ABSTRACT
semata namun tempat dimana pengalaman berlangsung. Fase stagnan atau tidak
yang terbaik dirasakan oleh wisatawan berkembang, fase ini dicirikan oleh tidak
serta produsen pariwisata pada destinasi bertambahnya kedatangan wisatawan
pariwisata. bahkan menunjukkan adanya penurunan
Sebagai suatu tempat, sebuah dan banyaknya keluhan-keluhan. Hal ini
destinasi pariwisata selalu dikaitkan disebabkan tidak dilakukannya konsolidasi
dengan kemampuan dalam menerima dengan baik.
tekanan dari aktivitas pariwisata tanpa Fase konsolidasi dimaksudkan agar
mengalami kerusakan (Cooper et al 1993: semua komponen pariwisata, melakukan
88), yang lebih dikenal dengan carrying evaluasi yang mendasar terhadap sebuah
capacity. Sejalan dengan pemikiran destinasi pariwisata. Fase stagnasi
Cooper et al 1993, penulis berpandangan mengan-dung dua permasalahan, yaitu
bahwa sebuah destinasi pariwisata akan masalah peremajaan dan penurunan.
diminati dan memberikan manfaat bagi Artrinya pada fase stagnasi ini dapat
semua pihak, ketika dapat menerima dilakukan pere-majaan atau pembaharuan
berbagai tekanan tanpa mengalami dengan cara, manajer destinasi pariwisata
kerusakan. Artinya sebuah destinasi dituntut untuk melakukan investigasi atas
pariwisata harus selalu dievaluasi sehingga berbagai per-masalahan negatif yang
dalam perkembangan-nya tidak mengalami terjadi sehingga perlu dilakukan strategi
penurunan atau kerusakan. Karena tidak pemasaran secara terus menerus. Dengan
mungkin menjual “tempat” yang demikian akan dapat dihindari fase
mengalami kerusakan. Hal ini sejalan pula penurunan. Fase penurunan terjadi ketika
dengan konsep pemba-ngunan pariwisata manajemen lupa untuk melakukan
berkelanjutan yang menekankan pada kegiatan evaluasi dan pemasaran yang
pembangunan yang memberikan manfaat berkelanjutan. Manajemen lupa untuk
saat ini dan dimasa mendatang. menjaga kualitas produk atau destinasi
Konsep lainnya yang terkait pariwisata.
dengan destinasi pariwisata sebagai suatu Maka usaha-usaha untuk memper-
tempat adalah evolusi sebuah destinasi tahankan dan mengembangkan produk
pariwisata, yang dikenal dengan tourist (baca destinasi pariwisata) dapat dilakukan
area life cycle yang dikembangkan oleh dengan melakukan penelitian yang terinte-
Butler pada tahun 1980 an (Cooper et al. grasi tentang faktor-faktor yang mem-
1993: 90; Butler,1980; WTO, 2007: 16). pengaruhi penurunan suatu produk dan
Sebuah destinasi pariwisata digambarkan strategi untuk mengatasinya.
dengan tujuh status atau posisi. Pertama B. Elemen Destinasi Pariwisata
posisi explorasi, dimana sebuah destinasi Elemen suatu destinasi pariwisata
pariwisata baru dikembangkan. Kedua digambarkan secara beragam oleh para
fase sebuah destinasi pariwisata mulai pemerhati (seperti Mill dan Morrison,
menda-patkan tanggapan dari konsumen, 2009:7; 2012: 7; Cooper et al. 1993: 3).
dimana wisatawan mulai berdatangan. Tiga diantaranya berturut-turut 1) Mill
Fase ketiga disebut dengan posisi dan Morrisson, 2012, 2) Cooper et al,
berkembang atau development, wisatawan 1993, 3) WTO, 2007). Menurut Mill dan
yang datang mulai banyak yang diimabngi Morrison, 2012, Destinasi Pariwisata (DP)
oleh berkembang-nya berbagai komponen sering disebut dengan bauran destinasi
yang terkait pariwisata. Fase selanjutnya parwisata atau Destination Mix (DM),
adalah fase konsolidasi, yang yang digambarkan dengan elemen-
menunjukkan pentingnya dilakukan elemen: Facilities, Infrastructure,
konsolidasi dengan berbagai komponen Transportation dan Hospitality (FITH).
sebagai bentuk evaluasi ter-hadap Sedangkan menurut Cooper et al., (1993:
perkembangan pariwisata yang telah 81), elemen destinasi pariwisata terdiri
dari empat elemen yang sering disebut menurut World Tourism Organization
dengan 4A yang terdiri atas: a) Acces, b) (WTO, 2007), terdiri dari enam elemen,
Amenities, c) Attraction, dan d) Ancillary. seperti disajikan pada tabel 1.
Sedangkan elemen destinasi pariwisata
Provinsi Bali, 2). Badan pusat statistik apabila daya tarik wisata yang ada sangat
provinsi Bali serta dari literaratur melalui mirip dengan daya tarik wisata lainnya
internet, koran dan buku bacaan serta (misalnya Kuta memiliki kemiripan
artikel yang terkait dengan penelitian ini. dengan daya tarik wisata Sanur).
Sedangkan data primer diperoleh melaui Sedangkan skor 2 apabila kedua daya tarik
penyebaran kuesioner, fokus grup dan wisata kurang memiliki kemiripan, skor 3
wawancara dengan responden serta apabila kedua daya tarik wisata memiliki
observasi pada objek dan daya tarik wisata kemiripan dan perbedaan, skor 4 keduanya
yang ada di Bali. memiliki banyak perbedaan, sedangkan
D. Analisis Data skor 5 apabila kedua daya taik wisata
Penelitian ini menggunakan pen- sangat berbeda (misalnya Kuta sangat
dekatan positivisme atau penelitian kuanti- berbeda dengan Kintamani). Adapun
tatif menggunakan analisis statistik multi- berbandingan daya tarik wisata terdiri atas
dimensinal scaling dan analisis kores- 66 pasangan.
pondensi. Hasil Analisis MDS dengan proses
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ALSCAL memiliki kelayakan yang baik
A. Pengetahuan tentang daya tarik bila nilai RSQ sebesar 0,1 atau mendekati
wisata nilai 1. RSQ menggambarkan kedekatan
Berdasarkan kuesioner yang antara data dengan peta perseptual. Bahwa
diberikan kepada responden pada 12 daya data jarak antar objek terpetakan dalam
tarik wisata yang ada di Bali, 100 respon- perceptual map. Sedangkan nilai STRESS
den menyatakan pandangannya sebagai menggambarkan bahwa hasil output men-
berikut: Kuta dan Sanur adalah daya tarik dekati keadaan yang sebenarnya atau
wisata yang paling banyak dikunjungi dan tidak. Nilai STRESS sebesar 0,5
diketahui oleh responden. Sebesar 100 mengindikasi-kan bahwa output yang
persen Wisatawan Nusanatra menyatakan dihasilkan semakin mirip dengan keadaan
pernah berkunjung dan mengetahui Kuta yang sebenarnya (semakin mendekati nol
dan Sanur (posisi nomor 1). Posisi kedua output dikatakan semakin mirip dengan
adalah Nusa Dua dan Jimbaran. Ubud dan keadaan yang sebenarnya.
Tanah Lot adalah daya tarik ketiga yang C. Posisi Daya Tarik Wisata di Bali
paling banyak dikunjungi dan diketahui Berdasarkan hasil perhitungan per-
oleh responden. Daya tarik yang paling hitungan MDS, maka dihasilkan empat (4)
jarang dikunjungi dan kurang diketahui posisi kelompok daya tarik wisata dari 12
adalah pantai Medewi di Kabupaten daya tarik wisata yang dievaluasi oleh
Jembrana. Wisatawan Nusantara dalam bentuk dua
B. Analisis Multidimensional Scaling dimensi atau koordinat.
(MDS) Adapun posisi kelompok daya tarik
MDS adalah salah satu teknik wisata tersebut adalah sebagai berikut:
multivariat untuk menganalisis hubungan 1) Kelompok daya tarik wisata pada
interdependensi atau saling ketergantungan kuadaran I hanya Pantai Medewi
antar varaibel (Hair, et al.,1998:519; San- yang terletak di kabupaten Jem-
toso dan Tjiptono, 2001: 321). Adapun brana, dengan dimensi 1 negatif
sofware yang dewasa ini digunakan untuk dan dimensi 2 positif.
analisis MDS adalah SPSS dengan Dipersepsikan memiliki perbedaan
kemampuan membuat ALSCAL dan dibandingkan dengan daya tarik
INDSCAL.Daya tarik wisata Kuta wisata lainnya.
dibandingkan dengan 11 daya tarik 2) Kelompok daya tarik wisata pada
lainnya, dari segi kemiripan (similiarity) kuadran II adalah Tanjung Benoa,
dan perbedaan atau sangat tidak mirip. Tulamben, Kuta, Nusa Dua, dan
Dengan skor penilaian 1 sampai 5. Skor 1 Jimbaran serta Ubud, dengan ko-
2. Berdasarkan analisis MDS daya tarik Bursan, Rinaldi. 2006. Analisis Pengaruh
wisata di Bali dapat digambarkan Dimensi Wisata terhadap Loyalitas
dengan empat posisi dua posisi Wisatawan (Studi Kasus di
memiliki persamaan dan dua posisi Provinsi Lampung), Jurnal Bisnis
memiliki perbedaan, dengan demikian dan Manajemen, Vol. 3, No.1,
dua posisi memerlukan strategi yang hal.1-13.
berbeda dalam menarik wisatawan. Buttler, R.W. 1980. The Concept of A
3. Preferensi wisatawan nusantara ter- Tourist Area Life Cycle of
hadap 12 daya tarik wisatata digam- Evaluation: Implication For Mana-
barkan dengan empat posisi, dimana gement of Resources, Canadian
masing-masing posisi memiliki keung- Geografer, XXIV, 1, pp. 5-12.
gulan berdasarkan preferensi mereka. Crouch, Geoffrey I dan Ritchie, J.R. Brent.
Empat kelompok preferensi tersebut 1999. Tourism Competitiveness,
adalah daya tarik yang memiliki and Societal Prosperity, Journal of
keunggulan sarana dan prasarana, Business Research, 44, pp. 137-
memiliki keunikan karena lokasi jauh 152.
dari keramaian, memiliki keunikan Crouch, Geoffry I. Modelling Destination
seni budaya dan spiritual serta Competitiveness A Survey and
keunggulan karena letaknya Analysis of The Impact of Compe-
berdekatan. titiveness Attributes, Austra-lia:
B. Saran Sustainable Tourism CRC.
Berdasarkan kesimpulan penelitian Cooper, Chris; Fletcher, John; Gilbert,
ini, dapat disarankan sebagai berikut: David and Wanhill, Stephen.1993.
1. Adanya daya tarik yang kurang Tourism Prnciples & Practice.
diminati dan diketahui, perlu dilakukan UK: Pitman Publishing.
strategi promosi yang lebih intensif Chen, Ching-Fu,and Tsai, DungChun.
baik yang dilakukan oleh pemerintah 2007. How destination image and
maupun manajer pengelola daya tarik evaluative factors affect
wisata. Karena daya tarik wisata pantai behavioral intentions?, Tourism
Medewi diminati oleh Wisatawan Management, 28, pp. 1115-1122.
Mancanegara sebagai tempat surfing Coban, Suzan. 2012. The Effect of the
dan masih alami serta jauh dari Image of Destination on Tourist
keramaian. Satisfaction and Loyalty: The Case
2. Persaingan antar daya tarik wisata akan of Cappadocia, European Journal
meningkatkan berbagai strategi pe- of Social Sciences, Vol. 29, No.2,
masaran yang berbasis pada potensi pp. 222-232.
pada masing-masing daya tarik wisata Della Corte, Valentina and Micera,
dan kebutuhan pelanggan. Roberto. 2007. Destination Image
3. Keunggulan yang dimiliki masing- Analysis and Management: Result
masing daya tarik wisata dapat menjadi of An Empirical Research The
strategi untuk positioning atau Case of Nafles, VI International
pencitra-an suatu destinasi pariwisata. Congress” Marketing Trends”,
DAFTAR PUSTAKA Ecole Superieure deCommerce de
Anuar, Ahmad Nazrin., Ahmad, Habibah., Paris ESCP-EAP, January 26-27,
Jusoh, Hamzah., Hussain, Mohd pp. 2- 27.
Yusof. 2012. The Roles of Tourism Dolnicar, Sara and Leisch, Friedrich. 2004.
System toward Development of Geographical or Behavioral
Tourist Friendly Destination Segmentation? The Pros and Cons
Concept. Asian Social Science, for Destination Marketing, Procee-
Vol. 8, No.6, pp.146-155. ding of the International Research
Parasuraman, A., Zeithaml, Valarie A., Three Hudson River Valley, New
Berry, Leonard L. 1985. A York Communities, Proceeding of
Conceptual Model of Service Qua- the 2008 Northeastern Recreation
lity and Its Implications for Future Research Symposium GTR-NRS-
Research. Journal of Marketing, P-42, pp. 251-256.
Vol. 49 (Fall 1985), pp. 41-50 Thagunna, Karan Singh and khanal,
Pike, Steven. 2008. Destination Garima. 2013. Dimension
Marketing: an Integrated Affecting the Purchasing Behavior
Marketing Com-munication of nevalese Women, International
Approach. Oxford: Butterworth- Review of Management and
Heinemann. Marketing, Vol.3,No.1, pp.10-19.
Plog, Stanley. 2001. Why Destination Vengesayi, Sebastian. 2003. A Conceptual
Areas Rise and Fall in Popularity. Model of Tourism Destination
Cornell Hotel and Restaurant Competitiveness and Attractive-
Administration Quarterly, 42, 3, ness, ANZMAC 2003 Conference
pp. 13-24. Proceedings, Adelaide 1-3 Dese-
Ritchie, J.R. Brent and Crouch, Geoffrey I. mber 2003.
2003.The Competitive Destination World Tourism Organization. 2007. A
A Sustainable Tourism Perspective, Practical Guide to Tourism
UK: CABI. Destination Management. Spain:
Shostack, G. Lynn. 1977. Breaking Free World Tourism Organization.
from Product Marketing. Journal World Tourism Organization. 2011.
of Marketing, April, 1977, pp. 73- Handbook on Tourism Product
80. Development. Madrid: World
Smith, Stephen L.J. 1994. The Tourism Tourism Organization and Euro-
Product, Annal of Tourism pean Travel Commission (ETC).
Research, Vol. 21, No.3, pp. 582- Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika
595. Multivariat Terapan, Yogyakarta:
Supranto, J. Analisis Multivariat Arti & UPP STIM YKPN.
Interpretasi. 2010. Jakarta: Rineka Alegre, Joaquin dan Garau, Jaume. 2010.
Cipta. Tourist Satisfaction and Dissatis-
Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. faction, Annal of Tourism
2001. Riset Pemasaran: Konsep Research, Vol 27, No. 1, pp. 52-79.
dan Aplikasi dengan SPSS, Anonim.2009. Indonesia di Peringkat 81
Jakarta: PT Elek Media Pariwisata Dunia. Kompas. com.
Komputindo. htm. Kamis 5 Maret 2009. 11.45.
Sudiarta, I Nyoman., Suardana, I Wayan., wib.
Ariana, Nyoman. 2014. Under- Anonim.2010. Bali Dalam Angka. Den-
standing the Behavior of Tourist: pasar: Badan Pusat Statistik Pro-
A strategy to Build Positioning of vinsi Bali.
Tourism Destination (Case Study Anomim. 2010. Statistik Pariwisata Bali.
Bali), Seminar Proceeding, Denpasar: Dinas Pariwisata Pro-
International Seminar On Tourism vinsi Bali
Sustainable Tourism Development Chacko, Harsha E. 1997.Positioning a
Based On Tourism Behavior, 24-26 Tourism Destination To Gain A
February, pp. 229-236. Competitive Edge.[cited 26 Meret
Schuster, Rudy M., Sulivan, Laura., 2012) available from: http://www.
Kuehn, Diane. 2008. Using hotel-online.com/ Trends/ Asia
Destination Image To Predic Pacific Journal/ Position Destina-
Visitors International To Revisit tion. html. 9:14 PM.
Davidson, Thomas Lea.2005. What are Lilien, L. Gary; Kotler Philip; Moorthy, K
travel and tourism: are they an Sridhar, 1992. Marketing Models.
industry? In Theobal, William F. New Jersey: Prentice Hall.
2005.,editors. Global Tourism. Lo, May Chiun; Mohamd, Abang Azlan;
(third edition).USA: Songan, Peter; Yeo Alvin
Elsevier- Butterworth-Heinemann. W.2012.Rural Tourism Positioning
Echtner, Charlotte M and Ritchie J.R. Strategy: A Community Perspec-
Brent. 2003. The Meaning and tive. 2012 International Conference
Measurement of Destination on Economic Marketing Mana-
Image. The Journal of Tourism gement.IPEDR Vol.28.2012 IAC-
Studies. Vol. 17, No.1, pp. 37 – 48. SIT Press Singapore
Goeldner, Charles R and Ritchie, J.R. Mathieson, A and Wall, G. 1992. Tourism
Brent. (2006). Tourism, Principles, Economic, Physical and Social
Practice, Philosophies (Tenth Impact. London: Longman.
Edition). New Jersey, Wiley & Malhotra, Naresh.K. Basic Marketing
Sons Research:application to contempo-
Hair, Joseph F, JR., Anderson, Rolf E., rary issues (International edition).
Tatham, Ronald L., Black, William Canada: Prentice Hall Interna-
C.1998. Multivariate Data Analy- tional.Inc.
sis, With Reading, Fith Edition, Matos, Nelson; Mendes, Julio da Costa;
New Jersey: Prentice Hall Valle, Patricia Oom do. 2011. The
International. impact of Tourism Expereineces in
Hsu, Cathy., Killion,Les., Brown, Graham; Destination Image The Case of The
Gross Michael.J ;Huang 2008. Algarve. Book of Proceeding
Tourism Marketing: An Asia Vol.II. International Conference on
Pacific Perspective. Australia: Tourism & Management Studies –
John Wiley. Algarve. Pp.1057 – 1059.
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/ Mill and Morrison, Alastair. 2009. The
2013/07/13/posisi-industri-pariwi- Tourism System, sixth edition,
sata USA: Kendall Hunt.
Kotler, Philip.2000. Manajemen Pema- Mohamed, Badaruddin., Omar, Shida
saran (Edisi Milenium), Jakarta: Irwana., Muhibudin, Masitah.,
Pearson Education dan Prehanll- Shamsudin, Nurhashiki. .2009.
indo. Measuring The Competitiveness of
Kotler,Philip;Bowen,John T; Makens, Malaysian Tourism Cities Through
JamesC.2010. Marketing for The Application of Multi
Hospitality and Tourism (Fifth Dimentional Scaling Analysis:
Edition). New Jersey: Pearson. Paper disampaikan pada APTA,
Prentice Hall. Incheon Korea: Emerging Tourism
Kotler dan Keller.2009. Manajemen and Hospitality Trends 9-12 Juli
Pemasaran. edisi 13 jilid 1.(Bob 2009. pp 230 – 239.
Sabran, Penterj) Jakarta: Erlangga. Moutinho,Luiz. (2000). Tourism
Khee, Gian Tan et al., 2014. Asia Marketing Research. In:
Competitiveness Institute (ACI), Moutinho,L. Strategic
ACI Policy Paper Series No. Management in Tourism. UK.
2/2014. Lee Kuan Yew Asia CAB International Wallingford
Competitiveness Institutre. Oxon. pp.79-120
Leiper, Neil.2004.Tourism Management. Michailidis, Anastasios and Chatzitheo-
Australia: Pearson Education. dorodis, Fotis. 2006. Scenarios
Analysis of Tourism Destinations.