher, Madrid. www.
unwto.org
Yfantidou, G., G. Costa, and M.
Michalopoulus. 2008. Tourist roles,
gender, and age in Greece: a study of
tourist in Greee. Internatinal Journal
of Sport Management, Recreation &
Tourism, vol 1: 14 – 30.
Yoeti, O. A. 1993. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Angkasa, Bandung.
Yoeti, O. A. 2008. Ekonomi Pariwisata:
Introduksi, Informasi, dan Implementasi.
Kompas, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai